Hancurnya Patung Raja Samudra
Hancurnya Patung Raja Samudra
Dia tidak sendirian; semua orang yang berada di sekitarnya merasakan hal yang sama. Ini adalah tes pertama dari Reruntuhan Hilang. Jika seseorang ingin memasuki reruntuhan, mereka harus bisa menahan tekanan kuat yang dipancarkan dari patung itu. Semakin tinggi tingkat kultivasi seseorang, maka semakin kuat pula tekanannya. Jika seorang Saint berada di sana, maka patung itu akan mengeluarkan kekuatan terbesarnya. Ada beberapa orang yang telah menyaksikan fenomena ini sebelumnya, dimana seberkas cahaya emas melesat keluar dari dalam laut.
Para kultivator kuat dari tiga tempat suci tentu saja mengetahui apa yang harus dilakukan. Mereka terus bergerak ke depan sambil menahan tekanan yang menyerang pikiran mereka. Para kultivator yang berada di garis depan sudah sampai ke tangga emas dan berjalan menuju cahaya yang berasal dari bagian pusat patung tersebut. Begitu mereka berhasil melewatinya, mereka bisa memasuki Reruntuhan Hilang.
Liu Yu, yang berada tepat di samping Ye Futian, juga bisa merasakan tekanan tersebut. Namun, tekanan yang menimpa tubuhnya adalah tekanan terlemah, karena dia memiliki tingkat kultivasi paling rendah dari semua orang yang hadir di sana. Namun, aura Ye Futian tetap berusaha melawan balik tekanan yang menimpa Liu Yu. Itu adalah sebuah naluri.
Ketika dewa itu terus menerobos masuk ke dalam pikirannya, tekanan yang dia rasakan menjadi semakin kuat. Sebuah aura yang lebih kuat dari sebelumnya muncul dari dalam pikirannya untuk melawan tekanan itu. Aura Spiritualnya seperti sedang terbakar, dan perlahan-lahan menjadi semakin kuat.
Ye Futian menggelengkan kepalanya dengan pelan dan merasakan sesuatu yang aneh. Aura dari Raja Samudra yang sedang menyerang pikirannya ini telah menyulut aura kaisar yang ada di dalam dirinya. Patung Raja Samudra tampaknya terlihat lebih menyilaukan dari sebelumnya, karena patung itu seolah-olah bisa merasakan kekuatan yang ada di dalam tubuh Ye Futian. Sosok Raja Samudra yang terlihat agung dan mengintimidasi muncul di dalam pikiran Ye Futian. Dia tampak memegang sebuah tombak suci berwarna emas di tangannya sambil berjalan ke dalam pikirannya. Kekuatan dari Raja Samudra benar-benar mengerikan, berniat untuk menghancurkan semua kekuatan yang menghalangi jalannya.
Tatapan mata Ye Futian terpaku pada patung Raja Samudra dan aura spiritualnya tampaknya juga telah terbakar. Kobaran Api Suci telah terbentuk, dan aura kaisar di dalam pikiran Ye Futian tampaknya telah tersulut akibat aura dari patung Raja Samudra.
Pada saat itu, satu sosok suci muncul di dalam pikirannya. Sosok itu menyerupai Ye Futian namun tubuhnya terbakar oleh Kobaran Api Suci dan diselimuti dengan aura kaisar, sikapnya tampak begitu mengintimidasi seperti seorang kaisar sejati. Semua orang harus tunduk kepadanya, bahkan sang Raja Samudra.
*Boom* Beberapa kultivator yang berada di tangga emas dihempaskan dari tempat mereka berdiri dan jatuh ke bawah. Mereka mengerang kesakitan karena aura spiritual mereka tampaknya telah terluka, dan wajah mereka terlihat pucat.
"Apa yang telah terjadi?" Pang Kun sudah pernah datang kemari sebelumnya dan dia telah memasuki reruntuhan. Mengapa kali ini dia bisa gagal? Dia mendongak dan melihat patung emas itu bersinar dengan cahaya yang menyilaukan, menghalangi pandangan orang-orang yang melihatnya, membuat mereka tidak bisa membuka mata. Ditambah lagi, cahaya yang tak berbatas mengalir di atas istana, dan sinar-sinar cahaya yang mengalir itu terus menerus berkumpul di atas patung Raja Samudra, membuat patung itu seperti menjadi hidup, seolah-olah sosok Raja Samudra telah muncul di hadapan mereka secara langsung.
Tekanan yang mengerikan itu terus menyebar ke seluruh area di dalam Laut Endless. Itu adalah sebuah kekuatan suci sejati. Semua orang yang berada di bawah tangga emas maupun yang berada di jalan emas tampak gemetar akibat kekuatan itu, membuat mereka merasa seolah-olah ingin berlutut. Mereka bukan satu-satunya yang merasakan hal tersebut; bahkan naga hitam yang sombong itu merasa gelisah, dan monster-monster yang berada di sekitarnya terus meraung tanpa henti. Seluruh area di bawah laut tampak terguncang.
"Apa yang sedang terjadi?" Wajah para kultivator dari tiga tempat suci terlihat pucat. Tekanannya begitu berat sehingga sebagian kecil dari tekanan itu saja terasa begitu tak tertahankan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Seharusnya tidak ada Saint yang hadir di sini hari ini.
Sebuah aura yang mengerikan menyebar ke seluruh area bawah laut. Seberkas cahaya emas melesat dari dalam laut hingga menembus permukaan laut dan menuju ke atas langit. Orang-orang bisa melihat cahaya emas yang berasal dari dalam laut itu di daerah sekitarnya.
Banyak kultivator kuat dari tiga tempat suci jatuh ke permukaan tanah. Mata mereka tampak terpejam sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada seorang-pun yang berani lengah dan berusaha semaksimal mungkin untuk melawan tekanan itu. Tidak ada waktu untuk mempedulikan orang lain.
Tidak hanya para kultivator yang menderita; monster-monster iblis juga merasakan penderitaan yang sama. Mereka semua bertekuk lutut dan terlihat seperti sedang menyembah patung Raja Samudra.
Tubuh Ye Futian terus menerus gemetar. Dia merasa seolah-olah rohnya sendiri ikut gemetar, dan dia tidak pernah menyangka bahwa hal seperti itu akan terjadi. Sudah bisa dipastikan bahwa Raja Samudra adalah sosok yang sangat mengerikan saat dia masih hidup. Auranya bisa merasakan aura kaisar di dalam pikiran Ye Futian dan berniat untuk melenyapkannya dengan semua kemampuan yang dimilikinya.
Akhirnya dia mengerti mengapa tidak ada Saint yang bisa memasuki Reruntuhan Hilang. Aura seorang Saint terbukti lebih kuat daripada aura Raja Samudra saat dia masih hidup, sehingga aura itu menekannya agar bisa masuk.
Namun, Ye Futian tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Meskipun dia memiliki aura kaisar di dalam dirinya, dia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya hingga tingkat maksimal dan membakar aura kaisar hanya akan menyulut sebagian dari kekuatan yang terkandung di dalamnya. Jika Raja Samudra hanya berusaha menekan kekuatan aura Ye Futian sendiri, maka Raja Samudra akan menghancurkan auranya tanpa menemui kesulitan berarti. Namun, Raja Samudra bisa merasakan aura kaisar milik Ye Futian, dan dia berniat untuk menghancurkannya dari dalam pikiran Ye Futian, itulah sebabnya mengapa fenomena ini bisa terjadi.
Ye Futian merasa seolah-olah kepalanya akan terbelah menjadi dua bagian. Otaknya sepertinya bisa meledak kapan saja. Tampaknya ada dua dewa yang sedang bertarung di dalam pikirannya, dimana pertempuran di antara keduanya begitu mengerikan sehingga dia merasa sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Seluruh bagian istana itu bergetar. Cahaya tak berbatas tampaknya telah dipancarkan oleh matriks. Satu sosok dewa tampaknya telah muncul dari patung yang sangat suci itu, meninggalkan sebuah jejak di dalam pikiran Ye Futian. Ye Futian merasa sangat kesal pada perlakuan yang diterimanya tersebut. Tindakan Raja Samudra ini sudah keterlaluan.
Aura kaisar di dalam tubuhnya tampaknya juga tersulut amarah. Cahaya kaisar yang sangat menyilaukan bersinar, dan seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar dari tubuh Ye Futian. Namun, tidak ada seorang-pun yang memperhatikan Ye Futian, karena semua orang sedang terbaring di permukaan tanah. Ditambah lagi, cahaya yang dipancarkan dari patung itu tampaknya cukup untuk menutupi semua sumber cahaya lainnya.
Patung itu bergetar bersama dengan istana tersebut.
*Boom* Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras, dan patung emas yang terlihat seperti dewa itu meledak hingga hancur berkeping-keping, kemudian menyatu menjadi sebongkah batu berwarna emas. Cahaya yang tak berbatas mengalir ke dalam pikiran Ye Futian dan kemudian menghilang tak berbekas. Tekanan yang sangat mengerikan itu tiba-tiba menghilang.
Saat ini Ye Futian benar-benar merasa kelelahan, dia tampak duduk di permukaan tanah dengan lesu. Air laut di sekitarnya menerjangnya dan membasahi sekujur tubuhnya. Dia tidak sendirian. Semua orang yang selama ini telah menahan air laut dengan menggunakan Spiritual Qi mereka masing-masing, kini sekujur tubuh mereka basah kuyup oleh air laut. Namun, tidak ada satu-pun dari mereka yang mempedulikan hal tersebut. Mereka semua memandang ke arah bebatuan yang berserakan dan bagian bawah patung yang masih tersisa. Semua orang tampak merinding.
Patung Raja Samudra telah dihancurkan.
Semua orang tahu apa artinya itu.
Tombak Ruang dan Waktu—Nothingness—akhirnya akan muncul kembali di Sembilan Negara.
Bahkan jika tidak ada satu-pun dari mereka yang cukup kuat untuk mengambil senjata itu, hancurnya patung itu menunjukkan bahwa istana ini tidak lagi memiliki pertahanan untuk menghalangi para Saint yang ingin masuk ke dalamnya. Jika para Saint datang kemari untuk mengambil senjata itu secara pribadi, semua orang tahu bagaimana hasilnya nanti.
"Kalian semua, kembali ke Istana Samudra. Sekarang!" Pang Kun memberi perintah pada kultivator-kultivator yang berada di sekelilingnya. Mereka semua langsung melesat ke permukaan. Para kultivator dari Tebing Surgawi dan Palung Utara juga mengambil tindakan, mereka mengirimkan orang untuk memberitahu petinggi mereka.
Jika mereka tidak dapat mengambil tombak itu, setidaknya mereka bisa mengulur waktu. Saint yang datang paling awal akan menjadi orang yang akan mendapatkan peralatan ritual Saint tersebut.
"Ayo, sebaiknya kita masuk ke dalam." Pang Kun dan orang-orang yang tersisa melangkah melewati tirai cahaya dan masuk ke dalam istana. Setelah itu, orang-orang masuk satu per satu. Tanpa adanya patung yang menghalangi mereka, satu-satunya rintangan dalam misi mereka kali ini telah menghilang.
Semua orang bisa masuk ke dalam istana dengan mudah.
Ye Futian juga tiba di depan patung Raja Samudra yang telah hancur. Tidak ada air laut di sekitarnya. Meskipun patung itu memang telah hancur, namun sebuah tirai cahaya yang tak berbentuk terus menahan air laut. Dia bergerak ke depan dan melihat banyak pilar yang telah hancur berserakan di dalam istana emas yang terlihat terang dan begitu luas. Gambar-gambar yang rumit memenuhi dinding dan lantai istana, tetapi semua gambar itu tampak usang.
"Matriksnya telah dihancurkan," Fang Tu berkomentar. Bagian dalam istana ini benar-benar tampak berbeda jika dibandingkan saat dia terakhir kali datang kemari. Kala itu seluruh bagian istana terlihat sangat mewah dan cahaya dari matriks mengalir dimana-mana.
"Hancurnya patung itu tampaknya menjadi penyebab kehancuran matriks di istana ini. Adakah di antara kalian yang mengetahui apa yang telah terjadi sebelumnya?" Pang Kun memandang ke arah kerumunan orang di belakangnya. "Siapa yang telah menyulut kekuatan dari patung itu?"
"Menurutmu orang yang melakukannya adalah salah satu dari kita?" Fang Tu bertanya.
"Siapa lagi yang bisa melakukannya selain kita?" Pang Kun memandangnya dan menambahkan, "Patung itu hanya menyerang orang-orang yang berada di depan istana, jadi pelakunya pasti salah satu di antara kita. Tetapi sekali lagi, patung itu sangat kuat sehingga kekuatannya bahkan bisa mengalahkan para Saint. Siapa yang telah menghancurkan patung itu?" Dia tidak dapat memahami semua ini. Pemikiran tentang seseorang yang lebih kuat daripada Saint kini berada di antara anggota mereka benar-benar menggelikan.
"Karena matriksnya telah hancur, maka benda-benda yang ada di reruntuhan ini tidak lagi sama seperti dulu. Kalian semua harus berhati-hati," Fang Tu menambahkan. Semua orang mengangguk menanggapi peringatan Fang Tu dan terus bergerak ke depan.
Pada saat itu, Liu Zixuan menyadari bahwa banyak tatapan mata tertuju padanya, dan ekspresinya terlihat muram. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang dari Palung Utara. Mereka secara terang-terangan menatap lekuk tubuhnya yang indah. Karena sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh air laut sebelumnya, pakaiannya kini menempel di tubuhnya, menyebabkan lekuk tubuhnya terpampang dengan jelas. Bahkan ada beberapa bagian tubuhnya yang samar-samar dapat terlihat di balik pakaiannya yang basah.
Dia tidak memperhatikan hal itu karena keterkejutan yang dia alami sebelumnya, tapi dia dengan cepat mengambil pakaian dari cincin penyimpanannya untuk menutupi tubuhnya. Bahkan Lin Yu sempat meliriknya sebelum dia membuang muka. Untuk beberapa saat, Liu Zixuan tampak begitu mempesona.
Hal yang sama juga terjadi pada Liu Yu. Dia memiliki lekuk tubuh yang sangat indah, dan hal itu jelas menarik perhatian banyak orang. Namun, karena Liu Zixuan berada tidak jauh darinya, tatapan mata yang tertuju padanya relatif lebih sedikit dari Liu Zhixuan. Meskipun demikian, dia tetap mengeluarkan sebuah mantel dan menutupi tubuhnya.
"Berhati-hatilah," tiba-tiba terdengar sebuah suara. Dalam sekejap, muncul sebuah aura yang mengerikan. Tatapan mata semua orang tertuju ke arah sumber suara. Monster-monster iblis yang mengerikan satu per satu keluar dari dalam istana.
"Selamat datang kembali di istana Raja Samudra." Sebuah suara terdengar dari bagian dalam istana, membuat semua orang yang mendengarnya merinding ketakutan. Semua orang merasa seolah-olah mereka sedang diawasi oleh sepasang mata, yang tampaknya mampu menembus jarak sejauh apa-pun, dan kini sedang melihat ke arah mereka.
Ye Futian melihat ke kejauhan dan mengikuti panca indranya. Sepertinya dia bisa melihat seekor monster raksasa yang bersikap seperti iblis. Ditambah lagi, sebuah aura yang mengerikan terpancar dari makhluk itu.
"Liu Yu, Liu Han, sebaiknya kita pergi dari sini," ujar Ye Futian pada mereka secara telepati. Dia meraih tangan Liu Yu dan melangkah ke belakang, berniat untuk pergi meninggalkan istana ini.
Dia baru saja menemukan sesuatu yang sangat mengerikan!