Legenda Futian

Monster Legendaris, Jiuying



Monster Legendaris, Jiuying

3"Kakak Ye," ujar Liu Yu. Dia menatapnya dengan kedua matanya yang indah, dia tampak sedikit bingung. Liu Han juga menatap ke arahnya, hanya bisa melihat punggungnya. Namun, pada saat itu beberapa monster iblis penjaga muncul di pintu masuk: seekor naga, seekor monster yang tubuhnya dipenuhi oleh duri-duri emas, dan seekor kura-kura raksasa. Monster-monster itu menjaga pintu keluar dari istana, dan aura mereka sangat mengerikan.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Sepertinya mereka tidak bisa keluar dari sini. Apalagi monster-monster itu seperti sedang menatapnya. Dia hanya bisa berjalan ke depan dengan tenang dan berbaur dengan kultivator lainnya. Liu Han berkata, "Apa yang telah terjadi, Senior Ye?"     

"Liu Han, apakah kau pernah mendengar tentang monster iblis yang menjaga istana ini?" tanya Ye Futian.     

"Tidak, tapi seharusnya kakakku mengetahuinya. Aku akan bertanya padanya," jawab Liu Han, kemudian dia bertanya pada Liu Zixuan.     

Setelah beberapa saat, Liu Zixuan menatap ke arah Ye Futian dan berkata, "Terdapat seekor monster legendaris yang menjaga Reruntuhan Hilang, monster itu bernama Jiuying [1][1]. Jiuying pernah menyebabkan kekacauan di Laut Endless, dan berusaha untuk mendominasi semua monster di dalamnya. Kemudian, monster itu ditaklukkan oleh Raja Samudra dan menjadi tunggangannya. Rumor mengatakan bahwa sebelum Raja Samudra meninggal dunia, dia telah menyegel Jiuying di dalam reruntuhan untuk mencegahnya mengamuk di Laut Endless, dan karena itulah, monster itu bertugas menjaga Tombak Ruang dan Waktu."     

Ekspresi Ye Futian tiba-tiba menjadi serius. Itu adalah seekor monster legendaris, dan terlebih lagi, monster itu adalah Jiuying, sang monster iblis legendaris. Orang-orang dari tiga tempat suci mengetahui hal ini. Mereka terus bergerak ke depan. Semakin banyak monster iblis yang muncul di aula tersebut. Para kultivator dari tempat-tempat suci mengerutkan kening mereka. Ini benar-benar berbeda dari sebelumnya.     

Tiba-tiba, sebuah aura iblis yang mengerikan menyebar. Sekelompok monster kelelawar emas muncul seperti sambaran petir, dan monster-monster itu memancarkan sebuah gelombang suara yang tak terlihat. Sebuah suara lengkingan yang menusuk telinga terdengar di telinga semua orang, dan mereka merasa seolah-olah Aura Spiritual mereka akan dihancurkan.     

"Kelelawar Emas mahir dalam menggunakan serangan gelombang suara, dan mereka juga petarung jarak dekat yang sangat kuat, berhati-hatilah," kultivator yang berada di bagian depan mengingatkan semua orang. Monster kelelawar ini memiliki mata berwarna merah seperti darah. Sepertinya mereka ingin memenuhi aula ini sekaligus menyerang orang-orang di dalamnya.     

Wajah Liu Yu menjadi pucat, dan Aura Spiritualnya tampaknya akan hancur akibat serangan gelombang suara yang dahsyat itu. Dia memejamkan matanya karena kesakitan tetapi dia bisa merasakan sebuah tangan yang kuat menariknya. Ye Futian kembali membentuk badai di dalam matanya. Ketika kawanan Kelelawar Emas itu menatap matanya, mereka segera berbalik dan melarikan diri, seolah-olah mereka bisa merasakan ancaman dari Ye Futian.     

Kekuatan mata Ye Futian kini lebih kuat dari sebelumnya. Sebuah badai spiritual yang mengerikan menembus aura spiritual dari kawanan kelelawar itu, dan beberapa kelelawar tampak bergetar hebat. Tidak lama kemudian, mata kawanan kelelawar yang semerah darah itu menjadi tenang dan bergegas mundur. Dia telah mengendalikan monster-monster iblis yang baru saja mundur itu dan telah memastikan dugaannya.     

Para kultivator lainnya melancarkan serangan mereka masing-masing, dan kekuatan para kultivator Sage Plane sangat menakjubkan. Kekuatan hukum yang mengerikan bergejolak di dalam aula tersebut, dan banyak Kelelawar Emas langsung tewas terbunuh, tetapi beberapa kultivator dari tempat-tempat suci juga terluka. Kawanan kelelawar itu memiliki tingkat kekuatan yang berbeda-beda; ada yang kuat dan ada pula yang lemah.     

Di hadapan mereka, seekor Kelelawar Emas raksasa dengan sayap setajam sabit serta mata semerah darah terbang ke udara dan menatap para kultivator yang telah tiba di aula ini. Kelelawar Emas adalah jenis monster iblis dengan kemampuan berkembang biak yang luar biasa. Mereka menyukai tempat-tempat gelap dan tergila-gila pada darah dan kematian, tetapi pertumbuhan mereka memiliki batasan tertentu dan mereka jarang mencapai tingkat Sage Plane. Namun, di dalam Reruntuhan Hilang, jenis Kelelawar Emas ini tumbuh sangat besar. Aura iblis milik Raja Kelelawar Emas setara dengan kekuatan seorang Sage tingkat atas. Sementara itu di sampingnya, ada beberapa Kelelawar Emas tingkat Sage lainnya, semua kelelawar itu memancarkan keinginan membunuh dari mata mereka.     

Suara sayap-sayap yang dikepakkan semakin mendekat, diikuti dengan suara lengkingan yang tajam, dan semua orang yang berada di dalam aula yang penuh sesak itu merinding ketakutan. Ekspresi para kultivator dari tempat-tempat suci juga berubah. Tidak pernah ada Kelelawar Emas sebanyak ini sebelumnya. Apa yang telah terjadi?     

"Bunuh Raja Kelelawar Emas itu terlebih dahulu. Ada sesuatu yang aneh dengan Reruntuhan Hilang saat ini. Kalian semua, keluarkan kemampuan terbaik kalian dan tidak perlu menahan diri," ujar Pang Kun pada orang-orang dari dua tempat suci lainnya. Mereka semua mengangguk. Kedua belah pihak bisa merasakan bahwa ini akan menjadi sebuah pertempuran yang penuh jebakan, sehingga membuat mereka merasa ada sebuah ancaman yang nyata. Para kultivator dari Palung Utara dan Tebing Surgawi mengangguk, dan penampilan mereka tampak mengintimidasi.     

"Ayo kita pergi." Pang Kun melesat ke depan, dan sebuah tombak perak muncul di tangannya. Dia mengerahkan tombaknya ke depan, dan dalam sekejap, sebuah pusaran berwarna perak menerjang ke depan. Tubuh dari Raja Kelelawar Emas itu melesat, dan mulutnya terbuka lebar. Sebuah gelombang suara yang tak berbentuk bergema di udara, menghancurkan pusaran perak yang dikeluarkan oleh Pang Kun. Pada saat yang sama, suara-suara yang menusuk telinga terdengar di dalam aula kuno yang luas itu dan semua Kelelawar Emas menerjang ke depan secara bersamaan.     

"Makhluk terkutuk." Para kultivator dari Palung Utara berdiri berdampingan, ekspresi mereka terlihat dingin dan mengintimidasi. Hawa dingin terpancar dari tubuh mereka, dan ketika kawanan Kelelawar Emas itu menerjang ke depan, tubuh emas kelelawar itu perlahan-lahan diselimuti oleh lapisan es. Seorang kultivator kuat dari Palung Utara mengulurkan tangannya ke depan dan membentuk sebuah tornado yang dahsyat. Tornado itu perlahan-lahan menelan tubuh dari kawanan Kelelawar Emas tersebut.     

"Lindungi nona Zixuan!" Para kultivator dari Klan Liu bergegas menghampiri Liu Zixuan dan Liu Shi, dan sebuah pertempuran yang kacau telah terjadi.     

"Kakak Ye." Liu Yu membungkukkan badannya. Sebelum dia datang kemari, dia ingin melihat dunia luar. Tetapi sekarang dia menyadari bahwa dia salah. Datang ke reruntuhan ini merupakan sebuah bencana. Jika bukan karena Ye Futian, dia bahkan tidak akan bisa berpikir untuk melarikan diri.     

"Aku tidak apa-apa. Ikuti aku," bisik Ye Futian. Liu Yu memandang bagian punggungnya dan kini dia merasa sangat percaya diri. Dia melihat ke sekelilingnya. Sebuah pertempuran mengerikan yang mengguncang langit dan bumi telah terjadi, tapi Ye Futian terus berjalan ke depan selangkah demi selangkah. Tidak ada satu-pun monster iblis yang menyerangnya. Bahkan ketika monster-monster itu berada di sebelahnya, mereka akan mengitarinya dan menyerang orang lain.     

Aula utama kini dipenuhi dengan tubuh kelelawar yang telah tercabik-cabik, dan orang-orang bergegas pergi menuju istana.     

Diikuti dengan suara lengkingan yang keras, Raja Kelelawar Emas telah dibunuh oleh para kultivator dari tempat-tempat suci. Kawanan Kelelawar Emas tiba-tiba mundur secara bersamaan dan menghilang dalam sekejap mata, meninggalkan aula yang dipenuhi oleh mayat.     

Orang-orang dari tiga tempat suci melihat ke sekeliling mereka. Beberapa anggota mereka juga tewas terbunuh. Pada saat itu, seseorang berbalik dan pandangan mereka tertuju pada Ye Futian. Dia menatapnya dan bertanya, "Kau siapa?"     

Tiba-tiba semua orang memandang ke arah Ye Futian. Kemudian Lin Yu berkata, "Sepertinya dia berasal dari Klan Liu. Bagaimana kau bisa melakukannya?"     

Ye Futian adalah satu-satunya orang yang tidak diserang oleh para monster.     

"Aku telah mengkultivasi kekuatan elemen spiritualku untuk bisa mempengaruhi monster-monster iblis," jawab Ye Futian dengan acuh tak acuh.     

"Kenapa kau tidak menunjukkan wajah aslimu pada kami?" tanya Lin Yu.     

"Maaf, sudah kebiasaan," jawab Ye Futian.     

"Lepaskan topengmu." Di sebelah Lin Yu, Liu Shi menatap ke arah Ye Futian.     

Ye Futian mengerutkan keningnya dan melirik ke arah Liu Shi. Ini sudah kedua kalinya dia bersikap seperti ini.     

"Hei, aku sedang berbicara denganmu." Liu Shi juga mengerutkan keningnya saat dia melihat bahwa Ye Futian tidak menjawabnya. Pada saat yang sama, dia melirik ke arah Liu Yu yang berada di samping Ye Futian.     

"Sebaiknya kita tidak perlu mempedulikan masalah sepele seperti ini," ujar Liu Zixuan dari samping Liu Shi.     

Lin Yu tersenyum dan berkata, "Baiklah, mari kita lupakan masalah ini."     

"Ayo kita lanjutkan perjalanan kita," ujar Fang Tu. "Reruntuhan ini terasa aneh kali ini."     

Semua orang juga bisa merasakannya. Mereka mulai berjalan satu per satu dan melanjutkan perjalanan. Istana ini telah hancur dan membentuk banyak reruntuhan, dan masing-masing reruntuhan memiliki monster-monster iblis yang terlihat sedang berdiri di atasnya, menatap mereka dengan dingin. Tapi mereka sama sekali tidak bergerak.     

Mereka berjalan melewati aula istana yang panjang dan sampai ke sebuah tangga. Tiba-tiba, semakin banyak monster iblis yang muncul di depan mereka dari dua sisi yang berbeda, sambil menggeram pelan.     

"Biarkan mereka lewat." Suara yang berasal dari bagian dalam istana kembali terdengar, dan monster-monster iblis itu segera membuat jalan bagi mereka.     

Perasaan bahwa mereka sedang diawasi semakin kuat. Sebuah tekanan yang tak terlihat menyelimuti semua orang. Mereka terus berjalan di sepanjang lantai berwarna emas saat semakin banyak monster iblis bermunculan di sekitar mereka. Akhirnya, mereka tiba di bagian ujung dari aula tersebut. Sebuah pola raksasa muncul di atas lantai. Pola itu tampak seperti sebuah matriks yang mengerikan. Matriks itu menghubungkan setiap bagian istana, bahkan menyebar ke bagian terdalam istana. Matriks itu meluas hingga membentuk rantai tak berujung yang menekan pola tersebut.     

Dan pada saat itu, terdapat satu sosok berjubah putih sedang berdiri dengan tenang di tengah-tengah pola tersebut. Dia tampak seperti seorang pria paruh baya yang terpelajar. Terdapat sebuah senyuman yang samar di matanya, tetapi tatapan matanya juga terlihat sedikit jahat.     

Di sampingnya, banyak monster iblis bermunculan di bagian tepi dari pola tersebut. Terdapat tangga lainnya di belakang pola itu, dan dari sana orang-orang bisa melihat secara samar sebuah patung raksasa dari seorang dewa yang sedang memegang sebuah tombak suci.     

"Tombak Ruang dan Waktu." Ketika semua orang melihat tombak suci di tangan patung Raja Samudra, hati mereka berdebar kencang. Itu adalah peralatan ritual Saint yang berada di posisi ketiga dalam Peringkat Peralatan Ritual Saint.     

"Kuucapkan selamat datang pada kalian semua." Pria paruh baya terpelajar itu berdiri di tengah-tengah pola dan tampaknya tubuhnya diikat oleh rantai yang tak ada habisnya. Dia tersenyum ke arah sekelompok kultivator yang baru saja tiba.     

"Terima kasih telah membiarkan kami lewat, senior." Orang-orang dari tiga tempat suci membungkuk hormat pada pria paruh baya terpelajar itu.     

"Tidak masalah. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih dariku untuk kalian." Dia tersenyum. "Selanjutnya, selama kalian bisa melewatiku, kalian bisa mencapai tahap akhir dan mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu. Siapa yang akan mencobanya lebih dulu?"     

Mata semua orang berbinar. Seorang Sage tingkat atas muncul dari belakang dan berkata, "Saya akan mencobanya, senior."     

"Luar biasa. Silahkan," ujar pria paruh baya terpelajar itu dengan sopan.     

Sepasang sayap muncul di punggung kultivator itu, bersama dengan hembusan angin yang kencang. Dia melesat ke depan, sosoknya berubah menjadi bayangan yang tak terhitung jumlahnya. Dalam sekejap, dia melesat melewati pria paruh baya terpelajar itu dan masuk ke bagian dalam dari aula tersebut.     

'Dia berhasil,' pikir semua orang.     

Namun, pada saat itu, muncul sebuah aura yang menakjubkan. Terdengar suara ledakan, dan sosok pria paruh baya terpelajar itu telah menghilang, dan di tempat dia berdiri sebelumnya, terdapat iblis raksasa berkepala sembilan yang sangat mengerikan.     

Jantung semua orang berdegup kencang. Salah satu kepala dari iblis berkepala sembilan itu menyerang, dan meskipun Sage itu ingin pergi ke arah tombak suci, namun pada akhirnya dia berhasil dihentikan.     

Tidak lama kemudian terdengar suara jeritan yang menyedihkan. Monster itu telah menggigit Sage tersebut. Seorang kultivator tingkat Sage Plane telah digigit di bagian pinggangnya. Pemandangan yang tragis itu membuat hati semua orang berdebar keras. Sembilan kepala dari monster yang ganas itu bergerak di udara. Sembilan pasang matanya dipenuhi dengan kebencian. Rantai tak berujung di pola itu tampaknya telah menghilang. Di dalam aula yang sunyi itu, hanya terdengar suara jeritan yang menyedihkan. Kultivator itu belum mati.     

"Jiuying." Wajah semua orang menjadi pucat. Tunggangan dari Raja Samudra—sang Monster Legendaris, Jiuying.     

Fakta yang lebih mengerikan lagi adalah segelnya telah rusak.     

"Aku sudah lama tidak merasakan darah manusia." suara itu kembali terdengar. Jiuying yang berukuran sangat besar itu telah menghilang. Dia telah berubah kembali menjadi pria paruh baya terpelajar, tetapi mata orang-orang yang melihatnya dipenuhi dengan rasa takut.     

"Kalian tidak perlu takut." Pria paruh baya terpelajar itu memandang semua orang. "Peraturannya masih sama seperti sebelumnya. Jika kalian bisa melewatiku, aku akan membiarkan kalian pergi. Ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh tuanku. Jadi, sudah pasti aku akan mematuhinya." Ketika dia berbicara tentang tuannya, suaranya seperti berasal dari dasar neraka.     

[1] Jiuying adalah monster ular berkepala sembilan dari mitologi China. "Jiu-ying" memiliki arti "sembilan bayi," dan monster ini disebut demikian karena suara raungannya terdengar seperti suara tangisan bayi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.