Legenda Futian

Di Sembilan Negara, Hanya Aku yang Tak Tertandingi



Di Sembilan Negara, Hanya Aku yang Tak Tertandingi

1Kerumunan kultivator berjalan ke depan dengan canggung. Ketika mereka berjalan di dekat Jiuying, mereka bisa merasakan tubuh mereka menegang. Dia adalah seorang iblis. Pria paruh baya yang merupakan perwujudan dari Jiuying berdiri di bagian samping sambil tersenyum. Dengan melihat penampilannya sekarang, mereka tidak bisa membayangkan bahwa dia adalah seorang pembunuh yang kejam.     

Ye Futian dan Liu Yu juga berjalan di sampingnya. Mereka mendengar Jiuying tertawa saat dia berkata, "Kau sangat pintar. Jika sebelumnya kau memintaku untuk membiarkanmu pergi, maka kau akan mengalami kematian yang mengerikan. Namun, kau memberikan sebuah saran yang sangat menarik agar kau bisa mendapatkan kesempatan untuk bertahan hidup. Namun, dengan tingkat kultivasimu saat ini, mungkin kau tidak akan bertahan lama."     

Sudah jelas, dia tidak berpikir bahwa orang-orang ini mampu mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu. Dia telah mengikuti Raja Samudra selama bertahun-tahun sehingga dia sangat memahami kesombongan dari tuannya itu. Raja Samudra adalah seseorang yang sangat percaya diri dengan kemampuan yang dia miliki. Dia telah mengatur semua ini sebelum dia meninggal dunia sehingga dia tidak memiliki seorang penerus, kalau tidak, dia akan menggunakan pendekatan yang lebih masuk akal, tetapi tuannya juga melakukan semua ini untuk memastikan bahwa orang-orang di Laut Endless akan selalu mengingatnya. Dia ingin mereka mengingat seperti apa keagungannya dan fakta bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa mengunggulinya.     

Bahkan menjelang kematiannya, dia ingin namanya dikenang selama-lamanya di Laut Endless.     

Itulah sebabnya satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan oleh orang-orang ini adalah bertarung sampai mati hingga tersisa satu orang yang bertahan hidup.     

Sudah jelas Ye Futian bukan orang yang dimaksud.     

"Karena Senior telah menetapkan peraturan ini, apa gunanya memohon belas kasihan? Selama ada harapan untuk bertahan hidup, saya akan berusaha semaksimal mungkin," ujar Ye Futian pada Jiuying.     

Sebuah senyuman sinis muncul di wajah Jiuying saat dia memandang ke arag Ye Futian dan berkata, "Aku nyaris tidak tega untuk membunuhmu sekarang."     

Tentu saja Ye Futian tidak mempercayai kata-katanya itu dan berkata, "Kalau begitu, saya pergi dulu." Saat dia mengatakan hal itu, dia mengangkat kakinya dan melangkah ke depan. Dia tidak akan sebodoh itu untuk memohon belas kasihan pada Jiuying. Bagi seekor monster iblis yang telah dikurung selama bertahun-tahun dan memiliki ambisi yang begitu besar untuk membalas dendam, dia hanya akan menggunakan pembantaian sebagai hiburan untuk dirinya sendiri. Ye Futian tahu betul bahwa satu-satunya harapan untuk bisa bertahan hidup dalam situasi seperti ini adalah membuat Jiuying penasaran dengan membuat peraturan yang lebih menarik dari sebelumnya. Setelah membunuh begitu banyak kultivator, Jiuying juga menjadi bosan. Jadi, tentu saja dia tidak akan menolak adanya sebuah peraturan yang lebih menarik dalam permainan ini.     

Setelah menaiki tangga, mereka tiba di istana terakhir. Istana itu dipenuhi dengan emas, dan lorong istana yang begitu luas di dalamnya memiliki diagram-diagram berwarna emas yang terukir di kedua sisi dindingnya. Semua diagram itu menunjukkan gambaran seseorang yang sedang berkultivasi dan juga memancarkan aura yang kuat.     

Di hadapan mereka, mereka bisa melihat patung Raja Samudra yang menjulang tinggi dan Tombak Ruang dan Waktu di tangannya. Namun, ada sebuah tirai cahaya emas di antara patung itu serta Tombak Ruang dan Waktu. Ini adalah pertahanan terakhir untuk melindungi tombak tersebut. Pada tirai cahaya emas itu, mereka bisa melihat sebuah diagram dari satu sosok agung yang sedang mengerahkan Tombak Ruang dan Waktu ke depan. Hanya dengan menyaksikan diagram itu saja, mereka bisa merasakan sebuah aura yang luar biasa.     

Terdapat sebuah kalimat yang tertulis pada diagram tersebut. Bunyinya: 'Aku adalah satu-satunya penguasa di Laut Endless. Siapa sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara?'     

Kesombongan bisa dirasakan dari kata-kata itu. Meskipun itu adalah sebuah pertanyaan, namun kata-kata itu juga menyiratkan bahwa Raja Samudra, yang menguasai Laut Samudra, juga tidak tertandingi di Sembilan Negara.     

Ye Futian melihat kata-kata itu dan mengingat kembali apa yang telah dikatakan oleh Jiuying sebelum mereka memasuki istana. Dia tahu bahwa Raja Samudra memang orang yang sangat sombong. Pandangannya beralih ke arah diagram yang berada di sekitar mereka lagi. Diagram-diagram ini memiliki keanggunan tersendiri bagi mereka, seolah-olah sebuah teknik tombak telah diukir di dalamnya. Poin penting dari cara memperoleh Tombak Ruang dan Waktu mungkin terletak pada diagram-diagram ini.     

Seseorang yang sombong seperti Raja Samudra, yang ingin membuktikan kehebatannya, pasti tidak akan meninggalkan sebuah misteri yang tidak bisa diselesaikan. Jika apa yang dikatakan oleh Jiuying memang benar adanya, maka Raja Samudra telah meninggalkan Istana Samudra di sini untuk menunjukkan bahwa tidak ada seorang-pun yang bisa mengunggulinya, tentu saja dia akan meninggalkan sebuah petunjuk yang jelas. Namun, bahkan dengan adanya petunjuk, misteri ini tetap sangat sulit sehingga tidak ada yang bisa memecahkannya. Hanya pada saat seseorang memecahkan misteri ini dia dapat disebut sebagai sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara.     

"Terima kasih." Pada saat itu, terdengar suara yang lembut di belakangnya. Ye Futian berbalik dan melihat Liu Zixuan serta Liu Han berjalan mendekat. Orang yang baru saja berbicara adalah Liu Zixuan. Jika bukan karena saran yang baru saja diajukan oleh Ye Futian, Liu Han dan dirinya pasti sudah tewas terbunuh.     

Ye Futian memandang ke arah Liu Zixuan. Pada saat ini, tidak ada sikap dingin yang dia tunjukkan saat berada di Klan Liu. Meskipun dia masih terlihat tenang, dia bisa melihat sedikit ketakutan dibalik kecantikannya yang begitu mempesona. Tidak peduli sebanyak apa-pun jenius yang berada di sini, tampaknya hanya ada kematian yang menunggu mereka. Liu Zixuan baru saja bergabung dengan Istana Samudra. Namun, dia akan menghadapi kematian secepat ini. Benar-benar ironis.     

"Tidak perlu berterima kasih padaku, aku tidak melakukan hal ini untukmu," ujar Ye Futian dengan nada santai. Pada kenyataannya, dia memang tidak melakukan hal ini untuk menyelamatkan Liu Zixuan dan Liu Han. Dalam keadaan seperti itu, bahkan dia tidak bisa memastikan kelangsungan hidupnya sendiri, apalagi mempedulikan nyawa orang lain. Secara kebetulan dia bertindak di waktu yang tepat. Jika dia memberikan saran lebih awal, pada saat itu Jiuying belum selesai melampiaskan amarahnya dan monster itu akan mengabaikan sarannya. Namun, jika dia berbicara pada saat Jiuying memilih Liu Zixuan, hal itu akan membuat Jiuying berpikir bahwa dia ingin menyelamatkan gadis yang sedang berada dalam kesulitan itu dan berjuang untuk mendapatkan kesempatan bertahan hidup.     

Liu Zixuan mengangguk pelan. Ye Futian terlihat berbeda dari kultivator lainnya. Dia telah mengikuti Klan Liu kemari, tetapi dia tidak memiliki kekaguman dan rasa hormat yang sama padanya seperti yang ditunjukkan oleh orang lain. Dia benar-benar tidak peduli padanya, seolah-olah dia tidak ada bedanya dari orang lain. Tentu saja, dia tahu bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal tersebut, itu hanyalah sebuah pemikiran sesaat. Pada saat ini, mungkin tidak ada hal yang lebih penting daripada nyawa mereka.     

"Waktu satu hari tidak akan cukup untuk memecahkan rintangan terakhir ini," seseorang berseru. Orang-orang dari tiga tempat suci memandang ke depan dengan ekspresi suram di wajah mereka.     

"Aku pernah mendengar informasi dari para Tetua bahwa beberapa jenius telah datang kemari sebelumnya, tetapi mereka benar-benar tidak dapat memahaminya dan memilih untuk mundur. Ditambah lagi, sekarang kita hanya punya waktu satu hari," ujar seseorang dengan putus asa. Sepertinya mereka hanya bisa menunggu kematian masing-masing.     

Saat ini, hanya ada beberapa Archmage yang tersisa di kelompok mereka. Mereka semua memiliki seberkas kilatan di mata mereka saat mereka melihat ke sekeliling, membuat banyak orang merasa terancam. Sebelumnya, Jiuying mengatakan bahwa meskipun mereka tidak mampu mendapatkan Tombak Ruang dan Waktu, satu orang di antara mereka dapat bertahan hidup.     

"Kita semua adalah kultivator dari tempat suci. Jika kalian berpikir untuk saling membunuh satu sama lain bahkan sebelum kita mencoba memecahkan misteri ini, maka aku menyarankan kalian agar mempertimbangkan kembali pemikiran tersebut. Jika seseorang mulai membunuh orang lain untuk bisa bertahan hidup, maka mereka yang memiliki tingkat kultivasi relatif rendah akan bekerja sama untuk membunuh mereka yang tingkat kultivasinya relatif tinggi," ujar Ye Futian dengan tenang. Dalam sekejap, beberapa Archmage menunjukkan tatapan mata yang tajam saat mereka menatap ke arah Ye Futian.     

Ye Futian terus berbicara seolah-olah dia tidak merasakan tatapan mereka. Ye Futian memandang semua orang saat dia berkata, "Setidaknya kita punya waktu satu hari untuk berjuang demi nyawa kita." Ketika dia mengatakan hal itu, dia melangkah ke depan dan berjalan menuju sebuah dinding, kemudian mengaktifkan Meditasi Kebebasan. Kedua matanya tampak berubah warna menjadi emas saat diagram-diagram yang ada di dinding batu itu tampak hidup. Dalam sekejap, dia seperti melihat sebuah gambaran dari satu sosok agung yang sedang mengambang di atas laut dengan memegang Tombak Ruang dan Waktu di tangannya. Dia menyerang dan tombak itu menembus udara.     

Tampaknya misteri ini tidak begitu sulit.     

Orang-orang juga mulai melihat ke arah diagram-diagram yang ada di pilar-pilar batu. Semua orang yang hadir di sini adalah para jenius, sehingga pola pikir mereka tidak akan goyah walaupun mereka dihadapkan pada situasi yang sangat berat. Karena itu, mereka semua berusaha memecahkan misteri ini.     

Ye Futian akan memeriksa setiap diagram untuk waktu yang lama karena dia berusaha memahami semua diagram yang ada di sana, langkah kakinya bergerak secara perlahan-lahan.     

Liu Yu juga berusaha untuk memahami diagram-diagram itu, tetapi dengan tingkat kultivasinya saat ini, dia bahkan tidak bisa memahami diagram pertama. Dia memandang ke arah Ye Futian dan berpikir dalam hati, 'Kakak Ye pasti seorang jenius yang luar biasa di masa lalu. Pola pikir dan konsentrasinya tidak kalah dengan para jenius dari tempat suci mana-pun.' Sayang sekali mereka akan mati di sini. Kalau tidak, dia bahkan akan mempertimbangkan untuk merebut hatinya. Saat dia memikirkan hal ini, Liu Yu tersenyum mengejek dirinya sendiri. Pada saat ini, fakta bahwa dia masih bisa memikirkan hal seperti ini mungkin adalah sebuah bukti bahwa dia telah pasrah dengan takdirnya.     

Seiring berjalannya waktu, beberapa orang mulai merasa gelisah. Hanya beberapa orang jenius dengan pola pikir kuat yang bisa terus memahami diagram-diagram itu tanpa rasa takut. Pada saat yang sama, ada beberapa orang yang mencoba untuk menyerang patung Raja Samudra. Namun, upaya mereka itu berakhir sia-sia karena mereka tidak dapat menghancurkannya. Satu-satunya kesempatan yang mereka miliki adalah dengan memecahkan misteri dari diagram-diagram yang ada pada pilar-pilar batu.     

Ye Futian telah menyelesaikan satu pilar dan mulai memahami pilar kedua. Diagram-diagram yang terukir pada pilar-pilar itu berisi panduan lengkap dari sebuah teknik tombak yang sangat kuat. Seseorang harus bisa memahami roh dari pilar-pilar itu untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya, tetapi bagi Ye Futian, hal itu tidaklah sulit. Dia tidak hanya mengkultivasi Meditasi Kebebasan, namun dia juga berspesialisasi dalam kemampuan ruang dan waktu. Secara kebetulan, Raja Samudra juga berspesialisasi dalam Hukum Ruang dan Waktu, sehingga teknik tombak ini pasti berhubungan dengan kekuatan ruang dan waktu.     

Satu hari terlalu singkat bagi mereka. Pada saat itu, terdengar suara langkah kaki dan banyak orang berbalik sambil merinding ketakutan. Mereka melihat pria paruh baya yang merupakan perwujudan dari Jiuying sedang berdiri di sana, dia tersenyum saat berkata kepada mereka, "Kalian masih punya waktu satu jam lagi."     

"Ayo kita semua bekerja sama dan melihat apakah kita bisa menerobosnya," seseorang memberi saran. Mereka semua mengangguk dan melancarkan serangan masing-masing ke arah tirai cahaya emas itu secara bersamaan. Namun, tirai cahaya emas itu sama sekali tidak bergerak. Kata-kata "Siapa sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara" masih melayang di sana.     

"Aku tidak percaya akan hal ini, lanjutkan!" wajah Lin Yu terlihat pucat saat dia mengatakan hal itu, dia merasa putus asa. Serangan-serangan yang mengerikan itu terus dikeluarkan dan para kultivator menyerang tirai cahaya yang berada di depan patung itu tanpa henti. Namun, serangan-serangan mereka bahkan sama sekali tidak meninggalkan bekas di tirai tersebut.     

"Kalian hanya punya waktu satu jam lagi." Suara iblis itu kembali terdengar, "Mungkin, kalian bisa mencoba jalan keluar lainnya?" Pria paruh baya itu memandang ke arah mereka dengan penuh perhatian, menyaksikan mereka berada dalam keputusasaan.     

Pada saat itu, tatapan matanya tertuju pada Ye Futian. Dia melihat Ye Futian terus berdiri dengan tenang di satu sisi dan menyaksikan semua ini seolah-olah hal ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

"Menarik," ujar Jiuying sambil tersenyum.     

Ye Futian memejamkan matanya. Di dalam pikirannya, diagram-diagram yang ada di pilar-pilar itu tampak hidup saat sosok-sosok yang menakjubkan bermunculan, dengan memegang tombak di tangan mereka masing-masing dan menyerang, berusaha menerobos tirai cahaya itu dan terus menerus gagal, sama seperti apa yang baru saja mereka lakukan.     

"Waktu kalian semakin menipis." Suara Jiuying terdengar seperti hitungan mundur yang mematikan. Ye Futian berusaha memahami kembali semua diagram di dalam pikirannya dengan cepat, gambaran tombak di tangan, teknik tombak yang dikerahkan ke depan. Sinar-sinar cahaya terpancar saat semua serangan tombak itu perlahan-lahan bergabung satu sama lain dan diagram yang tak terhitung jumlah itu tampak menyatu dengan sosoknya.     

*Brak* Pikiran Ye Futian terguncang dan segala sesuatunya kini menjadi jelas baginya.     

Raja Samudra memang sangat egois dan kejam dan sudah merencanakan semuanya. Jiuying bisa memahaminya, tetapi dia telah meremehkan kekejaman tuannya.     

"Waktu hampir habis, apakah kalian semua sudah siap?" pria paruh baya yang merupakan perwujudan dari Jiuying kembali berbicara. Suaranya membuat banyak orang menjadi putus asa.     

"Apakah kita benar-benar akan mati?" Liu Yu mengangkat kepalanya dan melihat Ye Futian membuka matanya dan berjalan menuju patung Raja Samudra.     

"Kakak Ye," Liu Yu memanggilnya dengan suara pelan.     

"Jangan khawatir, kau tidak akan mati." Sebuah suara terdengar di dalam pikirannya. Liu Yu melihat ekspresi dibalik topeng itu, dia melihat ekspresi percaya diri yang sangat berkarisma, seolah-olah dia tidak akan mati selama Ye Futian mengatakannya.     

"Aku tidak ingin mati," ujar Liu Shi dengan wajah yang terlihat pucat. Dia baru saja bergabung dengan tempat suci dan masa depannya yang cerah baru saja dimulai. Bagaimana mungkin dia bisa mati di sini?     

Banyak orang terlihat panik saat mereka terus menyerang tirai cahaya emas itu tanpa henti. Ada juga beberapa orang yang memandang kultivator lainnya, seolah-olah mereka ingin memilih jalan keluar yang lain.     

Liu Zixuan berdiri di bagian belakang kerumunan, dia menyaksikan tindakan para kultivator yang menggila dengan ekspresi sedih di wajahnya. Pada saat itu, dia mengangkat kepalanya dan melihat Ye Futian berjalan menuju kerumunan dengan langkah yang mantap. Dia tidak bisa melihat wajah dibalik topeng itu, tetapi kedua matanya yang berwarna hitam dipenuhi dengan tekad, sebuah keyakinan bahwa dia bisa bertahan hidup.     

"Sudah tidak ada waktu lagi. Nikmatilah amukan terakhir kalian." Jiuying meletakkan kedua tangannya di punggungnya dan memiringkan kepalanya sedikit, ekspresinya dipenuhi dengan kekejaman. Suaranya membuat mereka semakin putus asa. Mereka benar-benar tidak berdaya dan hanya bisa menunggu kematian mereka.     

"Minggir." Pada saat itu, terdengar suara bernada datar namun tegas dan semua orang kini melihat ke arah Ye Futian.     

Ye Futian melangkah ke depan, berjalan ke tengah-tengah kerumunan. Orang-orang menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi mengejek. Minggir? Apakah dia ingin mencoba memecahkan diagram-diagram itu? Namun, saat merasakan aura di sekitar tubuh Ye Futian, banyak orang tanpa sadar membukakan jalan untuknya.     

"Kakak Ye," Liu Yu melihat Ye Futian berjalan di tengah-tengah kerumunan dan memanggil namanya. Aura di sekitar tubuhnya sepertinya telah berubah dan seberkas cahaya yang tak berbentuk mengelilingi tubuhnya. Aura yang terpancar dari tubuhnya seperti aura seorang Magi.     

Jadi tingkat kultivasi Kakak Ye ternyata sekuat ini.     

Mereka semua melihat tubuh Ye Futian melayang di udara dan sebuah arus yang mengerikan mengalir di sekitar tubuhnya. Energi Spiritualnya memasuki pilar-pilar batu dan pada saat itu, diagram-diagram yang berada di semua pilar batu itu tampak menyala, kemudian berubah menjadi sinar-sinar cahaya dan bergerak ke arah tubuh Ye Futian.     

Cahaya di sekitar tubuh Ye Futian menjadi semakin terang dan menghalangi pandangan mata banyak orang. Mereka semua menyaksikan pemandangan di depan mata mereka dengan takjub.     

Mungkinkah dia benar-benar telah memecahkan misteri yang dibuat oleh Raja Samudra?     

Jiuying juga tampak terkejut. Mungkinkah hal itu benar-benar terjadi?     

Liu Yu juga menyaksikan pemandangan itu dengan takjub, tatapan matanya terpaku pada sosok yang tak tertandingi itu.     

Arus yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di sekitar tubuhnya. Ye Futian mengulurkan tangannya dan sebuah tombak muncul di telapak tangannya dengan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Semua diagram yang ada di istana telah menyala dan beresonansi dengannya. Selain itu, tirai cahaya yang berada di depan Ye Futian juga ikut menyala. Kata-kata yang tertulis di tirai cahaya itu juga menyala, seolah-olah berusaha untuk mengukir kata-kata itu ke dalam pikiran semua orang.     

Siapa sosok yang tak tertandingi di Sembilan Negara?     

Tubuh Ye Futian bergerak. Arus yang tak terhitung jumlahnya itu mengikuti tubuhnya dan dengan satu ayunan tombak di tangannya, langit terguncang dan seluruh bagian istana bergetar.     

"Di Sembilan Negara, hanya aku yang tak tertandingi." Terdengar sebuah suara yang begitu sombong, seolah-olah dia sedang menjawab pertanyaan tersebut. Tombak yang diselimuti oleh cahaya itu menghantam tirai cahaya di depannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.