Ketekunan
Ketekunan
Liu Zong masih belum muncul. Seseorang mengatakan bahwa terdapat tanda-tanda dia akan tiba di Rumah Yujing, tetapi tidak ada yang bisa memastikan apakah hal itu benar adanya. Orang nomor satu di antara generasi muda di Gunung Suci Xihua itu memang sering bertindak dengan cara yang sangat tidak terduga. Selain itu, berita mengenai kedatangan Ye Futian, Pemimpin dari Istana Holy Zhi, tempat suci di Negeri Barren, telah menyebar dengan cepat, membuat Ye Futian menjadi bahan perbincangan di tempat itu.
Banyak orang menghela napas dan merasa iba pada Negeri Barren. Pemimpin Istana dari tempat suci yang datang untuk memperebutkan papan catur yang ditinggalkan oleh seorang Saint bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Semua tempat suci lainnya di Negeri Timur telah mengirimkan orang-orang dari generasi muda dan kultivator mereka kemari. Tidak pernah terdengar berita sebelumnya bahwa seorang pemimpin muncul di acara-acara seperti itu, karena para pemimpin seperti itu seharusnya telah mencapai tingkat Saint Plane.
Hanya orang-orang dari Negeri Barren yang akan melakukan hal seperti itu, karena mereka lemah, karena mereka tidak memiliki seorang Saint. Ditambah lagi, rumor mengatakan bahwa meskipun Pemimpin Istana yang masih berada di tingkat Noble Plane itu memiliki bakat yang luar biasa, dia rela belajar bermain catur agar bisa mendapatkan barang yang ditinggalkan oleh Saint Chess. Gaya bermainnya sangat buruk, dan hal itu semakin membuat banyak orang merasa kasihan padanya.
Di antara sembilan negara, Negeri Barren adalah satu-satunya negara yang dianggap sudah tidak ada kecuali namanya semata. Tempat-tempat suci dari ajaran Ortodoksi Kaisar Xia tidak akan bertahan selama bertahun-tahun lamanya sebelum mereka akhirnya ditakdirkan untuk diambil alih. Namun, tetap saja cukup mengagumkan bagi seorang Pemimpin Istana dari tempat suci di Negeri Barren ini untuk mengesampingkan harga dirinya dan menjelajah di luar Negeri Barren. Setidaknya, Pemimpin Istana di tingkat Noble Plane ini benar-benar bekerja keras demi Negeri Barren. Sangat disayangkan bahwa meskipun bakatnya sangat luar biasa, tingkat Plane yang dimilikinya masih relatif rendah, yang akan membuatnya tidak mungkin bisa untuk membalikkan keadaan di negaranya hanya dalam kurun waktu beberapa tahun saja.
…
Saat ini, di dalam paviliun dari Rumah Yujing, tempat dimana Ye Futian berada, terdapat banyak buku dan gulungan giok di hadapannya, dimana semuanya berhubungan dengan seni catur. Sebagian besar dari buku-buku itu sebenarnya dia dapatkan setelah meminta tolong pada Jiu Gongzi untuk membawakannya dari Vila Saint Chess, supaya dia bisa membacanya.
Saint Chess adalah pemain catur nomor satu di sembilan negara dan sekelompok orang yang sangat berpengalaman dalam seni catur telah berkumpul di Vila Saint Chess. Mereka dengan tekun menyalin semua pengetahuan yang dimiliki oleh Saint Chess dan beberapa matriks khusus yang berkaitan dengan seni catur ke dalam buku atau gulungan giok untuk mewariskan pengetahuan tersebut bagi generasi yang akan datang dan mencegah mereka agar tidak salah jalan nantinya.
Semua itu adalah materi yang ditawarkan kepada setiap kultivator yang telah mendapatkan pengakuan dari sembilan murid Saint Chess untuk dipelajari. Namun, terdapat beberapa orang yang bersedia menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mempelajari bidang ini. Sebagian besar dari mereka membatasi diri mereka untuk membaca dan hanya belajar dari buku-buku catur yang sangat terkenal. Namun, Ye Futian berbeda. Dia rela membaca buku apa-pun yang ada untuk dibaca, asalkan buku-buku itu berkaitan dengan seni catur.
Itu adalah sebuah kebiasaan yang telah ia miliki selama menghabiskan hari-harinya di Pondok. Dia telah membaca begitu banyak buku seperti orang gila di Gua Buku yang ada di Pondok. Saat itu, Gurunya mengajar dengan cara menyuruhnya untuk membaca buku dan mempelajari sihir di dalamnya. Gurunya juga menyuruhnya untuk mempelajari semua sihir yang dia berikan, terlepas dari tingkat kesulitannya, dan akhirnya terbukti bahwa gurunya telah melakukan hal yang benar. Esensi sejati dari sebuah buku akan muncul dengan sendirinya setelah dibaca lebih dari seratus kali, dan hal itu bisa dianggap sebagai bentuk lain dari latihan.
Tentu saja, saat ini pikiran Ye Futian dipenuhi dengan seni catur. Seolah-olah terdapat sebuah buku catur yang terukir di dalam pikirannya dan tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghilangkannya. Mungkin karena dia menjadi begitu tertarik pada bidang itu selama beberapa hari terakhir. Sangat menyenangkan untuk bisa mempelajari hal-hal baru, terutama dalam kasus yang dialami oleh Ye Futian. Dia bisa merasakan ciri-ciri luar biasa dari seni catur hanya dari membaca buku-buku, dan kini dia menjadi kecanduan.
Pada saat itu, seseorang berjalan menghampirinya dan melemparkan sebuah buku di hadapan Ye Futian, kemudian ia berkata, "Apakah kau berencana untuk membaca semua buku yang ada di Vila Saint Chess?"
Orang itu tidak lain adalah Jiu Gongzi. Meskipun dia telah belajar seni catur dari gurunya, dia tidak pernah belajar segila Ye Futian. Buku-buku yang selama ini telah dia baca tidak bisa dibandingkan dengan apa yang telah dibaca oleh Ye Futian.
"Kelemahan yang dimiliki oleh seseorang harus ditebus dengan kerja keras." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Terima kasih telah membantuku."
Sangat beruntung bahwa para kultivator tidak seperti orang awam, dimana bakat spiritual mereka tidak sehebat para kultivator. Fakta itu membuat belajar menjadi hal yang sulit bagi orang awam. Orang-orang di tingkat Sage Plane seperti Ye Futian hanya perlu membaca cepat buku-buku itu untuk bisa memahami isinya. Mereka hanya perlu belajar bagaimana cara untuk menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
"Ini bukan masalah besar. Hanya saja aku belum bisa menemui kekasihku di Rumah Qingyu akhir-akhir ini," ujar Jiu Gongzi dengan nada sedih. "Jika aku tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi, aku tidak akan membawamu kemari."
"Yah, sudah terlambat untuk menyesalinya sekarang," ujar Ye Futian sambil tersenyum.
Jiu Gongzi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sebenarnya orang seperti apa dirimu ini, Pemimpin Istana dari tempat suci di Negeri Barren? Apakah kau adalah seorang penggoda wanita yang berotak mesum? Atau apakah kau seorang murid yang rajin?"
Ye Futian terlihat seperti seorang playboy ketika dia berada di Rumah Qingyu. Jiu Gongzi tidak menyangka bahwa dia sangat tekun belajar.
"Aku?" Ye Futian tersenyum dan berkata, "Hanya seorang pemuda yang gagah dan tampan dengan bakat yang tidak ada duanya."
"Apakah kau tidak memiliki rasa malu?" Jiu Gongzi tidak bisa berkata-kata. Bagaimana orang ini bisa sangat tidak tahu malu?
"Tapi aku benar-benar serius, waktu sudah hampir habis dan aku ingin tahu apakah kau memiliki kepercayaan diri dalam melakukan hal ini. Kau tetaplah satu-satunya orang yang kuundang ke tempat kami karena aku tidak begitu peduli mengenai masalah ini, mengingat kakak-kakak seniorku berada disana untuk mengurus semuanya. Aku hanya perlu menjadi seorang playboy dan semacamnya. Aku tidak pernah menaruh harapan padamu untuk mampu mencapai apa-pun sebelumnya, tapi aku mulai bertanya-tanya apakah kau benar-benar memiliki kesempatan untuk menghadapi kompetisi ini, melihat betapa rajinnya dirimu belajar dan semua ini."
Jiu Gongzi memandang ke arah Ye Futian dan merasa ada yang aneh dengan tatapan matanya, tetapi kemudian dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada yang meremehkan, "Namun, disinilah aku, berdebat denganmu. Kakak Keduaku mengundang Liu Zong, Zhou Zichao, Han Jing, dan sosok-sosok terkemuka lainnya. Meskipun kau berhasil mendapatkan kemajuan pesat dalam waktu sesingkat ini, menurutku kau tidak akan memiliki peluang untuk melewati Permainan Catur Naga Surgawi dibanding mereka, atau mungkin, tidak ada satu-pun dari kita yang mampu melewati permainan itu."
Dia menggelengkan kepalanya dan pergi setelah dia selesai mengatakan semua itu. Mengapa aku bisa memiliki pemikiran-pemikiran gila seperti itu?
"Benar-benar pemuda yang menarik," ujar Sage Wanxiang sambil melihat Jiu Gongzi pergi ke kejauhan.
"Ya, dia memang seorang pemuda yang menarik. Dia adalah murid terakhir dari sembilan murid Saint Chess dan wajar saja apabila dia memiliki sikap seenaknya sendiri dan santai seperti itu," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Bukankah aku sendiri adalah murid yang selalu diperlakukan dengan baik di Pondok?
"Bagaimana perasaanmu akhir-akhir ini?" tanya Sage Wanxiang.
"Saya merasa seperti telah siap untuk mencoba permainan itu sendiri. Tapi sekali lagi, tentu saja saya tidak memiliki kemampuan perhitungan sebaik anda, Paman. Gaya permainan saya lebih condong ke arah penilaian yang dipadukan oleh insting yang saya miliki," ujar Ye Futian.
"Apa yang dilihat dan dirasakan oleh orang lain akan berbeda-beda meskipun mereka mempelajari hal yang sama. Kau tidak perlu berusaha untuk bisa menjadi sepertiku." Sage Wanxiang berkata, "Aku mampu melewati enam permainan itu dengan sedikit pengetahuan yang kumiliki tentang seni catur. Sekarang, setelah membaca semua buku itu denganmu, aku telah sampai pada titik dimana aku bisa mengatakan bahwa aku telah menguasai seni catur. Hal ini memungkinkanku untuk memperkirakan kemungkinan dalam permainan catur dengan cakupan yang lebih luas namun tepat sasaran, mensimulasikan semua perubahan yang bisa terjadi di dalam pikiranku. Jika aku menggunakan kemampuan ini, aku bisa mengatakan bahwa aku mampu mencapai permainan kedelapan. Peluang yang kumiliki untuk melewati sembilan permainan itu juga cukup tinggi," ujar Sage Wanxiang.
"Saya akan mencoba untuk menggabungkan apa yang telah anda ajarkan pada saya dengan apa yang telah saya pelajari sendiri, dan saya akan mencoba sembilan permainan itu besok," ujar Ye Futian.
"Baiklah." Sage Wanxiang mengangguk. "Kau bisa mencoba untuk menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti bermain dengan pola berlawanan, mengantisipasi dimana lawanmu akan menempatkan pion-pion mereka, tetapi usahakan kau tidak terlihat mencurigakan dan lihatlah apakah itu adalah langkah yang telah kau antisipasi sebelumnya. Pasa saat itu, seharusnya kau bisa melihat bagaimana permainan terus berubah-ubah. Kau tidak perlu terpaku pada kemenangan."
"Saya mengerti." Ye Futian mengangguk.
"Dengan mendengar kalian selalu berbicara tentang catur, aku merasa seperti telah menjadi seorang pemain catur yang berpengalaman." Zhuge Mingyue dan Gu Dongliu berjalan ke arah mereka sambil tersenyum. Mereka semua juga sesekali membaca buku-buku tentang catur, tetapi tidak lama kemudian mereka merasa bahwa hal itu sangat melelahkan. Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka untuk berlatih.
Semua hal yang berkaitan dengan bakat seperti ini sebaiknya diserahkan kepada adik junior kita.
"Kakak Kedua, Kakak Ketiga," panggil Ye Futian.
"Adik junior, aku tidak tahu banyak tentang catur, jadi aku tidak bisa membantumu. Tapi ketahuilah bahwa semua proses kultivasi terhubung satu sama lain. Seni catur juga merupakan salah satu cara untuk berkultivasi. Pertempuran catur sama halnya seperti sebuah pertempuran seni bela diri. Aspek yang paling penting adalah tentang serangan dan pertahanan. Jika kau ingin mengalahkan lawanmu, tentu saja kau harus bertahan ketika menghadapi serangan dari lawan-lawanmu sambil membalas atau menyerang mereka dengan serangan yang lebih kuat dari sebelumnya. Satu hal yang perlu kau lakukan dalam pertempuran catur adalah menguasai segala sesuatunya secara keseluruhan. Oleh karena itu, kekuatan dari aura spiritualmu akan sangat penting dalam pertempuran catur," ujar Gu Dongliu.
Ye Futian mengangguk pelan. "Aku akan mengingat kata-katamu, Kakak Ketiga."
"Jangan memaksakan dirimu," ujar Gu Dongliu dengan lembut. Ye Futian jarang sekali beristirahat selama beberapa hari terakhir. Latihan tidak hanya sekedar mengurung diri sepanjang waktu. Seni catur adalah seni yang sangat membebani kekuatan spiritual, dan karena itulah, mereka yang berlatih seni catur seharusnya lebih waspada jika ingin berlatih dan mengurung diri. Cara berlatih seperti itu akan sangat melelahkan bila dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Ye Futian tersenyum dan mengangguk. "Tenang saja, Kakak Ketiga. Lagipula aku menyukai seni catur."
Gu Dongliu mengangguk tanpa banyak berkomentar.
Keesokan paginya, Ye Futian bergegas pergi ke Tebing Catur. Sembilan permainan masih berada disana, dan beberapa orang bahkan sedang duduk bersila di atas batu-batu besar disana. Mereka telah menghabiskan waktu di Tebing Catur dan menantang sembilan permainan itu untuk bersiap-siap menghadapi Permainan Catur Naga Surgawi yang akan datang.
Meskipun mereka tahu bahwa mereka memiliki peluang kecil untuk menang, tetapi mereka harus mencobanya, mengingat bagaimana mereka telah jauh-jauh datang kemari. Ditambah lagi, mereka bisa melihat penampilan terbaik dari para jenius tingkat atas di Negeri Timur, membuat perjalanan ini menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa.
Lelaki tua yang menjaga permainan itu melangkah ke permainan pertama dan berkata pada Ye Futian, "Kau telah melewati enam permainan dan akan mulai bermain dengan permainan ketujuh. Kau tidak perlu mengulang permainan dari awal."
Dia merasa sangat kesal ketika bermain melawan Ye Futian hari itu.
Ye Futian tersenyum. Dia melihat bagaimana perilaku yang ditunjukkan oleh lelaki tua itu dan berkata, "Saya ingin memulai dari awal. Saya menantikan bimbingan dari anda."
"Baiklah kalau begitu." Lelaki tua itu mengangguk dengan tidak sabar lalu segera mengayunkan tangannya. Sebuah pion yang dibentuk dari kekuatan hukum ditempatkan di atas papan catur diikuti dengan suara yang keras.
Ye Futian mengaktifkan Meditasi Kebebasan, yang memungkinkannya untuk melihat jalannya permainan dengan lebih jelas seolah-olah dia telah menyatu dengan papan catur itu sendiri, mengambil alih jalannya pertempuran catur tersebut. Dia mengayunkan tangannya dan sebuah pion ditempatkan di atas papan catur tanpa ragu-ragu.
Lelaki tua itu terus menempatkan pion-pionnya di atas papan catur dan Ye Futian juga melakukan hal yang sama. Tidak lama kemudian, lelaki tua itu menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi aneh di wajahnya. Ye Futian tidak menggunakan gaya bermain yang sangat buruk seperti yang dia gunakan sebelumnya. Namun, kemampuannya masih sangat payah.
Saat jumlah pion yang berada di atas papan catur terus bertambah, tampaknya sebuah papan catur telah muncul di dalam pikiran Ye Futian. Papan catur itu adalah sebuah proyeksi dari apa yang sedang dia mainkan saat ini, dan pergerakan pion-pion di atas papan catur itu terus menerus berubah. Itu adalah sebuah simulasi yang muncul di dalam pikirannya.
Ye Futian meletakkan pion lainnya saat dia mengayunkan tangannya, namun tatapan matanya malah tertuju pada tempat lain, dia merasa bahwa lelaki tua itu akan meletakkan pionnya disana. Kemudian dia mengalihkan pandangannya di tempat yang berbeda. Seperti yang sudah diduga, lelaki tua itu meletakkan pionnya diikuti dengan suara yang keras, mengumpulkan sebuah kekuatan yang dahsyat. Sebuah kuali emas berusaha menekan aura spiritual Ye Futian, ingin menghancurkannya.
Tidak lama kemudian, Ye Futian mengalami kekalahan, tetapi dia tidak pergi dari tempat itu. Dia malah bertanya, "Tetua, apakah anda bersedia bermain melawan saya lagi?"
Lelaki tua itu mengerutkan keningnya, tetapi dia tetap menerima tantangan dari Ye Futian.
"Tetua, apakah anda bersedia bermain melawan saya lagi?" Ye Futian terus menerus menantangnya bermain. Akhirnya Lelaki tua itu merasa muak dan berkata dengan penuh amarah, "Seni caturmu sungguh payah. Kenapa kau repot-repot membuang-buang waktumu seperti ini?"
Ye Futian sama sekali tidak mempedulikannya, ia tersenyum saat dia meminta Lelaki Tua itu untuk melanjutkan permainan. Dia ingin memastikan kembali apa yang telah dia pelajari melalui pertempuran yang sesungguhnya.
Di Tebing Catur, saat ini tatapan mata semua orang tertuju pada Ye Futian. Pria ini...benar-benar tidak tahu apa-apa tentang bermain catur. Dia hanya membuang-buang waktu disana. Mungkin lelaki tua yang datang bersamanya hari itu adalah orang yang membimbingnya dan memungkinkannya untuk melewati enam permainan secara berturut-turut!