Legenda Futian

Menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi



Menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi

3Suasana di Tebing Catur kembali terlihat ramai.     

Banyak orang telah menunggu di Tebing Catur sejak pagi hari. Akhirnya Liu Zong akan menantang Permainan Catur Naga Surgawi sekali lagi setelah mengasingkan diri selama berhari-hari. Mungkin saja dia telah melakukan banyak persiapan. Permainan Catur Naga Surgawi yang ditinggalkan oleh Saint Chess dan dikuasai oleh sembilan muridnya ini tetap tidak bisa ditaklukkan bahkan setelah berhari-hari.     

Apakah Liu Zong dapat menaklukkannya hari ini?     

Semua orang sudah tidak sabar untuk menyaksikannya.     

Banyak orang mengalihkan pandangan mereka di satu tempat. Itu adalah tempat dimana Liu Zong berdiri, dan ada banyak pemain catur tingkat atas lainnya yang berkumpul di sekelilingnya. Adik juniornya, Mo Jun, Zhou bersaudara, Han Jing, dan yang lainnya berada disana. Satu-satunya orang yang tidak hadir di antara orang-orang yang berusaha untuk menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi dengan Liu Zong adalah Ye Futian. Namun, sudah ada orang lain yang menggantikannya.     

Alasan mengapa orang-orang itu bersedia mencoba untuk menaklukkan permainan itu dengan Liu Zong karena mereka tidak mampu menaklukkan permainan itu bahkan setelah mereka berulang kali mencobanya selama berhari-hari. Oleh karena itu, mereka akan memiliki peluang yang lebih baik jika membiarkan Liu Zong memimpin mereka. Jika pada akhirnya mereka mampu menaklukkan permainan itu, mungkin mereka dapat bertemu dengan Saint Chess, meskipun Liu Zong akan menjadi orang yang akan menerima keuntungan paling besar. Walaupun tidak ada satu-pun dari mereka yang bisa mendapatkan sesuatu dari Vila Saint Chess, tetap saja Liu Zong berhutang budi pada mereka.     

Liu Zong disebut-sebut akan menjadi seorang Saint di masa depan, dan pendapat itu didukung oleh tiga orang Saint di Gunung Suci Xihua. Akan sangat berguna apabila mereka meninggalkan kesan baik bagi Liu Zong     

Pada saat itu, sekelompok orang berjalan ke arah Tebing Catur. Mereka tidak lain adalah Ye Futian dan kelompoknya. Dia telah berencana untuk menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi pada hari itu, tetapi dia mendengar pengumuman bahwa Liu Zong akan mencoba untuk menaklukkan permainan itu lagi pada hari yang sama.     

Kelompok itu tiba di atas sebongkah batu yang berada tidak jauh dari papan catur yang melayang di udara. Ye Futian melirik ke arah Liu Zong. Liu Zong menoleh untuk melihat ke arah Ye Futian. Mereka saling menatap satu sama lain dan Liu Zong bertanya, "Apakah kau ingin bergabung dengan kami?"     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah mengakui kemampuan Ye Futian dalam seni catur, tepatnya pada pertempuran catur yang terjadi 40 hari yang lalu. Ye Futian telah mengalahkan Mo Jun dan mampu menyadari perubahan tersembunyi dalam Permainan Catur Naga Surgawi, yang menunjukkan bakatnya yang mengerikan di seni catur. Banyak orang mengatakan bahwa di antara semua orang yang pernah menantang Permainan Catur Naga Surgawi, mungkin Ye Futian adalah orang terkuat kedua dalam seni catur, tepat di bawah Liu Zong. Karena itu, Liu Zong tidak peduli dengan perselisihan atau dendam yang terjadi antara Ye Futian dan Mo Jun, maupun dengan Zhou Ziyi, dia tetap mengajak Ye Futian untuk menaklukkan permainan itu dengannya. Itulah satu-satunya alasan mengapa Liu Zong melakukan hal tersebut.     

"Tidak," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Liu Zong.     

"Baiklah." Liu Zong melirik ke arah Ye Futian lalu ia mengalihkan pandangannya tanpa mengucapkan sepatah kata-pun. Komunikasi antara keduanya dilakukan dengan sangat sederhana. Hal itu sudah bisa dianggap sebagai sebuah percakapan antara kedua belah pihak meskipun keduanya hanya mengatakan satu kalimat saja.     

Mo Jun, Zhou Ziyi, dan kultivator lainnya dari pihak Liu Zong juga melirik ke arah Ye Futian. Tatapan mata Mo Jun terlihat tenang sementara itu tatapan mata Zhou Ziyi tampak dingin. Ye Futian tidak memiliki permasalahan dengan kultivator lainnya, dan karena itulah, mereka hanya memandanganya dengan ekspresi datar.     

"Mereka telah tiba." Sekelompok orang berjalan dari arah Vila Saint Chess. Sembilan orang yang berada di bagian depan kelompok itu tidak lain adalah sembilan murid dari Saint Chess. Yang Xiao memimpin mereka untuk mendarat di atas papan catur dan mengamati kerumunan yang berada di sekitarnya. Kemudian tatapan matanya tertuju pada Liu Zong.     

Mereka tahu bahwa semua orang yang datang kemari ingin melihat apakah Liu Zong mampu menaklukkan Permainan Catur Naga Surgawi atau tidak.     

"Liu Zong, apakah kau sudah siap?" Yang Xiao bertanya tanpa basi-basi.     

Liu Zong mengangguk dan berkata, "Saya akan menantang Permainan Catur Naga Surgawi sekali lagi."     

Yang Xiao mengangguk pelan dan memberi isyarat. "Silahkan." Sembilan murid menempati posisi mereka masing-masing dan Liu Zong melangkahkan kaki ke atas papan catur. Delapan orang lainnya melakukan hal yang sama.     

"Sudah mulai." Semua orang yang hadir menyaksikan permainan itu dengan penuh antisipasi, memusatkan pandangan mereka ke arah papan catur. Jika Permainan Catur Naga Surgawi tetap tidak dapat ditaklukkan pada hari itu, mungkin tidak akan ada harapan lagi agar permainan itu bisa ditaklukkan.     

Ye Futian juga memusatkan pandangannya ke arah papan catur. Dia tidak menyangka bahwa dia dan Liu Zong akan memilih hari yang sama untuk menantang Permainan Catur Naga Surgawi.     

Dan sekarang, Liu Zong adalah orang pertama yang akan menantang permainan tersebut; Namun, mungkin akan sulit bagi mereka untuk menaklukkan permainan itu.     

Yang Xiao mengambil langkah pertamanya, menempatkan pion pertamanya di atas papan catur dengan kokoh. Liu Zong mengayunkan tangannya dan sebuah pion berwarna hitam diletakkan di atas papan catur, berhadapan secara langsung dengan Yang Xiao. Terdengar banyak suara di atas papan catur saat pion-pion terus ditempatkan di atas papan catur. Setiap pion yang ditempatkan diperkuat dengan kekuatan hukum yang mengerikan.     

Tidak lama kemudian, sebuah gambar muncul di seluruh area papan catur.     

Ye Futian segera mengaktifkan Meditasi Kebebasan saat dia menatap ke arah papan catur. Dia melihat kedua belah pihak telah mengatur formasi mereka masing-masing. Liu Zong berdiri di tengah-tengah mereka bersembilan, tepatnya di bagian samping dari pion-pion hitam. Dia terlihat seperti sebuah pohon kuno raksasa, dan semua pion hitam muncul di sekelilingnya. Permainan yang ditampilkan oleh delapan murid lainnya terlihat seperti delapan cabang utama dari pohon itu dan setiap cabang memiliki aura yang berbeda, namun saling berhubungan dan tidak terpisahkan satu sama lain.     

Posisi Liu Zong saat ini memungkinkannya untuk mengendalikan perubahan yang terjadi di permainan secara keseluruhan.     

Di sisi lain, formasi dari Yang Xiao dan delapan murid lainnya terlihat sama seperti apa yang mereka lihat sebelumnya. Matriks mereka bersembilan tampak saling berhubungan satu sama lain. Sembilan matriks itu terlihat seperti berdiri sendiri, namun semua matriks itu membentuk satu matriks bersama-sama.     

Kumpulan matriks pedang, matriks tombak, matriks kapak... Sembilan matriks itu saling bekerja sama, seolah-olah sembilan ekor naga sedang berputar-putar di atas papan catur, bersiap untuk menyerang dan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Pada saat itu, Ye Futian merasa dia sedang menyaksikan sebuah pertempuran alih-alih sebuah permainan catur. Sembilan matriks itu mengoyak cabang-cabang dan dedaunan yang telah ditata oleh Liu Zong dengan ganas, namun cabang-cabang dan dedaunan yang telah dihancurkan telah tumbuh kembali, terlihat sangat kokoh dan gesit. Pion-pion hitam terus menerus menyerang wilayah lawan mereka, menghancurkan pion-pion putih dan dengan mengoyak matriks mereka dengan paksa.     

Pada saat itu, Ye Futian bisa merasakan sebuah aura yang sangat misterius terpancar dari Liu Zong. Itu adalah sebuah kekuatan spiritual yang sangat dahsyat. Kemudian dia merasa bahwa delapan orang lainnya yang berada di sekitar Liu Zong seperti telah menyatu menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.     

"Spiritual Sharing." Ye Futian merasa tertarik akan hal ini. Liu Zong adalah seorang kultivator elemen spiritual yang mengerikan dan dia terlatih dalam banyak seni. Pada saat itu, Ye Futian merasa seolah-olah Li Zong telah menyatukan mereka bersembilan sebagai satu kesatuan dengan kekuatan spiritualnya, memungkinkan mereka semua untuk berkomunikasi melalui aura mereka secara efektif. Ditambah lagi, gaya permainan mereka saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain.     

"Dia memang sangat kuat," ujar Ye Futian dalam hati. Tampaknya kekuatan Liu Zong sama persis seperti yang dipikirkan oleh Ye Futian. Jika dia mampu mengetahui sesuatu, maka Liu Zong juga akan memiliki pemikiran yang sama. Bagaimanapun juga, Liu Zong dan dirinya memiliki kesamaan pada hal-hal tertentu.     

Rentetan aura pedang petir turun dari atas langit, semua kilatan itu menghilang dalam sekejap, membentuk bilah-bilah pedang yang sangat tajam. Sebuah hembusan aura pedang yang mengerikan bergejolak di atas papan catur. Banyak orang melihat ke arah papan catur dan jantung mereka berdegup kencang. Apakah mereka benar-benar sedang bermain catur?     

Pada saat itu, papan catur terlihat seperti sebuah medan pertempuran yang sesungguhnya. 18 pemain telah naik ke atas papan catur dan bermain sebagai pion-pion mereka sendiri. Tubuh mereka ikut turun ke atas papan catur setiap kali pion ditempatkan di suatu titik. Dua aura yang sangat kuat saling berhadapan satu sama lain.     

"Permainan Catur Naga Surgawi." Pada saat itu, banyak orang secara samar bisa melihat seekor naga yang mengerikan berputar-putar di atas papan catur. Cakarnya setajam bilah-bilah pedang, berkilauan dengan cahaya yang dingin. Matriks pedang yang menyilaukan muncul di area perutnya. Ketika sebuah pion ditempatkan di atas papan catur, matriks pedang itu bergejolak, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalannya. Namun, tubuh Liu Zong berperan sebagai titik pusat dari pihak mereka. Cabang-cabang dan dedaunan dari pohon kuno itu berubah menjadi warna emas, dan tampaknya Liu Zong sendiri telah berubah bentuk menjadi seorang Buddha kuno berwarna emas. Suara dari Buddha itu bergemuruh di udara saat dia meletakkan sebuah pion di atas papan catur. Dedaunan dan cabang-cabang pohon itu berubah menjadi tangan-tangan emas, berusaha menahan serangan-serangan yang mengerikan dari permainan tersebut.     

"Sebuah pertempuran catur." Di bawah pengaruh Meditasi Kebebasan, tampaknya Ye Futian dapat melihat sebuah pertempuran catur sejati sedang berlangsung dengan menggunakan matriks. Itu bukan lagi sekedar sebuah permainan catur biasa. Itu adalah sebuah ajang untuk unjuk kekuatan yang dikembangkan dari seni catur. Liu Zong telah meningkatkan kekuatan dari Permainan Catur Naga Surgawi hingga maksimal. Naga itu muncul dan berputar-putar di udara.     

Pada saat itu, delapan pemain yang berada di samping Liu Zong menjadi sasaran dari tekanan yang sangat mengerikan itu, terutama Zhou Ziyi. Wajahnya telah berubah menjadi pucat dan dia tampak terengah-engah. Pakaiannya basah oleh keringat dan kulitnya yang putih dapat terlihat dengan samar dibalik gaunnya yang basah, membuatnya terlihat sangat mempesona. Namun, dia benar-benar tidak menyadari hal tersebut. Itulah kekuatan dari tekanan yang dia rasakan saat ini.     

Permainan Catur Naga Surgawi terasa seperti tidak memiliki kelemahan dan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan. Penempatan dari setiap pion tampaknya hanya berfungsi untuk memperkuat tekanan tersebut.     

Kekuatan dari bayangan naga itu menjadi semakin mengerikan dan akhirnya naga itu menyerang dengan menggunakan tubuhnya yang berukuran besar. Saat pion berikutnya ditempatkan di atas papan catur, sebuah cakar yang tajam muncul di udara, mengoyak segala sesuatu yang menghalangi jalannya.     

Tampaknya akhir dari permainan itu sudah semakin dekat, dan Liu Zong serta kelompoknya sepertinya akan kalah.     

"Ini buruk." Ekspresi banyak orang berubah saat menyaksikan pemandangan itu. Dengan melihat bahwa Permainan Catur Naga Surgawi mengeluarkan langkah yang mengerikan seperti itu, tampaknya pihak Liu Zong berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Namun, Ye Futian mengerutkan keningnya saat pion berikutnya ditempatkan di atas papan catur. Dia menyaksikan Li Kaishan yang menempatkan pion itu dan ia merasa bingung mengapa pion itu ditempatkan disana. Terdapat pilihan lain yang lebih baik dimana langkah itu mampu mendaratkan serangan besar bagi Liu Zong, menghancurkan beberapa pion milik Zhou Ziyi.     

Namun pada saat yang sama, Liu Zong menempatkan sebuah pion terlebih dahulu. Dia benar-benar telah memegang kendali dari jalannya permainan. Langit ikut berubah dengan langkah tersebut. Banyak orang merasa seolah-olah lengan-lengan Buddha muncul dan menyerang ke arah cakar naga yang semakin mendekat. Ekspresi Yang Xiao dan murid-murid lainnya berubah menjadi suram. Namun sebuah pion lainnya ditempatkan di atas papan catur dan Liu Zong membalas tanpa ragu-ragu.     

Serangan-serangan dari Buddha itu bergabung menjadi satu kesatuan, menyerang cakar naga yang semakin mendekat. Sebuah ilusi yang mengerikan telah muncul. Cakar naga itu dihancurkan dan sebagian dari area permainan miliknya dihancurkan dalam sekejap; itu adalah area permainan yang dibentuk dari pion-pion yang diletakkan oleh Li Kaishan. Seharusnya area itu menjadi area terkuat dari permainan ini, namun pada saat ini, area itu telah dihancurkan.     

"Liu Zong," beberapa orang memanggil namanya. Apakah dia akan memenangkan permainan ini?     

Banyak orang menahan napas dan menunggu hasil permainan ini, memusatkan pandangan mereka ke arah papan catur. Liu Zong benar-benar berada di posisi yang lebih menguntungkan.     

Yang Xiao dan kelompoknya terus menempatkan pion-pion mereka. Wajah mereka tampak pucat. Papan catur tidak mempertimbangkan tingkat Plane saat memutuskan sang pemenang. Jumlah kekuatan yang bisa digunakan oleh semua pemain adalah sama.     

Akhirnya, ketika Liu Zong menempatkan pion lainnya, bagian perut dari naga itu menerima serangan yang fatal, dan tidak lama kemudian tubuhnya terbelah menjadi dua bagian. Papan catur itu telah rusak dan benar-benar hancur.     

Matriks naga yang terbentuk dari sembilan matriks yang saling berhubungan satu sama lain itu telah hancur.     

Yang Xiao dan kelompoknya tertegun saat menyaksikan pemandangan itu. Yang Xiao mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Adik Kedua-nya, Li Kaishan, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan sepatah kata-pun.     

Yang Xiao tersenyum dan berkata pada Liu Zong, "Selamat."     

Papan catur itu menghilang saat dia selesai berbicara. Dalam sekejap, kerumunan orang menjadi gempar.     

"Dia berhasil menaklukkannya."     

"Liu Zong benar-benar berhasil menaklukkan permainan catur yang ditinggalkan oleh Saint Chess. Dia akan mewarisi harapan dan kemampuan dari Saint Chess."     

"Liu Zong benar-benar hebat. Dia adalah seorang jenius tingkat atas yang tidak ada duanya."     

Semua orang merasa kagum. Namun, Ye Futian terlihat mengerutkan keningnya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Liu Zong lalu ke arah Li Kaishan, dengan ekspresi aneh muncul di wajahnya.     

Dia ingat bahwa seseorang pernah berkata, "Li Kaishan, murid kedua dari Saint Chess, adalah orang yang jujur."     

Tetapi apakah dia benar-benar jujur?     

Seharusnya Permainan Catur Naga Surgawi tidak memiliki celah atau kelemahan, namun celah dan kelemahan itu telah muncul!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.