Mencuri Takdir Seni Bela Diri
Mencuri Takdir Seni Bela Diri
Medan Pertempuran Seni Bela Diri tidak memiliki Spiritual Qi di dalamnya. Hanya ada takdir seni bela diri di sekitar mereka. Para kultivator yang telah memasuki Medan Pertempuran memang memiliki tingkat Plane mereka masing-masing tetapi mereka hanya bisa menggunakan Spiritual Qi mereka untuk bertarung dengan cara mencuri takdir seni bela diri dari tempat ini. Mereka bisa saja menghabiskan Spiritual Qi yang mereka miliki, tetapi jika mereka mencuri takdir seni bela diri, mereka bisa terus bertarung.
Ini adalah peraturan dari Medan Pertempuran Seni Bela Diri. Beberapa orang mengatakan bahwa tempat ini tidak nyata; Medan Pertempuran ini hanyalah sebuah ilusi yang diciptakan oleh seorang Sage di masa lampau. Siapa-pun tidak bisa membedakan mana yang nyata atau tidak nyata. Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa Medan Pertempuran ini benar-benar ada di dunia ini. Semua yang ada di tempat ini nyata. Sage itu telah menggunakan semacam kekuatan khusus untuk mengubahnya menjadi sebuah tempat pelatihan.
Medan Pertempuran ini sangat luas dan memiliki sembilan tingkat yang bersusun. Setiap tingkat memiliki lebih banyak takdir seni bela diri daripada tingkat sebelumnya. Sekarang, para murid dari Tiga Sekolah Terbesar telah berpencar. Mereka melanjutkan perjalanan mereka masing-masing dan mulai mengambil takdir seni bela diri dari tempat ini.
Banyak diantara mereka telah datang kemari tahun lalu dan sudah tidak asing lagi dengan tempat ini. Contohnya adalah Long Mu, saat ini tatapan matanya terlihat sangat serius. Kali ini, ia harus melampaui tingkat ketujuh. Tahun depan, ketika dia semakin kuat, dia bisa menantang pencapaian yang diraih ayahnya dan mencoba tingkat kesembilan.
"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Begitu dia berbicara, Elang Angin Hitam mengepakkan sayapnya. Elang itu membawa empat orang di atas punggungnya sehingga mereka bisa menghemat energi.
Suasana Medan Pertempuran di tingkat ini sama seperti di Kota Barren. Mereka terus bergerak ke depan, mengikuti murid-murid dari Tiga Sekolah Terbesar. Banyak sosok muncul di hadapan mereka. Mereka tampak tidak nyata, seperti ilusi yang bisa menghilang kapan saja. Mereka mengenakan baju zirah berwarna perak dan membawa sebuah tombak panjang. Takdir seni bela diri berputar-putar di sekitar mereka dan mereka tampak tak terkalahkan seperti para Noble.
"Segala sesuatu di Medan Pertempuran ini merupakan takdir seni bela diri. Kita bisa mengambil semuanya," ujar Loulan Xue. Para murid dari Tiga Sekolah Terbesar telah menerjang ke arah kerumunan orang di sekitar mereka dan mulai bertarung.
Para kultivator kuat terus melaju tanpa ada seorang-pun yang bisa menghalangi jalan mereka. Sementara itu kultivator-kultivator yang lemah tampak kesulitan untuk berjalan di tempat ini.
Pasukan berbaju zirah perak juga muncul di hadapan kelompok Ye Futian. Takdir seni bela diri memenuhi langit dan membentuk sebuah kekuatan yang mengerikan.
"Ambilah takdir seni bela diri sesuai kebutuhan kalian dan cobalah untuk tidak menggunakannya sebelum kita tiba di tingkat kelima," ujar Ye Futian. Musuh yang harus mereka hadapi di setiap tingkat akan berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatnya, semakin kuat lawan yang akan mereka hadapi. Inilah sebabnya mengapa orang-orang dengan tingkat Plane yang tinggi lebih memiliki peluang untuk melangkah hingga akhir.
Saat ini, mereka berada di Arcana Plane tingkat menengah. Tujuan utama Ye Futian adalah mencoba untuk tidak menghabiskan Spiritual Qi mereka sebelum mencapai tingkat kelima.
Empat sosok itu terbang dari punggung Elang Angin Hitam. Di depan mereka, tombak-tombak dari pasukan berbaju zirah perak melesat. Takdir seni bela diri mereka berubah menjadi sebuah kekuatan yang mengerikan dan mengejutkan. Seperti serangan seorang Noble, tombak-tombak itu mampu menembus segalanya.
Dengan melihat roh-roh ini membuat Ye Futian merasa bahwa mereka dipenuhi dengan aura Noble dan dibentuk oleh takdir seni bela diri tingkat Noble. Namun, mereka hanya bisa mengeluarkan kekuatan dari Arcana Plane tingkat pertama. Meski begitu, serangan mereka menjadi jauh lebih kuat karena bantuan dari takdir seni bela diri.
Cahaya berwarna putih keperakan itu menembus segalanya. Yu Sheng kini berjalan seperti seorang dewa iblis. Diikuti dengan suara ledakan yang keras, semua roh di sekitarnya langsung dihancurkan hingga berkeping-keping. Takdir seni bela diri langsung mengelilingi tubuh Yu Sheng. Dia meraih sebuah tombak berwarna perak dan mengambilnya. Kemudian dia maju ke depan; tidak ada seorang-pun yang bisa menghentikannya.
Tubuh Ye Wuchen tampaknya telah berubah menjadi sebilah pedang. Dia melesat ke depan, menciptakan suara-suara sayatan di udara. Dalam sekejap, berbagai macam roh di sekitarnya hancur, takdir seni bela diri roh-roh tersebut telah dicuri.
Kondisi tempat ini tidak begitu menguntungkan bagi Loulan Xue. Dia fokus mengkultivasi ilmu sihir sehingga dia harus menggunakan Spiritual Qi. Dia melepaskan roh kehidupannya dan tubuhnya menyatu dengan seberkas cahaya dingin yang mengerikan. Tidak lama kemudian, semua roh yang berada di sekitarnya disegel dalam lapisan es dan langsung dihancurkan. Dia mencoba bertarung secepat mungkin.
Sama seperti Yu Sheng, Ye Futian langsung berlari ke arah kerumunan di depannya dan bertarung melawan mereka. Semua yang menghalangi jalannya langsung dihancurkan. Dia sedang menggunakan teknik peningkatan tubuh. Roh-roh dari tingkat pertama tidak bisa menghentikan serangan dari tubuhnya yang mengerikan.
Elang Angin Hitam juga terus menyerang tanpa henti. Empat orang kultivator dan seekor monster iblis terus melaju, dengan cepat menghancurkan pasukan berbaju zirah perak. Alih-alih berhenti, mereka terus bergerak ke depan. Roh-roh lainnya terus menerus menghampiri mereka, tetapi pada akhirnya semua roh itu bernasib sama.
"Tuan Ye," tiba-tiba terdengar sebuah suara yang lembut. Ye Futian berbalik dan melihat Gu Yunxi yang berada tidak jauh darinya. Terdapat seorang pemuda berdiri di sampingnya. Pemuda itu tampak luar biasa. Dia adalah Gu Ming dari Klan Gu. Selain mereka berdua, tempat itu dipenuhi dengan murid-murid dari Tiga Sekolah Terbesar.
Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Gu Yunxi tersenyum dan bertanya, "Bagaimana kau bisa masuk ke tempat ini?"
Dia tidak menebak-nebak dalam hati seperti Wang Yuqing, sebaliknya dia langsung bertanya pada Ye Futian.
"Aku hanya berjalan memasuki tempat ini," ujar Ye Futian dengan nada bercanda. Gu Yunxi mengedipkan matanya. Dia mengira Ye Futian akan melewatkan kesempatan ini, tetapi tanpa diduga, dia datang kemari.
"Tiga tingkat pertama bisa dibilang cukup mudah untuk dilewati, tetapi di tingkat tengah, kesulitannya menjadi berlipat ganda. Setiap tingkat akan menjadi lebih berbahaya dari tingkat sebelumnya. Untuk tiga tingkat terakhir, hanya kultivator-kultivator tingkat atas yang bisa masuk kesana, terutama tingkat kesembilan. Selama ribuan tahun, hanya Long Yitian yang berhasil melakukannya, Tuan Ye, tingkat Plane yang kau miliki cukup rendah. Karena itu, kau harus mencoba untuk mendapatkan takdir seni bela diri yang cukup di setiap tingkat yang kau lalui. Dengan begitu, kau dapat mengeluarkan sihir dengan bantuan takdir seni bela diri di tingkat berikutnya dan membantumu melangkah lebih jauh."
Gu Yunxi sudah tidak asing dengan kondisi dari tempat ini dan ia memberitahu Ye Futian jikalau seandainya dia belum mengetahui tentang hal ini. Tingkat Plane yang dimiliki oleh Ye Futian cukup rendah, tapi dia berharap Ye Futian bisa melangkah jauh di tempat ini. Bagaimanapun juga, peluang untuk mencapai tingkat akhir sangatlah kecil.
"Baiklah, terima kasih informasinya." Ye Futian tersenyum dan mengangguk. Dia terus bergerak ke depan dan roh seni bela diri terus bermunculan dan langsung dihancurkan.
Di arah lainnya, muncul satu sosok yang mempesona disana. Dia memiliki sepasang sayap Roc emas di punggungnya. Sayap itu mengepak dan melesat ke depan. Bulu-bulunya yang tajam mencuri takdir seni bela diri dengan ganas.
Jin Yunxiao mengamati sosok Ye Futian, ia merasa terkejut bahwa mereka benar-benar datang kemari. Terakhir kali, dia telah dikalahkan oleh Yu Sheng pada hari dimana ujian penerimaan Sekolah Starry dilaksanakan. Dia tidak akan pernah melupakannya.
Daerah ini sebagian besar dipenuhi oleh murid-murid dari Sekolah Starry. Long Mu juga berada disini, tapi dia tidak melihat ke arah Ye Futian. Dia memiliki tujuannya sendiri di Medan Pertempuran ini dan tidak peduli dengan kultivator lainnya.
Orang-orang terus bergerak ke depan. Saat ini tampaknya terdapat sebuah aura yang aneh di sekitar tubuh Ye Futian. Itu adalah takdir seni bela diri. Ye Futian dapat merasakan dengan jelas bahwa dia bisa menggunakan kekuatan seni bela diri ini. Namun, takdir seni bela diri ini sangat lemah dan benar-benar tidak bisa membantunya bertarung. Dia tidak perlu bernafsu untuk mendapatkannya. Namun, Ye Futian menyadari sesuatu yang aneh. Terdapat pula helaian takdir seni bela diri yang tak ada habisnya di sekitar tubuhnya. Masing-masing helaian itu berbeda satu sama lain. Sama seperti semua roh yang telah dia bunuh, mereka semua berbeda-beda, takdir seni bela diri dari mereka juga berbeda.
Di hadapannya, roh lainnya datang menghampirinya. Ye Futian mempunyai sebuah ide. Dia langsung mengumpulkan takdir seni bela diri miliknya menjadi sebuah jejak telapak tangan raksasa. Dia mengerahkannya ke depan dan membunuh roh-roh tersebut, sehingga ia memperoleh lebih banyak takdir seni bela diri dan menjadi semakin kuat.
Ye Futian terus menyerang dengan menggunakan takdir seni bela diri. Sebenarnya dia tidak perlu melakukan hal ini, tetapi dia perlu menggunakan takdir seni bela diri dalam jumlah banyak nantinya. Karena itu, dia ingin membiasakan diri terlebih dahulu.
Sambil terus berjalan, para kultivator yang kuat dan yang lemah berangsur-angsur terpisah satu sama lain. Para kultivator lemah tertinggal di belakang. Sementara itu orang-orang dengan tingkat Plane yang tinggi sudah memasuki tingkat kedua.
Orang-orang dari tingkat Arcana Plane tentu saja adalah yang tercepat. Beberapa tingkat awal di tempat ini tidak ada artinya bagi mereka. Terdapat banyak pasukan berbaju zirah perak lainnya di tingkat kedua. Para kultivator kuat telah membunuh mereka semua.
Ye Futian menyadari bahwa orang-orang dengan tingkat Plane yang tinggi bahkan tidak mengambil takdir seni bela diri. Mereka hanya berjalan melewatinya, benar-benar mengabaikannya. Jelas, takdir dari tiga tingkat pertama tidak berguna bagi mereka. Takdir itu tidak bisa membantu mereka, jadi mereka mengabaikannya untuk mendapatkan takdir seni bela diri di tingkat yang lebih tinggi. Tidak lama kemudian, orang-orang telah berhasil melewati tingkat ketiga dan sampai ke tingkat keempat.
Disini, roh-roh telah merasuki manusia dan monster iblis. Ye Futian bahkan bisa merasakan bahwa semua roh ini tidak lagi terbatas pada satu tingkat Plane saja. Aura mereka terlihat mengerikan dan beberapa dari mereka bahkan berada di Arcana Plane tingkat menengah.
Ye Futian melihat ke depan. Yang bisa dia lihat hanyalah gelombang roh yang tak berbatas. Para kultivator dari Arcana Plane tingkat atas akhirnya mulai mengambil takdir seni bela diri. Bahkan mereka harus mengantisipasi tentang penggunaan energi di tingkat berikutnya. Mereka harus mendapatkan takdir yang cukup kuat untuk mempersiapkan pertempuran yang akan datang.
Ye Futian juga ikut menerjang ke depan, tapi dia tidak menggunakan kekuatannya sendiri. Takdir seni bela diri dari sebelumnya mengalir melalui tubuhnya, melindunginya. Ketika seekor monster iblis yang kuat menghampirinya, Ye Futian mengerahkan tinjunya pada monster tersebut. Kepalan tinjunya seperti seekor naga dengan suara raungan yang terdengar seperti seekor kera. Diikuti dengan suara ledakan yang keras, monster itu hancur. Monster itu berubah menjadi takdir seni bela diri dan mengelilingi tubuh Ye Futian.
Iblis serigala lainnya menerkam layaknya seekor serigala pemimpin. Kedua mata iblisnya terlihat sangat mengerikan.
Ye Futian meliriknya. Telapak tangannya diayunkan ke depan seperti sebilah pedang. Diikuti dengan suara pelan, iblis serigala itu terbelah menjadi dua bagian. Telapak tangan Ye Futian memancarkan cahaya berwarna emas serta permukaannya tajam seperti bulu-bulu roc. Dia terus mengumpulkan kekuatan. Tapi kemudian, satu sosok yang mempesona mengayunkan sebilah pedang di hadapannya. Dia mendongak ke arah langit dan melihat seekor monster iblis berwarna emas besar terbang melintas. Terdengar rentetan suara ledakan ketika roh yang tak terhitung jumlahnya itu dihancurkan. Terdapat sosok berwajah cantik di atas punggung monster iblis tersebut. Dia adalah Zhen Rong. Pedangnya yang membara terhunus, mengambil semua takdir seni bela diri dari roh-roh yang dibunuh oleh monster iblis miliknya. Dalam sekejap, ia telah menyapu bersih tempat tersebut.
Zhen Rong berbalik dan menatap ke arah Ye Futian sebelum melanjutkan ke tingkat berikutnya. Serangannya sangat efisien dalam mengambil takdir seni bela diri.
Ye Futian terdiam di tempatnya. Medan Pertempuran ini bisa dibilang cukup adil bagi para murid dari Tiga Sekolah Terbesar. Orang-orang dari setiap Plane dapat menguji diri mereka sendiri di suatu tempat. Tetapi para kultivator dengan latar belakang yang kuat jelas akan memiliki keuntungan yang lebih besar!