Ketua Padepokan Naga Biru
Ketua Padepokan Naga Biru
Bu Hong berbaring tengkurap di lantai di salah satau kamar di kediaman di pulau melayang. Matanya tak bernyawa dan wajahnya pucat saat dia berganti-ganti antara bergumam pada dirinya sendiri dan menggeram. Seolah-olah dia sudah gila. Dia dalam keadaan yang menyedihkan.
Sejak Bu Hong dikalahkan dan dibuat pingsan oleh Duan Ling Tian, anak ajaib baru mengerikan yang dengan cepat naik peringkat di Sekte Pemuja Api, dia sangat bertekad berkultivasi untuk menjadi lebih kuat ketika dia bangun karena penghinaan yang dia derita. Dia harus menjadi lebih kuat. Dikalahkan dan dibuat pingsan oleh Duan Ling Tian di depan umum adalah penghinaan besar baginya. Dia bersumpah untuk menebusnya. Bu Hong berencana untuk menantang Duan Ling Tian dalam Duel Maut sehingga dia bisa membunuh Duan Ling Tian di Istana Maut untuk menghapus penghinaannya.
Namun, ketika Bu Hong berusaha keras untuk berkultivasi, dia merasa tidak dapat merasakan Energi Roh Langit dan Bumi. Setelah beberapa saat, dengan banyak usaha, dia akhirnya berhasil merasakan Energi Roh Langit dan Bumi lagi. Sayangnya, dia merasa hanya bisa samar-samar merasakan Energi Roh Langit dan Bumi. Sedangkan kecepatan kultivasinya, selambat siput ketika dia mencoba menyerap Energi Roh Langit dan Bumi itu.
'Bahkan orang bodoh dengan Akar Spiritual Bawaan merah dapat berkultivasi lebih cepat dari ini!' Bu Hong berpikir pada dirinya sendiri saat itu.
Pada awalnya, Bu Hong mengira kecepatannya yang lambat saat menyerap Energi Roh Langit dan Bumi hanyalah efek samping dari dibuat pingsan oleh Duan Ling Tian. Dia pikir dia akan pulih setelah beberapa hari.
Namun, hari demi hari berlalu, semuanya tetap sama. Hati Bu Hong geram. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia memiliki masalah. Dia benar-benar hancur!
Bu Hong mendapatkan kembali kekuatannya saat ini dan matanya berkilat sinis. Dipenuhi dengan kebencian seolah-olah dia tidak sabar untuk merobek Duan Ling Tian menjadi jutaan keping. 'Apa yang Duan Ling Tian lakukan padaku?!'
'Guru! Aku harus menemui guru!" Setelah mengambil napas dalam-dalam, Bu Hong teringat gurunya, Ketua Padepokan Naga Biru dari Sekte Pemuja Api.
Murid sejati yang melayang di dekat kediaman Bu Hong setelah mereka mendengar dia berteriak terkejut ketika mereka melihatnya terbang keluar dari kediamannya dan menghilang dari pandangan mereka hanya dalam sekejap mata. Meski begitu, mereka samar-samar bisa menentukan arah yang dia tuju.
"Sepertinya Kakak Senior Bu Hong sedang menuju ke Padepokan Naga Biru," kata seorang murid sejati begitu dia sadar kembali.
"Apakah dia berencana menemui gurunya?" Murid sejati lainnya bertanya.
"Apakah dia ingin menemui gurunya untuk memintanya membalas dendam?" Salah satu murid sejati lainnya berkata sambil menggelengkan kepalanya. Ada sedikit rasa jijik di matanya ketika dia melihat ke arah yang dituju Bu Hong.
Sebagai murid sejati, Bu Hong tidak hanya tidak rajin berkultivasi untuk menjadi lebih kuat setelah dia dikalahkan, tetapi dia bahkan pergi ke gurunya untuk merengek dan mengeluh! Betapa memalukan!
Sekte Pemuja Api memiliki aturan yang melarang murid Tanah Suci pergi ke Padepokan Empat Simbol terlepas dari apakah mereka murid sejati atau murid Tanah Suci kecuali mereka memiliki izin dari Ketua Padepokan. Orang yang melanggar aturan itu akan dihukum berat. Meski demikian, aturan itu tidak berlaku bagi segelintir orang. Orang-orang ini adalah murid langsung dari Ketua Padepokan Empat Simbol.
Murid langsung dari Ketua Padepokan pasti dilindungi oleh guru mereka bahkan jika mereka memasuki Padepokan Empat Simbol tanpa izin atau pemberitahuan sebelumnya. Guru mereka pasti melindungi mereka dengan mengatakan bahwa mereka telah mengundang murid langsung mereka.
Karena Bu Hong adalah murid langsung dari Ketua Padepokan Naga Biru, dia, tentu saja, menikmati hak istimewa ini.
Setelah meninggalkan Tanah Suci Sekte Pemuja Api dan memasuki Padepokan Naga Biru, Bu Hong dengan mudah memasuki tempat kultivasi pejabat tinggi dari Padepokan Naga Biru.
Tempat kultivasi untuk pejabat tinggi dari Padepokan Naga Biru mirip dengan tiga Padepokan lainnya. Padepokan itu terletak di daerah yang tenang dan terlarang untuk kebanyakan orang.
"Bu Hong?" Kedatangan Bu Hong mengejutkan salah satu Tetua Api Perak Padepokan Naga Biru. Ekspresinya berubah muram ketika dia melihat seorang murid menerobos masuk ke area terlarang. Namun, ketika dia menyadari itu adalah Bu Hong, ekspresinya langsung berubah. Senyum menjilat muncul di wajahnya ketika dia melihat Bu Hong. Bagaimanapun, Bu Hong bukan hanya murid langsung Ketua Padepokan Naga Biru, tapi dia juga murid langsung pertama Ketua Padepokan. Dengan bakat bawaan Bu Hong yang mengerikan, pencapaian masa depannya pasti akan melampaui Ketua Padepokan Naga Biru. Paling tidak, dia akan menjadi Wakil Ketua Padepokan! Suatu hal yang baik baginya untuk menyanjung Bu Hong.
Segera setelah itu, Tetua Api Perak Padepokan Naga Biru menyadari bahwa Bu Hong tampaknya sedang terburu-buru dan mengabaikannya. Dia melihat sekilas ekspresi muram dan wajah pucat Bu Hong.
Tetua Api Perak Padepokan Naga Biru, tentu saja, tidak terganggu. Namun, dia bingung. "Apa yang terjadi?"
Sebagai murid langsung pertama dari Ketua Padepokan Naga Biru dan salah satu anak ajaib Sekte Pemuja Api, apa yang menyebabkan Bu Hong kehilangan ketenangannya?
'Mungkinkah karena Duan Ling Tian lagi?' Tetua Api Perak Padepokan Naga Biru tiba-tiba teringat insiden di mana Bu Hong dikalahkan dan pingsan beberapa waktu lalu. 'Setelah kejadian itu, Bu Hong tetap diam ... Sekarang dia datang ke Padepokan Naga Biru untuk mencari Tuan Ketua Padepokan, jangan bilang Duan Ling Tian telah memprovokasi dia lagi?' Ekspresi wajahnya menarik, untuk sedikitnya, ketika dia memikirkan hal ini. 'Duan Ling Tian benar-benar aneh ... Aku tidak tahu dari lubang mana dia berasal. Dia berhasil naik ke tempat kedua di antara anak ajaib muda dalam waktu kurang dari setahun setelah bergabung dengan Sekte Pemuja Api!' Tetua Api Perak Padepokan Naga Biru menjadi linglung ketika memikirkan kenaikan meteorik Duan Ling Tian di sekte tersebut. Tidak ada yang naik begitu cepat dalam sejarah Sekte Pemuja Api!
…
"Guru!" Bu Hong memanggil dengan hormat setelah dia bergegas ke Padepokan Naga Biru dari Tanah Suci ketika dia tiba di depan pintu kediaman gurunya.
"Masuk!" Sebuah suara menggelegar terdengar dari dalam kediaman segera setelah itu.
Dari suaranya, itu pasti milik seorang pria. Tidak hanya suaranya yang keras, tetapi juga serak.
Bu Hong memasuki kediaman dan mencapai halaman depan yang sudah dikenalnya. Dia berdiri dengan hormat di depan sebuah paviliun. Seorang pria paruh baya dengan tubuh yang kuat berdiri di paviliun. Otot-ototnya membuat jubah yang dikenakannya tampak ketat. Pria paruh baya itu sekokoh besi. Wajahnya bersudut. Dia memiliki alis lebat dan bibir tebal, membuatnya terlihat garang. Dia adalah Ketua Padepokan Naga Biru, Lu Tie!
Buk!
Suara keras terdengar di udara saat Bu Hong berlutut di depan Lu Tie.
Setelah Bu Hong berlutut, dia menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara serak, "Aku sudah membuatmu malu, guru."
"Berdiri," kata Lu Tie acuh tak acuh. Sulit untuk mengatakan apa yang dia rasakan berdasarkan ucapannya saja.
"Baik guru." Bu Hong tidak berani menentang Lu Tie. Dia segera berdiri, tetapi kepalanya masih menunduk. Seolah-olah dia malu untuk menghadapi gurunya.
"Aku dengar tentang apa yang terjadi dari Yaner," kata Lu Tie acuh tak acuh seperti sebelumnya, "Bukan tidak masuk akal kalau Duan Ling Tian mengalahkanmu. Namun, dengan bakat bawaan Seni Bela Diri dan Akar Spiritual Bawaan nila mu, tidak lama bagimu untuk melampaui Duan Ling Tian jika kau berkultivasi dengan rajin. Pada saat itu, kau bisa membalas dendam dengannya dan menghapus penghinaan yang kau derita!" Suara Lu Tie berubah lembut saat dia berbicara. Ada sedikit dorongan dalam nada suaranya juga.
Lu Tie sangat puas dengan murid langsung pertamanya. Dia beruntung Bu Hong telah menerimanya sebagai gurunya karena dia memiliki Akar Spiritual Bawaan nila. Dengan Akar Spiritual Bawaan Bu Hong, dia pasti memenuhi syarat untuk menjadi murid langsung dari salah satu Wakil Ketua Sekte atau bahkan para Pelindung dan Ketua Sekte itu sendiri.
Di antara semua Tetua Api Emas Sekte Pemuja Api, Lu Tie adalah satu-satunya yang murid langsungnya memiliki Akar Spiritual Bawaan nila. Tetua Api Emas lainnya sangat menghargai murid-murid mereka dengan Akar Spiritual Bawaan biru, apalagi dia yang memiliki murid langsung dengan Akar Spiritual Bawaan nila!
"Guru ... aku khawatir tidak ada kesempatan bagiku untuk melampaui Duan Ling Tian," kata Bu Hong tanpa daya. Tubuhnya gemetar saat mendengar ucapan Lu Tie yang mengandung harapan besar untuknya. Dia mengepalkan tangannya erat-erat dan pembuluh darah menonjol di dahinya. Jelas sekali emosinya sedang kacau.
Setelah mendengar ucapan Bu Hong, ekspresi Lu Tie menjadi suram. Dia memandang Bu Hong seolah-olah dia kehilangan kesabarannya. "Apa maksudmu? Hanya karena kau kalah sekali, kau memutuskan untuk menyerah?"
Bu Hong hanya tersenyum masam. Dengan kecepatan kultivasinya saat ini, bagaimana dia bisa membalas dendam? Kesenjangan antara dia dan Duan Ling Tian tumbuh semakin lebar. Dia tidak akan pernah bisa mengejar Duan Ling Tian.
Pada saat ini, Lu Tie menyadari bahwa murid langsung pertamanya bertingkah aneh. Ekspresinya semakin suram. "Ada apa?"
Bu Hong menarik napas dalam-dalam sebelum menceritakan semuanya tentang kondisinya saat ini kepada Lu Tie. Dia tidak berani menyembunyikannya dari gurunya.
"Apa yang kau katakan adalah bahwa Akar Spiritual Bawaanmu tampaknya telah menghilang?" Ekspresi Lu Tie berubah drastis. Dia berkata, "Aku akan melihat Akar Spiritual Bawaanmu di kedalaman jiwamu dengan Pengawasan Dewaku. Jangan melawannya."
Setelah Bu Hong mengangguk, Lu Tie membentangkan Pengawasan Dewanya untuk memasuki tubuh dan jiwa Bu Hong untuk mencoba dan merasakan Akar Spiritual Bawaannya.