Keraguan Yang Wen!
Keraguan Yang Wen!
Dia sama sekali tidak berkultivasi tertutup. Karena itu, ia masih memperhatikan aliran waktu.
"100 hari di Pagoda Tujuh Pusaka berarti sepuluh hari telah berlalu di luar..." Duan Ling Tian bergumam pada dirinya sendiri saat mengeluarkan sebuah kartu kristal. Dia telah memperoleh kartu itu saat mendaftar sebagai murid baru di Tanah Suci. "Aku ingin tahu apa yang bisa aku tukarkan dengan poin kontribusi di kartu kristal ini. Aku hanya akan menuju ke Alun-alun pusat untuk melihat-lihat apakah ada yang ku butuhkan. Aku mungkin juga menemukan beberapa cara untuk mendapatkan lebih banyak poin kontribusi."
Ketika memasukkan Energi Malaikat Mataharinya ke dalam kartu kristal, kartu itu menunjukkan bahwa ia memiliki 100 poin kontribusi.
100 poin kontribusi ini diberikan kepada semua murid Padepokan Empat Simbol yang memasuki Tanah Suci untuk menjadi murid Tanah Suci. Itu adalah hadiah sambutan dari Tanah Suci Sekte Pemuja Api untuk setiap murid Tanah Suci yang baru.
Duan Ling Tian menyimpan semuanya sebelum membuka pintunya.
Bamm!
Pintu batu itu terbuka, menyebabkan suara berdebam terdengar di udara.
Ketika pintu batu itu didorong terbuka, murid sejati, Yang Wen, yang duduk bersila di udara pekarangan kecil di depan rumah batu itu membuka matanya yang seterang bintang. Niat membunuh segera keluar dari tubuhnya.
"Duan Ling Tian keluar!" Banyak orang mendengar keributan itu dan mengalihkan perhatian mereka ke pekarangan kecil tempat Duan Ling Tian tinggal.
Sebagian besar murid Tanah Suci memiliki sebersit rasa kasihan di mata mereka saat melihat Duan Ling Tian. Menurut pendapat mereka, sejak Duan Ling Tian keluar, itu berarti dia akan remuk. Bagaimanapun, murid sejati itu, Yang Wen, telah menunggu selama sepuluh hari.
Berdasarkan sikap tubuh Yang Wen, tidak mungkin dia membiarkan Duan Ling Tian pergi!
Yang Wen mungkin tidak berani membunuh atau melumpuhkan Duan Ling Tian karena ketakutannya terhadap aturan Sekte Pemuja Api, tetapi dia mampu menyiksa Duan Ling Tian sampai dia berharap lebih baik mati!
Meskipun Yang Wen tidak mengatakan apa yang akan ia lakukan pada Duan Ling Tian, berdasarkan niat membunuh yang dia pancarkan, semua orang yang berada di tempat itu sangat bisa merasakan kebenciannya terhadap Duan Ling Tian.
Duan Ling Tian telah membunuh adiknya. Kebenciannya tidak lah kecil.
"Hah?" Sebelum pintu batu itu terbuka sepenuhnya, Duan Ling Tian sudah merasakan niat membunuh yang mengerikan dari luar. Dia segera meningkatkan kewaspadaannya. Selain itu, dia tidak terburu-buru membuka pintu. Sebaliknya, ia membukanya perlahan.
Sementara itu, Duan Ling Tian dapat dengan jelas mendengar pembicaraan dari luar.
"Kakak Senior Yang Wen adalah murid sejati dan basis kultivasinya berada pada Bentuk Pertama dari Tahap Malaikat Kahyangan. Sangat mudah baginya untuk membereskan Duan Ling Tian!
"Betul sekali! Duan Ling Tian telah ditakdirkan akan remuk!"
"Tidak ada gunanya bahkan jika dia telah merasakan keributan itu dan menolak untuk keluar karena Kakak Senior Yang Wen sudah yakin bahwa ia tidak sedang berkultivasi secara tertutup. Bahkan jika Kakak Senior Yang Wen menghancurkan rumah batu itu, ia tidak perlu khawatir Duan Ling Tian menjadi gila karena penyimpangan Qi.
"Memangnya kenapa jika kekuatannya hampir mendekati Tahap Malaikat Kahyangan? Memangnya juga kenapa jika dia telah berhasil memahami Kemampuan Ilahi bertahan nomor satu Sekte Pemuja Api kita, Perisai Kura-kura Hitam? Memangnya kenapa kalau dia menguasai empat Kemampuan Ilahi tingkat tinggi? Dia tetap tidak berguna seperti sebuah celengan ayam di depan seorang tokoh digdaya sejati Tahap Malaikat Kahyangan! "
"Jika dia ingin menyalahkan seseorang, dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri karena membunuh Yang Wu, adik laki-laki Senior Yang Wen. Kalau tidak, mengapa Kakak Senior Yang Wen mempersulitnya sejak awal? "
Duan Ling Tian belajar banyak tentang apa yang terjadi di luar. Dia menemukan bahwa niat membunuh datang dari seorang murid sejati bernama Yang Wen.
'Aku sudah lama mendengar bahwa Yang Chong, tetua kelima Sekte Plethora Utara, memiliki dua putra. Putra bungsu, Yang Wu, terbunuh oleh ku, dan putra tertua adalah murid Tanah Suci di Tanah Suci Sekte Pemuja Api. Namun, aku tidak percaya bahwa putra sulung Yang Chong, Yang Wen, ternyata adalah seorang murid sejati yang basis kultivasinya telah memasuki Tahap Malaikat Kahyangan!' Duan Ling Tian menjadi terkejut akan hal ini. Tentu saja, hanya sebegitu saja.
Ekspresi Duan Ling Tian masih setenang biasanya. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan sama sekali.
'Fakta bahwa Yang Wen datang, bahkan jika dia tidak berani membunuh atau melumpuhkanku karena aturan sekte, dia pasti sudah merencanakan untuk menyiksaku sampai aku berharap aku lebih baik mati!' Duan Ling Tian berpikir dalam hati saat matanya berkilat dingin. 'Aturan Sekte Pemuja Api tidak melarang murid menyiksa atau mempermalukan sesama murid. Mungkin, ini adalah cara Sekte Pemuja Api untuk mendorong murid-muridnya untuk berusaha menjadi lebih kuat!'
Bamm!
Saat suara berdebam dari pintu batu yang didorong itu bergema lagi, Duan Ling Tian mempercepat gerakannya. Segera setelah itu, pintu batu itu terbuka sepenuhnya.
Dengan disaksikan oleh semua orang, termasuk Yang Wen, seorang pemuda tinggi dan tampan muncul di depan mata mereka. Ketenangannya membuat kesan yang membekas pada mereka.
Meskipun seragamnya serupa dengan murid Tanah Suci lainnya, itu tidak menyembunyikan wataknya yang luar biasa. Hal itu menyebabkan yang lain merasa sedikit malu dengan penampilan mereka yang canggung.
Begitu pemuda itu berjalan keluar dari rumah batu itu dan memasuki pekarangan, Yang Wen langsung berdiri di udara dan memelototi pemuda itu sebelum bertanya dengan cara interogatif, "Kau Duan Ling Tian?"
Tatapan Yang Wen sangat menusuk. Jika tatapan bisa membunuh, Duan Ling Tian pasti sudah mati beberapa kali.
Ketika Yang Wen memelototi Duan Ling Tian dan berbicara dengan kasar kepadanya, Duan Ling Tian tidak menjawab pertanyaannya. Sebagai gantinya, dia bertanya sebagai balasan, "Yang Wen? Putra Yang Chong, tetua kelima Sekte Plethora Utara?"
Ketika Yang Wen melihat betapa tenangnya pemuda itu meskipun tahu siapa dirinya, dia tahu pasti pemuda di depannya itu adalah Duan Ling Tian.
Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang murid Tanah Suci bersikap begitu arogan di depan seorang murid sejati.
"Tidak heran kau berani menentang Tetua Li An! Kau memang sombong! " Setelah mengkonfirmasi identitas Duan Ling Tian, niat membunuh yang dipancarkan Yang Wen semakin meningkat.
Sebuah tatapan tajam mendarat pada Duan Ling Tian seolah-olah mencoba memotongnya menjadi ribuan serpihan. "Apakah kau pikir aku seperti Tetua Li An? Apakah kau pikir aku akan merasa tidak nyaman untuk bergerak terhadapmu karena identitas ku?
Saat Yang Wen selesai berbicara, dia bahkan tidak menunggu jawaban Duan Ling Tian sebelum dia mulai mengambil sikap menyerang Duan Ling Tian.
Sementara itu, para murid Tanah Suci yang melihatnya merasakan jantung mereka berdetak lebih cepat saat menatap pemandangan yang terbentang di depan mereka dengan konsentrasi penuh.
Menurut mereka, nasib Duan Ling Tian telah ditentukan!
"Yang Wen, kau tidak sabar ingin membunuhku, kan? Kalau begitu, aku akan memberimu kesempatan untuk membunuhku tanpa melanggar aturan Sekte Pemuja Api!" Kata Duan Ling Tian.
Namun, begitu mendengar kata-kata Duan Ling Tian, Yang Wen yang bersiap bergerak segera menghentikan langkahnya.
Para murid Tanah Suci yang ada disitu menjadi bingung dan dipenuhi dengan rasa tidak percaya.
Yang Wen bertanya, "Apa maksudmu?" Dia mau tidak mau mengerutkan keningnya.
"Apa lagi yang bisa ku maksud?" Menghadapi wajah Yang Wen yang cemberut, Duan Ling Tian tersenyum tak acuh sambil berkata dengan tenang, "Jika aku tidak salah, pasti ada tempat di Tanah Suci Sekte Pemuja Api yang membuat para murid bisa menandatangani Duel maut dan bertarung sampai mati, bukan? Aku akan memberi mu kesempatan itu. Tolong tunjukkan jalannya!" Ekspresi Duan Ling Tian tetap tidak berubah ketika ia selesai berbicara.
Dibandingkan dengan Yang Wen yang mengerutkan kening, sikap tenang Duan Ling Tian membuatnya menjadi pemenang dalam hal sikap.
Silakan tunjukkan jalannya!
Saat Duan Ling Tian selesai berbicara, ekspresi Yang Wen berubah drastis. Berbagai ekspresi melintas di wajahnya. Kemudian, dia menatap Duan Ling Tian dengan saksama dan tidak mengatakan apa-apa. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan saat ini.
Gempar!
Pada saat yang sama, para murid Tanah Suci yang mendengar kata-kata Duan Ling Tian akhirnya tersadar kembali dan meledak menjadi keributan.
"Ya ampun! Berdasarkan kata-kata Duan Ling Tian, dia ingin melakukan Duel maut dengan Kakak Senior Yang Wen? " Salah satu murid Tanah Suci berteriak.
"Duel maut? Dengan Kakak Senior Yang Wen? Dari mana dia mendapatkan keberaniannya?" Banyak murid Tanah Suci melebarkan mata mereka dengan tak percaya.
"Dia baru saja menjadi murid Tanah Suci. Meskipun kuat, dia hanya bisa memamerkan kekuatannya di depan mereka yang basis kultivasinya di bawah Tahap Malaikat Kahyangan. Sangat tidak mungkin baginya untuk dibandingkan dengan seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan! " Murid Tanah Suci lainnya menimpali dengan percaya diri.
"Kalau begitu, mengapa dia bertingkah seperti itu? Lihat betapa tenangnya dia. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang mencari mati!" Banyak murid Tanah Suci menemukan hal-hal yang sedikit aneh.
"Apakah tidak ada dari kalian yang memperhatikan? Sejak Duan Ling Tian keluar, ekspresinya tidak berubah sama sekali. Dari awal hingga akhir, dia tetap tenang. Seolah-olah dia bahkan tidak akan berkedip jika gunung runtuh di depan matanya! Ini adalah kepercayaan diri atau gertakan!" Salah satu murid Tanah Suci menebak.
"Kepercayaan diri? Jangan bilang kau pikir dia bisa membunuh Kakak Senior Yang Wen? " Seketika, pernyataan murid Tanah Suci ini menyebabkan yang lain memandangnya dengan jijik.
"Huh! Dia pasti sengaja mencoba membuat segalanya terlihat misterius!" Banyak murid Tanah Suci berkata dengan pasti.
Mereka tidak berpikir Duan Ling Tian sepadan dengan murid sejati, Yang Wen, yang basis kultivasinya telah memasuki Tahap Malaikat Kahyangan. Duan Ling Tian bertindak seperti itu karena dia sengaja mencoba membuat hal-hal terlihat misterius dengan harapan Yang Wen akan mundur.
Seorang murid Tanah Suci yang melihat keraguan Yang Wen berkata, "Hei, lihat itu! Ketika Duan Ling Tian mengusulkan Duel maut, Kakak Senior Yang Wen tampaknya sedikit ragu! Jangan bilang dia benar-benar berpikir ia tidak sekuat Duan Ling Tian?
"Kau benar!" Satu per satu, para murid Tanah Suci itu mengalihkan pandangan mereka ke arah Yang Wen dan juga
menyadari keragu-raguannya.