Maharaja Perang Menguasai Langit

Guan Xiu



Guan Xiu

2Ding Zhong tidak asing dengan nama Duan Ling Tian.     

Meskipun nama ini telah menyebar di Sekte Pemuja Api baru-baru ini, karena alasan orang tersebut hanya memiliki Akar Spiritual bawaan kuning, ia tidak menganggap orang itu terlalu tinggi. Selain itu, dia bahkan telah memberi tahu lebih dari satu orang bahwa Duan Ling Tian hanyalah orang biasa yang beruntung.     

Orang biasa tetaplah orang biasa. Meskipun dia beruntung, dia tidak akan bisa bangkit.     

Memang kenapa kalau dia berbakat dalam memahami Kemampuan Ilahi? Sudah menjadi takdirnya bahwa dia tidak akan dapat mencapai banyak hal tanpa memiliki bakat bawaan yang tinggi.     

Memangnya kenapa jika dia bisa berubah menjadi seorang Kesatria Naga Cakar Sembilan?     

Bahkan jika ada orang biasa yang hanya memiliki Akar Spiritual kuning menjadi seorang Kesatria Naga Cakar Sembilan, anggota naga di klan naga tidak akan pernah memperlakukannya seperti Naga Langit Cakar Delapan juga.     

Selain sebagai simbol status, Naga Langit Cakar Delapan dari klan naga juga merupakan simbol kekuatan! Selain itu, alasan Naga Langit Cakar Delapan memiliki posisi yang begitu tinggi di klan naga terutama karena bakat bawaan Seni bela diri dan kekuatan mereka.     

Menurut pendapat Ding Zhong, Duan Ling Tian tidak memilikinya.     

Yang kuat dihormati di klan naga. Tidak mungkin bagi klan naga untuk mengakui seseorang yang lemah.     

"Jadi kau Duan Ling Tian." Ekspresi Ding Zhong langsung berubah. Senyum di wajahnya telah menghilang dan digantikan dengan sebuah ekspresi yang dingin.     

Meskipun ia telah mendengar tentang kekuatan yang ditunjukkan Duan Ling Tian beberapa hari yang lalu yang mendekati Tahap Malaikat Kahyangan, dia tetap tidak menganggapnya tinggi.     

Menurutnya, itu pada dasarnya sudah mencapai batas Duan Ling Tian!     

Bagaimanapun, Duan Ling Tian hanya memiliki Akar Spiritual bawaan kuning, dan batasnya adalah puncak Tahap Malaikat Sempurna. Bahkan jika dia bisa maju lebih tinggi, akan sangat sulit baginya untuk menerobos ke Tahap Malaikat Paling Inti.     

Sampai dia mati, kekuatannya paling mungkin hanya berada pada Bentuk Pertama dari Tahap Malaikat Kahyangan.     

Orang seperti itu tidak layak untuk dia perhatikan .     

"Hah?" Duan Ling Tian merasa bingung ketika melihat perubahan ekspresi Ding Zhong.     

Segera setelah itu, dia tersadar. Ia lalu hanya mengangkat bahu saat secercah senyum tak berdaya muncul di wajahnya. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa.     

Duan Ling Tian tidak bodoh.     

Dia kira-kira bisa menebak alasan mengapa Ding Zhong memperlakukannya dengan baik sebelumnya. Dia pasti mengira Duan Ling Tian memiliki masa depan yang cerah di depannya dan mencoba menggunakan kesempatan ini untuk menyanjungnya.     

Perubahan ekspresi Ding Zhong pasti karena pengungkapan namanya. Dia pasti berpikir tidak ada gunanya menyanjungnya lagi.     

Ada dua alasan untuk hal ini. Pertama, seperti kebanyakan orang di Sekte Pemuja Api, Ding Zhong mengira ia memiliki Akar Spiritual bawaan kuning. Kedua, Ding Zhong tidak berpikir bahwa ia bisa melawan Li An. Ia merasa bahwa Duan Ling Tian akan mati dalam pertarungan dengan Li An ini.     

Tidak peduli apa alasannya, hal itu telah memberitahunya tentang satu kebenaran umum. Menurut pendapat Ding Zhong, pemuda itu tidak lagi layak. Itulah mengapa sikap Ding Zhong terhadap dirinya berubah drastis.     

'Betapa dangkalnya...' Meskipun Duan Ling Tian telah melihat banyak adegan seperti itu dalam hidupnya, ia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menggelengkan kepalanya dan menghela nafas secara emosional ketika melihat hal seperti ini.     

Tentu saja, ia tidak merasa terganggu akan hal itu. Tidak penting apakah Ding Zhong memperlakukannya dengan baik atau tidak selama dia menyelesaikan pendaftaran itu untuknya dan tidak mencoba menyakitinya.     

Untungnya, meskipun sombong, Ding Zhong tidak mempersulit Duan Ling Tian dalam proses pendaftaran.     

Setelah selesai mendaftarkan Duan Ling Tian, ​​​​ia berbalik untuk melihat pemuda di sisi kirinya dan berkata, "Pergilah ambilkan beberapa seragam murid Tanah Suci untuknya."     

Begitu selesai berbicara, ia berbalik untuk melihat pada seorang pemuda lain dan berkata, "Kau siapkan token identitas dan kartu kristal untuk menyimpan Poin Kontribusi untuknya."     

"Ya!" Kedua pemuda itu adalah pembantu Ding Zhong di meja pendaftaran untuk murid Tanah Suci yang baru. Tentu saja, mereka akan melakukan apa yang diperintahkan.     

Mungkin, karena pengaruh Ding Zhong, ketika tatapan mereka menyapu ke arah Duan Ling Tian, ​​sedikit pandanga melecehkan bisa terlihat di mata mereka.     

Duan Ling Tian mengabaikan mereka.     

Setiap orang berhak atas pendapat mereka sendiri, jadi dia memilih untuk mengabaikannya. Tidak apa-apa selama mereka tidak mencari masalah dengannya.     

'Murid Tanah Suci memiliki token identitas?' Mata Duan Ling Tian berkilat. Ketika dia berada di Padepokan Kura-kura Hitam, dia hanya mendapatkan seragam eksklusif bagi murid Padepokan Kura-kura Hitam dan bukan token identitas.     

Sepertinya perlakuan istimewa itu hanya diberikan kepada murid Tanah Suci.     

'Adapun kartu kristal yang menyimpan Poin Kontribusi, itu pasti sama dengan kartu kristal Sekte Terang Bulan yang menyimpan Poin Prestasi. Poin Kontribusi di dalamnya kemungkinan besar akan membuatku bisa menukar barang-barang berharga di Tanah Suci Sekte Pemuja Api!' Tidak sulit bagi Duan Ling Tian untuk mengetahui hal itu.     

Dengan segera, kedua pemuda itu menyiapkan beberapa set seragam murid Tanah Suci, token identitas, dan kartu kristal untuk Duan Ling Tian.     

"Terima kasih." Menghadapi ekspresi dingin Ding Zhong dan kedua pemuda itu, Duan Ling Tian menganggukkan kepalanya ke arah mereka dengan sopan sebelum berbalik untuk pergi.     

Setelah pergi, dia menemukan bahwa dia tidak tahu di mana kediaman para murid Tanah Suci berada!     

Duan Ling Tian ingin berbalik dan kembali ke tempat pendaftaran. Namun, ketika mengingat aura yang tidak ramah dari ketiga orang itu, dia mengurungkan niatnya itu.     

'Tidak apa-apa. Aku tidak akan mencari mereka. Aku hanya akan mencari orang lain dan bertanya.' Duan Ling Tian melangkah pergi begitu memikirkan hal itu.     

"Tetua Ding Zhong, bukankah sedikit tidak pantas bahwa kami tidak mengantarnya ke kediaman para murid Tanah Suci? Bagaimanapun, ini pertama kalinya dia datang ke Tanah Suci, " salah satu pemuda itu bertanya sambil menatap Ding Zhong setelah Duan Ling Tian pergi.     

"Mengapa? Apakah kau berencana untuk menjilatnya? " Ding Zhong tersenyum menghina ketika berkata, "Bahkan jika Duan Ling Tian sangat berbakat dalam memahami Kemampuan Ilahi, dia tidak akan memiliki pencapaian besar di masa depan karena hanya memiliki Akar Spiritual bawaan kuning!"     

Sementara itu, Duan Ling Tian akhirnya menemukan seorang Murid Tanah Suci dan menanyakan arah ke kediaman murid Tanah Suci.     

"Terima kasih, Kakak Senior." Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Duan Ling Tian tentu saja merasa senang. Dia berterima kasih kepada murid Tanah Suci yang telah dia hentikan perjalanannya itu.     

Murid Tanah Suci di hadapannya itu adalah seorang pria paruh baya bertubur kekar. Dia memiliki penampilan yang sederhana dan baik hati. Dengan kata lain, dia tampak seperti orang yang jujur.     

Menerima ungkapan rasa terima kasih Duan Ling Tian, ​​​​dia dengan cepat melambaikan tangannya. "Kita berdua murid dari sekte yang sama. Tidak perlu bersikap begitu sopan. " Berdasarkan kata-katanya, bisa dikatakan bahwa dia adalah orang yang baik.     

"Adik Junior!" Pria paruh baya yang bertubuh kekar itu memanggil Duan Ling Tian ketika melihatnya akan pergi.     

"Ya?" Duan Ling Tian memandang setengah baya itu dengan bingung.     

"Kenapa aku tidak kuantarkan saja kau ke sana?" Pria paruh baya kekar itu bertanya.     

"Tidak apa-apa" Duan Ling Tian tahu itu mungkin akan merepotkan bagi pihak lain. Dia bisa melihat ke arah yang dituju pria itu sehingga dia menolak niat baiknya.     

"Apa kau yakin?" Pria paruh baya kekar itu bertanya dengan ragu-ragu.     

"Tidak apa-apa." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Kemudian, ia berbalik dan menuju ke arah yang ditunjukkan pria paruh baya itu kepadanya sebelumnya.     

Pada saat yang sama, seorang pemuda yang lewat mendekati pria paruh baya berbadan kekar itu dan bertanya dengan penasaran, "Guan Xiu, apakah kau kenal dengan murid Padepokan Kura-kura Hitam itu?"     

Berdasarkan pakaian pemuda itu, dia juga seorang murid Tanah Suci.     

"Tidak." Guan Xiu, pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum polos. "Dia pasti murid baru yang baru saja tiba di Tanah Suci kita. Dia tidak tahu kemana arah kediaman murid Tanah Suci kita jadi dia datang untuk menanyakan arah kepada ku. "     

"Pasti.. Dia pasti murid baru yang baru saja tiba di Tanah Suci kita!" Kata pemuda itu dengan pasti. "Tidak hanya itu, tapi dia kemungkinan besar telah direkomendasikan oleh Ketua Padepokan Kura-kura Hitam. Seleksi masuk Tanah Suci untuk murid Padepokan Empat Simbol masih akan diadakan beberapa waktu lagi. Fakta bahwa dia datang lebih awal berarti dia memiliki bakat bawaan yang tinggi. Jika tidak, ia tidak akan direkomendasikan oleh Ketua Padepokan Kura-kura Hitam."     

"Direkomendasikan secara langsung oleh Ketua Padepokan Kura-kura Hitam? Dia sangat luar biasa?" Guan Xiu agak terlambat mencerna. Meskipun dia memperhatikan Duan Ling Tian mengenakan seragam Padepokan Kura-kura Hitam, dia tidak terlalu memikirkannya.     

"Aku benar-benar harus menyerahkannya padamu. Itu adalah kesempatan yang bagus tetapi kau melewatkannya begitu saja! Jika itu aku, aku pasti akan mencoba mendekati seorang jenius seperti itu. Namun, kau bahkan tidak mengantarkannya ke sana ketika ia menanyakan arah. Jika kau berhasil menjalin semacam persahabatan dengannya, kau mungkin bisa mendapat manfaat darinya seumur hidup mu! " Pria muda itu berkata dengan putus asa kepada Guan Xiu sambil menatapnya.     

"Bisakah kita tetap dianggap sebagai teman jika aku sangat perhitungan?" Jelas bahwa Guan Xiu tidak setuju dengan kata-kata pemuda itu.     

"Guan Xiu, kejar dia. Masih ada kesempatan untukmu." Pemuda itu melirik siluet di kejauhan itu sebelum mengingatkan Guan Xiu.     

"Tidak!" Guan Xiu keras kepala. "Aku tidak akan berteman dengan seseorang berdasarkan alasan seperti itu. Kita tidak bisa dianggap teman jika aku mendekatinya dengan niat seperti itu!" Dia pergi begitu dia selesai berbicara.     

"Bodoh sekali!" Melihat betapa tidak tahu berterima kasihnya Guan Xiu, pemuda itu mengutuk dengan putus asa.     

Setelah sekitar 15 menit, Duan Ling Tian akhirnya tiba di kediaman murid Tanah Suci.     

Kediaman para murid Tanah Suci tidak dipisahkan menjadi berbagai tingkatan dan level. Karena itu, tidak ada perkelahian.     

Kediaman para murid Tanah Suci itu terletak di dalam sebuah lembah yang luas.     

Rumah-rumah para murid Tanah Suci, tersebar dengan pekarangan-pekarangan kecil yang terletak di mengitari lembah. Ada tanaman di dalam pekarangan itu bersama dengan meja batu dan beberapa bangku batu. Di belakang halaman kecil itu ada sebuah rumah batu yang berdiri sendiri. Pintu rumah batu itu juga terbuat dari batu. Hanya dengan satu pandangan, bisa dikatakan bahwa kemampuan kedap suara dari rumah-rumah itu sangat bagus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.