Raja Para Dewa

Pusat Tanah Terlarang



Pusat Tanah Terlarang

0Sepuluh ribu kilometer dari Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam:     

"Jiang Hao, ini semua berkat dirimu sehingga kita bisa dengan mudah melewati warisan milik Penguasa Suci di tahap awal ini,"     

"Jiang Hao, aku dengar kau memiliki peluang tinggi untuk menembus ke Alam Cahaya Mistik. Mengapa kau masih menekan level pelatihanmu?"      

Empat sosok melompat keluar dari sebuah warisan. Pemimpinnya adalah pria paruh baya yang tampan berambut putih dan mata berbinar-binar.     

"Aku harus berhasil menerobos ke Alam Cahaya Mistik dalam sekali percobaan," Nada bicara Jiang Hao sangat tegas.     

Jika seseorang gagal menerobos ke Alam Cahaya Mistik meskipun cuma sekali saja, kemungkinan keberhasilan di masa depan akan menjadi lebih rendah. Setiap kali seseorang gagal, energi kehidupan dan jiwanya akan menjadi lebih lemah dan pada dasarnya mustahil untuk digantikan.      

Karena itu, siapa pun yang bisa menerobos ke Alam Cahaya Mistik dalam satu kali percobaan memiliki dasar dan potensi yang jauh lebih baik daripada seseorang yang melakukan beberapa kali percobaan.     

Ambisi Jiang Hao membuat orang lain yang sudah gagal menerobos ke Alam Cahaya Mistik pun menjadi merasa bersalah dan iri.     

"Apa itu!?" seru seseorang. Semua orang pun mendongakkan kepalanya.     

Hua!     

Kilauan cahaya harta karun yang berisi sembilan warna menerangi langit. Cahaya itu sangat cerah, seolah-olah gunung harta karun yang tak tertandingi baru saja terungkap.     

Cahaya tersebut bisa menggerakkan hati seseorang. Semua orang langsung berhenti berbicara dan mereka tidak dapat berpaling darinya.     

"Ini ... kilauan cahaya harta karun dari benda ilahi!" Sebuah cahaya berkilat di mata seorang tetua ketika berbicara dengan suara bergetar, tetapi nadanya suaranya sangat yakin.      

"Aku belum pernah melihat harta karun dengan kilauan cahaya seperti itu." Mata Tetua lain yang berambut putih berbinar-binar,     

"Ayo pergi ke sana!" Jiang Hao terdiam sejenak sebelum akhirnya jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Bagaimana mungkin dia bisa melewatkan harta karun yang tiada taranya?     

Tiga orang lainnya sangat gembira ketika mendengar kata-kata Jiang Hao dan mereka semua langsung berlari menuju cahaya harta karun tersebut.     

******     

Di rawa di kedalaman Makam Kekaisaran, empat sosok melewati beberapa pohon. Pemimpinnya adalah seseorang yang sepenuhnya tertutup jubah hitam. Tiga orang mengikuti di belakangnya dengan hati-hati. Seluruh kelompok diam tak bersuara.     

Sosok berjubah hitam tiba-tiba berhenti dan melihat ke kejauhan. Ekspresi ketiga anggota lainnya menjadi pucat karena ketakutan dan mereka melihat ke arah di mana orang berjubah hitam itu melihat tetapi tidak melihat apa-apa.     

Tiga orang tersebut saling berpandangan dengan bingung. Mereka tidak mengerti apa yang dilihat oleh sosok berjubah hitam yang memimpin mereka itu.     

"Ayo kita pergi." Orang berjubah hitam lalu mengubah arahnya     

"Senior Jubah Hitam, apakah kita tidak akan pergi ke warisan?" seorang anggota akhirnya tidak tahan untuk segera bertanya.     

Orang berjubah hitam tiba-tiba melihat ke arah lain secara acak dan langsung mengubah arah tujuan mereka bahkan tanpa berdiskusi sama sekali. Yang lain merasa tidak puas dan sedikit ragu.     

Mereka harus mengakui bahwa mereka merasa tidak beruntung dimasukkan ke dalam kelompok orang berjubah hitam tersebut. Orang berjubah hitam memiliki kepribadian yang aneh dan dia agak menakutkan.     

Untungnya, kekuatan orang berjubah hitam itu hebat, jadi perjalanan mereka sejauh ini aman.     

"Berhentilah bicara omong kosong," suara serak orang berjubah hitam itu terdengar dan dia bahkan menoleh. Aura Kematian pun mulai menyebar.     

Jiwa tiga anggota lainnya mulai bergetar dan mereka langsung tutup mulut.     

******     

Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam diisi dengan kilauan cahaya sembilan warna.     

Kelompok Tetua Ying dan tetua berjubah ungu diselimuti oleh cahaya sembilan warna dan mereka merasa terpana oleh kilauan besar cahaya harta karun yang datang darinya.      

Mereka merasa sangat kecil jika dibandingkan dengan kilauan cahaya tersebut, seperti seorang pengemis yang melihat harta karun kerajaan. Alih-alih segera bergegas, mereka justru terpaku karena kaget dan kebingungan.     

"Bahkan Senjata Dewa Kuno pun tidak bisa menampilkan pemandangan seperti itu." Zhao Feng terkejut.      

Kemunculan pedang usang di Istana Xie Yang pun bahkan tidak seperseratus dari pemandangan kilauan cahaya saat ini.     

Jenis barang apa yang dimiliki Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam? Bahkan Zhao Feng yang biasanya tenang pun bisa merasakan keinginan kuat untuk mendapatkannya.     

"Ayo pergi. Kita tidak bisa kehilangan keunggulan kita. Kelompok lain di dekat sini juga akan tertarik padanya." Mata tetua berjubah ungu berbinar-binar saat melesat menuju kedalaman Ngarai Angin Hitam. Dia tidak bisa tetap tenang di hadapan kilauan harta karun yang menakjubkan ini.     

"Ayo kita pergi juga." Lei Tong dan Kaisar muda tidak dapat berpikir dengan benar, tetapi mereka juga segera beranjak pergi.     

"Ai, senjata seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa kita kendalikan." Tetua Ying menghela nafasnya dan merasa ragu-ragu.     

Harta karun kuno seperti itu jelas bukan sesuatu yang bisa mereka kendalikan. Jika harta seperti itu muncul di zona benua, itu bisa menyebabkan perang antara banyak penguasa dinasti dan mungkin bahkan perang saudara.     

Bahkan jika mereka tidak bisa mendapatkannya, tatapan Tetua Ying tidak bisa menjauh darinya. Dia setidaknya ingin melihat harta karun seperti apa itu atau dia tidak akan bisa merasa tenang.     

"Tetua Ying, ayo kita pergi. Harta karun yang muncul juga merupakan kekayaan kita. Kita tidak bisa melewatkannya begitu saja seperti ini." Jing Kai terlihat antusias saat berusaha membujuknya.     

Harta karun seperti itu bisa mengubah nasib siapa pun. Jing Kai sudah mulai tidak sabar setelah melihat kelompok tetua berjubah ungu pergi. Jika Tetua Ying tidak setuju, dia jelas tidak akan bisa pergi.      

Jing Kai adalah Kaisar yang tak tertandingi di dunia luar. Namun di sini, dia hanya anggota tim yang biasa. Calon Penguasa Suci dapat terlihat di mana-mana.      

Lagipula, ini adalah Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam. Harta karun seperti itu pasti akan datang dengan bahaya besar sehingga Jing Kai membutuhkan pemimpin yang berpengalaman seperti Tetua Ying.     

"Baiklah, kita akan pergi dan melihatnya," Tetua Ying memutuskan.      

Mereka pun mulai menuju ke kedalaman Ngarai Angin Hitam.     

Sebagai salah satu tempat terlarang yang paling berbahaya di Makam Kekaisaran, bahkan beberapa dari Penguasa Suci yang lebih kuat pun tidak akan pergi terlalu jauh ke dalam Ngarai Angin Hitam untuk mengatur warisan mereka.      

Jika bukan karena kekuatan angin hitam yang tiba-tiba melemah dan kemudian melihat harta karun besar yang tiba-tiba muncul, kelompok Tetua Ying tidak akan pernah berani memasuki bagian dalam ngarai tersebut.     

"Hmm? Angin hitam menjadi sedikit lebih kuat?" Mata tajam Zhao Feng melihat perubahan di udara.     

Meskipun cahaya harta karun tersebut mengubah warna area di dekatnya dan membuatnya sulit untuk membedakan hal-hal di sekitarnya, namun hal itu tidak mempengaruhi mata kiri Zhao Feng.     

Zhao Feng melirik Tetua Ying dan Jing Kai. Mereka berdua tidak merasakan apa-apa. Jelas terlihat bahwa cahaya harta karun telah menarik perhatian semua orang dan membuat mereka melupakan segala hal lainnya.     

"Ada yang tidak beres." Ekspresi Zhao Feng sedikit berubah ketika kekuatan Petir Dewa Kesengsaraan dalam jiwa ungu gelapnya tiba-tiba mulai berkedip.     

Boom! Boom! Boom!     

Gumpalan tipis aura yang gelap dihancurkan oleh kekuatan Petir Dewa Kesengsaraan dan dipaksa keluar dari tubuhnya. Aura gelap tersebut lalu bergabung dengan angin hitam.     

"Tanpa sadar aku juga terpengaruhi," Zhao Feng sangat terkejut.      

Kekuatan jiwa Zhao Feng telah mencapai level Penguasa Suci dan sebenarnya bahkan lebih kental dan halus daripada Penguasa Suci yang biasa.     

Mata Zhao Feng menjadi sedikit lebih jelas setelah memaksa udara Yin keluar dari tubuhnya.     

"Coba aku lihat," Zhao Feng mengedarkan kemampuan mata kirinya dan cahaya keemasan pun menyebar melalui matanya.     

Di masa lalu, ketika Zhao Feng menggunakan kemampuan ini, semua yang terlihat menjadi dunia yang dibangun dari partikel dan atom dan menghabiskan banyak energi. Itu adalah kasus penerimaan informasi yang terlalu berlebihan.      

Namun, sekarang kendali Zhao Feng jauh lebih baik sehingga dia bisa memilih benda apa yang dilihatnya sebagai atom.     

Mata Zhao Feng menatap cahaya harta karun yang melesat ke langit, lalu mulai melacaknya ke bawah melalui bebatuan.     

"Harta karun itu harusnya ada di bawah tanah ... eh?" Zhao Feng tampaknya menemukan sesuatu yang aneh dan wajahnya menjadi sedikit memerah sebelum kembali normal.     

"Ada apa, Zhao Feng?" Tetua Ying melihat Zhao Feng bertindak berbeda dari biasanya.     

"Zhao Feng, kita harus lebih cepat. Ini adalah kekayaan sekali seumur hidup," kata Jing Kai tidak sabar.     

"Tidak ada, aku tiba-tiba menyadari bahwa angin hitamnya telah menjadi lebih kuat," Ekspresi Zhao Feng suram.     

"Hmm? Memang. Sepertinya kita perlu mempercepat," Ekspresi Tetua Ying juga menjadi muram juga setelah merasakannya dengan seksama.      

Jika angin hitam kembali ke keadaan semula, maka mereka harus segera mundur. Bahkan para Penguasa Suci pun tidak akan berani masuk terlalu jauh ke dalam hembusan angin hitam dengan kekuatan penuhnya.     

"Ahh, level pelatihanmu saja yang terlalu rendah....." Jing Kai menatap Zhao Feng dengan ekspresi tidak puas.      

Dari sudut pandangnya, Zhao Feng tidak bisa menghalangi angin hitam tersebut karena level pelatihannya yang rendah.     

Ketiganya mempercepat gerakannya dan dengan cepat menuju ke pusat Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam. Semakin jauh mereka pergi, semakin kuat hembusan angin hitam. Bahkan Jing Kai pun merasakan dinginnya es.     

Tetua berjubah ungu dan teman-temannya pun segera muncul dalam pandangan mereka.     

"Tetua Ying, kelompok kita masih bekerjasama, kan?" Tetua berjubah ungu menunjukkan senyumannya saat menoleh ke arahnya.      

Dia berharap Tetua Ying akan datang. Bahkan jika mereka tidak mendapatkan harta karun ini, mereka bisa mengambil kembali apa yang sudah mereka miliki.     

"Tentu saja." Tetua Ying bahkan lebih mempercepat langkahnya.     

Di bawah bimbingan Tetua berjubah ungu, semua orang pun memasuki pusat Ngarai Angin Hitam dan menuju ke kilauan cahaya harta karun tersebut.     

Tempat ini dipenuhi dengan batu seukuran kamar raksasa yang terbuat dari material berwarna abu-abu gelap. Kilauan cahaya harta karun datang dari pusat batu raksasa tersebut dan tekanan kuat yang memancar darinya membuat semua orang tidak bisa mendekat.     

Hu ~~     

Kilauan chaya harta karun tersebut tiba-tiba melemah dan cahaya sembilan warna menjadi redup sampai benar-benar menghilang ke dalam tanah. Seluruh Tanah Terlarang Ngarai Angin Hitam sekali lagi menjadi dunia kegelapan.     

"Tekanan dari cahaya harta karunnya telah menghilang!" Lei Tong berseru, dan mereka berenam pun segera melesat ke udara di atas batu.     

Hanya dalam sekejap mata, semua orang tiba dalam jangkauan di mana kilauan cahaya harta karun berada, tetapi mereka tidak dapat merasakan apa pun dengan jelas, karena ada banyak batu di mana-mana. Hembusan angin hitam pun memengaruhi indera Ilahi mereka.     

"Cahaya Ungu Menghancurkan Langit!" Tetua berjubah ungu menyodorkan telapak tangannya dan sesosok telapak tangan raksasa yang terbuat dari cahaya ungu menghantam batu-batu di bawahnya.     

Bam!     

Tidak ada yang tahu terbuat dari apa batu abu-abu gelap tersebut. Serangan Tetua berjubah ungu hanya meninggalkan beberapa celah pada bebatuan tersebut.     

"Sepertinya tidak mungkin masuk langsung dari sini," Tetua berjubah ungu merasa enggan.      

Batu-batu raksasa tersebut telah memblokir segalanya, jadi tidak mungkin bisa masuk lewat sini.     

"Kita harus menemukan pintu masuk lainnya," Jing Kai menghela nafas.     

"Aku melihat pintu masuk tadi," suara Zhao Feng tiba-tiba terdengar. Semua orang tiba-tiba melihat ke atas seperti disambar petir.     

"Di mana!?" Tetua berjubah ungu segera bertanya.     

"Kita melewati pintu masuk gua kecil tidak jauh dari sini. Sepertinya pintu itu terhubung ke bawah tanah," jawab Zhao Feng dengan jujur      

Tetua berjubah ungu dan kelompoknya langsung terbang ke tempat itu tepat setelah Zhao Feng selesai berbicara.     

Kelompok itu segera tiba di tempat yang disebutkan oleh Zhao Feng.     

"Benar-benar ada pintu masuk di sini!" Lei Tong berseru dengan gembira.     

Di depan mereka ada pintu masuk gua yang hanya bisa muat satu orang saja sekali masuk. Pintu masuk itu berada di batas batu-batu raksasa dan mereka samar-samar bisa melihat tangga batu yang mengarah ke bawah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.