The Alchemists: Cinta Abadi

Rune Schneider Dari Schneider Group 



Rune Schneider Dari Schneider Group 

2Sebenarnya Anne tidak akan pernah menjadi pewaris takhta kerajaan Moravia seandainya pamannya, Pangeran Renald tidak mengundurkan diri.     

Sang pangeran yang dianggap genius itu sudah menjadi putra mahkota selama hampir empat tahun ketika ia tiba-tiba mengkhianati keluarga mereka.     

Pangeran Renald Hanenberg, putra mahkota terakhir, tiba-tiba saja mengumumkan bahwa ia tidak lagi tertarik dengan kekuasaan dan ingin mundur, ia juga memutuskan semua hubungan dengan orang dari pihak dinasti keluarga Hanenberg.     

Saat itu, keluarga kerajaan benar-benar merasa seolah dihantam dari belakang dan dikhianati oleh Pangeran Renald Hanenberg.     

Mereka akhirnya menyadari bahwa zaman telah benar-benar berubah dan mereka mau tidak mau harus menerima perempuan untuk mewarisi takhta.     

Itu sebabnya ibu Anne, yang merupakan anak perempuan Raja Gustave, ditawari posisi sebagai ratu dan suaminya akan menjadi raja.     

Keputusan ini mengubah hidup mereka secara drastis. Sekarang, Anne tidak lagi hanya seorang bangsawan tetapi ia adalah penerus takhta Moravia berikutnya.     

Namun, setelah ia bertunangan dengan Leon dan akan segera menikah dengannya, kedua keluarga itu telah mempertimbangkan untuk menyatukan keluarga mereka bersamaan dengan kerajaan mereka.     

Mereka akan menggabungkan kekuatan agar kerajaan mereka menjadi lebih berpengaruh di Eropa. Perjodohan ini tentunya membawa banyak manfaat bagi banyak pihak.     

Dari ekspresi Anne yang diperlihatkan malam ini ketika ia diperkenalkan kepada Duke dan Duchess Fournier, Rose tahu bahwa sang putri sangat menyukai Leon.     

Rose tidak bisa menyalahkan gadis itu, karena Anne hanyalah wanita biasa. Leon punya seribu pesona yang sudah pasti akan memikat banyak wanita. Ia pria yang tampan dan cerdas. Ia juga bersikap tenang serta wibawa.     

Banyak wanita di sekitar Rose juga menyukai Leon sejak mereka masih muda, dan karena itu mereka melampiaskan kebencian mereka kepada Rose karena ia berhasil mendapatkan pria yang mereka sukai.     

Apa yang terjadi saat ini memberikan kesempatan bagi wanita-wanita berhati busuk itu untuk memperolok dan menghina Rose karena tidak mampu mempertahankan Leon. Mereka kini ingin menertawakan penderitaan Rose sepuas mungkin.     

Untungnya, Rose adalah wanita yang kuat. Ia bisa menerima tuduhan dan penghinaan tanpa goyah sama sekali.     

Ia selalu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan menunjukkan kepada mereka bahwa ia tidak terpengaruh dengan apa pun yang mereka katakan.     

Rose hanya tersenyum manis dan memperlakukan Anne dengan baik ketika kedua keluarga mereka berkumpul dan berbicara. Ia tidak lupa memperkenalkan Rune sebagai pacarnya dan melakukannya secara alami seolah mereka pasangan kekasih sungguhan.     

Rune juga melakukan perannya dengan baik. Ia sudah berjanji kepada Rose ia akan membuat orang-orang percaya bahwa mereka adalah pasangan yang saling mencintai, tanpa perlu menunjukkan kasih sayang berlebihan di depan umum dan ia telah menepati janjinya.     

Malam akhirnya berakhir dengan lancar tanpa masalah. Kini mereka dalam perjalanan pulang, duduk manis di kursi belakang mobil mewah milik keluarga Rose.     

"Kita sudah tiba. Bangunlah, Rose," Rune menepuk bahu Rose dengan lembut dan membangunkannya.     

Rune awalnya mengira gadis itu tertidur karena ia menutup matanya dan napasnya terlihat sangat lembut.     

Rose membuka matanya dan tersenyum lelah. Ia terlihat sangat letih. Pria itu sangat mengerti apa yang kini tengah dirasakan Rose. Berpura-pura baik-baik saja semalam penuh sudah pasti sangat melelahkan, apalagi gadis itu harus terus memasang senyum bahagia seolah ia tidak pernah sedih dengan kepergian Leon.     

"Aku tidak tidur," kata Rose dengan suara lembut. "Aku hanya lelah."     

"Hmm... Aku bisa melihatnya," jawab Rune. Ia keluar dari mobil dan menunggu Rose di dekat pintu. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu keluar dari mobil. "Apakah kau ingin aku menggendongmu ke atas?"     

"Apa kau mau melakukannya untukku?" Rose bertanya kepadanya dengan senyum tipis. Pria itu mengangguk. Rose mengangkat bahu. "Tentu, mengapa tidak?"     

Rose lalu keluar dari mobil dan memegang tangan Rune. Pria itu dengan cepat mengangkat tubuhnya dan menggendongnya masuk.     

"Terima kasih, Tuan Roland. Aku akan mengantar Rose dari sini," kata Rune sopan kepada sopir mereka.     

Pria paruh baya itu mengangguk sambil tersenyum.     

"Selamat malam, Tuan," ia menyentuh ujung topinya. "Selamat malam, Yang Mulia."     

"Selamat malam, Tuan Roland. Terima kasih untuk malam ini," kata Rose. Ia melingkarkan lengannya di leher Rune dan menutup matanya.     

Rune berjalan dengan menggendong Rose yang kini tenggelam dalam pelukannya. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Ia membuka pintu untuk Rose dengan satu tangan dan masuk ke dalam kamar tidurnya yang indah.     

"Tidur lah yang nyenyak, Rose," katanya setelah dengan hati-hati membaringkan tubuh Rose di tempat tidur.     

"Terima kasih, Rune," ia mengangguk sambil tersenyum.     

"Sama-sama."     

"Kau juga harus istirahat," kata Rose dan ia melambai kepadanya.     

"Terima kasih," Rune tersenyum dan berbalik. Ia berjalan keluar dari kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat.     

Malam itu pun berlalu dengan damai.     

***     

Rose bangun lebih siang keesokan harinya. Ia tidak bisa tidur nyenyak setelah apa yang terjadi di pesta tadi malam dan ia akhirnya bisa memejamkan matanya untuk tidur pukul empat pagi.     

Ia bangun dan segera menyegarkan diri, lalu turun untuk sarapan. Kedua matanya memiliki lingkaran hitam di sekelilingnya yang membuatnya tampak seperti panda. Rune merasa hal itu terlihat manis.     

"Selamat pagi," Rune mendorong sebuah kursi untuknya. "Aku barusan mengobrol dengan orang tuamu soal apa saja yang bisa kulakukan selama di Bacilia hari ini."     

"Oh, benarkah?" Rose duduk di kursinya dan menyiapkan serbetnya. "Terima kasih."     

Rune kembali ke kursinya dan menawarkan untuk menuangkan teh untuk Rose. Gadis itu mengangguk dan memberikan cangkirnya.     

"Sepertinya kau tidak tidur nyenyak tadi malam," komentar Duchess Fournier.     

"Aku baik-baik saja, Ibu," Rose menggelengkan kepalanya. "Jangan khawatirkan aku."     

Duke Fournier yang sedang membaca berita di tabletnya tiba-tiba mengerutkan alisnya dan menoleh ke arah Rune dengan tatapan bertanya-tanya.      

"Namamu Rune Schneider, kan?" ia akhirnya bertanya kepadanya.     

Rune mengangguk. "Iya, benar, Tuan."     

"Apakah kau memiliki hubungan dengan keluarga Schneider dari Schneider Group?" Sang Duke bertanya lagi.     

Rune telah menjelaskan kepada mereka kemarin bahwa ia hanya kebetulan memiliki nama belakang yang sama dengan keluarga itu dan bukan bagian dari mereka, jadi ia sedikit terkejut saat ayah Rose kembali menanyakan hal itu pagi ini.     

"Tidak... kenapa Tuan menanyakan hal itu lagi?" tanya Rune kepada pria itu, ia masih merasa bingung. "Apakah ada yang salah?"     

Duke Fournier menghela napas dan menunjukkan tabletnya. "Beberapa wartawan menulis artikel tentang Rose dan mereka mengatakan ia berkencan dengan Rune Schneider dari Grup Schneider."     

Rose dan Rune saling pandang keheranan. Mereka sangat terkejut mendengar kata-kata Duke Fournier.     

Apa maksudnya ini?     

Artikel apa? Siapa  yang menulisnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.