The Alchemists: Cinta Abadi

Keputusan Rune (2)



Keputusan Rune (2)

2Leon tahu bahwa Rose masih mencintainya dari sikap yang diperlihatkan oleh gadis itu. Leon sudah mengenal Rose sepanjang hidupnya. Sulit untuk menyembunyikan perasaan Rose yang sesungguhnya dan membodohinya.     

Leon bahkan bisa dengan mudah mengatakan bahwa Rose sengaja berkencan dengan Rune untuk menunjukkan kepada Leon bahwa Rose tidak peduli dengan kekayaan dan status seseorang.     

Leon mungkin tidak akan curiga bahwa hubungan antara Rune dan Rose adalah hubungan pura-pura, tetapi putra mahkota bisa menduga jika Rose sedang memanfaatkan Rune tanpa sepengetahuan Rune.     

Leon mungkin mengira Rose berpura-pura mencintai Rune dan menipu pria itu untuk menjalin hubungan dan memintanya untuk datang ke Moravia.     

Hmm... semakin Rune memikirkannya, semakin ia yakin bahwa akan lebih baik jika ia mengaku pada Rose sebagai dirinya sendiri.      

Selain semua alasan yang disebutkan di atas, jika seseorang seperti Rune Schneider dari Schneider Group menganggap Rose layak menjadi pacarnya, hal itu seharusnya mampu mengakhiri semua gosip yang selama ini beredar di publik tentang Rose dan Leon, kan?     

KRING     

KRING     

Rose, yang tenggelam dalam pikirannya, terkejut saat mendengar teleponnya berdering. Panggilan itu berasal dari Leon. Ia mengerucutkan bibirnya dengan kesal dan menerima teleponnya.     

"Halo," ucap Rose segera. "Apa yang ia katakan?"     

Semua orang di meja makan mengalihkan perhatian mereka ke arah Rose, mencoba mendengarkan dengan seksama kata-kata apa pun yang keluar dari mulutnya.     

Melihat keingintahuan mereka, Rose memutuskan untuk menyalakan speaker sehingga suara Leon bisa didengar oleh semuanya.     

"Selamat pagi, Rose," suara Leon terdengar sedikit lelah. Mereka bisa mendengar ia mendesah beberapa kali.     

"Ya? Aku tidak punya waktu seharian. Katakan kepadaku apa yang sudah ia lakukan!" Bentak Rose. Ia sangat marah dengan apa yang terjadi pagi ini. Dari suara Leon, sepertinya Anne benar-benar ada hubungannya dengan semua kekacauan ini.     

"Aku berbicara dengan Anne, dan ia bilang ia memberi tahu Sarah tentang pacarmu dan mereka ingin memperoloknya," jawab Leon.     

"Mereka memperolok Rune? Bagaimana bisa??" Rose menjadi lebih tidak sabar.     

Leon menghela napas.     

"Sarah mengatakan ia akan mempermainkanmu dengan memberi tahu seorang reporter bahwa kau berkencan dengan Rune Schneider dari Grup Schneider. Mereka bilang itu akan menjadi suatu lelucon yang layak ditonton dan tidak akan merugikan siapa pun."     

"APA???!"     

"Yah, kau tahu sendiri betapa bodohnya Sarah itu kan? Ia tidak tahu dampak dari perbuatannya terhadap reputasimu jika orang mengira kau berbohong kepada publik tentang pacar barumu. Aku sebenarnya sangat kecewa karena Anne ternyata terlibat dalam semua ini dan tidak segera memberi tahuku tentang apa yang Sarah lakukan."     

"KAU BILANG SARAH TERLALU BODOH HINGGA TIDAK TAHU DAMPAK PERBUATANNYA TERHADAP REPUTASIKU? Astaga, Leon!! Apa kau juga sudah jadi bodoh sekarang? Tentu saja Sarah tahu apa yang dilakukannya dan apa yang akan terjadi kepadaku! Ia memang sengaja melakukannya untuk merusak nama baikku!" Rose tampak seperti ingin melempar ponselnya ke lantai.     

"Oke, mungkin saja ia memang sadar dengan perbuatannya dan sengaja melakukannya untuk membuatmu kesal," jawab Leon.     

Suara pria itu masih terdengar tenang meski bisa didengar ia juga menjadi kesal dengan semua kejadian ini.     

"Apa yang akan kau lakukan untuk memperbaiki masalah ini?" Rose lalu bertanya. "Istrimu dan mulut bodohnya yang menyebabkan semua kekacauan ini."     

"Rose, tolong jangan bicara tentang Anne seperti itu. Ia tidak bermaksud menyakitimu. Semua ini adalah salah Sarah. Satu-satunya kesalahan Anne adalah ia tidak menghentikan Sarah melakukan perbuatan keji itu," kata Leon. "Aku telah berbicara dengan Anne dan menjelaskan semuanya kepadanya."     

"Jadi.... kau tidak akan melakukan apa pun untuk membantuku mengatasi masalah ini?" Rose menggigit bibirnya saat air matanya perlahan menetes di pipinya. "Aku sangat kecewa kepadamu, Leon. Setelah semua yang kita lalui bersama..."     

"Rose... apa yang terjadi di antara kita adalah masa lalu. Kita tidak bisa terus menerus mengungkitnya. Aku punya hidupku sendiri sekarang, dan aku yakin kau juga sudah memiliki kehidupan yang baru," Leon menyela Rose.     

Kata-katanya dingin dan Rune tampak merasa lebih sakit saat melihat penderitaan di wajah Rose.     

Rune tiba-tiba ingin memeluk gadis itu dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan memperbaiki semuanya untuknya.     

"Aku tidak percaya kau bisa memperlakukanku seperti ini," kata Rose dengan nada kekecewaan yang jelas, "Rupanya, persahabatan kita selama dua puluh tahun tidak berarti apa-apa bagimu."     

"Rose... kumohon, aku—"     

Braakkk!     

Sebelum Leon bisa menyelesaikan kalimatnya, Rose telah melemparkan ponselnya ke ujung ruangan dengan sekuat tenaga. Ponsel itu menghantam lemari dan jatuh ke lantai dengan keras.     

Tiba-tiba tubuh Rose bergetar dan kemudian ia tersandung. Jika Rune tidak cepat menangkapnya, ia mungkin akan jatuh dan menabrak kursi.     

Pria itu memeluknya dan menopang tubuhnya. Duchess Fournier panik dan berlari ke sisi putrinya.     

"Rose, kau baik-baik saja?" ia bertanya dengan nada khawatir.     

Rose mengangguk lemah. "A-aku baik-baik saja, Bu. Aku hanya merasa sedikit tidak enak badan."     

"Aku sangat kecewa kepada Leon. Bagaimana mungkin ia bisa memperlakukanmu seperti ini?" Ibu Rose merasa marah. "Ia seharusnya memberi Anne pelajaran karena tidak menghormatimu dan membiarkan Sarah melakukan semua ini."     

Rune membantu Rose duduk di kursinya dan memberinya secangkir teh agar ia bisa menenangkan dirinya.     

"Minum lah," katanya lembut.     

Rose menerima cangkir itu dengan ekspresi penuh syukur. "Terima kasih, Rune. Dan... Aku minta maaf karena telah menyeretmu ke dalam kekacauan ini."     

"Ah, tidak apa-apa," kata Rune sambil tersenyum. "Aku tidak keberatan sama sekali."     

Rose menyesap tehnya dan memikirkan percakapannya dengan Leon. Rupanya, meskipun Anne bersalah, jika Leon harus memilih antara Anne dan Rose, Leon akan selalu memihak istrinya.     

Bagi Rose, ia serasa ditusuk hingga mati untuk terakhir kalinya. Leon kini benar-benar telah meninggalkannya dan pergi dari hidupnya.     

Seperti yang pria itu katakan di telepon, sekarang Leon memiliki kehidupan barunya, dan Rose hanya bagian dari masa lalunya.     

Rose meletakkan cangkirnya dan menatap Rune dengan saksama. "Aku sudah memutuskan untuk membersihkan namamu sesegera mungkin. Aku akan berbicara dengan jurnalis dan mengatakan bahwa kau sebenarnya bukan bagian dari keluarga Schneider yang mereka maksud dan semua ini hanya sebuah kesalahpahaman."     

"Apa yang akan kau katakan kepada mereka? Mereka mungkin mengira kau hanya angkat bicara karena kau khawatir ketahuan berbohong tentang identitasku," Rune bertanya kepadanya.     

Rose mengangkat bahu. "Tidak apa-apa. Aku tidak terlalu peduli. Aku hanya merasa semua ini harus segera dihentikan. Kita tidak ingin keluarga Schneider mendengar tentang ini dan mengejar kita."     

Rune tersenyum saat mendengarnya. "Jangan khawatir... mereka tidak akan mengejar kita."     

Pada saat itu juga, Rune akhirnya membuat keputusan. Ia tidak akan membiarkan Rose dipermalukan di depan umum hanya karena identitasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.