The Alchemists: Cinta Abadi

Bukit Kecil Kesayangan Rose



Bukit Kecil Kesayangan Rose

1"Benar kan?" Rose sangat gembira karena Rune sepertinya mengagumi tempat favoritnya. "Kami juga memiliki banyak rusa dan beberapa hewan liar lainnya di sana. Di belakang bukit, ada hutan yang sangat, sangat tua. Kami memiliki banyak cerita rakyat anak-anak tentang hutan dan makhluk mitos yang hidup di sana di masa lalu."     

"Kedengarannya luar biasa," Rune tersenyum. Ia lega karena Rose tampak teralihkan dari kesedihannya dengan percakapan mereka.      

Pria itu senang mereka memutuskan untuk datang ke sini setelah insiden di Kota Tua.      

"Saat aku pindah dari Medion nanti, aku harus mencari tempat baru sebagai ganti akan tempat favoritku ini," kata Rose tiba-tiba. "Suatu tempat yang bisa memberikan kedamaian dalam hatiku sama seperti yang aku rasakan saat berada di sini."      

Rune menoleh ke arah Rose dan memandang sisi samping wajahnya. Rose tersenyum tapi Rune bisa melihat betapa sedihnya gadis itu.     

"Apakah kau ingin meninggalkan Medion?" Rune bertanya kepadanya dengan penuh perhatian. "Apakah karena Leon?"     

Rose mengangguk. Ia tidak berencana untuk menyembunyikan apa pun dari Rune. Pria itu cukup baik hingga ia bersedia tetap berada di sisi Rose. Meski pria itu tahu Rose jatuh cinta kepada pria lain.     

"Kau sudah tahu apa yang terjadi, kan?" Rose berpaling kepadanya dan tersenyum. "Aku tidak mungkin tinggal di Bacilia setelah mereka menikah. Beberapa orang tahu tentang hubunganku dengan Leon di masa lalu dan mereka akan menggunakannya untuk menentang Leon. Kau sendiri sudah melihat apa yang dilakukan Sarah Miller di Kota Tua tadi."     

"Ngomong-ngomong, siapa gadis-gadis tadi?" Rune ingin tahu siapa dua gadis lain yang bersama Putri Anne, jika ia tahu lebih banyak, ia bisa lebih melindungi Rose dari mereka berdua.     

"Aku pernah satu sekolah dengan Sarah Miller ketika aku masih muda. Waktu itu aku belum dikirim ke Skotlania," Rose menjelaskan. "Ia benar-benar naksir Leon ketika ia masih remaja. Leon menolaknya dan sejak itu Sarah membenciku."     

"Oh... kedengarannya sangat kekanak-kanakan," komentar Rune. "Dan siapa gadis yang satunya? Apakah kau mengenalnya?"     

"Yang satunya adalah Lisa Bissset. Ia juga teman sekolah lamaku. Masalahnya, anak-anak dari keluarga kelas atas di Bacilia semuanya saling kenal. Orang tua kami bertemu di acara sosial dan juga acara yang diadakan oleh istana," Rose menghela napas panjang. "Ialah yang menyebarkan gosip bahwa aku berpacaran dengan Leon hingga membuat ibuku malu. Karena kejadian itu, ibuku akhirnya mengirimku ke Skotlania supaya aku berhenti berhubungan dengan Leon."     

Rune bisa melihat mengapa gadis-gadis itu saling bermusuhan. Rupanya, mereka memperebutkan seorang anak laki-laki di masa lalu? Sekarang bocah itu telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa dan menjadi putra mahkota. Kemungkinan besar, saat ini Sarah ingin mendekati calon istri Leon agar bisa dimanfaatkan?     

Rune kini bisa membayangkan hal buruk apa saja yang akan dikatakan Sarah kepada Putri Anne tentang Rose supaya mereka berdua bertikai. Dengan begitu, Sarah bisa lebih leluasa mendekati Leon? Atau bahkan merusak hubungan Leon dengan Anne?     

Satu hal yang pasti, Sarah sudah memberi tahu Putri Anne bahwa Rose jatuh cinta kepada Leon, seorang laki-laki yang diketahui sebagai saudara tirinya sendiri oleh publik.     

"Apa kau tidak ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Anne?" Rune bertanya lagi kepada Rose. "Setelah kejadian hari ini, Anne mungkin saja akan berpikir kau benar-benar menyimpan perasaan terlarang kepada calon suaminya. Setidaknya, kau harus memberi tahunya bahwa Leon BUKAN saudara laki-lakimu."     

Rose menggelengkan kepalanya dengan sedih. "Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu kepada Leon. Jika sampai aku mengatakan itu, aku akan menghancurkan hidupnya."     

"Tapi, jika kau tidak meluruskan semuanya, banyak orang akan menghakimimu secara tidak adil," Rune kini terdengar seperti sedang memohon kepada Rose. Ia sudah melihat bagaimana Anne memandang Rose dengan jijik hari ini.     

Tidak butuh waktu lama bagi orang lain untuk berpikiran sama tentang Rose. Apalagi jika gosip itu menyebar luas.     

Ia tidak percaya Duke Fournier akan membiarkan putrinya menghadapi semua rasa malu ini jika publik mendengar tentang gosip ini.     

"Rune, tolong berhentilah," Rose mencengkram lengan pria itu dan memohonnya untuk berhenti membahas hal itu. "Kau sudah setuju menjadi pacarku selama setahun. Aku ingin kau berada di sisiku karena alasan INI."     

Rune hanya terdiam. Ia tidak pernah lupa dengan kesepakatan mereka.     

Rune langsung setuju menjadi kekasih palsu Rose karena ia ingin mendapatkan kesempatan untuk selalu berada di sisinya dan berusaha membuat hubungan palsu itu menjadi nyata.     

"Oke, aku minta maaf," Rune hanya menghela napas.      

"Kami akan menyangkal semua tuduhan dan gosip tentang aku dan Leon," Rose menggigit bibirnya dan mengatupkan rahangnya. Ia tampak teguh dengan pendiriannya. "Dan kau akan memperlakukanku seperti aku adalah kekasihmu yang sesungguhnya. Tidak perlu ada yang tau kalau kau bukan pacar asliku. Apa kau mengerti sekarang?"     

Rune menelan ludahnya. Ia sudah mencintai Rose sejak pertama kali berjumpa dengannya dan melihat gadis itu merasa begitu sakit hati, membuatnya semakin merana.     

Rune sudah pasti akan melakukan apa pun demi gadis itu. Ia akhirnya mengangguk.     

"Baiklah," Rose memejamkan mata dan membisikkan kata-kata berikutnya, yang membuat Rune tercengang. "Sekarang, tolong cium aku. Ketika orang-orang melihat kita berdua, aku ingin mereka menganggap kita adalah pasangan normal dan terlihat saling menyayangi. Jadi, kau harus membiasakan diri untuk menciumku."     

"Apa-Apa kau yakin?" Rune bertanya dengan terbata-bata. Ia menatap Rose dan menyadari bahwa mata gadis itu kini berkaca-kaca. Kejadian hari ini pasti mengguncangnya karena Rose belum siap menghadapi semua ini.      

Ia datang ke Bacilia karena ia perlu membuktikan ia kuat di hadapan media, kalangan kelas atas Bacilian, dan tentu saja, Leon.     

Rose akan menunjukkan kepada semua orang bahwa ia dan Leon berhubungan baik, dan ia kini sudah memiliki kekasih yang ia cintai. Hidupnya berjalan sempurna. Setelah itu, ia akan mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan lamanya dan memulai hidup yang baru di tempat lain.     

Rune datang bersamanya karena ia mencintai Rose dan akan melakukan apa saja untuk membantunya. Namun, tidak peduli seberapa besar keinginannya untuk mencium Rose, ia tidak ingin memanfaatkan gadis malang itu.     

"Ya, aku yakin. Kita harus tampil senatural mungkin," desak Rose. "Ini adalah masa-masa yang sulit bagi keluarga kami dan keluarga kerajaan. Aku tidak mau ada skandal yang akan menghancurkan keluargaku dan reputasi Leon."     

Rune memandang Rose dalam-dalam dan menghela napas. Ia merasa bersyukur karena keluarganya selalu berusaha hidup sederhana dan tidak pernah menonjolkan diri, mereka juga tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang keluarga mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.