The Alchemists: Cinta Abadi

Penyesalan Ren



Penyesalan Ren

2"Hmmm... kurasa kita tetap harus menyewa jasa orang lain. Mungkin ada baiknya menyewa Wolf. Saat ini ia adalah hacker terbaik dunia," kata Karl.     

Ren menggeleng. "Aku pernah mengalahkan Wolf dan aku tahu siapa identitasnya."     

"Apa katamu?" Karl tidak dapat mempercayai pendengarannya sendiri.     

Rasanya sangat sulit bagi Karl untuk mempercayai bahwa keponakannya telah berhasil mengalahkan Wolf dan bahkan mengetahui identitasnya? Bagaimana bisa?     

"Kau... serius?" tanya Karl dengan kening berkerut. "Jangan bercanda untuk hal-hal semacam ini."     

"Untuk apa aku bercanda?" tanya Ren sambil mengangkat bahu. "Tidak ada gunanya. Nama asli Wolf adalah Nicolae Sorin. Ia adalah seorang alchemist. Selama puluhan tahun ia menggunakan berbagai identitas berbeda dan baru selama lima belas tahun terakhir ia menggeluti cyber security. Saat ini memang sulit menemukan keberadaannya, tetapi ia masih sering muncul sesekali dan aku dapat melihat pola yang ia tinggalkan."     

Karl membelalakkan matanya mendengar kata-kata Ren.      

"Kau... benar-benar tangguh. Lalu kenapa aku tidak pernah mendengar namamu di Darknet atau di mana pun?" tanya Karl kebingungan.     

"Itu karena aku tidak pernah menyombongkan diri dan mencari nama. Aku hanya mengamati diam-diam dan melakukan segala sesuatu tanpa harus menunjukkan diri," Ren menjelaskan.      

Kata-kata pemuda berusia 20 tahun itu membuat Karl sangat kagum. Ia tahu keponakannya adalah seorang genius, tetapi ia tidak menduga Ren juga menguasai teknologi informasi dan dapat meretas dengan sangat ahli.     

Tadinya, ia mengira Ren sama seperti Friedrich yang genius dan menguasai banyak bahasa serta ahli dalam ilmu pengetahuan sains, tetapi ternyata ada satu lagi kelebihan Ren yang tidak dimiliki Friedrich, pemuda itu juga adalah seorang hacker yang tangguh.     

Ahh.. kalau ia pernah mengalahkan Wolf, maka tentu kemampuannya tidak dapat diragukan lagi. Karl merasa sangat bangga kepada keponakannya ini.     

"Baiklah.. kalau begitu aku percaya kepadamu." Karl menepuk bahu keponakannya dan tersenyum bangga. "Aku tidak akan dapat melakukan ini sendiri."     

"Hmm..." Ren menatap video itu lagi dan menarik napas panjang. Pandangannya tertuju pada anak perempuan cantik berusia sepuluh tahun yang sedang duduk manis mendengarkan Alaric membacakan dongeng untuknya. Ia sebenarnya tidak tega menyakiti anak itu. Anak itu tidak bersalah apa-apa. Ayahnyalah yang kejam dan harus mengalami semua penderitaan itu, bukan anaknya.     

"Kau tidak boleh terbawa perasaan," komentar Karl yang menyadari keponakannya tampak mulai goyah. "Kau juga tidak bersalah, sama halnya seperti ribuan anak-anak dari korban Alaric yang lain. Ayahmu juga tidak bersalah... mengapa kalian harus menderita? Kalau anak-anak dan keluarga Alaric turut menjadi korban karena pembalasan dendam kita... itu adalah kesalahan ayahnya. Biarlah mereka menyalahkan ayahnya."     

Ren tidak berkata apa-apa lagi. Ia terpaksa mengakui kebenaran perkataan Karl dan menutup rapat-rapat hatinya untuk pengampunan. Saat ini, ia menjadi yatim piatu dan hidup menderita karena Alaric dengan kejam membunuh ayahnya.     

Bahkan.. Alaric sama sekali tidak peduli dan mengenal ayahnya. Friedrich Neumann mati sebagai korban biasa, sama seperti ribuan orang lainnya, ketika Alaric menguji algoritma di Splitz untuk menyingkirkan orang-orang yang lemah mentalnya.     

Dalam kamus Alaric, hanya orang-orang yang baik, kuat, dan pandai yang boleh dibiarkan hidup. Friedrich menjadi korban hanya karena ia tidak kuat. Penyakitnya yang terminal membuatnya kehilangan pegangan dan menjadi depresi, sehingga ia menjadi salah satu korban Alaric.     

"Kau tahu, Alaric... ayahku jauh lebih berhak untuk hidup abadi, dibandingkan dengan dirimu. Apa kontribusimu untuk umat manusia? Tidak ada. Kau hanya beruntung karena dilahirkan oleh dua orang manusia abadi. Tanpa darah keturunan ayahmu dan ibumu... kau sama sekali tidak pantas hidup abadi," gumam Ren geram saat ia menuliskan surat ancaman kepada Alaric setelah ia menculik Vega.     

Ada begitu banyak makian dan hujatan yang ingin ia teriakkan atau tuliskan di kertas itu, tetapi ia harus menahan diri dan tidak mengatakan apa-apa, karena ia tidak ingin Alaric mengetahui jati dirinya.     

Enam tahun setelah Karl memperlihatkan video Vega untuk pertama kali, akhirnya Ren bertemu gadis itu secara langsung. Ia telah mengintai dan memperhatikan Vega tumbuh dewasa selama bertahun-tahun, sambil ia dan Karl mematangkan rencana mereka.     

Karl memberikan uang kepada Sophia dan membantunya membuka kafe di Rotterdam. Sophia menjadi umpan mereka dan mengalihkan perhatian Alaric dan keluarganya, sementara mereka membuat rencana yang sangat teliti dan mendetail untuk menculik Vega.     

Kesempatan itu tiba ketika Nicolae lengah dan meninggalkan Altair dan Vega untuk bersama Marie. Mischa yang sedang patah hati dapat dipancing dan dilumpuhkan dengan menggunakan Lisa sebagai umpan.     

Akhirnya.. Ren berhasil mendapatkan Vega. Saat itu ia masih bekerja di SpaceLab untuk menghilangkan kecurigaan. Ia sama sekali tidak dapat dikaitkan dengan Vega dan Sophia walau bagaimanapun caranya.     

Dadanya dipenuhi kepuasan tak terkira ketika melihat Alaric yang sangat tertutup akhirnya memohon bantuan seluruh dunia untuk mencari anak perempuannya yang hilang. Ia dapat melihat betapa dalam penderitaan yang dialami Alaric.     

Ren menjadi yakin bahwa Alaric memang menyayangi keluarganya dan keputusan Karl untuk menculik Vega adalah rencana yang brilian.     

Mereka akan menyiksa Alaric selama lima tahun, tanpa mengetahui bagaimana nasib anak perempuannya. Setelah itu... mereka akan pura-pura mengembalikan Vega. Vega yang sudah dicuci otak untuk melupakan mereka semua dan menjadi gadis penurut yang jatuh cinta setengah mati kepada Ren.     

Mereka tahu bahwa akan sangat sulit menyembunyikan Vega dalam era teknologi maju seperti sekarang. Maka mereka mengubah rambutnya.     

Dengan menggunakan produk terbaru, mereka memastikan rambut Vega yang berwarna platinum indah berubah menjadi cokelat. Mereka memasukkan produk itu di shampoo yang ia pakai di desa.     

Nanti, setelah tiba waktunya bagi mereka untuk 'mengeluarkan' Vega, pelan-pelan mereka akan membuatnya kembali terlihat seperti Vega. Dan, saat itulah, keluarganya akan menemukannya. Vega akan pulang ke rumah keluarganya dengan membawa suami tercinta yang selama ini telah menolongnya.     

Ren akan menjadi kuda Troya musuh yang masuk ke dalam lingkungan kaum Alchemist dan menghancurkan musuh dari dalam. Pelan-pelan ia akan mencatat siapa saja anggota klan dan kemudian membasmi mereka satu persatu. Ia juga akan membunuh Alaric untuk membalas dendam. Dan terakhir... tentu saja ia dan Karl akan menguasai ramuan keabadian.     

Kaum Alchemist tidak lagi akan menjadi penentu nasib umat manusia. Karl dan Ren-lah yang akan menentukan siapa yang berhak hidup dan siapa yang berhak mati. Mereka akan menjadi penguasa atas umat manusia sepenuhnya.     

Jangankan hanya Moravia... Ren akan dapat menguasai dunia.     

Itulah keinginan Ren saat ia dan Karl membuat semua rencana itu. Ia menyimpan dendam kepada terlalu banyak orang yang mengakibatkan ia hidup sendiri tanpa orang tua dan menderita.     

Semuanya seharusnya berlangsung sesuai rencananya.. kalau saja Fee Vega tidak hamil dan kemudian kehilangan bayi mereka.     

Ren tidak mencintai Vega secara romantis, tetapi ia adalah laki-laki biasa yang dapat cemburu. Ia telah melihat berbagai video di masa lalu ketika Vega mengejar-ngejar Mischa, saat gadis itu masih remaja.     

Kini, setelah gadis itu menjadi istrinya dan tampak begitu akrab dengan Mischa yang ditemuinya di taman kota Almstad, entah kenapa seluruh dada Ren seolah dikuasai rasa cemburu yang sangat besar.     

Jauh di lubuk hatinya ia takut Fee akan meninggalkannya dan kembali mencintai Mischa. Ren tidak mau wanita yang telah menjadi istrinya itu menyukai laki-laki lain.     

Karena itulah, dalam kecemburuannya yang sangat besar, Ren menggauli Vega dan mengeluarkan benihnya di dalam. Saat itu, pikiran jernihnya tidak bekerja. Ia hanya ingin menunjukkan dominasinya sebagai seorang laki-laki.     

Akibat dari kesalahannya satu kali itu, Ren tak dapat mencegahnya.. Vega menjadi hamil dan situasi berbalik menghancurkan semua rencana dan tujuan Ren.     

Dari awal, ia setuju melakukan rencana ini dan menikahi Vega karena ia tahu dirinya adalah seorang aromantic. Ia tidak mungkin jatuh cinta kepada wanita itu dan menjadi digoyahkan dari tujuannya semula.     

Ia tidak pernah menginginkan memiliki anak dari istrinya karena ia tidak ingin melibatkan anak dalam perangnya. Ia tidak ingin ada anak yang tidak berdosa menjadi korban.     

Namun... ia tak dapat mengubah takdir. Nasi telah menjadi bubur. Vega akhirnya hamil. Ketika Vega pergi darinya, Ren merasakan betapa hidupnya menjadi kosong. Dan ketika Vega memberitahunya bahwa ia hamil anak mereka, Ren menjadi sangat terpukul.     

Ia membutuhkan waktu untuk berpikir. Ia tak mungkin menyakiti anaknya dan wanita yang menjadi ibu dari anaknya jika ia melanjutkan rencana balas dendam berdarah ini...     

Namun...      

Namun, sebelum ia sempat mengambil keputusan, Amelia telah membunuh anak-anak dalam kandungan Vega. Ren bahkan tidak tahu istrinya mengandung dua janin. Ia mengira hanya satu.     

Membayangkan bahwa semua dendamnya telah membuat dua anak manusia tak berdosa mati sungguh membuat hati Ren hancur. Ia sadar bahwa ia telah menjadi sama jahatnya dengan Alaric Rhionen yang sangat ia benci.     

Ia tidak dapat mencintai Vega... tetapi ia sangat mencintai anak-anaknya, dan kematian mereka sungguh membuatnya hancur hati. Ia bahkan tidak mau hidup lagi.     

Namun demikian, Ren merasa sangat berdosa kepada Vega. Ia telah melibatkan gadis itu dalam pembalasan dendam yang sangat sadis dan mengambil sangat banyak korban.     

Kalau boleh... ia ingin berlutut dan mencium kaki istrinya... meminta maaf, dan menebus semua kesalahannya.     

Namun, di satu sisi, ia sangat takut jika Vega sampai tahu bahwa selama ini Ren adalah dalang di balik semua penderitaannya. Ren sangat takut memikirkan Vega akan membencinya dan pergi meninggalkannya sendiri.     

Lalu untuk apa ia hidup lagi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.