The Alchemists: Cinta Abadi

Kemarahan Alaric



Kemarahan Alaric

3Ren menatap ponselnya agak lama. Ia sedang menimbang apakah ia dapat menelepon Vega sebelum bertemu Alaric atau tidak. Tangannya hampir memencet tombol panggilan, tetapi setelah beberapa lama, ia memutuskan untuk membatalkannya.     

Sebaiknya ia tidak melibatkan Vega. Biarlah ia mendengar sendiri dari Alaric apa yang ingin dibicarakannya.     

***     

Sementara itu di aula RMI Almstad yang besar, para karyawan diperintahkan untuk berkumpul setelah makan siang. Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa tiba-tiba ada perintah untuk berkumpul seperti ini.     

"Apa kau tahu apa yang terjadi?" Mereka saling bertanya kepada satu sama lain. Semuanya menggeleng, tidak mengetahui jawabannya.     

Ketika mereka masuk ke dalam aula dan duduk dengan rapi, pandangan mereka segera tertuju pada beberapa orang yang sangat menarik perhatian yang berdiri tegap di depan. Ada beberapa direktur RMI Moravia yang mereka kenali, juga Mischa Rhionen yang telah mereka lihat beberapa kali di kantor ini. Tetapi, siapa dua lelaki muda yang berdiri di sampingnya?     

Penampilan keduanya sangat unik dan segera membuat para wanita yang belum pernah melihat mereka menjadi menahan napas. Kedua laki-laki itu tampak muda dan berpenampilan mirip.     

Keduanya sama-sama bertubuh tinggi besar dan memiliki rambut berwarna platinum. Yang lebih tua memotong pendek rambutnya sehingga terlihat lebih tegas dan berwibawa. Laki-laki yang lebih muda membiarkan rambutnya tumbuh agak panjang hingga ke bahunya.     

Apakah mereka kakak beradik? Rasanya begitu.      

"Siapa mereka?"     

Sarah yang mendengar pertanyaan dari teman kerjanya itu hanya dapat mengangkat bahu. "Aku juga tidak tahu. Yang jelas, laki-laki tampan yang berambut pendek itu adalah asistennya Tuan Mischa Rhionen. Uhm... setidaknya ia mengaku begitu. Tapi sekarang aku tidak yakin."     

"Oh... benarkah?"     

"Iya, dia mengaku namanya Alaric Rhionen. Jadi, kurasa ia anggota kerabat Tuan Mischa... pasti anggota keluarga pendiri grup perusahaan ini."     

Temannya mengangguk-angguk. "Lalu yang sebelahnya? Mereka mirip sekali. Apakah ia juga anggota keluarga Rhionen?"     

"Bisa jadi. Tunggu saja, sebentar lagi pasti kita akan tahu."     

Mereka semua segera berhenti berbicara ketika melihat Alaric menatap tajam ke arah mereka. Pandangan dingin lelaki itu membuat mereka merasakan sekujur tubuh mereka seolah dihinggapi hawa dingin juga.     

Ugh... siapa laki-laki ini? Ia tampak masih muda tetapi begitu menakutkan.     

"Aku tahu banyak dari kalian bertanya-tanya mengapa kalian dikumpulkan di aula ini," kata Alaric memulai pembicaraannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dan memastikan semua orang memperhatikan ucapannya, baru ia melanjutkan bicara. "Namaku adalah Elios Linden. Mungkin kalian sudah tahu siapa aku."     

Suasana di aula seketika menjadi hening seperti di kuburan, sebelum kemudian menjadi sangat ribut. Semua orang serentak menahan napas dan kemudian bicara kepada satu sama lain.     

Tidak mungkin!     

Masa ini Elios Linden? Ia terlihat muda sekali!!!     

Tetapi...     

Ketika mereka melihat Mischa yang seharusnya sudah berusia 47 tahun tetapi terlihat masih seperti 30'an, mereka menjadi berubah pikiran. Elios Linden sekarang seharusnya berusia awal 40'an.... Jadi kalau Mischa terlihat lebih muda dari usianya, Elios Linden juga pasti seperti itu.     

Wahhhh....     

Seketika pandangan kagum para karyawan wanita berubah menjadi penuh pemujaan. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa bos besar, yang lebih tinggi lagi kedudukannya daripada Mischa hadir di kantor cabang mereka yang kecil ini.     

Astaga.. rasanya sangat sulit dipercaya. Kalau saja tidak ada Mischa di situ, tentu para karyawan tidak akan mempercayai ucapan Alaric. Mereka akan mengira pemuda itu hanya bercanda atau menipu mereka.     

Tetapi Mischa sama sekali tidak membantah ucapannya. Itu berarti... pria di depan itu memang Elios Linden!     

Altair yang berdiri di sebelah ayahnya sudah terbiasa melihat reaksi seperti ini setiap kali ayahnya memperkenalkan diri kepada orang baru, yang sangat jarang terjadi. Namun demikian, reaksi mereka selalu membuatnya ingin tertawa. Tentu saja akan sulit sekali bagi orang luar untuk mempercayai bahwa mereka berdua adalah ayah dan anak.     

Wahh... seandainya saja Lauriel ada di sini, mungkin orang-orang ini semua akan pingsan karena kaget. Lauriel, Alaric, dan Altair terlihat seperti kakak beradik walaupun sebenarnya mereka adalah ayah, anak, dan cucu. Ha. Bisa dibayangkan kekagetan orang-orang ini.     

Untunglah di sini hanya ada Alaric dan Altair. Pemuda itu mendeham dan melanjutkan ucapan ayahnya.     

"Karena ayahku sudah memperkenalkan diri, aku juga ingin memperkenalkan namaku. Aku adalah Altair Linden. Elios Linden adalah ayahku," kata pemuda itu dengan suara kalem.     

Di aula itu, hanya Alaric, Altair, dan Mischa yang tetap terlihat tenang. Bahkan Sam dan beberapa direktur lainnya tampak kebingungan saat mendengar Alaric memperkenalkan diri sebagai Elios Linden, dan kini Altair juga.     

 Rasanya sangat sulit dipercaya. Dan yang lebih mengejutkan lagi.. apa gerangan sebabnya sehingga dua orang anggota keluarga Linden tiba-tiba datang ke Almstad? Kantor cabang mereka ini sangat kecil... sangat tidak berarti.     

Kehadiran Mischa saja sudah cukup membuat gempar, dan kini sang pemiliki grup memutuskan untuk datang sendiri? Apa sebebanrnya yang terjadi.     

Para direktur hanya bisa menebak-nebak. Sementara itu di tengah para karyawan yang duduk di aula, tiba-tiba saja Sarah merasakan keringat dingin mengalir dengan deras.     

Ia sedang mengira-ngira ada hubungan apa antara konferensi pers Pangeran Renald tadi dengan pertemuan di aula sekarang. Ia sebenarnya kaget setengah mati saat Alaric Rhione, 'asisten' Mischa itu tiba-tiba memperkenalkan diri sebagai Elios Linden.     

Lalu, apa tujuannya kemarin datang ke sini dan mengaku sebagai orang lain? Apakah...     

Apakah ia menyamar untuk mendapatkan informasi...?     

Tentang siapa?     

Jantung Sarah berdegup keras ketika ia mengingat betapa Alaric beberapa kali membahas tentang Fee Lynn-Miller. Bahkan ia juga mengatakan sesuatu yang sinis kepada Sarah di acara konferensi pers Pangeran Renald.     

Gadis itu menelan ludah dengan susah payah. Ia mengamati baik-baik penampilan Altair dan merasa pemuda itu mengingatkannya kepada seseorang. Wajahnya mirip sekali dengan...     

Apakah mungkin...?     

Baru sekarang Sarah menyadari bahwa Fee mirip dengan Altair. Ah, bukankah anak keluarga Linden yang pertama dikabarkan ada dua? Mereka adalah anak kembar, satu lelaki dan satu perempuan.     

Anak perempuan satu-satunya keluarga Linden diculik enam tahun yang lalu dan hingga kini belum ditemukan. Banyak orang mengira ia sudah meninggal...     

Apakah...     

Sarah merasakan sekujur tubuhnya menjadi lemas. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi kepadanya jika memang Fee adalah Vega Linden. Ia mengingat-ingat betapa buruknya ia memperlakukan gadis itu selama bekerja di RMI Almstad.     

Ia bahkan menyebarkan berbagai gosip jahat yang mengatakan bahwa Fee adalah gadis simpanan Mischa yang kemudian menggoa Pangeran Renald di pesta tahun baru, hingga ia kemudian berhasil membuat pangeran menikahinya.     

Ugh.. bagaimana ini? Di acara konferensi pers tadi, sudah jelas Pangeran Renald membantahnya. Ia juga memberikan bukti bahwa ia dan Fee telah menikah 1,5 tahun yang lalu, jauh sebelum acara pesta di istana. Pangeran Renald juga meminta maaf kepada rakyat Moravia karena telah menyembunyikan pernikahannya dan menyembunyikan istrinya dari publik.     

Tadi, sang pangeran juga menyatakan bahwa alasannya membuka semua rahasia ini lewat konferensi pers adalah untuk memulihkan nama baik istrinya yang sudah dicemarkan.     

Sebagai salah satu pelaku pencemaran nama baik Fee, Sarah menjadi ketakutan setengah mati. Apa yang akan terjadi kepadanya? Apakah kini Elios Linden juga akan melakukan hal yang sama? Memulihkan nama baik Fee di RMI Almstad dan mengakuinya sebagai anaknya, Vega Linden?     

Semua pikiran itu berkecamuk di kepala Sarah saat ia menatap ke depan dan memperhatikan setiap kata yang keluar dari bibir Alaric.     

Ruangan sudah menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang berbicara sama sekali. Semuanya memperhatikan Alaric.     

"Seperti yang kalian ketahui, enam tahun lalu keluargaku mengalami kemalangan. Anak perempuanku diculik orang jahat dan kami mencarinya ke seluruh dunia. Semua perusahaan di bawah RMI dan Schneider Group mewajibkan karyawannya untuk pasang mata dan telinga terhadap keberadaan Vega Linden. Bahkan, selama empat tahun, semua karyawan baru harus mengikuti training untuk mengenali anak perempuanku."     

Semua orang di aula bertanya-tanya dalam hati, apa hubungannya kantor mereka dengan Vega Linden yang hilang itu. Bukankah sudah terbukti trainingnya tidak efektif sehingga kemudian ditiadakan?     

"Aku merasa sangat kecewa karena Vega datang ke kantor ini dan bekerja di sini. Bukan saja kalian tidak mengenalinya, tetapi ia juga menerima berbagai perlakuan buruk dari sebagian karyawan yang berinteraksi dengannya."      

Kata-kata terakhir Alaric terdengar bagaikan petir di siang hari bolong di antara para karyawan RMI Moravia. Bukan hanya karyawan biasa, melainkan juga para direktur dan manajer. Mereka sama sekali tidak mengira... Vega Linden datang dan bekerja di kantor mereka? Kapan? Siapa?     

Pelan-pelan Sam, dan beberapa orang karyawan yang pernah berinteraksi dengan Vega akhirnya menyadari sesuatu.     

Seketika wajah mereka semua menjadi pucat. Ingatan mereka melayang pada gadis cantik yang pernah bekerja selama dua bulan di RMI Almstad. Kalau dipikir-pikir lagi, wajahnya memang sangat mirip dengan Vega Linden yang hilang itu. Tetapi karena warna rambutnya berbeda, dan ia tidak pernah mengaku sebagai Vega, melainkan Fee, seorang gadis desa, maka mereka sama sekali tidak mengaitkannya dengan Vega Linden.     

Astaga... kalau memang benar Fee adalah Vega... maka mereka semua telah melakukan kelalaian yang sangat besar. Kelalaian ini setara dengan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan.     

"Fee Lynn-Miller yang bekerja sebagai asisten Mischa adalah anak perempuanku, Vega Linden. Kami terlambat menemukannya, karena TIDAK ADA SATU PUN DARI KALIAN YANG MEMPERHATIKAN DAN MELAPORKANNYA."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.