The Alchemists: Cinta Abadi

Keputusan Alaric Yang Menggemparkan



Keputusan Alaric Yang Menggemparkan

2Ketika mereka mendengar kata-kata Alaric, semua staf RMI Moravia yang sedang berkumpul di aula serentak menahan napas. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa Vega Linden yang hilang itu memang ada di Moravia dan bahkan sempat bekerja di tempat mereka.     

Bagaimana ini? Apa yang harus kami lakukan sekarang?     

Sudah jelas sekarang sangat terlambat bagi mereka untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi. Vega sudah menghilang beberapa bulan lalu dan tidak ada yang tahu keberadaannya.     

Berita terakhir yang mereka dengar menyebutkan Vega menikah dengan Pangeran Renald dan sang pangeran sendiri sudah mengakui pernikahannya lewat konferensi pers tadi pagi.     

Sam Haney yang merasa perlu menjelaskan sesuatu, mengangkat tangannya dan memohon diberi waktu untuk membela diri.     

"Maaf, Tuan Linden. Sebelumnya saya hendak meminta maaf atas kelalaian kami. Tetapi saat Nona Vega datang... waktu itu ia mengaku bernama Fee Lynn-Miller, ia juga memiliki penampilan yang berbeda, sehingga kami tidak mencurigainya apa-apa. Ia mengisi biodata dengan lengkap dan kami menemukan bahwa berasa dari Salzsee... Bahkan, Tuan Mischa Rhionen sendiri yang mempekerjakannya tidak mengetahui bahwa Fee adalah Nona Vega." Wajah Sam tampak sangat menyesal. "Kami sama sekali tidak mengira Nona besar akan datang sebagai orang berbeda."     

"Kau jangan berani-beraninya menyalahkan Mischa untuk hal ini. Ia mengenali anak perempuanku dan menolongnya, walaupun para penjahat itu mengubah semua data dan bahkan penampilan Vega. Tetapi ia hanya satu orang. Kalian ada ratusan dan tidak becus sama sekali, melakukan hal yang demikian sederhana," kata Alaric dengan nada sedingin es.     

"Kelalaian kalian mungkin akan dapat kumaafkan, seandainya saja kalian memperlakukan Vega dengan baik selama ia bekerja di sini. Aku justru mendapatkan bahwa asisten direktur HRD menyebarkan berbagai gosip busuk tentang anakku tanpa merasa bersalah. Ini adalah budaya kerja yang sangat buruk dan sudah berakar. Aku merasa tidak ada gunannya mempertahankan kantor cabang kecil dan tidak penting seperti di Almstad ini."     

Para hadirin memerlukan waktu beberapa saat untuk mencerna kata-kata Alaric. Mereka semua saling pandang dan bertanya-tanya, apa gerangan yang diinginkan sang bos besar.     

Tidak ada gunanya mempertahankan kantor cabang kecil dan tidak penting seperti RMI Almstad?     

Apakah ini artinya...?     

Mereka tak berani menebak apa yang sedang dipikirkan sang tuan besar.     

"Mulai besok tidak ada lagi RMI Moravia. Semua operasi untuk negara ini akan dikendalikan dari Bucharest," kata Alaric dengan suara dingin.     

Para hadirin perlu waktu beberapa lama mencerna kata-kata Alaric sebelum mereka menyadari apa yang terjadi.     

RMI Moravia tidak ada lagi? Apakah ini artinya... perusahaan mereka akan ditutup? Apakah Alaric bisa melakukan hal semacam itu?     

"Tu-tuan... apakah Anda serius?" tanya Sam dengan nada suara tidak percaya. "Ada ratusan karyawan di sini yang membutuhkan pekerjaan. Anda tidak bisa begitu saja menutup operasi kita di negara ini. Bagaimana dengan klien-klien kita di Moravia? Ada undang-undang ketenagakerjaan yang harus diikuti..."     

Alaric hanya mengangkat bahu tidak acuh. "Grup perusahaan ini adalah milikku, aku tentu dapat melakukan apa saja. Mengenai undang-undang ketenagakerjaan, kurasa aku lebih tahu darimu, Sam. Kau pikir aku tidak cukup kaya untuk membayar semua dendanya?"     

Saat itu juga, semua orang yang hadir di ruangan merasa lemas. Alaric sama sekali tidak peduli kepada mereka. Selama ini pekerjaan mereka di RMI sangat baik dan perusahaan memberikan berbagai fasilitas dan tunjangan yang membuat iri para karyawan di perusahaan lain. Tetapi hari ini, dengan mudahnya Alaric menarik itu semua.     

500 karyawan RMI di Moravia kehilangan pekerjaannya karena mereka tidak mengenali Vega Linden.     

Oh, bukan... bukan karena mereka tidak mengenalinya saja, tetapi juga karena sebagian dari mereka memperlakukan Vega dengan buruk.     

Wajah-wajah para karyawan yang mengenal Sarah dan tahu apa yang telah dilakukannya kepada Vega selama ia bekerja di kantor mereka seketika menjadi dipenuhi kemarahan. Mereka menoleh dan melotot kepadanya.     

"Ini semua salahmu..." desis Anne dari departemen keuangan yang duduk di dekat Sarah. Wajahnya tampak muak dan benci. "Kalau saja kau tidak berlaku jahat kepada Fee Lynn-Miller selama ia di sini.. Kita tidak akan kehilangan pekerjaan."     

Sarah sendiri sudah tampak pucat sedari tadi. Ia langsung menyadari bahwa semua hukuman berat yang diterima seisi kantor RMI Moravia adalah akibat kesalahannya. Ia merasa malu sekaligus takut saat mendengar kata-kata Alaric.     

Ia malu atas perbuatannya kepada kayawan baru yang ditindas dan difitnahnya itu. Ia juga takut atas pembalasan dendam dari rekan-rekan kerjanya yang pasti menyalahkannya atas mereka kehilangan pekerjaan. Bayangkan... 500 orang sekaligus kehilangan pekerjaan karenna dirinya.     

Mereka pasti tidak akan membiarkannya.     

"Tu-tuan..." Sarah yang melihat pandangan orang-orang yang penuh kebencian mulai tertuju kepadanya, tanpa sadar bangkit berdiri. Ia hendak meminta maaf, memohon Alaric membatalkan keputusannya, atau apa pun yang dapat melunakkan hati sang bos besar.     

"Keputusanku sudah final," kata Alaric. Ia melambaikan tangan sebagai tanda bahwa ia menginginkan mereka semua keluar dari aula.     

Desahan tertahan dan bahkan isak tangis mulai terdengar di antara para hadirin. Ini semua sangat tidak diduga oleh mereka. Banyak di antara karyawan ini merupakan tulang punggung keluarga. Walaupun pemecatan ini berarti mereka akan mendapatkan pesangon, tetap saja mereka merasa tertekan karena harus mencari pekerjaan baru.      

Di masa ekonomi sulit seperti ini, sangat sulit mendapatkan pekerjaan, apalagi sebagus pekerjaan yang mereka miliki sekarang dari RMI. Sehingga, kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba seperti ini sangat membuat mereka terpukul. Mungkin saja karyawan yang masih muda dan punya tanggungan akan dapat bertahan. Tetapi karyawan yang jabatannya sudah tinggi akan sangat sulit menemukan pekerjaan yang setara di tempat lain.     

Karyawan yang memiliki anak dan istri akan merasa sangat berat menghadapi keadaan yang tiba-tiba menjadi pengangguran seperti ini.     

Oh, mengapa Elios Linden sangat kejam?     

Mischa melirik Alaric yang berdiri di sebelahnya dengan ekspresi dingin. Ini memang ayah angkat yang sangat dikenalnya. Hanya karena Alaric akhir-akhir ini tidak lagi aktif memusnahkan manusia, bukan berarti ia telah menjadi laki-laki baik yang dapat dengan mudah memaafkan orang yang telah berbuat jahat kepadanya atau keluarganya.     

Apalagi ini berkenaan tentang Vega, anak perempuannya satu-satunya. Alaric tidak peduli biar pun keputusannya menyakiti begitu banyak orang. Ia tidak akan membiarkan anaknya disakiti tanpa ia memberikan pembalasan yang berkali-kali lipat.     

"Tuan Linden... ma... maafkan aku. Aku tidak tahu," tangis Sarah sambil berlutut di kaki Alaric. Tiba-tiba saja, entah digerakkan apa, ia menghambur ke arah Alaric dan berlutut di kaki pria itu. Sarah sudah sadar betapa besar implikasi dari tindakannya kepada Vega saat ia menyebarkan berbagai gosip jahat tentang gadis itu, dan membuatnya kesusahan selama bekerja di RMI Almstad.     

Kini ratusan karyawan lain ikut menanggung akibatnya. Sarah segera menyadari dari begitu banyak pandangan benci yang ditujukan kepadanya, bahwa ia tidak akan dapat keluar dari gedung ini tanpa mendapatkan ujaran kebencian dari rekan-rekannya. Mereka semua pasti menyalahkannya.     

"Mischa.. apa tidak ada petugas keamanan di gedung ini?" tanya Alaric dengan nada gusar. "Semua orang diberi waktu satu jam untuk membereskan barang mereka dan meninggalkan gedung ini. Yang masih berkeliaran di sini dalam waktu satu jam, akan diusir oleh satpam. Mereka boleh menyelesaikan apa pun urusan di antara sesama mereka di luar gedung."     

Para karyawan wanita mulai menangis berderai-derai mendengar kata-kata dingin Alaric yang diucapkan tanpa belas kasihan.     

Oh... semua ini gara-gara Sarah...! Mereka semua menatap gadis itu dengan penuh kebencian.     

"Budaya di kantor ini ternyata sangat buruk. Sia-sia kita menerapkan training yang menanamkan nilai-nilai yang baik bagi karyawan kita jika mereka tidak menerapkannya," kata Alaric.     

"Tapi.. jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga, Tuan." Sam masih berusaha memberikan masukan kepada Alaric. "Ada banyak karyawan di sini yang merupakan tulang punggung keluarga. Apakah Tuan tidak kasihan kepada mereka? Tuan sendiri punya keluarga, kan?"     

Karena tadi ia gagal membujuk Alaric dengan menggunakan regulasi dan peraturan ketenagakerjaan, Sam berusaha melunakkan hati pria itu dengan menyebut tentang betapa banyak karyawan yang keluarganya bergantung pada pekerjaan mereka di RMI.     

Alaric menatap Sam dengan pandangan muak. "Tidak, aku tidak kasihan kepada mereka. Kalau mereka bukan manusia yang tidak berguna, tentu mereka akan dapat menemukan pekerjaan lain."     

Sam menelan ludah dengan susah payah. Ia tidak pernah bertemu Elios Linden sebelumnya dan ia tidak tahu seperti apa reputasi pemilik RMI ini. Dulu.. setahunya memang Elios sangat dingin dan tidak kenal kasihan. Tetapi bukankah ia telah berubah banyak selama sepuluh tahun terakhir?     

Terutama sejak ia mengumumkan tentang keberadan keluarganya ke muka umum. Orang-orang dapat melihat betapa ia sangat menyayangi istri dan anak-anaknya.     

Sam tidak mengira... ternyata Elios Linden sangat kejam dan tidak punya perasaan.     

***     

Suasana di kantor RMI Almstad hari itu benar-benar kacau dan dipenuhi tangisan banyak karyawan yang dipecat dengan begitu saja. Alaric memerintahkan Mischa untuk menghubungi timnya di Bucharest untuk mengurusi pemberian pesangon kepada para karyawan yang dipecat dan penutupan kantor di Almstad.     

"Bukankah biayanya akan lebih mahal jika kita mengurus semuanya dari Bucharest, Tuan?" tanya Mischa saat menemani Alaric minum teh di penthouse, membahas apa yang baru saja terjadi di kantor RMI. "Kita masih memiliki banyak klien di Moravia."     

"Aku sama sekali tidak peduli. Kekayaanku cukup untuk menanggung itu semua," tukas Alaric sambil mendengus tidak senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.