The Alchemists: Cinta Abadi

Pesan Dari Skia



Pesan Dari Skia

0Ren berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah pelan. Tubuhnya sangat lelah. Ia juga masih belum pulih sepenuhnya dari luka akibat tembakan Amelia minggu lalu. Selain kelelahan fisik dan luka di tubuhnya, mentalnya juga mengalami kelelahan yang amat sangat.     

Pikirannya sibuk dengan berbagai rencana untuk membersihkan diri dari dosa di masa lalu. Ia harus menemukan cara yang tepat untuk menyingkirkan Karl dan Sophia serta menghilangkan kecurigaan Alaric darinya.     

Saat itu sudah pukul 11 malam. Ia mencoba memejamkan mata, tetapi walaupun tubuhnya sangat lelah, ia tidak dapat memejamkan mata. Ren mengutuki tubuhnya yang selalu mengalami susah tidur sejak dulu. Ia ingat bahwa saat-saat ia dapat tidur dengan baik adalah ketika ia tidur bersama istrinya.     

Ahh.. ia adalah seorang laki-laki yang sangat beruntung mendapatkan wanita yang begitu sempurna dan baik, tetapi ia memperlakukan Vega dengan begitu buruk.     

Hatinya rindu saat membayangkan Vega berbaring di sampingnya dan memeluknya seperti yang biasa mereka lakukan saat mereka tidur bersama.     

Sedang apa Vega sekarang, ya? pikir Ren dengan sedih.     

Ia sudah mendengar permintaan Alaric agar ia mengundurkan diri dari posisinya sebagai pangeran putra mahkota dan kembali bekerja di SpaceLab. Ia akan melakukannya secepatnya. Ia akan mendatangi istana keesokan pagi dan segera menyampaikan keputusannya. Setelah itu ia akan mengunjungi Vega di Targu Mures.     

Ren mengambil ponselnya dan memencet nomor telepon Vega. Ia tidak akan menelepon dan mengganggu tidur istrinya. Ia hanya ingin mengucapkan selamat malam.     

[Tadi aku makan malam dengan ayahmu. Ia memintaku mengundurkan diri dari jabatan putra mahkota Moravia dan menemui di Targu Mures. Aku akan melakukannya secepat mungkin. Kuharap kau sehat. Aku mencintaimu.]     

Setelah mengirim pesan kepada Vega, Ren mengambil dua butir obat tidur dari lemari dan meminumnya untuk memaksa dirinya tidur. Selama ia bersama Vega, ia tidak pernah mengonsumsi obat tidur, sehingga perlahan resistensi tubuhnya berkurang terhadap obat tidur. Kini ia cukup hanya meminum dua butir saja.     

Besok ada begitu banyak hal yang harus ia lakukan. Karenanya ia harus memaksa diri untuk tidur.     

***     

"Tuan, ada pesan dari Skia. Ia ingin memberikan petunjuk terakhir," kata Mischa tiba-tiba kepada Alaric yang sedang duduk sambil memeriksa berbagai laporan di tangannya.     

Pria tampan itu mengangkat wajahnya dan menatap Mischa. "Skia?"     

"Benar. Barusan ia langsung menghubungiku dan memberikan petunjuk terakhir. Katanya harus tuan sendiri yang menerimanya," kata Mischa sambil menyerahkan tablet di tangannya kepada Alaric. "Skia mengaku sebagai hacker yang membantu kelompok penculik Vega. Ia yang membuat kita kewalahan selama ini. Aku tidak pernah mendengar namanya, tetapi kurasa karena itulah ia menjadi sangat misterius. Ia tidak pernah mencari nama dan tidak menerima pekerjaan bayaran."     

"Orang kita tidak ada yang bisa menyelidikinya?" tanya Alaric keheranan. "Bagaimana dengan Nicolae dan Marie?"     

Mischa menggeleng. "Paman Nic juga tidak pernah mendengar namanya."     

Alaric tertegun. Kakaknya dan Marie adalah dua hacker terbaik dunia yang sangat terkenal di industri mereka. Namun, bahkan mereka berdua tidak dapat menemukan Vega karena operasi para penculik dibantu oleh hacker lain yang sangat misterius.     

Jangan-jangan memang orang itu namanya adalah Skia.     

Alaric menghela napas panjang. Ia tidak tahu mengapa Skia tiba-tiba memberikan petunjuk kepadanya. Ia menduga pasti orang itu memiliki agenda lain. Ia harus tahu pasti apa alasannya. Ia tentu tidak akan percaya begitu saja kepada orang yang jelas-jelas telah membantu penjahat mengambil anaknya.     

Ia membuka layar tablet dan menemukan sebuah video yang siap diputar. Rupanya Skia meretas tablet Mischa dan menanam video tersebut di sana dari jarak jauh. Alaric memencet tombol putar dan memperhatikan isi videonya.     

Tampak rekaman CCTV dari sebuah kafe di kota yang sepertinya berada di negara Belanda. Ah... Alaric segera mengenali kafe yang terletak di seberang jalan, di tepi kanal. Itu adalah kafe milik Sophia di Rotterdam.     

Ia mengerutkan keningnya, berusaha menduga-duga apa hubungannya antara kedai tempat video ini diambil dan kedai Sophia di seberang jalan itu. Apakah Sophia terlibat???     

Tangannya mengepal menjadi tinju saat ia berusaha keras menahan amarahnya agar tidak membanting tablet itu karena kesal. Awas saja kalau sepupunya yang brengsek itu memang terlibat dalam kasus penculikan Veg. Ia sama sekali tidak akan berbelas kasihan kepada Sophia.     

Tidak lama kemudian muncul dua orang lelaki dari ujung jalan. Mereka mengenakan mantel musim gugur dan berjalan dengan langkah ringan lalu masuk ke dalam kafe.     

Seorang lelaki tampak sangat muda, seperti seorang mahasiswa, dan yang seorang lagi adalah lelaki matang berusia pertengahan 40-an. Alaric dan Mischa terkejut melihat dua orang yang muncul itu.     

"Itu..." Mischa yang ikut melihat video itu tidak dapat menahan diri. Ia mengenali Ren dan asistenny, Karl, sama seperti Alaric.     

Pada saat itu juga, keduanya langsung percaya bahwa Ren, Karl, dan Sophia pasti memang terlibat. Ini tidak mungkin suatu kebetulan!     

Tidak mungkin mereka saling kenal tanpa ada rencana jahat yang terlibat. Elios sangat mengenal sepupunya. Sophia yang licik dan menyimpan dendam kepadanya dan keluarganya tentu akan senang jika Alaric ditimpa kemalangan.     

"Apakah kita masih mengawasi Sophia di Rotterdam?" tanya Alaric kemudian. "Kenapa tidak ada yang melaporkan peristiwa ini kepadaku?     

Mischa mendeham. "Kita berhenti mengawasinya setelah dua tahun karena tidak ada petunjuk sama sekali yang mencurigakan darinya. Aku akan segera ke tempat Sophia dan menemuinya."     

Alaric menatap layar tablet dengan ekspresi murka. Rasanya, ia ingin mencabik-cabik ketiga orang itu. Ren dan Karl masuk ke dalam kafe dan sepertinya minum di sana karena mereka tidak melihat keduanya keluar sampat setengah jam berlalu.     

Setelah setengah jam, tampak Ren keluar dengan langkah-langkah acuh meninggalkan kafe, sementara pamannya tetap di dalam. Karl baru keluar satu jam kemudian dengan mengandeng Sophia di lengannya. Terlihat jelas bahwa keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat.     

Hal itu membuat Alaric bertanya-tanya apakah Sophia dan Karl merupakan pasangan kekasih. Apakah sebenarnya dalang semua ini adalah Sophia yang kemudian memanfaatkan hubungannya dengan Karl untuk membalas dendam?     

"Besok aku akan mengkonfrontasi Ren tentang kunjungannya ke Rotterdam menemui Sophia. Ia harus dapat menjelaskan kenapa ia bisa bertemu dengan musuh keluarga kita. Jangan lupa dapatkan hasil tes DNA-nya agar kita segera tahu siapa dia," kata Alaric setelah videonya selesai. Ia hendak menutup tablet itu ketika tiba-tiba masuk sebuah pesan ke tabletnya.     

[Namaku Skia. Aku adalah anggota kelompok yang menculik Nona Linden. Dalang peristiwa itu adalah adalah ketiga orang di dalam video. Aku tahu seharusnya aku tidak boleh membuka rahasia ini kepada siapa pun, tetapi aku menyesali keterlibatanku dalam penderitaan yang dialami Vega.     

Aku pernah bertemu dengannya dan ia bersikap sangat baik kepadaku. Aku merasa malu atas perbuatanku kepadanya. Kini.. di akhir hidupku, aku dihantui oleh penyesalan. Sebelum mati, aku hanya ingin melakukan apa yang benar.]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.