The Alchemists: Cinta Abadi

Alaric Merasa Bersalah



Alaric Merasa Bersalah

0Dengan ujung kakinya, ia menyentuh perut laki-laki itu. Suaranya terdengar sangat dingin ketika ia bicara.     

"Aku tahu kau melakukan ini untuk Sophia. Kau dibutakan oleh cintamu kepadanya... Seharusnya, kalian tidak melibatkan anakku... Aku tidak akan pernah memaafkan kalian karena telah menyentuh anakku."     

Tatapan kedua laki-laki yang saling membenci itu bertemu. Sekilas, Alaric dapat merasakan ada sinar kelegaan di mata Karl.     

Walaupun Alaric teramat sangat membenci Karl karena telah menculik Vega, entah kenapa, begitu ia mengetahui bahwa perbuatan Karl didasari oleh dendam akibat kejahatan Alaric sendiri di masa lalu, pria itu merasa ada satu bagian hatinya yang tersentuh.     

Ia tidak dapat menyalahkan Karl dan Ren sepenuhnya atas apa yang telah terjadi.     

Karl benar saat tadi ia mengatakan bahwa Alaric-lah yang bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami anak perempuannya.     

Karena itu, di saat terakhir, Alaric berbohong kepada Karl. Ia berkata seolah-olah ia percaya bahwa semua tindakan balas dendam yang dilakukan Karl ini adalah karena Sophia.     

Setidaknya, di saat terakhir Karl, Alaric membuatnya merasa tenang.     

Setelah mengucapkan kata-katanya itu, Alaric menatap Mischa yang sedang sibuk membongkar pendant di leher Karl. Pemuda berambut keemasan itu mengangguk dan memberi tanda dengan lima jarinya.     

Tandanya ia akan dapat menjinakkan bom tersebut dalam waktu lima menit lagi.     

Alaric merasa lega mendengarnya. Artinya ia tidak usah menguatirkan keselamatan Mischa dan Altair di bandara. Mereka juga harus menyambut kedatangan Aleksis yang sudah menuju ke Amlstad untuk mencari Vega.     

Ia lalu berbalik dan berjalan dengan langkah-langkah panjang menjauh dari situ. Ia harus segera mencari Vega, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.     

Sekarang ia telah tahu siapa dalang yang bertanggung jawab atas peristiwa penculikan Vega dulu. Ternyata mereka adalah orang yang sama sekali tidak diduganya. Korban sampingan dari kejahatannya di masa lalu, saat ia masih begitu membenci manusia dan ingin membunuh sebanyak-banyaknya orang.     

Ia bahkan tidak memiliki dendam atau kebencian kepada Friedrich Neumann. Malah, sebenarnya ia menyukai pria itu. Ia hanya kesal karena Friedrich tiba-tiba mengundurkan diri. Dulu Alaric belum mempunya akses seluas sekarang dan ia tidak mengetahui bahwa Friedrich mengidap Lewy Body Dementia.     

Ia hanya mendengar kabar kematian Friedrich akibat kecelakaan berlayar di danau. Ia juga tidak tahu Friedrich tak dapat berenang dan ia sedang depresi. Minggu itu, Splitz memang melancarkan algoritma yang sedang mereka uji coba untuk mendorong orang-orang yang tidak kuat mental untuk bunuh diri.     

Alaric tidak mengira Friedrich menjadi salah satu korbannya. Berbeda dari ribuan korban lainnya, Friedrich memiliki adik yang sangat menyayanginya dan rela mengorbankan diri untuk melakukan apa pun demi membalas dendam atas kematiannya.     

Pikiran Alaric menjadi berkabut saat ia melangkah menghampiri mobilnya dan masuk ke dalam. Ia seolah diingatkan pada dirinya yang dulu, saat ia begitu dibakar oleh dendam akibat kematian ibunya.     

Mungkin persis seperti itulah dendam yang membakar hati Karl dan Ren.     

"Ke pinggir kota Almstad, rumah pribadi Renald Hanenberg," perintahnya kepada supir sebelum kemudian ia menenggelamkan diri dalam lamunan, mengenang masa lalunya yang gelap.     

Dengan sigap supir Alaric melajukan mobilnya ke arah mansion Ren. Sementara itu, di kursi belakang, Alaric duduk sambil membuang pandangannya ke jendela.     

Pikirannya menyusun semua informasi yang berhasil ia dapatkan sejauh ini, dan melihat semuanya dengan perspektif baru, bahwa Karl Sotterham adalah Charles Neumann, dan Ren Hanenberg adalah Ren Neuman dan mereka berdua bekerja sama menyusun rencana balas dendam yang telah mengorbankan Vega.     

Kalau begitu, siapa Skia? Apa hubungannya dengan mereka berdua? Hmm.. ia berharap akan dapat memperoleh jawabannya dari Sophia atau Ren sendiri.     

Hmm.. saat membayangkan betapa dendam Ren dan Karl kepadanya diakibatkan oleh ketidaksengajaan yang membuat Friedrich mengambil nyawanya sendiri, rasanya Alaric merasa bergidik.     

Korbannya di masa lalu sangat banyak, dan satu orang saja telah dapat menyusahkannya sedemikian rupa dan menghancurkan hidup Vega.     

Bagaiamana kalau semua musuhnya di masa lalu melakukan tindakan balas dendam yang sama? Lalu kapan lingkaran setan ini akan berakhir?     

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Alaric merasa benar-benar menyesali perbuatannya di masa lalu. Sejak ia memiliki keluarga, ia menjadi lebih dapat bersimpati kepada orang lain. Ia kini mengerti bahwa semua orang memiliki keluarga dan orang yang menyayangi mereka.     

Ia dapat membayangkan betapa besarnya kesedihan orang-orang yang kehilangan kekasih, ayah, kakak, dan teman yang mereka cintai karena ia bunuh. Namun, barulah setelah ia merasakan sendiri rasa sakit dan penderitaan saat anak perempuannya diculik, Alarie mengerti hal itu benar-benar.     

Kini, walaupun Karl dan Ren yang melakukan kejahatan itu, Alaric tak dapat menghilangkan kenyataan bahwa perbuatan mereka semuanya diakibatkan oleh dosanya sendiri.     

***     

Tanpa terasa waktu setengah jam berlalu dan mobil mewah itu pun tiba di depan gerbang mansion Ren.     

"Selamat siang, Tuan. Apakah sudah ada janji temu sebelumnya?" Terdengar suara seorang wanita dari sistem otomatis di depan gerbang.     

"Tidak ada. Tetapi aku di sini ingin menemui nyonya rumah," kata Alaric singkat.      

"Oh, bisa saya sampaikan siapa tamu yang ingin menemui beliau?" tanya Linda lagi.     

"Ini ayahnya," kata Alaric tenang. "Namaku Elios."     

"Oh.. baiklah, Tunggu sebentar," kata Linda. Ia tergesa-gesar berjaalan ke kamar utama tempat majikannya beristirahat. Ia lalu mengetuk pintu untuk bicara kepada Vega.     

"Selamat sore Nyonya. Ada tamu yang sedang mencari Anda. Katanya ia ayah Anda dan bernama Elios," kata Linda dengan penuh hormat. Setahunya nyonya rumah ini berasal dari desa dan yatim piatu. Lalu mengapa tiba-tiba ada orang yang mengaku sebagai ayahnya?     

Ini sungguh mencurigakan.      

Namun demikian, Linda tidak mau gegabah dan memutuskan seenaknya. Ia memilih untuk mengetuk pintu kamar majikannya dan memberi tahu Vega tentang kedatangan tamunya.     

Vega tampak sangat terkejut dan kalut ketika mendengar bahwa ayahnya tiba. Ia sendiri datang ke Almstad bersama Lauriel, tetapi ia meminta kakeknya untuk memberinya waktu bicara berdua saja dengan Ren. Lauriel setuju dan menunggunya di dalam mobil.     

"Ayahmu datang...?" Terdengar suara serak Ren yang masih bersimpuh di lantai dan memeluk lutut Vega. Dari tadi mereka berada dalam posisi seperti itu. Ia menolak melepaskan Vega hingga gadis itu mau memaafkannya.     

Vega tidak menjawab apa-apa. Ia hanya menangis tersedu-sedu, hampir tanpa suara. Ia merasa patah hati dan dikhianati oleh laki-laki yang ia cintai, tetapi di saat yang sama, ia juga merasa menyesal atas kejahatan ayahnya di masa lalu.     

Ren tidak tahu apa yang terjadi di bandara. Ia mengira seharusnya Alaric dan Mischa sudah menangkap Karl dan Sophia atau membunuh mereka.     

Apakah Karl akan mengakui semuanya dan menanggung kesalahan Ren juga, sehingga membuat Ren tidak lagi dicurigai... ataukah ia mengorbankan Ren dan menimpakan semua kepadanya sementara ia pergi menjauh dan memulai hidup baru bersama Sophia?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.