The Alchemists: Cinta Abadi

Kehilangan Ingatan



Kehilangan Ingatan

0Ren menarik napas dan tersenyum sedikit. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia menanyakan hal seperti itu kepada gadis asing yang baru ia temui, hanya karena wajahnya mirip dengan Fee, mendiang istrinya.     

Ren mengangguk dan tersenyum. "Hmm.. entah kenapa rasanya Anda sangat familiar."     

"Oh, tadi pagi aku datang ke acara SpaceLab di expo," kata Vega kemudian. "Mungkin Anda melihatku di sana?"     

Ren mengangguk. "Itu benar. Ah.. aku baru ingat. Tentu saja. Kau berdiri di paling belakang ruangan bersama Mischa Rhionen. Benar kan?"     

Ia menatap Vega lekat-lekat. Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Benar. Kau kenal Mischa?"     

"Kenal. Ia adalah salah seorang petinggi RMI, investor SpaceLab. Kami beberapa kali bertemu," kata Ren. Ia menghentikan kata-katanya saat pintu diketuk dan seorang pelayan masuk dengan membawa troli berisi poci berisi teh, tiga buah cangkir dan kue-kue.      

Setelah sang pelayan selesai menata teh dan kue-kue di atas meja, ia lalu permisi keluar. Ren menuangkan teh ke cangkir mereka dan menyuguhkannya kepada Vega dan Tatiana.     

"Silakan diminum," katanya sambil mengangkat cangkirnya sendiri dan mulai menyesap tehnya. Demi sopan santun, Vega dan Tatiana segera menerima cangkir mereka dan ikut menikmati teh dari Ren.     

"Sampai di mana tadi?" tanya Ren sambil menatap Vega.     

Gadis itu membuka catatannya dan membacakan kembali pertanyaannya yang pertama.      

"Tahun lalu Anda mengadakan konferensi pers untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai putra mahkota kerajaan Moravia. Sangat banyak orang yang terkejut mendengar berita tersebut dan bertanya-tanya, mengapa? Pihak kerajaan Moravia sendiri telah membantah bahwa mereka menolak menerima istri Anda masuk ke dalam keluarga kerajaan."     

Ia lalu menatap pria itu dengan penuh perhatian, menunggu jawaban keluar dari bibirnya. Ren menyesap tehnya lagi dan tampak merenungkan pertanyaan itu dalam-dalam, sebelum kemudian menjawab dengan suara tegas.     

"Kuharap kalian tahu bahwa pihak keluarga kerajaan harus menjaga citra mereka di depan umum. Itu sebabnya mereka membantah semuanya. Aku tidak akan memaksakan kebenaranku agar diterima. Keluarga Hanenberg bisa mengatakan apa saja sesuka mereka, tetapi aku tidak akan pernah mengubah pernyataanku ataupun meminta maaf," kata Ren.      

"Ahh.. jadi, itu artinya Anda tetap pada pernyataan Anda bahwa memang keluarga Hanenberg memperlakukan ibu Anda dengan buruk dan tidak mau menerima istri Anda untuk masuk ke dalam keluarga kerajaan?" tanya Vega mengonfirmasi jawaban Ren. Pria itu mengangguk.     

Sementara Vega mewawancarai Ren, Tatiana memperhatikan interaksi di antara keduanya dan mencatat jawaban-jawaban Ren. Ia merasa sangat bersyukur karena ada Vega membantunya dalam melakukan wawancara penting ini.      

Ren tampak sangat santai dan hangat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Vega. Kesan dingin dan selama ini ditampakkannya, sama sekali tidak terlihat saat ia bicara dengan Vega. Ahh.. beruntung sekali Vega sedang ada di Paris, bertepatan dengan acara penting ini.     

"Hmm... banyak pembaca kolom Tatiana sangat terkesan dengan kisah cinta Anda dan almarhum istri," kata Vega lagi. "Bisakah Anda ceritakan bagaimana Anda bertemu dengannya, dan apa yang membuat Anda jatuh cinta kepadanya?"     

Ren terdiam mendengar pertanyaan Vega ini. Ia sama sekali tidak mengingat wanita yang dinikahinya tiga tahun lalu itu. Ia juga tidak tahu bagaimana mereka bertemu dan mengapa mereka dapat jatuh cinta sehingga langsung menikah setelah bertemu sebentar.     

Ia telah bertemu dengan Johann dan kekasihnya untuk mendengarkan cerita mereka tentang pernikahan yang dilakukannya di Monaco. Dari Johann, ia mendengar bahwa istrinya sangat cantik dan baik.     

Masih ada foto-foto mereka bersama. Sayangnya, sama sekali tidak ada video. Ia bahkan tidak tahu seperti apa suara wanita itu.     

Ren sudah mencoba berbagai terapi dan pengobatan untuk memulihkan ingatannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Masa lalunya hilang tanpa bekas.     

Semua yang ia ketahui tentang dirinya hanyalah dari apa yang didengarnya dari John, asistennya, Linda, kepala pelayannya, sahabatnya Johann dari Monaco, serta beberapa dokumentasi lama.     

Keluarga kerajaan juga menolak bertemu lagi dengannya setelah ia merusak reputasi mereka dengan semua pernyataannya di konferensi pers waktu itu.     

Untungnya, Ren sama sekali tidak peduli dengan keluarga raja. Saat ia melihat rekaman konferensi persnya beberapa minggu sebelum kecelakaan itu, ia melihat sendiri dirinya menampilkan ekspresi muak terhadap keluarga Hanenberg.     

Hal itu membuatnya sadar bahwa ia memang tidak ingin lagi memiliki hubungan apa pun dengan mereka.      

"Aku tidak ingat bagaimana aku bertemu istriku," kata Ren dengan jujur. "Aku kehilangan semua ingatanku sejak hari aku dilahirkan hingga terjadi kecelakaan itu. Semua yang kuketahui tentang dirinya, aku dengar dari orang lain."     

Vega tertegun mendengar pernyataan Ren yang mengejutkan ini. Ia sama sekali tidak mengetahuinya. Tidak ada sumber berita mana pun yang menyatakan Ren kehilangan ingatannya begitu parah.      

Bisa dibilang ia kehilangan seluruh hidupnya. Sungguh kasihan...     

Vega jadi ingat nasibnya sendiri yang kehilangan enam tahun hidupnya yang tidak akan pernah kembali. Hal itu kadang-kadang membuatnya frustrasi karena ia tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selama enam tahun yang hilang itu.     

Apakah terjadi hal yang buruk? Atau baik?      

Namun demikian, ia merasa bersyukur karena keluarganya ada bersamanya dan mereka membantunya untuk memulihkan diri dan mendampinginya setiap saat. Sementara Ren... selain kehilangan ingatannya, ia juga kehilangan keluarganya dan istri yang pasti sangat ia cintai.     

Diam-diam Vega merasakan simpati yang sangat besar kepada pria di depannya ini.     

"Maaf... aku ikut berduka," kata gadis itu dengan suara pelan. "Kami tidak tahu ini. Kami hanya mendengar setelah kecelakaan itu, Professor harus memulihkan diri selama beberapa bulan. Kami tidak tahu bahwa Professor kehilangan ingatan begitu parah...."     

Tatiana menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa. Ia hampir saja hendak menimpali dengan mengatakan bahwa sahabatnya ini, Vega Linden, juga mengalami kehilangan ingatan selama beberapa tahun.     

Itu sebabnya Vega tidak dapat mengingat apa yang terjadi kepadanya selama ia hilang. Namun, untunglah Tatiana masih dapat menahan diri. Ia tahu keluarga Linden sudah mewanti-wanti agar ia tidak menyebut-nyebut tentang Vega di depan umum.     

Tatiana hanya menggigit bibirnya dan menulis di buku catatannya tanpa mengangkat wajah. Pernyataan Ren barusan juga membuatnya sangat terkejut dan dengan penuh semangat ia buru-buru menuliskannya.     

Ia tidak mengira Ren akan begitu terbuka kepada Vega, sampai menceritakan hal yang demikian pribadi seperti ini...     

Ahhh.. benar-benar beruntung ia membawa Vega bersamanya!     

"Tidak apa-apa, bukan salahmu..." kata Ren sambil mengangkat bahu. "Aku belajar untuk bersyukur dan menganggap bahwa aku diberi kesempatan kedua untuk memulai hidupku dari awal."     

"Ah.. itu pola pikir yang bagus," kata Vega sambil tersenyum. "Aku setuju. Aku juga berpikir seperti itu."     

"Kau berpikir seperti itu? Kenapa?' tanya Ren tidak mengerti.     

"Ah...maksudku, dalam hidup ini kita selalu punya pilihan. Kadang-kadang terjadi hal yang sangat buruk kepada kita dan hidup kita terasa hancur. Kita tidak bisa mengendalikan takdir saat musibah menimpa kita, kita juga tidak bisa mengendalkan pandangan pandangan orang lain terhadap kita. Yang bisa kita kendalikan hanyalah sikap kita."     

Vega menatap Ren lekat-lekat dengan senyum penuh simpati. "Aku mengenal seorang gadis yang kehilangan ingatannya selama beberapa tahun dan ia juga sering merasa frustrasi karena ia tidak tahu apa yang terjadi selama tahun-tahun yang hilang itu, dan tidak ada orang yang dapat memberinya jawaban. Tetapi, kemudian ia dapat berdamai dengan dirinya sendiri dengan menganggap bahwa ia mungkin mengalami peristiwa yang sangat traumatis sehingga pikirannya memblokir ingatan tersebut. Tidak tahu, maka tidak sakit. Bayangkan.. orang lain bersedia membayar uang yang sangat banyak agar mereka dapat melupakan ingatan yang menyakitkan. Bukankah kemampuan untuk melupakan dapat dianggap sebagai kemewahan dalam kasus seperti itu?"     

Ren tertegun mendengar kata-kata Vega barusan. Rasanya apa yang diucapkan gadis itu sangat mengena kepada dirinya.     

Benar... ia juga tidak tahu apa yang terjadi selama 32 tahun hidupnya di masa lalu. Kalau melihat dari hidupnya sekarang yang tidak memiliki siapa-siapa, ia dapat menduga bahwa hidupnya di masa lalu juga tidak bahagia.     

Keluarga Hanenberg tidak mau ada hubungan apa pun lagi dengannya, keluarga Genevieve yang merupakan sahabat ibunya juga membencinya dan menuduhnya sebagai penyebab kematian anak perempuan mereka, lalu asistennya yang telah mengikutinya selama 15 tahun meninggal saat melakukan teror di bandara Almstad.     

Jauh di lubuk hatinya yang sangat dalam... Ren menduga-duga bahwa hidupnya tidak sederhana dan kemungkinan diliputi kegelapan yang tidak dapat ia jelaskan.     

Bagaimana kalau hidupnya sama seperti teman Vega Medici di depannya ini? Mungkin di dalam hidupnya terjadi peristiwa yang begitu mengerikan dan traumatis, sehingga pikirannya memblokir ingatan tersebut?     

"Kurasa gadis itu sangat bijak," kata Ren akhirnya.     

Ia menunduk dan memperhatikan tehnya tanpa berkata apa-apa selama beberapa menit. Ia merenungkan hidupnya dan apa-apa yang sudah terjadi di masa lalu, serta apa yang ia rencanakan di masa depan.     

Kalau ia berfokus pada masa lalunya yang hilang, maka hidupnya tidak akan pernah maju.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.