The Alchemists: Cinta Abadi

Pertemuan Dengan Ren (2)



Pertemuan Dengan Ren (2)

0Mischa tidak menanggapi celotehan Vega, tetap memfokuskan pandangannya ke jalan. Ia hanya bisa menyimpan perasaan tidak sukanya di dadanya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Vega melanjutkan membaca berbagai artikel yang bisa ia temukan tentang Ren. Wajahnya tiba-tiba terlihat sangat sedih.     

"Ya Tuhan... malang sekali nasibnya..." Air mata pelan-pelan mengalir dari kedua sudut mata Vega. "Mereka mengalami kecelakaan saat berlayar untuk bulan madu kedua dan istrinya tidak selamat."     

"Profesor Hanenberg mengurung diri selama berbulan-bulan dan menjalani terapi yang berkepanjangan. Ada gosip yang mengatakan bahwa kecelakaan itu membuat ingatannya terpengaruh dan butuh waktu sangat lama untuk ia dapat kembali menjalani hidup seperti orang biasa yang ia inginkan. Ia menemukan tujuan hidup kembali setelah bergabung lagi dengan SpaceLab."     

Mischa akhirnya menoleh dan bertanya kepada Vega. "Bukankah kau bilang tidak banyak artikel di internet tentangnya. Tapi itu, sepertinya kau tahu banyak."     

Vega menghapus air matanya dengan ujung lengan kemejanya dan menggeleng. "Ini dari websitenya Tatiana. Ia menulis artikel cukup lengkap tentang Professor Hanenberg. Kau tahu sendiri, Tatiana bisa mendapatkan banyak informasi yang orang lain tidak dapat. Dari para followernya saja ia bisa mendapatkan berbagai kiriman info yang membantunya menuliskan artikel ini."     

"Hmm.. begitu, ya?" Mischa mengangguk-angguk. "Tapi, seperti yang selalu kubilang, jangan percaya begitu saja apa pun yang kau baca di internet."     

"Baiklah," kata Vega. Ia menutup ponselnya. "Ah.. aku tidak dapat membaca lagi. Rasanya kasihan sekali."     

Mischa tidak tahu apakah Vega akan tetap merasa kasihan kepada Ren jika ia tahu yang sebenarnya. Namun demikian, pria itu tidak mengatakan apa-apa.     

Mobil yang dikendarai Mischa tiba di kawasan Paris Expo lima belas menit kemudian. Di sana sudah ramai dengan pengunjung yang memadati berbagai aula tempat pameran diadakan.     

RMI memiliki begitu banyak perusahaan teknologi di dalamnya dan pameran ini biasa diadakan setahun sekali di berbagai negara berbeda untuk menunjukkan kemajuan teknologi dan inovasi yang mereka miliki selama setahun terakhir.     

Salah satu aula yang paling populer tahun ini adalah Holodeck. Karena harganya yang masih sangat fantastis tidak banyak orang yang mampu memilikinya. Karena itulah, setiap tahun kesempatan untuk mencoba sendiri teknologi ini secara langsung menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang.     

Mereka akan mendaftar berbulan-bulan sebelumnya untuk masuk ke daftar tunggu. Lalu, jika mereka terpilih, mereka akan diundang ke pameran dan mencoba holodeck sesuai keinginan mereka.     

Pengunjung yang langsung datang di tempat juga mendapatkan kesempatan untuk memenangkan undian dengan hadiah satu sesi di holodeck.      

Holodeck adalah teknologi simulasi virtual yang mewujudkan keinginan dan fantasi orang-orang yang menggunakannya. Mereka dapat menghidupkan kembali memori yang tersimpan dan menjalaninya seolah mereka berada dalam memori itu kembali.     

Orang yang kehilangan orang terkasihnya, dapat memiliki momen saat mereka kembali bersama.     

Orang tua yang kehilangan anak, istri yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, mereka semua dapat melampiaskan kerinduannya untuk 'bertemu' kembali dengan orang yang dicintainya yang telah tiada.     

Fitur lain yang dapat mereka gunakan adalah fitur fantasi. Dengan holodeck, pengguna dapat membuat simulasi 3D sesuai dengan keinginan mereka. Orang-orang yang jatuh cinta dengan selebritis, misalnya, dapat membuat adegan seolah mereka sedang berkencan dengan selebritis tersebut.     

Karena begitu menariknya program Holodeck ini, setiap tahun permintaan untuk masuk ke daftar tunggu menjadi begitu panjang. Anak-anak keluarga Linden beruntung karena mereka memiliki fasilitas holodeck sendiri dan dapat menggunakannya kapan saja. Ini terutama digunakan oleh si kembar untuk membuat simulasi untuk belajar.     

Mereka akan belajar sejarah dengan masuk ke dalam simulasi seolah-olah mereka ada di zaman tertentu. Mereka juga belajar ilmu pengetahuan alam, geografi, dan lain-lain dengan melihat sendiri semunya lewat berbagai simulasi ini, tanpa harus meninggalkan rumah.     

Pelajaran sejarah tentang perang dunia 2? Mereka akan masuk ke simulasi situasi perang di Eropa. Belajar tentang dinosaurus? Mereka akan masuk ke simulasi di zaman purba. Belajar tentang Eropa di abad pertengahan? Mereka juga tinggal masuk ke Holodeck dan mengikuti simulasinya. Sangat praktis!     

Karena itulah, saat melihat keramaian dan antusiasme pengunjung di aula Holodeck, Vega hanya geleng-geleng kepala.     

"Banyak sekali orang yang berminat dengan Holodeck," komentar gadis itu sambil memperhatikan mereka.     

Mischa mengikuti arah pandangannya dan mengangguk. "Holodeck memang produk yang sangat terkenal. Kami sedang merencanakan untuk memberikan sumbangan holodeck bagi beberapa sekolah terpilih."     

"Wahh.. pasti itu akan sangat berguna," kata Vega. "Adik-adikku sangat senang belajar dengan menggunakan berbagai fitur Holodeck."     

"Adik-adikmu sangat beruntung ayahnya adalah pemilik RMi," kata Mischa sambil tertawa. Ia lalu menarik tangan gadis itu masuk ke aula yang paling besar. "Ayo duduk bersamaku di depan. Sebentar lagi aku akan menyampaikan sambutan."     

Vega mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Mischa. Mereka masuk ke sebuah auditorium besar dengan kurang lebih 1000 kursi. Hanya undangan yang boleh masuk ke sini.     

Ada berbagai lembaga pemerintah, berbagai mitra perusahaan lain yang menggunakan produk dan layanan dari anak perusahaan RMI, dan juga pusat penelitian dan perorangan yang dianggap cukup penting untuk dapat hadir.     

Kepala penyelenggara acara segera menghampiri Mischa dengan tergopoh-gopoh dan membungkuk hormat kepadanya.     

"Selamat datang, Tuan Rhionen," kata laki-laki setengah baya itu dengan ramah. "Anda datang lebih awal."     

Ia mengulurkan tangannya dan menyalami Mischa, lalu mengangguk sopan kepada Vega. Dengan penuh hormat, ia membawa keduanya ke jejeran kursi kehormatan di bagian paling depan. Ketika mereka duduk, sudah ada banyak tamu undangan kehormatan yang duduk di sekitar mereka.     

Orang-orang itu memperhatikan dua orang muda yang baru tiba ini dengan pandangan tertarik. Melihat usia keduanya yang masih sangat muda, mereka tidak mengira bahwa kedua orang ini memiliki jabatan penting atau berasal dari organisasi besar sehingga diberikan kursi di bagian kehormatan seperti mereka.     

Kalau Mischa dan Vega tidak diantar sendiri ke kursinya oleh ketua penyelenggara acara, mungkin tamu-tamu lain di sekitar mereka akan mengira Vega dan Mischa salah mengambil tempat duduk.     

Ahh.. rupanya tidak. Mereka berarti memang orang penting sungguhan, pikir mereka.     

Tapi siapa mereka?     

Seperti yang dikatakan Mischa kepada Vega, ia sangat jarang tampil di muka umum, dan selalu membatasi jumlah orang-orang yang melihat atau bekerja dengannya secara langsung.     

Karena itulah sangat banyak orang yang tidak mengetahui siapa ia sebenarnya, dan jika ia mendapatkan kursi di tempat kehormatan seperti ini, orang-orang akan menjadi penasaran tentang identitasnya dan mulai menggosipkannya.     

Mischa hanya memutar matanya saat menyadari orang-orang di sekitar mereka sedang membicarakannya. Entah kenapa sebagian besar manusia terlalu merasa ingin tahu tentang urusan orang lain.     

Baiklah. Sebentar lagi, mereka akan tahu siapa Mischa sebenarnya, karena ia yang akan menyampaikan sambutan untuk membuka acara pameran akbar ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.