Pertemuan di Targu Mures
Pertemuan di Targu Mures
Kata-kata anak lelaki itu seketika membuat Nicolae tertegun. Ia terlalu sibuk dengan berbagai pikirannya sendiri sehingga ia bahkan tidak menyelidiki lebih jauh keanehan peristiwa yang terjadi hari ini. Altair benar juga. Batalnya semua penerbangan ke Italia hari ini cukup aneh.
Satu, dua.. bahkan tiga penerbangan batal masih bisa dipahami... tetapi lima? Bahkan kalau tidak salah ada total 11 penerbangan ke Italia hari ini di atas pukul 14.00 dan semuanya batal.
Jangan-jangan ini hanya ulah orang iseng atau orang yang punya tujuan jahat. Tetapi siapa?
Yang lebih penting daripada pertanyaan siapa pelakunya, adalah pertanyaan tentang siapa targetnya? Apakah orang itu merupakan salah seorang penumpang di pesawat menuju ke Italia... atau jangan-jangan... Nicolae sendiri?
Pemuda itu mengerutkan keningnya berusaha berpikir siapa gerangan orang yang ingin mengganggu perjalanannya. Hmm... Ia akan mencoba menyelidiki hal ini nanti begitu ia tidak sibuk. Yang penting sekarang adalah ia dapat tiba di Targu Mures dengan tidak kurang suatu apa.
Setelah memastikan Altair dan Vega tidur, ia membuka tabletnya dan menggunakan internet dari pesawat untuk mencari informasi apa yang terjadi sebenarnya.
"Hmm... semua penerbangan yang batal tadi telah dipulihkan. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah ini ada hubungannya denganku?" gumam Nicolae keheranan. Dari jejak data yang ditemukannya, ia mengambil kesimpulan bahwa tadi siang ada peretas yang meretas semua jadwal penerbangan di bandara Changi dan membatalkan penerbangan ke Italia.
Sayangnya ia tidak tahu siapa pelakunya. Hmm...
Ah, sial!
Ia baru ingat bahwa sepuluh tahun yang lalu Alaric membuka sayembara bahwa siapa pun yang bisa menemukan Wolf akan mendapatkan imbalan uang yang sangat besar. Sudah sangat lama berlalu dan kini tidak begitu banyak orang yang memburu Wolf lagi.. tetapi kadang ia masih menemukan jejak satu dua pemburu hadiah yang masih berusaha mendapatkan keterangan tentang dirinya.
Dulu mereka pernah mendapatkan jejaknya hingga ke Singapura dan Rumania.. ugh..
Untung teman-temannya baik dan mau membantu menghapus jejaknya dan selama bertahun-tahun ini Nicolae hampir tidak mengalami gangguan. Tetapi sayangnya baik dia dan Alaric lupa bahwa sayembara dari sepuluh tahun lalu itu masih ada.
Nicolae hanya bisa menghela napas. Ia membuat catatan mental untuk meminta Alaric menghapus sayembara itu dan pada saat yang sama ia juga harus menghapus jejaknya sebagai Nicolae Sorin yang sepuluh tahun lalu sudah hampir terbongkar sebagai Wolf.
Hmm...
Ia berpikir keras, kematian seperti apa yang sebaiknya ia berikan kepada identitasnya sekarang, agar ia dapat benar-benar menghilang dan kembali dengan identitas baru.
Ahh.. ia akan memikirkannya nanti saja. Sekarang kepalanya terlalu penuh oleh macam-macam hal yang membuatnya pusing.
Akhirnya Nicolae memilih mengkonsumsi obat tidur agar ia dapat beristirahat di perjalanan daripada terjaga. Saat ia bangun, pikirannya terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang membuatnya tertekan. Bukan hanya sayembara tadi dan hacker yang barusan yang kemungkinan mengincarnya, tetapi juga ditambah begitu banyak hal berat lainnya yang harus ia pikirkan.
Di satu sisi, Nicolae sangat senang karena akan bertemu dengan keluarga besarnya, orang-orang yang lama tidak ia temui, tetapi di sisi lain ia harus menghadapi kenyataan bahwa akan bertemu dengan gadis yang bertahun-tahun ia cintai dan selama setahun terakhir ini ia hindari.
Saat masih di bandara Changi ia memang mengambil keputusan untuk langsung terbang ke Rumania bersama Altair dan Vega. Namun, masih ada sesisip keraguan di benak Nicolae, apakah ia akan benar-benar sanggup untuk bersikap normal dan terlihat baik-baik saja di depan Aleksis atau tidak.
Yang membuatnya cukup resah adalah kenyataan bahwa ia harus segera mengembalikan Altair dan Vega kepada ayah dan ibu kandung mereka. Ia sangat menyayangi kedua anak itu dan ia mengerti bahwa agar ia dapat sering mengunjungi mereka di kediaman Alaric dan Aleksis, satu-satunya jalan adalah Nicolae harus bisa menghilangkan kecanggungannya terhadap Aleksis.
Hal berikutnya yang juga mengganggu pikirannya bayang-bayang wajah Marie. Nicolae memang sudah berpamitan kepada gadis itu lewat SMS, tetapi Marie belum membalas pesannya hingga saat terakhir, ketika Nicolae boarding masuk ke pesawat.
Entah Marie terlalu sibuk untuk membalas pesannya, atau gadis itu memang sengaja tidak membalas, karena SMS Nicolae jelas mengatakan kepada Marie bahwa Nicolae tidak berniat kembali ke Singapura dalam waktu dekat dan ia mengharapkan Marie melanjutkan hidup tanpa berusaha memikirkannya.
Nicolae berharap yang terjadi adalah yang nomor dua. Akan baik bagi Marie untuk melupakan dirinya dan tidak berharap banyak, apalagi sebentar lagi Nicolae akan 'mematikan' identitasnya sebagai Nicolae Sorin.
Ia hanya dapat berharap gadis itu akan baik-baik saja. Mungkin suatu hari nanti ia akan mencari kabar Marie untuk mengetahui keadaannya. Tapi sementara itu ia akan berusaha melupakannya.
***
Begitu Nicolae, Altair dan Vega mendarat di bandara Bucharest, pesawat pribadi Alaric telah menunggu untuk membawa mereka ke Targu Mures. Dari bandara Targu Mures, mereka bertiga segera menuju ke kastil Alaric di puncak bukit.
Mereka tiba ketika acara berburu rusa baru selesai. Dada Nicolae mulai terasa ringan ketika ia melihat Aleksis di Targu Mures. Hatinya masih mengalami kedukaan, tetapi rasa sakitnya tidak separah dulu.. Ia bahkan bisa tersenyum melihat Alaric menggandeng Aleksis dengan mesra.
Ah... tentu saja, ia menyayangi adiknya dan senang melihat Alaric yang dulu banyak menderita kini mengalami kebahagiaan. Ia juga menyayangi Aleksis sebagai sahabatnya dan ia tidak akan rela jika Aleksis bersama laki-laki lain, apalagi jika laki-laki itu tidak memperlakukan Aleksis dengan penuh hormat dan penuh cinta.
Tetapi kalau itu Alaric, ia rela.
"Mamaaaa....!!!" seru si kembar bersamaan begitu mereka melihat kedatangan Aleksis dan Alaric.
Aleksis segera berbalik dan menemukan Altair dan Vega memeluknya erat-erat. Ahhh.. ia sangat merindukan kedua anaknya ini. Dengan mata berkaca-kaca ia berlutut dan balas merangkul keduanya dengan penuh kasih sayang.
"Kalian sudah tiba?"
"Benar. Papa Nic memutuskan untuk langsung kemari karena pesawat ke Roma dibatalkan. Semua pesawat yang mengarah ke Italia entah kenapa mengalami kerusakan mesin. Untung Papa bisa meretas jadwal penerbangan ke Bucharest dan memasukkan kami di menit terakhir sehingga kami bisa kemari," jawab Altair menjelaskan.
"Oh..." Aleksis mengangkat wajahnya dan melihat Nicolae yang berjalan santai dengan tangan di saku mendekatinya. "Benarkah semua pesawat yang mengarah ke Italia rusak? Aneh sekali."
Nicolae hanya mengangkat bahu. "Semula aku pikir itu kebetulan, tetapi setelah pesawat kelima tidak juga bisa berangkat, aku curiga itu adalah perbuatan seorang hacker yang ingin mencari gara-gara denganku."
Nicolae memutuskan untuk tidak membicarakan tentang sayembara sepuluh tahun lalu di depan Aleksis. Ia tak ingin wanita itu bertengkar dengan Alaric jika ia mengetahui apa yang dulu Alaric lakukan untuk mencari Wolf. Biarlah ia nanti bicara berdua saja dengan adiknya.
"Mencari gara-gara denganmu? Kenapa? Apakah ada orang yang tahu identitasmu?" tanya Alaric keheranan.
"Itulah yang akan kuselidiki. Sudah, tidak apa-apa. Yang penting sekarang, anak-anak sudah tiba di sini dengan tidak kurang suatu apa." Nicolae tersenyum dan memeluk saudaranya dengan erat. "Apa kabar? Semoga kau memperoleh cukup tidur dengan adanya bayi kembar di rumah, ya..."
Alaric menepuk bahu kakaknya dan mengangguk. "Tentu saja. Terima kasih sudah datang."
Nicolae melepaskan diri dari Alaric dan melangkah ke depan Aleksis yang kini sudah bangkit berdiri. Kedua anaknya memeluk masing-masing kakinya.
"Aleksis..." Nicolae mencoba tersenyum dengan matanya. Selama ini walaupun bibirnya tersenyum, matanya tidak dapat berdusta, ia masih merasakan kedukaan setiap kali melihat gadis itu. Tetapi kali ini ia berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan bahwa sungguh ia turut bahagia untuk Aleksis. "Selamat ulang tahun. Semoga kau selalu berbahagia."
Aleksis menatap Nicolae dengan senyum haru, dan perlahan-lahan ia mengangguk. "Terima kasih, Nic. Aku bahagia kau ikut datang merayakannya bersama kami di sini."
Keduanya terlihat agak canggung selama beberapa detik, tetapi kemudian pelan-pelan baik Aleksis maupun Nicolae melangkah maju dan memberikan pelukan kepada masing-masing, layaknya saudara.
"Selamat datang," kata Aleksis sambil mencium pipi Nicolae. Pemuda itu mengangguk dan menepuk bahu Aleksis pelan.
"Aku senang bertemu kalian semua. Aku tidak akan pernah melewatkannya untuk apa pun."
Semua yang hadir menyembunyikan keharuan mereka dengan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka tahu hari ini adalah momen penting, di saat Nicolae dan Aleksis pelan-pelan berusaha untuk memulihkan hubungan persahabatan mereka, dan bagi Nicolae untuk memperlakukan Aleksis sebagai istri adiknya, tanpa merasa canggung lagi.
Rasa sedih di hatinya belum hilang, tetapi setidaknya, sama seperti Lauriel mulai bisa melanjutkan hidup dengan merelakan kepergian Luna, Nicolae pun belajar untuk tidak menjauhi keluarganya hanya karena ia masih menyimpan perasaan cinta kepada Aleksis.
Nicolae menyapa ayahnya dan semua orang yang hadir, juga diperkenalkan kepada tiga anak angkat Alaric yang ada di situ. Suasana terasa begitu hangat dan menyenangkan.
"Kalau begitu, kalian silakan membersihkan diri dulu. Sebentar lagi kita akan bersiap-siap untuk makan malam," kata Aleksis kemudian setelah semua bertukar kabar sebentar.
Altair dan Vega menyapa dan memeluk kakek, nenek dan semua paman mereka sebelum mengikuti ayah mereka masuk ke dalam kastil untuk melihat kedua adik bayi mereka yang menggemaskan.
"Kau beristirahat saja dulu dan minum wine, biar santai. Pasti perjalanan ke sini cukup melelahkan," komentar Aleksis kepada Nicolae.
"Terima kasih, tapi aku sudah cukup banyak duduk di pesawat dan mobil, pantatku jadi sakit. Aku mau jalan-jalan dulu ke sekitar tempat ini. Kau mau menemaniku?" tanya Nicolae.
"Tentu, saja. Tempat ini indah sekali. Akan kubawa kau ke tempat favoritku," Aleksis mengangguk gembira. Ia benar-benar merasa lega melihat sikap Nicolae kali ini. Pemuda itu tidak lagi menjauhinya!