The Alchemists: Cinta Abadi

Bodoh Sekali...



Bodoh Sekali...

1Marie bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.. apakah memang perasaan yang dialaminya ini cinta. Ini bisa dibilang merupakan perasaan yang asing baginya, karena selama ini ia belum pernah merasakannya kepada lelaki mana pun.     

Entah kenapa... hanya mendapatkan pesan SMS dari pemuda itu saja bisa membuat hatinya begitu berbunga-bunga. Ia merasa sangat terharu karena ternyata Nicolae menyempatkan diri berpamitan kepadanya. Ternyata laki-laki ini tidak pergi begitu saja dan melupakannya seperti barang bekas.     

Marie terduduk kembali di kursinya dan ia mengingat-ingat kembali semua perkataan Nicolae yang mengatakan bahwa ia sedang menyembuhkan diri dari patah hati.     

Marie kini mengerti mengapa Nicolae menjaga jarak darinya. Itu karena pemuda itu tidak ingin menggunakannya sebagai pelarian cinta atau malah pelampiasan nafsu belaka. Pemuda itu terlalu baik untuk memberinya harapan palsu, dan memilih menghindarinya.     

Tetapi di saat terakhir, Nicolae masih berbaik hati dan berpamitan kepada Marie.     

Sebenarnya Marie mengerti... Ia tahu Nicolae memandangnya cukup tinggi dan tidak mau menjadikan Marie sebagai gadis pelampiasan belaka.     

Tetapi masalahnya adalah... Marie sama sekali tidak keberatan.     

Ia ingin mengatakan kepada Nicolae bahwa dirinya mengerti, dan ia tidak keberatan menjadi pelampiasan cinta pemuda itu. Ia ingin ada di sana, mendampingi proses pemulihan hati Nicolae dan merawat serta menyatukan keping-keping hatinya yang patah.     

Marie percaya bahwa sebenarnya di lubuk hatinya yang terdalam Nicolae juga menyimpan perasaan kepadanya. Mungkin saat ini perasaannya itu masih kecil dan tersembunyi di bawah berbagai lapisan kesedihan...     

Tetapi Marie yakin bahwa kalau Nicolae bersedia memberikan kesempatan kepada perasaan kecil itu, ia akan menyadari suatu hari nanti bahwa ia juga mencintai Marie.     

"A.. aku.. aku harus bicara kepadanya..." gumam Marie dengan suara tidak jelas. Ia merasa, bagaimanapun ia dan Nicolae harus bicara dan menyelesaikan dulu perasaan di antara keduanya atau berpamitan secara langsung, tidak melalui SMS atau telepon.     

Ia ingin Nicolae memberinya kesempatan untuk bicara...     

Marie kembali membuka laptopnya dan memeriksa semua jadwal penerbangan ke Roma. Ia tidak tahu mereka mengambil penerbangan yang mana, karenanya ia buru-buru meretas data semua maskapai dan mencari informasi tersebut.     

Ahh.. Nicolae, Altair, dan Vega Sorin akan naik pesawat ke Roma pukul 14.00.     

Sebentar lagi...     

"Aku tidak bisa hanya membatalkan penerbangan mereka saja, supaya aku dapat bertemu dan berbicara dengan Nicolae.." gumam Marie. Ia mencari semua penerbangan ke Italia pada hari itu dan kemudian membatalkan semuanya dengan alasan teknis.     

Daripada pindah naik penerbangan ke negara lain dan kemudian lanjut ke Italia, Marie yakin, Nicolae akan memilih menunggu hingga tersedia penerbangan berikutnya ke Italia.     

Ia buru-buru menutup toko bunganya dan menyetir mobilnya ke bandara. Ia akan beralasan mengantar pesanan bunga ke bandara lalu menanyakan kabar penerbangan Nicolae dan si kembar. Lalu ia akan minta bertemu Nicolae untuk berbicara dengannya...     

***     

"Apa? semua penerbangan ke Italia dibatalkan?" Nicolae sangat keheranan mendengar penjelasan petugas maskapai yang terlihat sama bingungnya dengan dirinya.     

"Kami berusaha mencarikan alternatif bagi para penumpang yang sangat terburu-buru, tetapi untuk yang tidak buru-buru kami akan memberikan kompensasi finansial yang memadai. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya." Petugas itu berkali-kali membungkuk minta maaf.     

NIcolae melihat jam tangannya dan menggeleng-geleng. Ia ingin tiba di Italia malam ini supaya besok pagi ayahnya bisa membawa Altair dan Vega ke Grosetto.      

"Baiklah, aku akan mencari alternatif sendiri," kata Nicolae akhirnya. Ia mengeluarkan tabletnya dan segera meneliti berbagai jadwal penerbangan terdekat.     

Tidak satu pun maskapai terbang ke Italia hari ini. Mulai dari kerusakan pesawat hingga masalah kekacauan di sistem. Banyak penumpang yang mulai protes dan marah-marah.     

"Bagaimana, Pa?" tanya Altair dengan penuh perhatian.     

Nicolae menggeleng pelan. Pandangan matanya telah melihat ada jadwal penerbangan ke Bucharest dalam waktu tidak terlalu jauh. Pikirannya melayang pada Aleksis dan Alaric yang menantikan kehadiran mereka di Targu Mures.      

Kalau beberapa hari yang lalu Nicolae masih tidak dapat membayangkan dirinya untuk bertemu Aleksis... entah kenapa kini hatinya tidak sesesak dulu.     

Ia kemudian menimbang-nimbang kemungkinan untuk langsung terbang ke Bucharest dan naik helikopter atau pesawat pribadi Alaric ke kastilnya di Targu Mures. Nicolae sudah rindu berkumpul bersama keluarganya seperti dulu, ia juga merindukan adiknya, Alaric, dan sangat ingin menemuinya.     

Hati kecilnya berkata, kini ia sudah siap untuk kembali bertemu Aleksis dan bersikap baik-baik saja...     

Akhirnya Nicolae memesan penerbangan ke Bucharest yang akan berangkat tidak lama lagi dan segera membawa Altair dan Vega ke gerbang keberangkatan baru. Mereka akan langsung berangkat ke negara Romania.     

***     

Marie sudah tiba di bandara sedari tadi, tetapi ia masih ragu dan bolak-balik berjalan di tempat, seolah meyakinkan hatinya untuk mengirim SMS kepada Nicolae, menanyakan kabar penerbangannya, dan mengaku baru tiba di bandara untuk mengantar pesanan bunga.     

Akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian, Marie pun mengirim pesan itu.     

[Hei, kebetulan sekali, aku mendapat pesanan bunga ke bandara. Ada pria yang ingin mengejutkan kekasihnya yang baru pulang dari  luar negeri. Romantis sekali.. hahaha. Kalian naik pesawat jam berapa?]     

Marie menunggu balasan SMS-nya dengan hati berdebar-debar. Tetapi pesan yang masuk ke ponselnya malah membuatnya patah hati.     

[Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif]     

Marie mengerutkan kening keheranan. Mengapa nomornya tidak aktif?     

Apakah...     

Apakah Nicolae sudah terbang?     

Terbang ke mana? Bukankah semua penerbangan ke Italia sudah kubatalkan? pikir Marie.     

Dadanya tiba-tiba merasa sesak...     

Apakah.. apakah wanita itu demikian penting bagi Nicolae hingga ia tidak mau menunggu... dan memilih untuk terbang lewat negara lain hanya agar dapat tiba ke tempat wanita itu tepat waktu??     

Marie mengigit bibirnya dengan wajah kecewa.     

Ia membuka ponselnya dan meretas jadwal penerbangan hari ini dari bandara Changi Singapura ke seluruh dunia dan mencari nama penumpang Nicolae Sorin.     

Ia menemukan pria itu dan kedua anaknya terdaftar dalam penerbangan menuju Bucharest pukul 14.30.     

Marie melihat jam tangannya. Tanpa terasa, air mata menetes ke pipinya saat ia menyadari ia terlambat lima menit. Sekarang sudah pukul 14.35.     

Gadis itu kemudian mengangkat wajahnya dan memandangi langit, seolah ia akan dapat menemukan pesawat yang membawa Nicolae pergi darinya ke tempat yang jauh, ke tempat wanita lain yang dicintai pemuda itu dan membuatnya patah hati.     

Marie merasa bodoh sekali. Ia sunguh besar kepala dan mengira ia memiliki tempat di hati pemuda itu, hanya karena mereka tidur bersama.     

Nicolae jelas sangat mencintai wanita lain itu. Mereka tentu memiliki hubungan yang jauh lebih dalam dari hanya sekadar tidur bersama karena mereka memiliki dua orang anak bersama, Altair dan Vega.     

Kini, pria itu juga lebih memilih terbang memutar agar dapat bertemu wanita itu tepat waktu di Italia, daripada menunggu tersedia penerbangan berikutnya.     

Tanpa dapat ditahan lagi, Marie membenamkan kepalanya ke dua tangannya dan menangis tanpa suara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.