aku, kamu, and sex

Sebuah awal



Sebuah awal

2Setelah beberapa hari berlalu semenjak peristiwa pertempuran untuk menghancurkan Kingdom Crush, yang berujung pada kematian Diego Santez, keadaan negara C menjadi lebih kondusif karena biang dari kejahatan adalah dari geng Kingdom Crush dan nama perusahaan itupun berubah menjadi Maxxlena Manufacturing. Perusahaan tersebut kini dipegang oleh Maxx walau saham terbesar adalah milik Ronald.     

Selena memegang ladang gandum milik sang ibu di bantu oleh Molly. Regan memutuskan untuk kembali ke negaranya dengan membawa Lola.     

Tuan Gordon kembali menempati rumah yang ia bangun bersama mendiang sang istri, selama ia disekap rumah itu ditempati oleh Matt, namun sekarang Matt dan Molly sudah mempunyai rumah ditepi danau buatan yang Matt bangun untuk keluarga kecilnya.     

Hari ini adalah hari terakhir Tuan Handoko berada di negara C, Ia menghabiskan waktu untuk membimbing Selena dan Molly cara mengatur keuangan dan bagaimana cara mengelola sebuah usaha.     

Selena memperhatikan setiap arahan dari Tuan Handoko begitupun dengan Molly. Setelah semua bisa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan, Selena akan menyerahkan perkebunan Gandum ini untuk dikelola oleh Molly, sedangkan Ia akan ikut kemanapun Tuan Handoko pergi.     

"Molly, aku yakin kau mampu mengurus semuanya dengan baik." Ujar Selena penuh kepercayaan pada Molly.     

"Bagaimana jika aku justru membuat bangkrut usaha gandum ini, Selena?" Molly sungguh tak percaya diri untuk mengelola ladang gandum yang begitu luas ditambah dengan pabrik olahannya.     

"Secara managerial kamu sudah menguasai, tinggal belajar tentang tanaman gandum, aku rasa Matt akan sangat membantumu, karena dia dari kecil sudah terbiasa dengan ladang ini." Ujar Selena.     

"Kamu mau kemana Selena?"     

"Aku harus pergi ke sebuah negara yang membutuhkan aku, setelah itu aku akan pergi ke pelabuhan terakhirku, Ayah."     

"Sugar Daddy."     

Selena mengendikan bahu tanda ia tak peduli dengan semua sebutan atas dirinya yang menjalin cinta dengan laki-laki yang jauh lebih tua darinya.     

"Kau sungguh mencintainya?" Tanya Matt yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Selena lalu memeluk bahunya.     

"Ya, sepenuh hatiku."     

"Kalau begitu kau tak perlu pergi ke negara M, pergilah dengan Om Handoko." Ujar Matt sambil membelai kepala Selena.     

"Tidak Matt, aku harus pergi. Lagipula ayah memberikan ku waktu sebanyak yang aku butuhkan." Jawab Selena dengan tersenyum.     

"Matt, aku ingin menikah dengan ayah, sebelum aku pergi ke negara M, bolehkah?" Tanya Selena pada Matt.     

"Kau serius?" Tanya Matt menatap mata biru Selena.     

"Tentu."     

"Kakakmu saja belum menikah?" Canda Matt pada Selena.     

"Aku tak perduli dengan mu, aku rasa aku tak kan menikah jika harus menunggumu menikah lebih dahulu, aku pikir Molly hanya buang-buang waktu mencintai laki-laki seperti dirimu." Ucap Selena sambil mencibir.     

Molly terkikik mendengar apa yang diucapkan Selena, Molly tahu betul keputusannya mencintai Matt tidaklah salah, Matt hanya perlu waktu meyakinkan dirinya.     

"Apa kau ingin membuat Molly pergi dari ku?" Kata Matt dengan wajah kesal.     

"Aku rasa itu ide yang bagus, Molly sebaiknya kau cari laki-laki lain yang lebih baik dari Matt dan Men____" Mulut Selena sudah di bekap oleh tangan kekar Matt, agar dia tak melanjutkan apa yang dia ucapkan.     

Sedangkan Molly hanya tertawa melihat kelakuan kakak beradik itu. Lalu Molly menuju ke pintu ketika Ia mendengar bel rumah bunyi, meningalkan dua saudara yang masih asik dalam candaan mereka.     

Ronald datang lalu ikut bergabung dengan Selena dan Matt. Ronald memeluk Matt dari belakang dengan erat karena Selena meronta meminta tolong padanya karena ulah Matt yang terus mengelitikinya.     

"Kaau apakan calon ibuku, Huh?!" Ucap Ronald dengan tersenyum.     

"Ampun, ampun…" Matt menyerah dengan serangan balasan Ronald yang membuatnya kualahan.     

"Kau curang Selena." Protes Matt.     

Sedangkan Selena sudah menghambur ke pelukan Tuan Handoko yang berdiri bersama Rena menyaksikan kelakuan ketiganya.     

Selena mencibir, sedangkan Rena langsung duduk di samping Ronald.     

"Om Handoko, kebetulan kau datang, aku ingin membicarakan sesuatu dengan Om." Ucap Matt pada Tuan Handoko. Lalu anggukan sebagai jawaban dari Tuan Handoko yang langsung duduk di sebrang Matt dengan Selena yang masih bergelayut manja di lengan Tuan Handoko.     

"Ada apa Matt, apa ada masalah?" Tanya Tuan Handoko pada Matt yang menjadi kikuk karena tatapan Tuan Handoko yang tajam.     

Matt menarik nafas panjang, lalu mencoba menenagkan dirinya, "Om, bagaimana jika_Ehm__"     

Tuan Handoko seolah tahu apa yang hendak di katakana Matt dari cara memandang dirinya dengan Selena secara bergantian.     

Padahal niat Tuan Handoko datang bersama dengan Ronald dan Rena saat ini adalah memang untuk melamar Selena. Satu hal yang Tuan Handoko takuti Selena selalu lebih agresif dari pada dirinya, Latar belakang tempat asal Selena dan juga usia Selena adalah sebab utama sikap Selena yang selalu dapat menunjukkan kasih sayang pada Tuan Handoko tanpa perduli norma atau apapun.     

Tuan Handoko bersyukur Selena menjadi mualaf bukan karena suruhannya tapi karena keinginannya sendiri walau baru tahap belajar, namun Tuan Handoko berjanji akan membawa Selena menjadi seorang muslimah sejati.     

"Saya kesini karena ingin melamar Selena." Ucap Tuan Handoko sengaja memotong ucapan Matt, dia sungguh tak mau Matt yang melamar dirinya untuk Selena, sebagai laki-laki bukankah seharusnya dia yang melamar selena untuk dirinya?     

"Apa maksud Om?" Matt ingin memastikan maksud Tuan Handoko dan sekaligus meyakinkan dirinya.     

"Aku ingin menikahi Selena secepatnya." Selena menatap Tuan Handoko dengan wajah Shok dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Sedangkan Matt merasakan kelegaan yang luar biasa karena apa yang diinginkan adiknya akan terwujud.     

"Benarkah?Kita akan menikah?" Tanya Selena tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.     

"Ya, bukankah itu yang kamu mau." Jawab Tuan Handoko yang membuat Selena tersipu malu.     

"Aku sudah membicarakan ini dengan keluarga besarku, dan mereka menyetujui, walau mungkin saat ini kita hanya akan menikah secara agama, tapi setibanya Ronald di rumah, dia akan mengurus segalanya kita bisa melegalkan pernikahan kita di negara kami. Sekaligus resepsi disana."     

"Aku tidak mau acara besar, cukup sah dimata negara dan agama saja itu sudah cukup." Ujar Selena.     

"Baiklah, aku tidak punya banyak waktu tersisa disini, bagaimana kalau besok kita menikah di taman ladang gandum sesuai keinginanmu." Ujar Tuan Handoko sambil tersenyum menatap Selena yang berbinar bahagia.     

"Baiklah." Jawab Selena pada akhirnya.     

"Aku akan mempersiapkan segalanya." Ucap Matt dengan binar bahagia.     

"Cukup sederhana saja Matt." Ucap selena pada Matt.     

"Kamu tenang saja Selena, kakakmu ini akan melakukan yang terbaik untukmu."     

Selena berlari menghambur memeluk Matt dan mencium pipinya gemas, "Terimakasih Matt, kau yang terbaik, aku menyayangimu." Ucap Selena masih dengan memeluk Matt, sedangkan Matt mencium pucuk kepala Selena dengan sayang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.