Gairah 1
Gairah 1
Jiwa muda Selena yang baru kali ini merasakan nikmatnya bercinta, terus saja bergejolak ingin merasakan lagi dan lagi rasa nikmat bercinta dengan suaminya. Tuan Handoko yang jauh lebih berpengalamanpun dengan senang hati meladeni kemauan sang istri, walau sudah berumur nyatanya stamina Tuan Handoko masih sangat bagus, dan tak kendur sedikitpun.
"Aghhhhhh ahhhhh ahhhhh…" Selena merasakan kenikmatan entah yang keberapa kalinya mala mini, Tuan Handoko membalikkan posisi hingga kini istrinya rebah miring dan ia berada dibelakangnya, megenjot lubang kenikmatan milik Selena dari arah belakang membuatnya semakin menggila. Ditambah permainan jari Tuan Handoko yang bermain dimutiara kecil istrinya. Hanya lenguhan dan desahan yang terdengar dari mulut keduanya.
Setelah beberapa menit, Tuan Handoko merentang tubuh Selena dan Ia beraksi diatasnya dengan ritme yang lebih cepat. Tak berapa lama Tuan Handoko lagi-lagi menyemburkan cairan cintanya di rahim sang istri entah untuk keberapa kalinya di mala mini.
Selena tersenyum puas, sambil meringkuk dalam pelukan sang suami yang memeluknya erat sambil mencium dahinya.
"Masih mau lagi?" Tanya Tuan Handoko pada Selena.
"Aku tak menyangka, stamina benar-benar terjaga, ayah. Apa kau tidak lelah?" Selena bertanya balik pada sang suami.
"Kau meremahkan suamimu ini, Hmmm." Ucap Tuan Handoko sambil mencubit hidung Selena gemas.
"Bukan begitu, tapi aku sungguh tak mengira, kau benar-benar membuat aku kualahan. Ayah." Jawab Selena sambil mencium dada Tuan Handoko.
"Kau yang menginginkannya."
"Dan memberikannya."
"Apa kau senang?"
"Aku bahagia, bisa merasakan ini bersamamu, aku kira aku tak kan pernah bisa mendapatkanmu, aku kira aku hanya akan memendam rasa cintaku di dalam hati saja. Tapi ternyata kau memberikan hati dan hidupmu untukku, terimakasih." Selena mengecup bibir Tuan Handoko yang memerah akibat ciuman mereka.
"Aku beruntung mendapatkanmu, aku kira kau sama dengan gadis-gadis lain seusiamu yang suka berpesta dan hura-hura lalu melakukan sex untuk bersenang-senang, tapi nyatanya akulah yang pertama kali mendapatkannya, dan ternyata kau seksi saat kau tak memakai apapun, sayang." Ucap Tuan Handoko di telinga Selena, membuat Selena mengendikkan bahunya geli.
"Mesum."
"Aku akan selalu mesum jika bersamamu."
"Dan aku bahagia karena kemesumanmu."
Keduanya saling melumat bibir yang sudah berwarna merah walau tak memakai pemulas bibir.
"Bagaimana aku bisa melewati hari tanpa dirimu, Selena?"
"Maka ikutlah bersamaku."
"Pekerjaanku sangat banyak tak mungkin aku meninggalkannya bukan?"
"Iya sih, kalau begitu aku akan cepat kembali, aku juga tak tahu bagaimana aku bisa tidur tanpa menatap wajahmu."
Selena membelai wajah tampan sang suami walau usianya sudah sangat matang. Perlahan Selena naik diatas tubuh Tuan Handoko yang tertutup selimut, lalu menatap wajah tampan sang suami yang juga sedang menatapnya.
"Masih menginginkannya lagi?" Tanya Tuan Handoko sambil membelai wajah bule istrinya.
"Ehmm… boleh?" Tanya Selena.
"Tidak sakit?"
"Sakit sih, tapi masih ingin lagi, besok kita sudah berpisah, entah kapan bisa merasakan ini lagi." Rajuk Selena.
"Baiklah, ayo kekamar mandi, kita bersihkan dulu, oke." Selena mengangguk memang sejak tadi saat mereka ingin mengulang pergumulan, Tuan Handoko selalu mengajak Selena untuk membersihkan sisa-sisa permainan mereka sebelumnya.
Kini setelah mereka kembali dari dalam kamar mandi, Selena langsung menyerang Tuan Handoko yang sedang berdiri melihat pesan di ponselnya. Seketika Tuan Handoko langsung menaruh kembali ponsel itu di atas nakas, dan melihat aksi Selena yang sedang mengulum benda pusaka miliknya seperti sedang mengulum permen lollipop kesukaannya.
"Ahhhhh…Ya… terus Selenaaa…. Ini nikmat sekali." Gumam Tuan Handoko yang gairahnya mulai terbangun kembali akibat permainan mulut Selena.
"Ini nikmat sayyyyanggg." Ucap Tuan Handoko sambil memegang kepala Selena yang maju mundur mengulum benda panjang yang kini menjadi favoritnya.
Setelah puas bermain dengan kejantanan sang suami Selena bangkit berdiri dan langsung memburu bibir suaminya. Sementara bibir mereka terpaut, tangan Tuan Handoko tak tinggal diam, remasan yang semakin lama semakin menambah kenikmatan untuk keduanya.
Tuan Handoko merebahkan tubuh Selena, lagi, jemarinya bergerilya menjelajahi tiap lekuk tubuh sang istri lalu berhenti dimutiara kecil yang sedikit membengkak karena permainan mereka yang berulang kali.
Selena melenguh ketika jari jemari sang suami terus bermain di area sempit itu. Dan tak lama Tuan Handoko berhasil membuat Tubuh Selena mengejang nikmat. Lalu menumpahkan lava sebagai symbol kenikmatan. Tak menunggu lama, tuan Handoko kembali melesakkan benda pusakanya pada lubang surgawi sang istri dengan tempo sedang lalu bertambah cepat dan lebih cepat, hingga Selena lagi-lagi tak kuasa untuk membendung rasa nikmat yanga mendera.
Tuan Handoko menyusul kenikmatan yang diraih oleh sang istri setelah sang istri beberapa kali merasakan puncak kenikmatannya.
Akhirnya mereka tertidur lelap setelah selesai sesi percintaan yang menguras tenaga mereka.
Hingga pagi menjalang Selena yang terbangun lebih dulu, menatap penuh rasa sayang pada Tuan Handoko yang masih terpejam, dengan deru nafas yang teratur.
"Terimakasih untuk malam yang begitu indah." Ucap Selena pada sang suami yang ia kira masih tertidur, namun ia terkejut saat mendengar suara yang keluar dari bibir suaminya dengan mata terpejam. "Sama-sama sayang, terimakasih telah memberikan keindahanmu hanya untukku."Lalu Tuan Handoko membuka matanya, dan tersenyum kea rah Selena yang langsung melumat bibir sang suami.
Dengan sigap Tuan Handoko meladeni ciuman sang itri yang sangat di cintainya itu dengan lembut.
"Selamat pagi sayang." Ucap Tuan Handoko.
"Pagi apanya, ini sudah siang, sekarang sudah jam sepuluh, sayang." Ucap Selena yang membuat mata Tuan Handoko melotot tak percay, dia tak pernah bangun siang selama ini. Mungkin karena semalam ia terlalu menikmati moment malam pertama mereka menjadikan ia lebih lelap tertidur dari biasanya.
"Apa kamu tidak lapar?" Tanya Tuan Handoko.
"Aku sudah menelpon Emilia jika aku ingin makan dikamar saja bersamamu." Jawab Selena sambil bersandar di dada sang suami.
"Baiklah, ayo kita mandi, lalu kita nikmati sarapan kita sebelum nanti kamu berangkat ke negara M." Ucap Tuan Handoko.
"Bai ayah, tapi ayah harus mengendongku ke kamar mandi, aku tak yakin bisa berjalan dengan benar saat ini." Rajuk Selena, yang membuat Tuan Handoko terkekeh lalu mengambil celana boxer yang terjatuh di lantai.
"Ayo," Tuan Handoko langsung mengangkat tubuh istrinya dengan bridal style ke kamar mandi.
Dengan telaten Tuan Handoko memandikan tubuh istrinya dengan sayang, Selena hanya menikmati apa yang dilakukan sang suami padanya.
###
Baca juga novel baru aku ya kakak : Gairah Cinta sang Biduan dan Secret admirer Boss... belum ada gembok. he.... makasih