aku, kamu, and sex

The gengs 1



The gengs 1

0"Selena." Panggil Ronald.     

"Ya."     

"Kau baik-baik saja?"     

"Tentu."     

"Aku tak menyangka kau sekarang seorang mualaf, kenapa kau baru bilang, pasti ayah akan banyak membantumu jika kau jujur padanya."     

"Karena menurutku, agama dan kepercayaan adalah urusan pribadi kita, dan aku ingin member kejutan padanya, tapi aku juga tak mau jika ayahmu berpikir aku berbuat ini karena dirinya."     

"Apa yang dikatakan ayahku padamu semalam?"     

"Apa?"     

"Bukankah semalam kau tidur dengan ayahku."     

"Bagaimana kau tahu?"     

"Aku tak sengaja melihat ayah mengendongmu saat kau tertidur di ruang kerja ayah, dan ayah membawamu ke kamarnya bukan ke kamarmu."     

Wajah Selena memerah, "Dia hanya berharap aku kembali. Itu saja."     

"Dia mencintaimu Selena, aku tahu itu."     

"Kau tak keberatan kupanggil ibu? Walau kau seumuran dengan kedua adikku."     

Selena tersenyum, "Apa kau tidak malu jika usia adikmu kelak sama dengan usia anakmu?"     

Keduanya tertawa, terasa lucu namun ini lah hidup penuh misteri yang harus terus dukulik, dan rasa takut melangkah adalah hambatan terbesar dalam hidup, maka jangan takut untuk melangkah walau itu hanya satu jengkal, meninggalkan masa lalu sebagai sebuah kenangan adalah cara terbaik untuk dapat kembali bangkit menjalani masa depan dengan langkah pasti untuk meraih sebuah kebahagiaan.     

"Ayahku benar-benar mencintaimu, Selena. Apapun keadaanmu kemabalilah."     

"Aku pasti kembali walau entah kapan, aku harus menyelesaiaikan banyak urusanku di negara C."     

"Baiklah."     

"Ronald ayahku seorang psykopat, kau harus benar berhati-hati, kau yakin hanya berdua saja dengan Arya?"     

"Tidak, aku mempunyai teman yang juga gangster disana. Kamu tahu Matt pemilik Astro group."     

"Astro group?" Dahi Selena mengernyit.     

"Bagaimana kau bisa kenal mereka?"     

"Ceritanya panjang, seiring waktu kau akan tahu." Ucap Ronald dengan tersenyum.     

"Matt adalah musuh ayahku, orang pertama yang ingin mnculikku adalah dia, tapi entah kenapa dia tiba-tiba melepaskan ku begitu saja."     

Ronald menganggukkan kepalanya, "Nanti dia yang akan menjemput kita."     

"Oke, tidak masalah."     

"Sepuluh menit lagi kita akan segera mendarat bos." Ucap Arya menyela pembicaraan mereka.     

"Oke."     

Sepuluh menit kemudian pesawat pribadi yang membawa mereka mendarat dengan sempurna di bandara negara C.     

Matt berjalan mendekat kea rah pesawat yang pintunya mulai terbuka, terlihat Ronald di pintu pesawat, disusul oleh Selena dan Arya.     

"Apa kabar Ronald?" Ucap Matt sambil memeluk tubuh Ronald.     

"Aku baik-baik saja."Sahut Ronald setelah melepaskan pelukan Matt.     

"Ini Selena, dan itu Arya asistenku." Ronald memperkenalkan dua orang yang ikut bersamanya.     

"Selena?" Ucap Matt.     

"Apa kabar Matt?" sapa Selena.     

Matt masih terdiam mengamati perubahan yang terjadi pada Selena, gadis pendiam namun memiliki pemikiran yang cerdas, dan satu lagi memiliki jiwa sosial yang tinggi, itu sebabnya Matt melepaskan selena dulu. Karena Selena banyak member lapangan pekerjaan dan jaminan keselamatan para lansia dan perempuan.     

"Aku baik. Aku sangat terkejut dengan perubahanmu, maaf tadi sempat tak mengenalimu." Ujar Matt.     

"Tak masalah."     

"Ayo kita ke rumahku." Ajak Matt.     

"Maaf Matt, dengan siapa kau datang?" Tanya Ronald yang sudah menduga jika itu adalah Regan.     

"Oh maaf saya jadi lupa mengenalkanmu sama dia_ kenalkan ini Regan."     

Regan mendekat Matt lalu mengulurkan tangannya pada Ronald, namun Ronald hanya diam menatap tajam kea rah Regan, yang membuat Regan tak mengerti dengan sikap Ronald.     

"Ronald." Selena menyadarkan Ronald yang sejak tadi menatap Regan tanpa berkedip.     

"Oh maaf." Ucap Ronald menoleh Selena sekilas.     

"Regan, apa kau tak mengenaliku." Ucap Ronald sambil membalas jabat tangan dari Regan.     

"Kalian saling mengenal?" Tanya Matt dan Selena bersamaan.     

"Regan."     

"Ronald, kau kah Ronald?" Ucap Regan seolah tak percaya dengan kenyataan yang akhirnya mempertemukan dia dan Ronald.     

Ronald mengangguk mantab, sedetik kemudian Regan memeluk tubuh Ronald erat, begitu juga dengan Ronald ternyata dia tak salah mengenali orang.     

"Aku menunggu mu, aku menagih janjimu."     

"Maafkan aku, maafkan aku kawan, aku sungguh minta maaf pada mu."     

"Tak masalah, aku senang kau baik-baik saja Ronald." Ucap Regan setelah melepaskan pelukannya.     

"Jadi?" Tanya Matt yang bingung dengan apa yang terjadi.     

"Dia adalah Regan, orang yang menyelamatkan aku saat kami sama-sama di culik." Kata Ronald sambil menatap Matt yang terlihat manggut-manggut.     

"Sebenarnya aku ragu saat tempo hari kau Tanya tentang Regan, tapi sengaja aku tak bertanya padamu, aku yakin kau akan menceritakan sendiri padaku." Tandas Matt.     

"Ayo kita pulang." Ajak Matt.     

"Maaf Matt sepertinya Ronald tidak bisa pulang ke rumah ku, dia akan aku ajak ke rumahku, banyak hal yang kami bicarakan." Ujar Regan pada Matt.     

Kembali Matt mengangguk, "Oke kita ke rumahmu sekarang."     

"Pastikan tidak ada yang melihat keberadaan Selena disini, atau kita semua akan celaka."     

"Tentu saja." Ucap Regan lalu menelepon anak buahnya agar mengamankan perjalanan mereka.     

"Semua sudah aman, ayo kita jalan." Kata Regan lalu mengarahkan mereka pada mobil yang Matt dan dirinya bawa.     

Mereka memasuki mobil milik Matt di belakang mereka anak buah Matt mengikuti dengan mobil yang berbeda.     

Setelah hampir satu jam mereka akhirnya sampai di rumah tua di pinggir kota milik orang tua angkat Regan. Di pintu sudah menunggu Lola dengan dress selutut dan rambutnya dikuncir keatas.     

"Kekasihmu?" Tanya Ronald pada Regan.     

"Anggap saja begitu, Ronald." Ini adalah Matt yang mengeluarkan suara karena dia yakin Regan seperti dirinya yang belum mampu member status yang jelas atas sebuah hubungan yang mereka jalani.     

"Oke, cantik." Ucap Ronald.     

"Jangan coba-coba menganggunya." Ucap Regan memperingatkan Ronald dengan tersenyum, lalu Ronald tertawa. "Aku bahkan sudah punya istri." Jawab Ronald dengan tertawa.     

"Benarkah?" Tanya Matt dan Regan kompak.     

"Ya, dan dia lebih muda dari kekasihmu." Selena mewakili Ronald menjawab.     

"Wow, luar biasa." Ujar Regan tersenyum lebar.     

"Jangan bilang dia gadis kecil yang kau ajak menjenguk ku dirumah sakit." Ujar Matt pada Ronald.     

"Kau benar, memang dia istriku." Jawab Ronald dengan senyum yang mengembang mengingat betapa istri kecilnya sudah membuatnya rindu saat ini.     

"Aku tak menyangka seleramu adalah seorang bocah, jangan bilang kau adalah seorang pedofilia." Ucap Matt, dan Ronald malah tertawa lebar karena ucapan Matt.     

"Terserah kau saja Matt, tapi dia memang bisa membuat aku jatuh cinta setengah mati." Jawab Ronald kemudian mereka berjalan ke rumah tua itu.     

"Selamat datang Ronald." Ucap Lola pada Ronald.     

"Terimakasih, aku tidak datang sendiri."     

"Kamu datang bersama Selena dan Asistenmu, Regan sudah menceritakannya padaku, santai saja. Ayo masuk." Ajak Lola.     

Mereka duduk di taman belakang sambil menikmati minuman dan cemilan yang disiapkan oleh Lola. Sambil membicarakan langkah apa yang akan mereka lakukan untuk menghancurkan gagster pimpinan ayah Selena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.