aku, kamu, and sex

Kebenaran Yang Terungkap 1



Kebenaran Yang Terungkap 1

3Matt melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ketika mendapat kabar dari Regan jika ada persoalan penting mengenai ayahnya. Pikirannya melayang pada sosok ayahnya yang tak pernah ia temui sejak dua puluh tahun yang lalu. Menurut kabar yang ia dengar dari anak buah ayahnya Gordon di bawa paksa oleh Diego Santez dan sejak itu dia tak pernah kembali.     

Lola sampai di perempatan di area rumahnya ketika melihat mobil Matt berada di belakangnya, Lola tersenyum lalu memacu mobilnya agar cepat sampai di rumah tua.     

Sesampainya di rumah tua, Lola dan Selena membantu Gordon turun dari mobil dengan memapahnya masuk ke dalam rumah. Kondisi kesehatan Gordon tidak terlalu baik, mungkin karena sering di sekap, pertahanan tubuh Gordon menurun, tubuhnya pucat karena tak pernah terkena sinar matahari, rambutnya panjang sebahu dan jambangnya lebat menutupi seluruh rahangnya.     

Selang beberapa menit Matt menyusul masuk ke dalam rumah, dan tatapannya langsung tertuju pada pria yang duduk di sofa yang juga sedang menatapnya. Matt mengenal wajah itu, walau saat ayahnya menghilang umurnya masih sekitar delapan tahunan tapi dia masih ingat benar bagaimana wajah tampan sang ayah yang selalu menemani bermain, mengajarinya menggunakan sepeda hingga bermain senapan.     

Matt terpaku di ambang pintu masih tak percaya namun ia benar sedang tak bermimpi, ini nyata, pria yang ada di hadapannya adalah ayahnya, ayah yang selama ini ia cari, sampai ia harus menculik Selena walau akhirnya ia melepaskannya.     

"D…Daaddyy." Matt mencoba memanggil sang ayah walau agak ragu lalu perlahan ia melihat pria yang ia sebut ayah itu mengulurkan tangannya pada Matt.     

Matt berlari menghambur kepelukan sang ayah, sedangkan Lola dan Selena hanya saling tatap dan saling berpegang tangan karena ikut terharu melihat pertemuan Matt dengan ayahnya.     

"Daddy." Panggil Matt sambil terisak, dan memeluk ayahnya dengan erat.     

"Daddy." Lagi, Matt memanggil ayahnya.     

Gordon hanya mampu memeluk sang anak dengan erat, bibirnya tak mampu mengucapkan sepatah katapun, padahal banyak yang ingin ia katakana pada sang putra.     

Perlahan mereka mengurai pelukannya, Matt mengusap lembut wajah sang ayah yang sangat ia rindukan. Kini tinggal kabar sang ibu yang harus dia cari. Sang ibu yang juga menghilang setelah sang ayah menghilang.     

Matt dibesarkan oleh paman dan pengasuh setianya hingga ia dewasa, baru ia diberitahu kemana sang ayah pergi oleh anak buah sang ayah yang hingga kini masih setia mengabdikan hidup padanya.     

Air mata Gordon mengalir begitu saja, laki-laki itu sangat bersyukur karena dia telah bebas dari jeratan Diego Santez. Namun ia tak tahu bagaimana nasib istrinya, karena Diego tak mau menceritakan keadaan istrinya.     

"Daddy aku sangat merindukanmu." Ujar Matt lalu merebahkan kepalanya di kedua paha sang ayah.     

Perlahan Gordon mengusap rambut ikal Matt, lalu mulai mengucapkan kata-kata, "Kau sudah besar Matt. Maafkan Daddy karena meninggalkanmu."     

"Daddy tidak salah, tidak. Daddy tidak salah."     

"Apa kau tahu kabar mommy selama ini?" Tanya Gordon pada sang anak karena ingin memastikan apakah Matt tahu atau tidak jika Selena adalah adiknya. Walau hanya satu ibu namun ayah mereka berbeda.     

'Aku tak pernah tahu bagaimana kabar Mommy sejak ayah menghilang, mommypun juga menghilang.     

Gordon tahu istrinya diambil paksa oleh Diego, bahkan bukan hanya istrinya tapi juga perusahaannya dia ambil dengan cara yang licik oleh diego Santez.     

Gordon menatap Selena yang hanya berdiri bersama Lola menyaksikan mereka berdua. Gordon kembali menatap Matt.     

"Sebaiknya biarkan Daddymu istirahat dulu Matt, sepertinya dia sangat lelah." Ujar Lola pada Matt.     

Netra biru matt beralih menatap Lola dan Selena lalu mengangguk pelan.     

"Daddy istirahat saja dulu ya, nanti kita bicara lagi." Ujar Matt pada Daddynya dengan lembut.     

Matt kemudian memapah Daddynya mengikuti langkah Lola untuk menunjukkan dimana kamar untuk Gordon.     

Sesampainya di kamar Matt membantu ayahnya berbaring diranjang, lalu memasangkan selimut pada Daddynya. Matt mencium tangan sang Daddy dengan lembut, lalu meninggalkan kamarnya agar Daddynya bisa beristirahat dengan nyaman.     

Matt keluar dari kamar yang di tempati Gordon lalu mencari keberadaan Lola dan Selena, karena ia begitu penasaran bagaimana mereka bisa menemukan Daddynya.     

Matt duduk di meja setelah melihat lola dan Selena berada disana sedang menikmati segelas coklat panas.     

"Kopi?" Tawar Lola.     

Matt mengangguk, lalu Lola pergi ke dapur yang masih berada satu ruangan dengan tempat makan.     

"Dimana kalian menemukan Daddyku?" Tanya Matt pada Selena dan Lola.     

Selena membetulkan jilbab yang ia kenakan, pandangan Matt tertuju pada Selena yang salah tingkah karena pertanyaan yang diajukan olehnya.     

Selena masih mengingat apa yang Gordon katakana padanya dan Lola, jika Matt adalah kakaknya. Bagaimana bisa, dia ragu untuk bertanya pada Matt, tapi rasa penasarannya tak kan menemukan kepastian jika Ia hanya diam.     

Selena menarik nafas panjang lalu meneguk coklat panasnya perlahan, lalu matanya menatap mata biru Matt, seketika Ia menyadari sesuatu, bola mata yang Matt miliki sama dengannya, Biru terang. Dan itu adalah mata ibunya yang pernah ia lihat di foto.     

"Matt, boleh aku tahu siapa nama mommy mu?" Tanya Selena perlahan dengan wajah penuh ragu namun menuntut.     

"Carren, Carren Rodriguez." Jawab Matt sambil menatap Selena yang hanya berbatasan meja dengannya.     

"Carren Rodriguez?"     

Matt mengangguk, Lola datang mengantarkan segelas kopi untuk Matt, lalu meninggalkan mereka berdua di ruang makan.     

"Kamu mau kemana Lola?" Tanya Matt sambil menoleh kea rah Lola yang sudah hampir menaiki tangga.     

"Kalian berdua butuh bicara, aku akan pergi ke kamar dulu." Ucap Lola lalu kembali melangkah menaiki anak tangga.     

"Kenapa kau bertanya nama Mommyku apa kau mengenalnya?" Tanya Matt pada Selena yang menunduk sambil kedua tangannya membingkiai gelas berisi coklat panas diatas meja.     

"Karena dia juga ibuku." Ucap Selena dengan menitikkan air mata, yang coba ia sembunyikan dari Matt dengan terus menundukkan wajahnya.     

"Apa maksudmu?"     

"Carren Rodriguez adalah nama Ibuku."     

Matt mengeleng pelan seolah tak mempercayai ini semua, tak mempercayai kenyataan yang baru saja dia dengar.     

"Tak mungkin."     

"Aku juga tidak tahu, tapi tadi Daddymu bilang aku adalah adikmu."     

Matt masih mengeleng lemah. Wajahnya berubah merah menahan segala gejolak yang ada di hatinya, antara terkejut, bahagia dan rasa tak percaya dalam waktu bersamaan.     

"Sebenarnya apa yang terjadi, lalu dimana Mommy sekarang?" Tanya Matt dengan mata yang sudah berkaca-kaca.     

"Dia…dia…dia sudah meninggal, Matt." Ucap Selena pelan lalu mendongak hingga kedua mata biru itu bertemu dengan deraian air mata.     

Tangan Selena terulur meraih tangan Matt lalu mengengamnya erat, Matt menangis sesengukan mendengar apa yang baru saja ia dengar kalau mommy yang ia rindukan ternyata sudah meninggal, harapannya yang ingin menemukan mommynya masih hidup, kini musnah sudah, Matt menutup mulutnya dengan satu tangannya agar suara tangisannya tak sampai terdengar oleh sang Daddy.     

Selena beranjak dari duduknya lalu berjalan ke depan Matt dan memeluk laki-laki itu dengan erat. Matt menyandarkan kepalanya di perut rata Selena yang ternyata adalah adik kandungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.