Pengakuan
Pengakuan
Sebagaimana Pedang Suci Emas itu mulai menghujam turun, maka seketika itu pula lapisan cahaya suci mulai memancar dari tubuh Di Yi, hingga membuat kulitnya menjadi bersinar dan cemerlang, sementara kulitnya juga menjadi sama keras seperti sebuah Batu Suci.
Ia sedang mengenakan Holy Soft Leather Armor.
Holy Soft Leather Armor sendiri terbuat dari Harta Karun Suci tipe bertahan, dan berasal dari tulang serta kulit seorang Biksu. Jadi, selama seseorang mengenakannya, maka armor tersebut akan langsung menyatu dengan kulitnya.
Ketika ia diserang, maka Holy Soft Leather Armor itu akan melepaskan aura pertahanan yang besar.
Ketika Pedang Suci emas itu menyerang Holy Soft Leather Armor, maka pedang itu tiba-tiba meleset dari pundak Di Yi. Sehingga, serangan pedang itu masih terus berlanjut, dan akhirnya mengenai leher sang Pangeran Yeti.
"Pffft!"
Pedang Suci itu sangat tajam, hingga sebuah Senjata Suci Bela Diri kelas duabelas masih gagal menembusnya. Namun, pedang itu akhirnya mampu menembus kulit sang Pangeran Yeti, dan membelah arteri di lehernya.
Seketika itu juga, darah mulai menyembur dan mewarnai Pangeran Yeti menjadi separuh merah.
Yeti itu merintih dan mundur beberapa langkah. Saat itu, ia cepat-cepat mengaktifkan Tenaga Chi-nya untuk menyegel Darah Meridian di lehernya, hingga akhirnya perlahan-lahan berhasil menghentikan pendarahan.
Namun, karena pedang Chi sudah masuk ke dalam tubuhnya, maka energi itu akhirnya mulai menghancurkan daging dan meridiannya. Akibatnya, bahkan dengan kekuatan fisik yang setangguh itu, namun ia masih gagal mengobatinya secara cepat.
Meski menyegel Darah Meridian mampu menghentikan aliran darahnya, namun hal itu juga membuat leher sang Yeti terasa kaku. Sehingga, ia kesulitan untuk menggerakkan kepalanya.
"Siapa itu? Siapa yang diam-diam berani menyerangku?" teriak sang Pangeran Yeti.
Kedua matanya terlihat melotot, dan kekuatan jahat yang besar mulai memancar dari tubuhnya.
Hanya Di Yi yang tahu bahwa pembunuh itu hendak mengeksekusinya, dan bukan sang Pangeran Yeti. Sebab, hanya Holy Soft Leather Armor miliknya yang bisa menghindari serangan tersebut.
Jika tidak, maka serangan itu pasti sudah berhasil membunuhnya.
Meskipun Holy Soft Leather Armor memiliki kekuatan bertahan yang besar dan mampu menghalau Pedang Suci emas milik Zhang Ruochen, namun kekuatan yang besar dari pedang itu masih berhasil menembus Armor Suci-nya, hingga mengenai tubuh Di Yi.
Akibatnya, lengan kiri Di Yi benar-benar tak bisa digerakkan, dan separuh tubuh bagian kirinya menjadi mati rasa.
"Bahkan, dia lebih berbakat dalam menggunakan pedang. Red Wish Emissary, sebenarnya siapa Great Guardian-mu?" Di Yi mulai menggunakan Tenaga Chi untuk menyembuhkan luka-lukanya sendiri.
Di waktu yang bersamaan, Di Yi juga menjadi jauh lebih waspada. Diam-diam, ia mulai meningkatkan kewaspadaannya, dan tidak akan pernah lagi membiarkan lawannya sampai berhasil menyelinap dan menyerangnya.
Red Wish Emissary sendiri juga merasa sangat terkejut. Saat itu, ia kesulitan percaya kalau Great Guardian yang sudah dipilihnya, ternyata bukan hanya seorang Master Kekuatan Batin level 44, melainkan juga seorang master pedang, yang bahkan mampu melukai Pangeran Yeti.
Siapa dia sebenarnya?
Sampai sekarang pun, meski Red Wish Emissary benar-benar kagum terhadap Zhang Ruochen, namun ia juga masih meremehkannya.
Namun, ketika ia memikirkannya kembali, saat itu Red Wish Emissary melihat Pedang Suci emas yang digunakan oleh Zhang Ruochen, dimana ia seperti pernah melihat pedang itu sebelumnya. Bahkan, pedang itu benar-benar terlihat familier.
Tiba-tiba, sekujur tubuhnya langsung gemetar hebat, sebagaimana ia sudah mulai mengingatnya.
Bukankah Pedang Suci emas itu adalah salah satu dari Six-hilt Divine Sword-nya Yellow God Emissary, yang mana itu adalah salah satu dari warisan Xuanwu? Lalu, setelah Yellow God Emissary mati, maka Six-hilt Divine Sword akhirnya diambil oleh Zhang Ruochen.
Sekarang, bagaimana caranya Pedang Suci itu bisa berada di tangan Great Guardian-nya?
Dugaan itu akhirnya semakin menguat di dalam hati Red Wish Emissary, hingga membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Akan tetapi, ia cepat-cepat menggelengkan kepala, dan tidak lagi berani berpikir terlalu jauh. Di waktu yang bersamaan, wanita itu mengingatkan dirinya sendiri bahwa seseorang yang sudah mati, tidak akan pernah hidup kembali.
Sekarang ini, meskipun ia memiliki kecurigaan yang besar di dalam benaknya, namun ia cepat-cepat menekannya dan mulai mengalihkan segenap perhatiannya untuk membunuh Di Yi. Sebab, itu adalah sesuatu yang paling penting untuk segera dilakukan.
"Xu Hong. Aku akan menangani Pangeran Yeti. Kau sebaiknya cepat membunuh Di Yi."
Red Wish Emissary mengayunkan tongkat kristal sucinya dan sekali lagi mulai menggunakan ilmu sihir untuk menciptakan sebuah kabut berwarna merah, dimana itu mengarah ke Pangeran Yeti dan melingkupinya.
Sementara itu, terdapat sebuah batu permata - sebesar kepala manusia - yang menempel di mahkota Pangeran Yeti.
Lalu, pada saat Red Wish Emissary menggunakan ilmu sihirnya, maka seketika itu pula terdapat ledakan udara dingin dari batu permata tersebut dan langsung masuk ke dalam dahi Pangeran Yeti, hingga membuat kepalanya kosong.
Batu permata putih itu adalah benda suci yang berasal dari ras Yeti. Sebenarnya, benda itu adalah sebuah batu permata suci. Sebab, benda itu bukan hanya mampu membuat tubuhnya kuat, namun juga bisa menjaga kesadaran dan jiwanya sendiri.
Meskipun "Giant Spirit Wrath Skill" yang dipelajari oleh Pangeran Yeti itu sangat kuat, namun efek sampingnya bahkan mampu menghilangkan kesadaran sang pemakai. Bahkan, hal itu juga dapat memicu rasa marah di dalam hatinya.
Oleh karena itulah, ia mengenakan batu permata suci di tubuhnya. Di sisi lain, ia juga tidak pernah berpikir kalau batu tersebut ternyata akan menjadi kryptonite-nya (kelemahan fatal) Red Wish Emissary.
Akibatnya, sihir wanita itu sama sekali tidak akan berpengaruh pada Ksatria Yeti.
Namun, serangan Xu Hong yang dilancarkan tiba-tiba itu ternyata mampu mendistraksinya.
Sementara itu, Di Yi sendiri juga tahu kalau masih ada sosok tangguh yang sedang bersembunyi di balik kegelapan, hingga kapanpun saja dapat mengirimkan serangan yang mematikan. Oleh karena itulah, ia pun tak lagi ragu-ragu dalam menggunakan jimat harta karunnya.
Jimat harta karun yang digunakan itu akhirnya berubah menjadi sebuah kolom cahaya yang menghujam ke arah langit, lalu terhubung dengan langit dan bumi. Saat berada di langit malam yang gelap, maka cahaya itu pun akhirnya terlihat sangat terang.
Kala itu, Red Wish Emissary tertawa dingin. "Di Yi, siapa yang pernah menyangka kalau ternyata kau bisa sampai menjadi begitu panik? Bagaimana mungkin kau baru saja mengirimkan sinyal kepada Setengah-Biksu Yuanying untuk datang menjemputmu?"
Saat itu, Di Yi masih terlihat sangat tenang. Kemudian, ia mendengus dingin dan berkata, "Ye Honglei, kau sudah bekerja sama dengan sang penghianat Silvermoon untuk melukai para Emissary dan master muda Aula Excellence Pasar Gelap. Jika hal ini sampai diketahui oleh para Elderi, apa kau tahu akan seperti apa kematianmu?"
Red Wish Emissary tersenyum dan berkata, "Selama kau mati, meskipun para jajaran tinggi mengetahui cara-cara keji yang kulakukan, namun Keluarga Ye dan master-master mereka pasti masih akan mampu melindungi nyawaku. Pada akhirnya, aku tetap menjadi seorang master muda yang baru. Sebab, orang-orang yang kalah akan selalu salah. Orang-orang yang hampir mati pun tak lagi punya hak bicara."
Mendengar itu, Di Yi merasa benar-benar marah di dalam hatinya. Seandainya bila Zhang Ruochen tidak bersembunyi dan mengancamnya setiap waktu, maka ia akan langsung melesat dan menginjak tulang-belulang Red Wish Emissary sampai menjadi debu.
Kedua alis Red Wish Emissary sedikit terangkat, dan ia pun tersenyum. "Di Yi, kau tidak perlu menunggu lagi. Sebab, sebelum aku bergerak, maka aku sudah lebih dulu mengirimkan pesan kepada seorang Setengah-Biksu dari keluarga Ye untuk menahan Setengah-Biksu Yuanying."
Pelindung Di Yi adalah Setengah-Biksu Yuanying, sementara sang pelindung Red Wish Emissary adalah Setengah-Biksu dari keluarga Ye.
Pada dasarnya, para Setengah-Biksu tidak bisa ikut campur ke dalam pertarungan yang terjadi di antara Red Wish Emissary melawan Di Yi. Namun, para Setengah-Biksu itu masih bisa saling menahan satu sama lain.
Keluarga Ye adalah juga keluarga tangguh di Pasar Gelap yang memiliki pengaruh sangat besar. Oleh karena itulah, ambisi Red Wish Emissary akhirnya terus bertumbuh sampai-sampai ia ingin mencuri posisi master muda.
Kalau Red Wish Emissary dapat menggunakan kekuatan yang berasal dari keluarga Ye, maka ia juga bisa memerintah begitu banyak master yang sudah mencapai Alam Fish-dragon.
Sayangnya, keluarga wanita itu tidak bisa langsung ikut campur ke dalam pertempuran memperebutkan posisi master muda. Yang jelas, mereka hanya bisa mengandalkan kepiawaian dan metode para generasi muda dalam mengatur bala tentara, membeli kuda, membuat formasi pasukan, dan saling berkompetisi dengan menggunakan kecerdasan dan strategi masing-masing.
Hanya satu orang yang menjadi pemenang, yang pada akhirnya ia layak untuk menjadi seorang master muda.
"Swoosh!"
Di kegelapan, di sana terdapat kilau cahaya pedang yang sekali lagi muncul, bahkan jauh lebih tangguh daripada sebelumnya. Kilau cahaya pedang itu memanjang sampai 40 kaki, dan sedang mengarah ke tengkuk Di Yi.
Namun, Holy Soft Leather Armor-nya masih mampu menghentikan ujung bilah pedang tersebut, agar tidak mengenai tubuhnya.
Akan tetapi, seandainya saja pedang itu sampai mengenai Jalur Aliran Suci yang berada di tengkuknya, maka seketika itu pula Di Yi pasti akan terluka parah.
Di Yi sudah menjadi waspada sejak waktu yang lama. Sehingga, tepat pada saat kilau cahaya pedang itu terlepas, maka seketika itu pula ia menghentakkan kedua kaki dan langsung terbang dari pundak sang Pangeran Yeti.
Pedang Suci emas itu pun akhirnya mengenai Holy Soft Leather Armor yang berada di lehernya. Di waktu yang bersamaan, bunga-bunga api langsung memercik.
"Boom!"
Kedua kaki Di Yi mendarat ke tanah, dan ia cepat-cepat berlari di balik kegelapan.
Sementara itu, sosok Zhang Ruochen mulai kembali terlihat. Setelahnya, ia melesat dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya berhasil menyusul Di Yi. Sekali lagi, ia kembali mengayunkan Pedang Suci-nya dan melepaskan kilau cahaya emas.
Kala itu, Di Yi bisa merasakan aura berbahaya yang sedang datang mendekat, hingga ia cepat-cepat membalikkan tubuhnya. Saat itu, kedua tangannya menekuk dan membentuk cakar, yang mana ia juga sedang melepaskan Hell Ghost King Claw.
Ketika cakar itu muncul, maka terdengar suara angin yang tiba-tiba mendesing sampai tiga kilometer jauhnya. Itu terdengar seperti teriakan iblis.
Hell Ghost King Claw sendiri terdiri dari 36 gerakan. Itu merupakan sebuah teknik bela diri tingkat lanjut.
Pada saat ini, rambut panjang Di Yi sudah menghilang, sementara kuku-kukunya berubah dua kali lipat dari ukuran semula. Di sisi lain, setiap ujung kukunya benar-benar menjadi tajam, sebagaimana ia tampak seperti raja iblis yang sesungguhnya.
"Boom! Boom!"
Cakar-cakar dan Pedang Suci emas pun mulai saling berbenturan, hingga akhirnya menciptakan riak-riak energi. Pertemuan-pertemuan serangan itu bahkan sampai membuat pasir dan kerikil mulai beterbangan. Angin iblis memekik, dan pedang Chi bersinar.
Tiba-tiba, teknik pedang yang dilepaskan oleh Zhang Ruochen menjadi semakin mematikan. Pedang itu berhasil menebas cakar lawan dan menggores lehernya.
Meskipun ia masih mengenakan Holy Soft Leather Armor, namun tenggorokan Di Yi masih belum mampu menandingi kekuatan Pedang Suci. Jadi, sebagaimana pedang itu sudah ditusukkan, maka seketika itu pula Di Yi langsung terengah-engah, hingga darah mulai keluar dari mulutnya.
Cakar Di Yi mencengkeram pedang itu erat-erat, supaya pedang itu tidak lagi menusuk terlalu dalam.
Di waktu yang bersamaan, ia mulai bergerak mundur guna meminimalisasi pengaruh dari Pedang Suci.
Namun, Zhang Ruochen bergerak jauh lebih cepat. Saat itu, baik tangan dan Pedang Suci-nya masih bergerak stabil, hingga ia terus menekannya ke arah leher Di Yi. Ujung pedang itu pun berangsur-angsur mulai menusuk lawan. Bahkan, Holy Soft Leather Armor sudah tidak lagi mampu bertahan dari Pedang Suci lawannya.
"Di Yi, bahkan Holy Soft Leather Armor tidak akan pernah sanggup menyelamatkan nyawamu." kedua mata Zhang Ruochen berubah menjadi tajam dan penuh dengan intensitas membunuh.
Lalu, ketika menyaksikan tatapan mata yang berada di balik topeng tersebut, maka seketika itu pula ekspresi wajah Di Yi langsung membeku, sebagaimana ia baru saja menyaksikan sesuatu yang mustahil. Tidak lama kemudian, terdengar suara memilukan yang berasal dari mulutnya. "Aku… aku tahu… siapa… kau sebenarnya…"
Di Yi pun langsung membenamkan kakinya dan berhenti mundur. Saat itu, ia menyeimbangkan tubuhnya sendiri dan membiarkan Pedang Suci itu untuk menusuknya.
"Swoosh!"
Kedua lengan Di Yi direntangkan pada waktu yang bersamaan, sambil melepaskan dua cakarnya. Kali ini, ia hendak menyerang kepala dan perut lawannya.
Ia menggunakan gerakan ini supaya ia bisa mati bersama dengan lawannya.
Zhang Ruochen pun tahu kalau Di Yi adalah seorang Perangai Biksu Heartless dengan tubuh yang immortal. Oleh karena itulah, ia tidak akan mau musnah bersamanya. Sebaliknya, ia cepat-cepat menarik kembali pedangnya dan mulai bergerak mundur.
Meskipun Di Yi sudah berhasil memaksa Zhang Ruochen mundur, namun Pedang Suci emas itu masih meninggalkan lubang yang dalam di tenggorokannya.
Meskipun sudah mengenakan Holy Soft Leather, namun terdapat lubang dalam - yang berdarah - di leher Di Yi.
Seandainya itu orang lain, maka ia pasti tidak akan mampu lagi bertarung, atau bahkan bertahan hidup.
Saat itu, Di Yi terlihat sangat tenang. Sambil berdiri di tempatnya, ia langsung menatap ke arah Zhang Ruochen yang berada di hadapannya. Kemudian, dengan sebuah senyuman yang aneh dan suara yang bergetar, saat itu ia berkata, "Zhang... Ruo… chen…"