Kaisar Dewa

Tanah Pembantaian



Tanah Pembantaian

0Mu Lingxi mengirimkan pesan kepada Zhang Ruochen. "Itu sangat aneh. Tampaknya para kultivator dari Daratan Heaven terpisah menjadi dua kelompok."     

"Tidak semua orang berani masuk ke zona terlarang ini," kata Zhang Ruochen. "Mereka yang mengikuti jejak kaki di tanahnya pasti sedang mengejar Xiang Chunan dan Psychic Sage, sedangkan satu kelompok lainnya tidak berani berpetualang dan hanya menjaga pintu keluar gua."     

"Kalau begitu, ayo kita bantu Kakak Xiang," kata Mu Lingxi.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Xiang Chunan memiliki Thousand-Mile Vision. Penglihatannya jauh lebih baik dibandingkan kita. Dia punya keunggulan di zona terlarang semacam ini. Mungkin dia sudah menyadari keberadaan para kultivator dari Daratan Heaven, bahkan sebelum kita sempat menemukannya. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkannya."     

"Kalau begitu, kita harus..."     

Mu Lingxi merasakan intensitas membunuh yang menyeruak dari tubuh Zhang Ruochen, hingga membuatnya terdiam.     

Zhang Ruochen sedang mengamati pintu gua. "Zona terlarang ini sudah bukan bagian dari Istana Dewa Kebenaran. Jika para pertapa itu mengepung kita, menurutmu apa yang akan mereka lakukan?"     

Mu Lingxi paham dengan apa yang ingin dilakukan oleh Zhang Ruochen. Dia menyentuh rambutnya dan berkata, "Tapi ada banyak kultivator yang sedang menjaga pintunya. Masing-masing dari mereka sudah berada di Alam Saint King."     

"Musuh kita sedang berada di tempat terbuka," kata Zhang Ruochen. "Sedangkan kita berada di tempat tersembunyi. Jadi, kita lebih unggul."     

"Baiklah, karena kau sudah memutuskannya, maka aku tidak akan lagi membujukmu. Jadi, apa yang harus kulakukan?" Mu Lingxi mengangkat wajah pucatnya dan mengamati Zhang Ruochen.     

"Tidak perlu buru-buru," kata Zhang Ruochen. "Biar aku menguji kemampuan mereka dulu."     

Pria berjubah hitam sangat ahli dalam membuat formasi. Dia memasang formasi bendera di sekitar pintu keluar gua.     

Hiss, hiss.     

Asap hitam dingin menyeruak dari tanah. Area dalam radius 100 kaki berubah gelap dan mirip seperti zona terlarang di sekitarnya.     

"Walau di dalam zona terlarang terdapat monster purbakala, tapi dengan formasi kabut ini, maka mereka tidak akan bisa menemukan kita." kata pria berjubah hitam, sambil menggenggam bola formasi dan duduk di sana.     

Lan Sibai mengeluarkan permata merah dan melemparkannya. Ketika permata itu mendarat, maka permatanya mulai terbakar dan berubah menjadi bola api.     

"Apa yang kau lakukan?" kata pria bertubuh kurus. "Apa kau ingin memancing monster itu?"     

"Apa yang kau takutkan?" tanya Lan Sibai dengan tampang datar. "Dengan formasi kabut yang dapat menutupi suhu dan cahaya, walau ada monster di sekitar sini, tapi mereka tidak akan bisa menemukan kita."     

Pria bertubuh kurus itu mirip seperti kelelawar. Kultivasinya lebih tinggi dibandingkan Lan Sibai, tapi Lan Sibai berasal dari Daratan Heaven, hingga dia tidak berani mengusiknya. Oleh karena itu, dia berhenti bicara dan langsung menutup matanya, lantas menggunakan telinganya untuk mendengarkan suara di balik kegelapan. Dia sedang bersikap waspada.     

Permatanya terbakar dan mulai menyinari kegelapan.     

Setelah merasakan hawa panas tersebut, akhirnya ketakutan Lan Sibai perlahan sirna, hingga dia bertanya, "Kalian semua selalu bicara tentang monster purbakala... sebenarnya seperti apa mereka? Apa mereka adalah makhluk di zaman purbakala dan sampai sekarang masih hidup?"     

Pria berjubah hitam yang membawa bola kristal menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya itu tidak terlalu dramatis. Kabarnya, makhluk purbakala itu adalah Chi Yin... mungkin dia adalah jiwa-jiwa mati."     

"Kalau begitu, apa yang perlu ditakutkan?" Lan Sibai mendengus.     

"Chi Yin purbakala itu mungkin berasal dari jiwa-jiwa mati di peradaban kuno sebelum Dunia Langit didirikan. Bahkan Supreme Saint akan takut dengannya."     

Tiba-tiba, telinga kelelawar itu bergerak-gerak. Dia meminta mereka untuk diam dan mengirimkan pesan kepada enam Saint King. "Ada pergerakan di balik kegelapan."     

Senyuman Lan Sibai mendadak sirna. Dengan gugup, dia mengeluarkan pedang putih dan menggenggamnya erat-erat.     

Ketika itu, Saint King lainnya mulai menahan nafas dan merasa tegang. Mereka sedang mengamati kegelapan, tapi mereka tidak bisa melihat apapun.     

Ketika mereka mengernyitkan dahi, dan mengira bahwa semua itu hanyalah halusinasi, tiba-tiba ruang di sekitarnya bergetar hebat.     

Kaboom!     

Ruangnya meledak dan berlubang. Separuh formasi mereka telah dihancurkan.     

"Apa makhluk purbakala juga dapat menggunakan kekuatan ruang?" Lan Sibai bergerak mundur sambil merasa ketakutan.     

"Semuanya, menyebar!" teriak kelelawar tersebut. "King Yinjie, cepat aktifkan formasinya. Hentikan serangan di gelombang kedua."     

King Yinjie – yang mengenakan pakaian hitam – menggenggam bola kristalnya dan ingin mengaktifkan formasi taktis. Namun, terdapat lapisan es yang menyebar di kejauhan dan mulai memicu keretakan di formasinya. Ternyata, lapisan es itu membekukan formasinya dan membuatnya tak berfungsi.     

"Oh tidak. Itu adalah Extreme Yin Pluto Ice. Semuanya, cepat pergi dari sini."     

Kelelawar itu mengepakkan sayapnya dan terbang belasan kaki di udara. Ekspresinya terlihat murung. Chi iblis menyeruak dari tubuhnya. Setelah itu, senjata Saint berbentuk cincin melepaskan energi Second Yao dan melesat ke arah kegelapan.     

Boom!     

Cincinnya mendarat di tanah dan membuat ambles. Energi chaotic menyebar ke segala penjuru.     

Whoosh!     

Celah ruang terbang dari kegelapan dan mengenai perut kelelawar. Darah menyembur keluar darinya.     

Kelelawarnya merintih kesakitan dan tersungkur ke lapisan es di bawah sana. Garis-garis Extreme Yin Pluto Ice pun merasuk ke dalam luka-lukanya.     

Lambat laun, suara teriakannya pun hilang, karena dia sudah membeku.     

Ekspresi keenam Saint King lainnya berubah. Mereka tidak menyangka kalau tempat ini akan sangat berbahaya. Dalam sekejap, satu Saint King telah meregang nyawa. Bahkan mereka masih belum tahu wujud lawannya.     

Whoosh!     

Puluhan celah ruang terbang dari kegelapan.     

Ketika mereka merasakan celah ruang, mereka sudah berada di jarak 100 kaki darinya. Yang jelas, mereka tidak akan sempat menghindarinya. Selain itu, mustahil bagi mereka untuk menangkisnya.     

"Saint Light Rune."     

Lan Sibai melemparkan runenya. Secercah cahaya putih muncul dan melingkupi keenam Saint King.     

Puluhan celah ruang mengenai cahaya putihnya, bagaikan hujan yang mendarat di sungai. Sehingga, itu menimbulkan riak-riak energi, namun tidak berhasil menembusnya.     

Lan Sibai menyunggingkan bibir dan mendengus. "Saint Light Rune-ku mengandung kekuatan cahaya. Celah ruang tidak akan bisa merobeknya."     

Ilmu Cahaya adalah salah satu di antara sembilan ilmu kuno.     

Berkat ilmu cahaya, maka runenya sangat kuat, hingga mampu menepis segala jenis kekuatan yang ada di dunia. Hanya energi kegelapan yang dapat mengalahkannya.     

Jika celah ruangnya tidak terlalu kuat, maka celahnya tidak akan bisa menembus dinding cahaya.     

Sorot mata King Yinjie terlihat dingin. "Mestinya musuh kita bukan monster purbakala. Sebaliknya, dia adalah kultivator ruang. Siapa dia? Kenapa dia menyerang kita?"     

Tidak ada jawaban dari balik kegelapan.     

Cahaya yang berasal dari rune Lan Sibai mulai meredup. Terdapat retakan kecil di scroll runenya.     

"Energinya hampir habis. Semuanya, cepat pikirkan solusi lain." Lan Sibai juga ketakutan. Apalagi, dia hanya membawa satu Saint Light Rune.     

"Aku punya Rune Figur Supreme Saint."     

Sosok wanita Saint King – yang mengenakan pakaian hitam – cepat-cepat mengaktifkan Chi Demonic di punggungnya.     

Setelah itu, sebuah bayangan muncul dari punggungnya. Bayangan itu seperti otot-otot demonic yang keluar dari kulit putihnya.     

Boom!     

Energi yang memancar darinya menjadi semakin kuat. Tidak lama kemudian, dia sudah menembus level dua, level tiga, level empat, level lima...     

Beberapa saat kemudian, kultivasinya sudah berada di Saint King level tujuh. Kemampuan bertempurnya meningkat drastis.     

Itu bukanlah kekuatan aslinya. Kekuatan itu berasal dari Supreme Saint dari rasnya.     

Seketika itu juga, penglihatannya menjadi semakin baik. Dia melihat pria tampan berjubah cendekiawan biru sedang berdiri di balik pohon pada jarak belasan meter jauhnya.     

Mereka berdua saling menatap satu sama lain.     

Lantas, wanita itu menggunakan cakarnya untuk menyerang pria cendekiawan tersebut.     

Seolah sedang dirasuki iblis, maka kekuatannya menjadi sangat besar. Cakarnya merobek udara dan menggetarkan dunia. Itu benar-benar kekuatan Saint King di level tujuh.     

Saat menghadapi serangan itu, pria cendekiawan masih terlihat tenang. Dia mengeluarkan permata putih dari lengan baju dan melemparkannya.     

Chi lima warna menyeruak dari permatanya. Setelah itu, energi dahsyat memenuhi udara di sekitarnya.     

Boom!     

Rune Supreme Saint di punggung wanita itu mengalami tekanan dan meledak.     

Tanpa bantuan Rune Figur Supreme Saint, maka dia mirip seperti balon yang kempis. Dalam waktu singkat, dia kembali berada di level dua.     

"Bagaimana mungkin? Siapa kau? Kenapa kau membawa Stempel Merit Dewa?" Sambil mengamati permata yang melayang-layang di udara, wanita itu menjadi sangat terkejut.     

Pria cendekiawan itu tidak berkata apa-apa. Lagipula, tidak ada gunanya bicara dengan orang yang akan segera mati.     

Dengan satu tangan di belakang pinggul, dia menggenggam pedang besar dan menyabetkannya.     

Poof!     

Ilmu Pedang Xuangang memancar dari pedangnya dan mengenai wanita berpakaian hitam. Seketika itu juga, jimat pertahanannya hancur. Pada akhirnya, pedang itu menembus tubuhnya.     

Darah merah membasahi tanah hitam.     

Wajah cantiknya berubah menjadi tulang-belulang. Wanita cantik itu berubah menjadi mayat. Saint King lain kembali meregang nyawa.     

Di kejauhan, kelima Saint King lainnya merasa terkejut. Lan Sibai terus menggelengkan kepalanya. "Tidak, ini mustahil. Bagaimana mungkin musuh kita bisa membawa Stempel Merit Dewa?"     

Stempel Merit Dewa adalah harta karun milik Istana Merit Dewa. Dengan menggunakan Chi merit di stempelnya, maka seseorang dapat menghancurkan Rune Figur Biksu. Kekuatan luar atau senjata apapun dapat dihancurkan dengan stempel tersebut.     

Ketika Shang Ziyan mengirim Wang Xu dan kelompoknya untuk membunuh Zhang Ruochen, dia sempat memberikan Stempel Merit Dewa kepadanya. Setelah percobaan pembunuhan itu gagal, maka stempelnya pun jatuh ke tangan Zhang Ruochen.     

Saint Light Rune milik Lan Sibai benar-benar telah meredup dan tidak lagi berfungsi. Runenya hancur menjadi kupu-kupu kertas yang berhamburan di tanah.     

Zhang Ruochen – yang sedang menyamar sebagai pria cendekiawan – kembali melepaskan Ruang Runtuh dan menghancurkan ruang di sekitar kelima lawannya. Dalam sekejap, dua Saint King berteriak kesakitan, karena mereka ditelan oleh celah ruang.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen menggunakan Pergerakan Ruang dan kembali muncul di belakang King Yinjie. Dia memenggal kepalanya dengan satu serangan.     

Di belakang Zhang Ruochen, terdapat broadsword yang melesat cepat. Bagaikan bulan berwarna perak yang melesat dari langit, pedangnya mengandung intensitas membunuh yang kental, dan hendak membunuh Zhang Ruochen.     

Tanpa perlu menoleh ke belakang, Zhang Ruochen mengayunkan tangannya. Dia melepaskan tiga celah ruang. Celah ruangnya berhasil membelah broadsword menjadi dua.     

Poof, poof.     

Di waktu yang sama, celah ruangnya membelah pinggul Saint King di level pertama. Kedua potongan tubuhnya terbang ke arah yang berlawanan.     

Zhang Ruochen menghancurkan kepala King Yinjie yang masih terbang di udara. Setelah itu, dia melemparkan pedang besarnya dan menusuk kepala pria yang baru saja dibelah menjadi dua.     

Dalam sekejap, enam di antara tujuh Saint King telah dibunuh. Sehingga, tanahnya dipenuhi oleh mayat dan darah.     

Di bawah cahaya api, samar-samar Lan Sibai menatap pria berpakaian cendekiawan biru. Kedua kakinya gemetar, hingga dia hampir berlutut ke tanah.     

Tap, tap.     

Pria itu membawa pedang berdarah dan berjalan mendekatinya.     

Pada akhirnya, Lan Sibai dapat melihat sosoknya dengan jelas, hingga membuatnya sangat terkejut. Sambil berjalan mundur, dia bertanya dengan suara gemetar, "Kau... bagaimana mungkin kau berada di sini? Kenapa kau sangat mahir dalam menggunakan Ilmu Ruang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.