Kaisar Dewa

Masuk ke dalam Istana Kuno



Masuk ke dalam Istana Kuno

1Hari sudah hampir siang, dan burung putih salju yang menarik kereta kuno terbang menuju Wind Atrium di Taman Selatan Dalam.     

Hanya tujuh figur tangguh yang mengikuti kereta kunonya. Zhang Ruochen, Big Beard, Blindman, dan empat pertapa lain mengenakan armor bintang. Mereka menunggangi binatang buas – yang mirip seperti cacing – dan membawa tombak di pinggul masing-masing.     

Ketika cacing itu bergerak, maka dia akan mengeluarkan suara ledakan kencang.     

Menurut aturan di Istana Dewa Kebenaran, hanya para pertapa dari top seribu dunia yang boleh masuk ke Empat Taman Dalam. Namun, dengan kekuatan dan bantuan Thousand Star Civilization, maka Zhang Ruochen boleh masuk ke dalam sana.     

"Kulihat ada banyak pertapa dari Thousand Star Civilization di God-naming Platform," kata Zhang Ruochen. "Kenapa hanya kita yang pergi ke Wind Atrium?"     

Blindman di sisi kanan sepertinya tidak suka bicara. Ekspresinya seperti tak mendengar perkataan Zhang Ruochen.     

Di sisi kiri, Big Beard menjelaskan, "Tidak semua orang bisa masuk ke Wind Atrium. Jika para junior kami masuk ke sana, itu sama saja bunuh diri."     

Ternyata, Wind Atrium adalah bukit tandus. Bukitnya setinggi ratusan meter dan tidak menarik.     

Setelah tiba di sana, seseorang bisa melihat reruntuhan paviliun kuno. Tidak ada siapapun di sana, sehingga membuat auranya sedih dan menyeramkan.     

Tangga batunya hampir terkubur ke dalam tanah. Jika diamati lekat-lekat, mereka bisa melihat jejak-jejak kuno.     

Para kultivator tangguh dari berbagai peradaban kuno sedang berkumpul di bawah Wind Atrium.     

Selain kamp Tianchu Civilization, hanya segelintir pertapa yang datang dari peradaban lain. Masing-masingnya adalah seorang figur tangguh. Setidaknya, mereka sudah berada di Alam Saint King level empat.     

Di belakang kereta putih Peri Tianchu, ada banyak pertapa yang sedang berkumpul di sana. Tampaknya mereka berasal dari beberapa gabungan peradaban.     

Sebagian besar dari mereka bukan berasal dari Tianchu Civilization atau para pertapa yang diundang oleh Peri Tianchu. Sebaliknya, mereka adalah para volunteer dari seluruh dunia.     

Mereka pergi ke Wind Atrium setelah mendengar sayembara Peri Tianchu. Sebagian besar dari mereka berusia muda, orang-orang yang dibutakan oleh cinta. Tentu saja, masih ada pertapa tangguh di antara mereka.     

Mereka telah mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan wanita tersebut. Yang jelas, Peri Tianchu tidak akan mengusir mereka.     

Selain para pertapa dari peradaban kuno, Zhang Ruochen juga melihat beberapa murid dewa. Entah mereka dilahirkan di peradaban kuno, atau mereka memang punya hubungan yang dalam dengannya.     

Ketika Great Senior tiba di sana, Zhang Ruochen berkumpul dengan para kultivator ruang lainnya. Mereka berada di tengah-tengah kelompok. Dua raksasa – yang membawa kapak pertempuran – sedang melindungi mereka.     

Yang jelas, mereka tidak akan dipaksa untuk bertempur melawan monster kuno atau menyerang klaster istana.     

Mereka hanya akan menyerang ketika benar-benar diperlukan.     

Hanya ada segelintir kultivator ruang. Wajar saja bila mereka mendapatkan perlakuan spesial.     

Selain enam kultivator ruang, di sana juga ada beberapa master formasi. Mereka juga dilindungi.     

Sekujur tubuh Great Senior memancarkan cahaya emas. Temperamennya mirip seperti pemimpin sekte. Sambil terkekeh, dia berkata, "Para kultivator dari Daratan Heaven dan Demon God sudah masuk ke istana sejak dua jam yang lalu. Karena kita telah berkumpul di sini, sebaiknya kita menyusul mereka."     

Walau mereka masuk lebih awal, bukan berarti mereka bisa mendapatkan Holy Spring-nya lebih dulu.     

Sebaliknya, kelompok pertama malah akan bertarung melawan monster-monster purbaka. Mereka akan membukakan jalan untuk kelompok-kelompok selanjutnya.     

Bukit setinggi ratusan meter itu ternyata sangat berat ketika didaki. Rasa-rasanya, terdapat kehendak biksu yang menekan mereka, atau bahkan... kehendak dewa.     

Setelah masuk ke paviliun, cakrawala mereka menjadi semakin lebar. Segala yang ada di hadapan mereka penuh dengan kabut. Chi Suci memenuhi udara di sekitarnya.     

Jika bukan karena darah saintly dan mayat monster purbakala yang tergeletak di tanah, mungkin mereka mengira sedang berada di tanah dewa. Yang jelas, baru-baru ini, ada pertempuran besar di area itu. Namun, semua monsternya sudah dibersihkan.     

Amazing Little Taoist menyembulkan kepalanya dari balik lengan baju Zhang Ruochen. Dengan tatapan terkejut, dia menggunakan Kekuatan Batin-nya, "Lipatan ruangnya sudah terbuka?"     

"Ya," Zhang Ruochen mengangguk.     

Di kejauhan, terdapat banyak istana. Puncak-puncaknya menjulang di kejauhan, namun wilayah di bawahnya masih ditutupi oleh Chi hitam.     

Jauh di dalam klaster istana, di sana kerap kali terdengar suara teriakan, atau ledakan-ledakan pertempuran. Wilayahnya sangat luas. Sehingga, tidak ada seorangpun yang bisa memastikan lokasi sumber suara.     

Sosok Saint King dengan sayap daging terbang di udara. Dia ingin terbang tinggi dan memeriksa situasi di bawah sana.     

"Cepat turun!" teriak Great Senior. "Apa kau ingin mati?"     

Seketika itu juga, wajah Saint King-nya pucat. Dia cepat-cepat menutup sayapnya dan turun ke bawah.     

Tiba-tiba, celah hitam muncul di atas kepalanya. Bagaikan mulut iblis raksasa, celah itu menggigit tubuh Saint King, dan membelahnya menjadi dua.     

Thud!     

Hanya kedua kakinya yang terjatuh dari udara.     

Angin dingin – yang menusuk tulang – berhembus, tepat ketika celah hitamnya terbuka. Seketika itu juga, para Saint King lainnya merinding. Di waktu yang sama, kaki mereka mendadak gemetar ketakutan.     

Area itu mendadak sunyi. Semua orang sedang menahan nafas masing-masing.     

Beberapa saat kemudian, celah hitamnya hilang.     

Sambil menatap dua kaki berdarah – yang tergeletak di tanah – akhirnya banyak pertapa yang ingin mengurungkan niatnya dan mundur dari sana. Mereka tidak berani melanjutkan perjalanan.     

Terdengar suara di samping Zhang Ruochen. "Sebenarnya, apa celah hitam barusan? Apa itu adalah celah ruang?"     

Orang yang bertanya adalah Li Qinghai, salah satu di antara enam kultivator ruang.     

Pushan menggelengkan kepalanya. "Kurasa bukan. Sebab, celah ruang akan terhubung dengan ruang hampa, tapi celah hitam itu berisi Chi mengerikan."     

Mo Xiaogu – gadis kecil dari Istana Dewa Ruang – mendadak ketakutan. "Asal kita tidak terbang, maka celah hitam itu tidak akan muncul, kan?"     

Gu Feng menyeringai. "Hehe, gadis kecil, apa yang kau takutkan? Mendekatlah ke sisi Lord Gu. Aku pasti akan menjagamu."     

Mendengar itu, Mo Xiaogu malah semakin ketakutan. Di waktu yang sama, dia bergerak mundur dan bersembunyi di belakang Li Qinghai dan Zhang Ruochen. Gadis itu takut dengan Gu Feng.     

Gu Feng sedang menatap dada gadis itu, tapi Zhang Ruochen tiba-tiba menutupinya. Seketika itu, Gu Feng menjadi murung. "Hei, sejak pertama kali bertemu, aku tidak tahu bila kau juga seorang kultivator ruang. Bagaimana bila kau memperlihatkan kemampuanmu?"     

"Tidak ada yang perlu diperlihatkan... Oh, Great Senior dan Peri Tianchu sudah membuka jalannya. Kurasa kita akan segera masuk ke istana!"     

Zhang Ruochen mengacuhkan Gu Feng dan bergerak maju.     

Li Qinghai mengikuti Zhang Ruochen dan memperingatkannya, "Saudara Lin, tampaknya Gu Feng tidak senang denganmu. Kau harus hati-hati dengannya. Pria itu punya nama dan reputasi yang mengerikan. Dia bisa melakukan apapun."     

"Terima kasih atas peringatannya."     

Kesan Zhang Ruochen kepada Li Qinghai semakin membaik. Kemudian, mereka mulai bercakap-cakap. "Saudara Li, karena kau bukan murid Istana Dewa Ruang, lantas bagaimana kau bisa mempelajari Ilmu Ruang?"     

Dia jarang bertemu dengan kultivator ruang, hingga dia sangat penasaran dengannya.     

Li Qinghai terkekeh. "Aku bukan murid Istana Dewa Ruang, tapi leluhurku pernah menjadi salah satu kultivator ruang tangguh di istana itu.     

"Beliau selalu ingin mencari pewaris di dalam keluarga, namun Ilmu Ruang sangat sulit dipelajari. Jika talentamu tidak cukup, maka kau tidak akan bisa memahami prinsip ruang pertama di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, apalagi sampai menggabungkannya dengan jiwa sucimu.     

"Tapi, saat itu aku sedang beruntung dan berhasil melakukannya. Sehingga, leluhur memilihku untuk menjadi pewarisnya."     

"Karena leluhurmu adalah salah satu kultivator di Istana Dewa Ruang, lantas kenapa kau tidak bergabung dengan mereka?" tanya Zhang Ruochen.     

Li Qinghai menggelengkan kepala dan terkekeh. "Sejujurnya, leluhurku juga paham, bila aku kurang berbakat dalam Ilmu Ruang. Jadi, ilmu itu hanya sebagai penunjang kemampuanku, bukan sebagai fokus utama. Sebab, apabila aku menjadikannya sebagai fokus utama, maka aku tidak akan bisa menembus Alam Supreme Saint."     

Di sisi lain, Mo Xiaogu menambahkan, "Ya, benar. Bila kau terlalu fokus pada Ilmu Ruang, maka proses kultivasimu akan semakin lambat. Misalnya aku, sampai sekarang aku masih berada di Alam Saint King level satu."     

Zhang Ruochen menoleh dan melirik Mo Xiaogu. Seketika itu juga, wajahnya sontak memerah. Sambil menundukkan kepalanya, gadis itu berkata dengan nada memelas, "Si cabul Gu Feng sangat tidak sopan terhadapku. Aku hanya bisa merasa aman setelah mengikuti kakak-kakak sekalian. Tolong bantu aku!"     

Li Qinghai menepuk pundaknya dan berkata dengan percaya diri, "Xiaogu, jangan khawatir. Selama aku berada di sini, maka tidak ada seorangpun yang bisa melukaimu."     

Zhang Ruochen tidak bicara apa-apa. Dia sedang memikirkan hal lain.     

Gadis itu sudah menjadi Saint King di level satu. Tapi kenapa dia sangat penakut?     

Lagipula, orang-orang penakut seperti Qing Mo sangat langka.     

"Gadis ini mungkin sedang berpura-pura begitu," pikir Zhang Ruochen. "Dia ingin memanfaatkanku dan Li Qinghai untuk melindungi dirinya dari Gu Feng."     

Wajar saja bila Mo Xiaogu melakukan hal tersebut.     

Tapi, itu artinya dia adalah seorang gadis cerdas. Jadi, Zhang Ruochen tidak akan memperlakukannya seperti gadis polos. Kalau tidak, mungkin dia akan dimanfaatkan olehnya.     

Semua kultivator dari Ancient Civilization Sect berjalan beberapa mil ke dalam istana, hingga akhirnya mereka bertemu dengan monster purbakala. Kedua belah pihak pun mulai bertempur dengan intens.     

Buah saint dan obat-obatan yang ada di dekat istana telah diambil oleh kelompok pertama.     

Tapi ketika Zhang Ruochen melihat depan, dia menemukan pohon saint raksasa di antara paviliun megah. Cabang-cabangnya seperti naga yang menguarkan Chi Suci. Buah-buahannya cukup harum.     

Beberapa kultivator bertempur dengan monster-monster tersebut, beberapa sisanya menyerang formasi taktis di luar istana, karena mereka ingin memetik buah di dalam sana.     

Zhang Ruochen juga tertarik dengan buahnya dan ingin memetiknya.     

Menurutnya, pohon saint itu luar biasa. Jika dia memakan buahnya, maka kultivasinya akan meningkat pesat. Bahkan mungkin, dia bisa naik ke level empat di tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.