Kaisar Dewa

Janji Pernikahan



Janji Pernikahan

1"Menyerah adalah pilihan yang bijak."     

Zhang Ruochen masih bersikap hati-hati, lantas menambahkan, "Tapi setelah melepaskanmu, apa jaminannya kalau Blindman dan Big Beard tidak akan menyerangku?"     

Thousand Star Maiden menundukkan kepalanya. Suaranya tidak lagi kasar seperti sebelumnya. "Pertama-tama, kau tahu rahasiaku mengenai Kebenaran Misterius. Bila kau menyebarkan beritanya, maka itu bukan hanya akan membunuhku, tapi juga mengundang banyak masalah. Jadi, aku harus lebih berhati-hati saat berurusan denganmu.     

"Kedua, aku masih ingin bekerja sama denganmu demi mendapatkan Holy Spring. Bila aku menyakitimu, maka aku sendiri yang akan rugi.     

"Tadinya kita hanya sama-sama emosi. Sekarang, kita bisa menenangkan diri dan bicara baik-baik."     

Seumur hidupnya, Thousand Star Maiden tidak pernah kalah. Dia tidak pernah percaya bahwa pertapa lain di generasinya mampu menandinginya. Tapi hari ini, dia baru saja gagal. Zhang Ruochen berhasil menaklukkannya.     

Sebenarnya, wanita itu merasa kesal dan sangat membenci Zhang Ruochen.     

Bagaimanapun juga, dia sudah menggunakan kartu andalannya, namun dia tidak mampu menghancurkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu. Ini membuatnya merasa sakit hati. Jadi, bagaimana bila Zhang Ruochen memanfaatkan peluang ini untuk membunuh dan mencuri Kebenaran Misterius-nya?     

Secara natural, dia harus mencari cara untuk meredam emosi Zhang Ruochen.     

Meski begitu, sebenarnya Zhang Ruochen juga tidak ingin membunuhnya. Walau dia harus melakukannya, tapi dia tidak akan melakukannya secara terang-terangan seperti ini. Jika wanita itu mati di dalam kereta, maka Istana Dewa Kebenaran akan menghukum Zhang Ruochen dan tidak membiarkannya keluar dari God-naming Platform.     

Zhang Ruochen menyerangnya, karena wanita itu sudah bersikap keterlaluan. Jika Thousand Star Maiden memaksanya tunduk, maka dia akan berontak dan memperlihatkan kemampuannya.     

"Aku masih tidak percaya denganmu."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala dan mengamati Thousand Star Maiden. Setelah itu, dia menambahkan, "Katamu aku bisa menjadi pangeran Thousand Star Maiden? Bagaimana bila kita menyepakatinya sekarang, supaya aku menjadi lebih lega?"     

"Pangeran apa? Zhang Ruochen... apa yang kau inginkan?"     

Tiba-tiba, suara wanita itu agak bergetar dan sedikit terancam.     

"Kalau menimbang dari perangaimu, maka kau akan menangkapku setelah aku mengalahkanmu." Kata Zhang Ruochen. "Jika hubungan kita masih seperti ini, mungkin kau akan membunuhku. Kalau begitu, maka setiap harinya aku harus mewaspadaimu. Itu akan sangat melelahkan dan berlebihan."     

Thousand Star Maiden mulai gelisah. "Jika kau berani memintanya, lebih baik aku mati bersamamu."     

"Kau adalah seorang wanita cerdas. Kau sangat menghargai nyawamu sendiri. Jadi, kau tidak akan pernah bunuh diri."     

Zhang Ruochen tersenyum tenang dan kembali merentangkan jarinya untuk menyentuh wanita cantik tersebut. Dia melepaskan kekuatan ruang, hingga jarinya masuk ke dalam halaman buku.     

Rip!     

Dia baru saja menarik sebagian gaun ungu Thousand Star Maiden. Gaunnya berada di tangan Zhang Ruochen.     

"Zhang Ruochen, dasar cabul... ini sungguh keterlaluan... lihat saja nanti, aku akan membawamu bunuh diri..." Thousand Star Maiden merasa geram. Jika dia tidak terperangkap di dalam Kitab Misteri Ruang dan Waktu, mungkin dia sudah membunuh Zhang Ruochen walau dengan cara bunuh diri.     

Tapi anehnya, setelah merobek gaun wanita itu, Zhang Ruochen tidak melakukan apapun.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen membuka Kitab Misteri Ruang dan Waktu, lantas melepaskan wanita itu.     

Thousand Star Maiden masih berselimutkan cahaya perak. Dia masih belum telanjang.     

Zhang Ruochen melemparkan gaunnya. "Aku sudah menulis judulnya. Selanjutnya adalah giliranmu untuk menulis isinya."     

"Menulis apa?"     

Thousand Star Maiden paham bahwa Zhang Ruochen bisa kembali menguncinya di dalam buku, hingga dia tidak berani bertindak nekat. Sehingga, wanita itu mulai mengambil gaunnya di lantai. Dengan mata bulatnya, dia pun terperangah. "Janji Pernikahan? Pernikahan siapa?"     

"Tentu saja, kau dan aku." Zhang Ruochen berkata serius. Kelihatannya dia tidak sedang bercanda.     

"Maksudmu, kau akan menjadi pangeranku?" tanya Thousand Star Maiden.     

"Memang apa lagi yang bisa dilakukan? Apa kau pikir aku tertarik dengan tubuhmu?" tanya Zhang Ruochen dengan tampang terkejut.     

Tangan wanita itu gemetar, karena kata-kata Zhang Ruochen melukai hatinya. Kalau menilai dari perkataannya, bukankah pria itu sedang menghinanya?     

Bagaimanapun juga, baik talenta maupun kecantikannya mampu menandingi Nine Angels Beauty Scroll. Hanya saja, wanita itu jauh lebih muda dibandingkan mereka, hingga dia tidak termasuk ke dalam sembilan wanita.     

Poof!     

Chi Suci menyeruak dari jari-jarinya dan menggetarkan gaunnya. "Banyak pertapa elit dari seluruh dunia sedang mengejarku," katanya dengan menahan geram. "Apa kau pikir bisa memaksaku untuk menulis janji pernikahan?"     

Tiba-tiba, tubuhnya memancarkan cahaya brilian. Scroll putih muncul di sela-sela jarinya.     

Wanita itu ingin mengaktifkan runenya dan melancarkan serangan...     

Whoosh!     

Zhang Ruochen kembali menutup buku dan menangkapnya.     

Rip!     

Lalu, Zhang Ruochen memasukkan jarinya ke dalam buku dan merobek gaun wanita tersebut. Lantas, dia mengeluarkan gaunnya dari sana.     

"Dasar cabul... bajingan..."     

Thousand Star Maiden merasa frustasi dan sakit hati. Dia ingin menangis, tapi air matanya tidak bisa keluar.     

Scroll rune di tangannya setipis kertas. Scrollnya terasa dingin.     

Terdapat banyak inskripsi dan darah dewa di dalam scrollnya. Aura yang memancar darinya jauh lebih kuat dibandingkan aura Thousand Star Maiden. Yang jelas, scroll itu pasti diproduksi oleh Master Rune level tinggi.     

Thousand Star Maiden menggunakannya sebagai kartu andalan. Jadi, scrollnya pasti sangat kuat.     

Zhang Ruochen tidak memeriksa scrollnya. Dia hanya menyimpannya, lalu menggunakan darahnya sendiri untuk menuliskan "Janji Pernikahan" di gaun wanita tersebut.     

Kemudian, dia kembali melepaskan Thousand Star Maiden.     

Hampir separuh gaunnya telah dirobek oleh Zhang Ruochen. Pahanya yang mulus pun mulai terlihat. Bagaikan es dan permata, maka itu sangat menggoda. Namun, wajah cantiknya sangat dingin. Wanita itu menatap Zhang Ruochen sambil memperlihatkan giginya, seolah dia ingin menelannya hidup-hidup.     

Zhang Ruochen kembali melemparkan potongan gaunnya. "Tulis semua yang kubilang. Jangan lagi kau hancurkan gaunmu. Jika tidak, maka aku akan kembali merobeknya. Jika kau terus menghancurkan potongan gaunmu... lama kelamaan kau bisa telanjang!"     

"Kau..."     

Wanita itu mengambil potongan kain dan berusaha menahan diri agar tidak merobeknya lagi." Zhang Ruochen, apa kau pikir janji pernikahan ini dapat menahanku?"     

"Itu adalah janji pernikahan sekaligus sumpahmu sebagai Maiden. Aku ingin kau bersumpah kepada Dewa, bahwa kau tidak akan pernah melukai atau menghianati suamimu, Zhang Ruochen."     

Setelah terdiam sejenak, dia menambahkan, "Aku ingat, Hundred Battle Star God berasal dari Thousand Star Civilization. Gunakan darahmu sebagai tinta. Gunakan pikiranmu sebagai pena. Gunakan reputasi Hundred Battle Star God sebagai penguji sumpahmu, lantas tuliskan janjimu."     

"Kalimat pertama: Zhang Ruochen, sang Keturunan Ruang dan Waktu, adalah seorang pria yang tampan, bertalenta, dan bertanggung jawab. Dia adalah pria idamanku. Hari ini, aku, Yu Chenjing dari Thousand Star Civilization, bersumpah atas nama Dewa Hundred Battle Star untuk menikah dengan Zhang Ruochen, sang Keturunan Ruang dan Waktu."     

Thousand Star Maiden mengepalkan tangan dan menggertakkan giginya. "Apa kau tidak tahu malu?"     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. "Apa kau pikir aku benar-benar ingin menikahimu?" tanyanya dengan penasaran. "Kau harus menuliskannya, dan aku akan menggunakannya untuk melindungi diri. Jika kau tidak melukaiku, maka aku tidak akan pernah mempublikasikannya. Setelah aku menjadi Supreme Saint, maka aku akan mengembalikannya kepadamu.     

"Selain itu, aku pun masih memperlakukanmu dengan baik. Aku tidak memberi syarat yang aneh-aneh. Seperti misalnya memintamu untuk menuruti perkataanku, memperbudakmu, dan lain sebagainya."     

Zhang Ruochen memang sudah memikirkannya. Jika dia terlalu memaksa wanita itu, mungkin wanita itu malah akan semakin sakit hati, hingga dia tidak akan pernah mau menyetujui permintaannya. Bahkan, mungkin wanita itu akan bunuh diri bersamanya.     

Lagipula, wanita itu sudah memilih untuk menyerah. Impas ya impas.     

"Baiklah, aku akan menuliskannya."     

Thousand Star Maiden mengendalikan dirinya dan berusaha menuruti permintaan Zhang Ruochen, walau dia masih merasa geram. Dia menuliskan semua kalimat yang dicontohkan oleh Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen mengambil potongan kain dan memeriksanya dua kali. Setelah itu, dia mengangguk puas. "Kau telah menulisnya dengan darah. Di dalamnya tersimpan niat spiritual dan sumpahmu kepada dewa. Mestinya ini lebih dari cukup."     

Setelah itu, dia menggunakan darahnya sendiri untuk menulis di bagian bawahnya, "Aku bersedia menikahinya."     

Melihat tiga kata itu, tubuh Thousand Star Maiden bergetar menahan geram. Dia sangat marah, bahkan dadanya sampai naik turun.     

Zhang Ruochen meliriknya. "Jika kau ingin kembali melukaiku, maka pikirkan dulu akibatnya bila aku mempublikasikan perjanjian ini. Jika kau membunuhku, maka resikonya tidak terlalu besar. Paling-paling itu kau hanya akan dianggap sebagai pengingkar janji. Namun, jika kau gagal membunuhku, maka aku punya ratusan cara untuk menghancurkan reputasimu. Itu akan sangat berpengaruh untukmu, kan?"     

"Jangan khawatir, aku tidak akan menyimpan janji pernikahan ini. Aku akan menitipkannya kepada orang yang kupercayai.     

"Sebenarnya, aku juga penasaran. Karena ini adalah sumpah, dan bila kau melanggar sumpahmu, apa dewa akan menghukummu?"     

"Zhang Ruochen," kata Thousand Star Maiden. "Bila kau berani mempublikasikannya, maka aku bukan hanya akan membunuhmu, tapi juga membunuh seluruh klanmu."     

Wanita itu sangat peduli dengan janji pernikahan tersebut, karena di kemudian hari, dia yang akan menjadi pemimpin di peradabannya. Dia akan memimpin lebih dari jutaan penduduk. Jadi, wanita itu tidak boleh salah pilih.     

Zhang Ruochen mengamatinya selama beberapa saat, sebelum akhirnya bergumam, "Karena kita sudah menulis janji pernikahan, maka kita perlu hadiah pengantin. Kelihatannya sabukmu adalah harta karun yang bagus. Bagaimana jika kau memberikannya kepadaku?"     

"Jangan macam-macam," Thousand Star Maiden langsung menolaknya.     

Pertama, sabuk itu merupakan senjata pertahanan kuno. Ketika disuntikkan Chi Suci, maka sabuknya bisa melepaskan tameng cahaya yang mengandung energi dewa. Sabuknya senilai lebih dari 100 juta batu suci. Bahkan Supreme Saint akan tertarik untuk memilikinya.     

Kedua, bila sabuk Thousand Star Maiden berada di tangan Zhang Ruochen, maka dia tidak akan bisa menjelaskan situasi mereka, apabila Zhang Ruochen menggunakan sabuknya sebagai barang bukti.     

"Kalau begitu, aku sendiri yang akan mengambilnya," kata Zhang Ruochen.     

"Jika kau berani melakukannya, maka aku akan bunuh diri bersamamu." Wanita itu mendadak gugup dan terus melangkah mundur.     

Zhang Ruochen kembali menguncinya di dalam buku. Di waktu yang sama, Thousand Star Maiden mengumpat kepadanya. Setelah itu, wanita itu berkata. "Baiklah, aku akan memberikannya kepadamu... aku akan melepaskannya... tapi singkirkan dulu tangan kotormu..."     

Beberapa saat kemudian, Thousand Star Maiden kembali muncul di dalam kereta. Dia memeluk dadanya sendiri erat-erat. Wanita itu menggigit bibirnya, seolah dia baru saja dinodai.     

Arogansinya sudah benar-benar hilang.     

Zhang Ruochen memainkan sabuknya, yang mana aroma wanita itu masih menempel di sana. "Aku tahu kau sangat marah dan kesulitan untuk mengendalikan emosimu. Tapi memangnya kenapa? Bahkan kau tidak berani bunuh diri, karena kau terlalu menghargai nyawamu sendiri. Oleh karena itu, setelah diancam dan dipermalukan, akhirnya kau memilih untuk menyerah. Sekarang, bila aku kembali berkata kalau mindset-mu kurang kuat saat dihadapkan dengan situasi hidup dan mati, apa kau sudah bisa menerimanya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.