Kaisar Dewa

Kompetisi Priest



Kompetisi Priest

3Jangan berani-berani menantang Dewa.     

Ini adalah konsep yang dipegang erat oleh semua mortal.     

Tapi sekarang ini, mereka harus menantang Dewa untuk memperebutkan posisi Priest. Hal ini membuat jantung mereka berdegup kencang.     

Walau begitu, Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa ragu. Dengan bayangan Phoenix dan Luan di bawah kakinya, maka dia pun melesat maju.     

11 Biksu sejati lainnya masih terdiam. Setelah itu, mereka juga menggunakan kecepatan bergerak masing-masing dan pergi menuju Istana Dewa Guanghan.     

"Pedang saint itu akan menjadi milikku. Tidak ada satupun yang bisa menandingiku."     

Di bawah kaki Jikong Po, terdapat dua bayangan Kun. Ternyata, kecepatannya jauh lebih tinggi dibandingkan Zhang Ruochen. Tidak lama kemudian, dia berhasil menyalipnya.     

Sementara itu, Su Qingling dan Ling Mi juga sama cepatnya. Meski mereka bergerak lebih lambat, tapi mereka tiba lebih dulu. Bahkan mereka hampir menandingi Jikong Po.     

Apalagi, Zhang Ruochen masih berada di tahapan awal Heaven Pass. Bila dibandingkan dengan para pertapa kebanggaan Daratan Guanghan, maka kecepatannya masih jauh di bawah mereka.     

"Bahkan pria di level Heaven Pass masih berani memperebutkan posisi Priest? Minggir dari situ. Jangan halangi jalanku."     

Ada pria berotot setinggi 3 meter di belakang Zhang Ruochen. Dia bergerak maju, sambil menghentakkan kakinya kencang. Lantas, dia melesat cepat dan melayangkan tinju besi cyan-nya, berusaha meninju Zhang Ruochen dari arah belakang.     

Tapi sebelum tinju itu mendarat, terdengar suara hembusan angin dan petir yang masuk ke dalam telinga Zhang Ruochen.     

Pria berotot ini bukanlah manusia, tapi merupakan sisa-sisa Taigu. Bukan cuma memiliki Fisik Biksu, namun tubuhnya juga dipenuhi oleh Chi Chaotic.     

Yang jauh lebih penting, kultivasinya sudah berada di puncak Biksu sejati.     

Bila sosok Biksu Heaven Pass terkena tinjunya, maka dia akan terluka parah, atau bahkan meregang nyawa.     

Tepat setelah itu, Zhang Ruochen memutar tubuhnya. Dia membalikkan badan dan melayangkan pukulan, sambil berusaha menangkis serangan lawannya.     

Boom!     

Energi yang terlepas dari tinju lawannya membuat Zhang Ruochen terpental ke arah Istana Dewa Guanghan. Akhirnya, dia mendarat di posisi yang lebih jauh dibandingkan dengan Jikong Po, Ling Mi dan Su Qingling.     

"Rupanya dia sanggup menahan separuh kekuatanku. Pantas saja dia berani terlibat dalam kompetisi ini. Ternyata dia punya kemampuan." Pria berotot itu agak kebingungan.     

Para Biksu – yang tidak ikut kompetisi – juga merasa terkejut.     

"Red-eye Blue Wolf pernah bertarung melawan Biksu mutlak di tahapan awal, dan hasil pertarungan mereka imbang. Sebaliknya, Biksu Heaven Pass itu rupanya sanggup menahan tinjunya, ini luar biasa."     

"Kenapa aku merasa bahwa Red-eye Blue Wolf sengaja membantunya? Dia membantu pria itu dengan meninjunya agar Biksu Heaven Pass bisa cepat sampai di Istana Dewa Guanghan, hehe."     

…     

Istana Dewa Guanghan setinggi lebih dari 400 meter. Istana itu sangat tinggi dan cantik, sembari memancarkan cahaya dewa. Baik tangga, dinding, pilar-pilar bangunannya terbuat dari permata dan batu suci berkualitas tinggi. Kalau diamati dari dekat, maka seseorang akan melihat bahwa permata dan batu sucinya diukir dengan pola yang indah, seperti pola-pola burung, peri, naga, bintang, dan lain sebagainya.     

Tapi saat berdiri di bawah Istana Dewa Guanghan, maka seseorang akan merasa tertekan.     

Bahkan dengan kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, namun dia masih merasa tertekan. Dia hanya bisa mendaki dengan perlahan.     

Jikong Po, Ling Mi, dan Su Qingling juga bergerak menuju Istana Dewa Guanghan. Mereka juga mengalami tekanan dewa yang sama.     

"Sosok Biksu Heaven Pass ingin mendekati Istana Dewa Guanghan? Turunlah kemari."     

Jikong Po berubah menjadi sangat beringas. Dia langsung melancarkan serangan. Tombak naga emasnya berubah menjadi puluhan pilar cahaya emas. Pilar-pilar emasnya melesat maju sekaligus, dan mulai melingkupi tubuh Zhang Ruochen.     

Bagi Zhang Ruochen, pilar-pilar itu mirip seperti ular-ular emas yang sedang memamerkan taring-taringnya dan tengah bersiap untuk memangsanya.     

Sehingga, dia terpaksa berhenti dan mengeluarkan Pedang Kuno Abyss untuk menangkal serangan tersebut.     

Ratusan pilar pedang Chi terbentuk sekaligus. Mereka berkumpul dan berubah menjadi tameng, lantas berbenturan dengan puluhan bayangan ular.     

Thud, thud.     

Terdengar rentetan suara ledakan di tengah Jikong Po dan Zhang Ruochen.     

Perlu diketahui, Jikong Po adalah sosok yang sedikit lebih tangguh dibandingkan Bu Ji – yang masih berada di tahapan awal Biksu sejati. Jadi, wajar saja bila Bu Ji merasa tertekan setelah mendengar nama Jikong Po.     

"Ternyata dia berhasil menangkis serangan fatal Jikong Po. Biksu Heaven Pass ini tidak main-main."     

"Jikong Po selalu berhasil mengalahkan lawannya di tingkatan alam yang sama dengan satu serangan. Sekarang ini, dia berada satu level di atas lawannya, tapi dia tidak sanggup mengalahkannya. Ini luar biasa."     

…     

Fisik Jikong Po sangat kuat. Dia pernah menembus Tingkatan Tertinggi empat kali dan telah memurnikan tubuhnya. Apabila dibandingkan dengan Fisik Complete Wu Hao, maka dia masih sedikit lebih lemah. Agaknya, dia masih berada di tahapan dasar dan/atau Fisik Pre-Complete.     

Sekarang ini, Jikong Po juga sedang merasa terkejut. Walaupun dia tidak mengerahkan segenap kekuatannya – karena dia masih meremehkan lawannya – tapi biasanya para Biksu sejati tidak akan mampu bertahan dari serangan macam itu, alih-alih Biksu Heaven Pass di tahapan awal.     

Karena gangguan itu, Ling Mi dan Su Qingling akhirnya mulai mendekati mereka hingga 30 meter. Selain itu, Wen Shusheng dan Bu Ji juga berusaha mengejar mereka. Sehingga, Jikong Po tidak berani menyia-nyiakan waktunya dan berhenti menyerang Zhang Ruochen.     

Jikong Po menggunakan tombak ular emasnya untuk terbang ke atas. Dia melesat 30 meter dalam waktu singkat, lantas mengayunkan tombaknya ke arah Su Qingling.     

"Dasar pria menyebalkan."     

Dua pedang saint terbang dari dahi Su Qingling. Salah satu pedangnya berbenturan dengan tombak ular emas, sedangkan satu pedang lain mengarah pada Ling Mi.     

Karena dia sedang ditahan oleh Jikong Po, maka dia tidak boleh membiarkan Ling Mi melesat maju.     

Alhasil, mereka bertiga mulai terlibat pertarungan.     

"Qingling, aku akan membantumu."     

Bu Ji mengaktifkan jiwa sucinya. Bagaikan singa emas raksasa yang mendaki Istana Dewa Guanghan, maka dia melesat cepat menuju ke sudut ring pertempuran.     

Jikong Po sedikit lebih lemah dibandingkan dengan Ling Mi dan Su Qingling. Akibatnya, dia ditekan hingga ke sudut ring pertempuran dan berbenturan dengan Bu Ji, yang baru saja tiba di sana.     

Setelah itu, mereka berdua mulai bertarung.     

Zhang Ruochen mengitari ring pertempuran dan terus melanjutkan pendakiannya. Tidak lama kemudian, dia sudah berada di ketinggian 100 meter.     

Empat orang itu menyadari bahwa ada pertapa lain yang menyalip mereka. Maka dari itu, mereka berhenti bertarung dan langsung mengejarnya.     

Semakin tinggi mereka berada, maka tekanan dewa itu akan semakin menguat.     

Tentu saja, Zhang Ruochen tidak perlu khawatir dengan tekanan dewa tersebut. Bisa dibilang, semakin tinggi dia berada, maka dia akan semakin diuntungkan.     

Sekarang ini, dia sudah berada di ketinggian 200 meter dan berada di posisi unggul. Oleh karena itu, dia menggunakan kecepatan tertingginya. Selama dia bisa memaksimalkan keunggulan ini, maka dia akan mendapatkan posisi Priest.     

Para Biksu yang hadir di konferensi mulai terdengar gaduh.     

"Apa aku tidak salah lihat? Biksu Heaven Pass di tahapan awal rupanya sanggup mengungguli para jenius Daratan Guanghan, Jikong Po, Ling Mi, Su Qingling, Wen Shusheng, dan Bu Ji. Dan sekarang dia sedang berada di barisan depan?"     

"Biksu Heaven Pass itu sanggup bertahan dari serangan Red-eye Blue Wolf dan Jikong Po. Bagaimana mungkin dia biasa-biasa saja?"     

"Sebenarnya siapa dia? Supreme Saint mana yang menjadi masternya?"     

"Walau dia tidak berhasil mendapatkan pedang saint, tapi dia sudah menorehkan namanya dalam konferensi hari ini."     

Wu Hao mendongak, dan memfokuskan pandangan matanya kepada Zhang Rucohen. Seketika itu juga, dia merasa tertarik. "Semuanya, lihat baik-baik. Ada tekanan dewa yang mengalir turun dari Istana Dewa Guanghan."     

"Kalau dugaanku benar, maka semakin tinggi kultivasi seseorang, semakin kuat pula tekanan dewanya."     

"Semakin tinggi kau berada, maka semakin kuat pula tekanannya."     

Para Biksu itu langsung memasang ekspresi mafhum/paham. Mereka mulai memuji pengamatan Wu Hao – yang terbilang cukup menakjubkan.     

"Dengan demikian, maka kompetisi ini akan adil."     

"Pantas saja Jikong Po, sosok Biksu sejati di level awal, sanggup menandingi Ling Mi dan Su Qingling yang berada di puncak Biksu sejati. Ternyata ini alasannya."     

"Walau Biksu Heaven Pass itu mendapatkan tekanan yang lebih sedikit, tapi dia masih luar biasa, karena masih berhasil keluar dari kepungan mereka."     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen sudah berada di ketinggian 300 meter.     

Di bawahnya, di sana ada Ling Mi dan Su Qingling. Mereka sedang berada di ketinggian 250 meter.     

Jikong Po berada di belakang Ling Mi dan Su Qingling. Setelah menyaksikan Zhang Ruochen berada di barisan paling depan, maka kemarahan muncul di matanya. Dia mengeluarkan teriakan panjang.     

Dia merasa terhina setelah disalip oleh pria yang sempat diremehkan olehnya.     

Hari ini, walaupun akhirnya dia gagal menjadi Priest, tapi dia harus bisa membuat Biksu Heaven Pass itu turun dari Istana Dewa Guanghan.     

"Ling Mi," kata Jikong Po. "Kalau aku membantumu, apa kau mau membagi separuh Ning True Saint Dew-nya?"     

"Tentu."     

Ling Mi langsung menyetujui permintaan Jikong Po, karena bila dia tidak bekerja sama, maka Biksu Heaven Pass itu akan mengambil pedang saintnya.     

Bagi Ling Mi, 10.000 tetes Ning True Saint Dew hanyalah masalah kecil dibandingkan posisi Priest. Yang jelas, dia tidak akan membiarkan takdir Daratan Guanghan dipegang oleh Biksu Heaven Pass.     

Jikong Po berdiri tiga kaki di belakang Ling Mi. Dia melepaskan pukulan Kun dan melayangkannya ke depan. 18 cincin-cincin Chi bermunculan dan mengenai punggung Ling Mi.     

Setelah itu, kecepatan Ling Mi bertambah. Dia melesat bagaikan secercah cahaya putih.     

"Qingling, aku juga akan membantumu." Bu Ji bergerak dari belakang. Dia mengaktifkan jiwa suci Supreme Saint dan melepaskan 18 cincin Chi. Su Qingling pun melesat maju dan mengejar Zhang Ruochen.     

"Terima kasih! Bila aku mendapatkan Ning True Saint Dew, maka aku akan membagikan setengahnya kepadamu." Suara tawa Su Qingling terdengar renyah dan indah.     

Jikong Po dan Bu Ji masih belum menyerah, dan mereka masih melanjutkan pendakian. Mereka berusaha mendaki dengan susah payah.     

Ling Mi menyerang Zhang Ruochen. Jari putihnya direntangkan dari balik kabut saintly.     

Ketika itu, prinsip-prinsip langit dan bumi berkumpul di jarinya dan mengalami distorsi.     

Zhang Ruochen dapat merasakan datangnya aura berbahaya. Maka dari itu, dia menyuntikkan Chi Suci-nya ke dalam Pedang Kuno Abyss dan melepaskan cahaya hitam. Dia menebaskan pedangnya ke arah Ling Mi dengan segenap kekuatan.     

Boom!     

Bilah Pedang Kuno Abyss berbenturan dengan jari Ling Mi. Besi dan batu bertemu di satu titik, hingga memicu suara ledakan yang mengguncang dunia.     

Beberapa saat kemudian, cahaya hitam dan putih menyebar ke seluruh penjuru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.