Putri Luosha
Putri Luosha
Mereka tidak langsung menyerang begitu saja. Sebaliknya, mereka berada di jarak 500 mil jauhnya sambil mengeluarkan pedang saint masing-masing. Kemudian, mereka menciptakan awan saintly dan melancarkan serangan jarak jauh.
Yang jelas, Daratan Blade Hell sangat hati-hati dan benar-benar ingin memenangkan Pertempuran Merit Biksu.
Sekitar 850 Biksu, terdapat lebih dari 100 Biksu yang membawa Senjata Saint Seribu Inskripsi. Thousand Lines of Destruction dilepaskan secara konstan, bahkan sampai menghancurkan gunung dan daratan di sekitarnya. Alhasil, tanah dan batu-batu di sekitarnya langsung meleleh.
Serangan pertama itu sudah berhasil menghancurkan empat lapis formasi pertahanan Ras Luosha.
Biksu Mutlak dengan enam tangan berdiri di posisi tertinggi. Sambil mengamati petir dan api di sekitarnya, dia mengeluarkan perintah, "Xu Fang, ajak 60 Biksu Xuanhuang dan Absolute Land untuk menyerang dari sisi samping.
"Ingat, tujuan kalian bukan untuk menaklukkan lubang cacing, tapi menguji kekuatan lawan di kamp Luosha. Maka dari itu, bila kau bertemu dengan sosok tangguh mereka, maka kau harus bergerak mundur dan memberitahukannya kepada kami.
"Sedangkan bagi Biksu lainnya, kalian tetap menyerang dari arah depan. Hancurkan formasi pertahanan kamp Luosha."
Xu Fang membawa tombak transparan. Seraya memimpin 60 Biksu Daratan Blade Hell, dia melesat ke arah lubang cacing dengan kecepatan ekstrim.
Mereka bergerak sangat cepat. Mereka melintasi medan pertempuran yang telah hancur dan langsung menukar serangan dengan para kultivator Luosha, hingga menimbulkan pertumpahan darah.
Pertempuran di antara dua orang Biksu adalah sesuatu yang sanggup mengguncang dunia.
Tapi sekarang, ada puluhan Biksu yang sedang menyerang sekaligus. Jadi, pemandangan itu mirip seperti Dewa Kematian yang sedang menyerang lawan, tak terkalahkan.
Boom!
Boom!
…
Dengan bantuan para Biksu di belakangnya, mereka pun berhasil menghancurkan 10 lapis formasi pertahanan lawannya. Kini, mereka hanya berjarak 200 kaki dari lubang cacing tersebut.
Kamp militer Luosha mulai terpampang di hadapan mereka.
Boom!
Ketika lapis ke-11 formasi pertahanan itu hancur, tiba-tiba terdengar suara teriakan di samping Xu Fang. Sambil merasa terkejut, dia langsung menoleh ke arah kanan.
Sekitar 3 mil jauhnya, terdapat bulu berwarna biru yang menusuk dahi salah satu Biksu Mutlak dari Daratan Blade Hell.
Lantas, Biksu Mutlak itu terjatuh ke tanah. Setelah itu, dia sudah tak bernyawa.
"Dari mana bulu itu berasal? Vitalitas Biksu mutlak biasanya sangat kuat. Kenapa dia langsung mati setelah terkena satu serangan?"
Keringat dingin membasahi dahi Xu Fang.
5 ribu mil jauhnya, Biksu Mutlak dengan enam tangan langsung mengirimkan pesan, "Xu Fang, mundur sekarang juga."
Xu Fang dapat merasakan bahaya yang intens, seakan iblis dari Neraka sedang bergerak mendekatinya. Seluruh rambut di tubuhnya berdiri.
"Mundur!"
Sesaat setelah Xu Fang mengucap kata itu...
Puluhan bulu berwarna biru terbang keluar dari kamp Luosha. Masing-masing bulunya mengandung api merah gelap.
Bulu-bulu ini sepertinya terbuat dari prinsip-prinsip Saintly Way. Mereka sangat destruktif dan sanggup terbang 100 kali lipat melebihi kecepatan suara.
Hanya Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi yang dapat bergerak secepat itu.
Saat kecepatannya sudah berada di angka ini, maka tidak ada satupun Biksu yang sanggup menghindarinya. Bahkan mereka yang berada di Alam Saint King pun masih akan kesulitan untuk melakukannya.
100 kali lipat kecepatan suara bukan main-main.
Siapapun yang sanggup melepaskan kecepatan seperti itu pasti merupakan figur tangguh di kalangan Biksu.
Poof.
Lebih dari 20 Biksu berubah menjadi mayat dan kolam darah. Puluhan Biksu lain memang berhasil menghindari serangan fatal itu, tapi mereka masih terluka parah.
"Lari! Cepat lari!" teriak Xu Fang.
Tepat setelah itu, 3 bulu biru terbang ke arah Xu Fang.
Pantas saja Xu Fang masuk ke dalam top 20 besar Biksu sejati Daratan Blade Hell. Rupanya dia sangat kuat, bahkan mampu menangkis dua bulu itu dengan menggunakan Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi.
Tapi bulu ketiga masih menembus jantungnya.
Bulu itu mengandung api gelap dan langsung membakar jubah saintlynya. Energi iblis mulai merasuk ke dalam tubuhnya.
Dalam sekejap, sekujur tubuhnya berubah menjadi hitam dan gosong. Setelah itu, dia tersungkur ke tanah.
"Kurasa dia bukan pertapa biasa. Dagingnya pasti mengandung energi yang besar. Aku akan memberikannya kepadamu!"
Terdengar suara yang merdu dan memikat dari kamp Luosha.
Lantas, sambil dikelilingi oleh sekelompok Biksu Luosha, maka seorang wanita setinggi 1.8 meter berjalan keluar dari kerumunan.
Wanita Luosha itu melepaskan aura kebangsawanan. Dia mengenakan mahkota kristal perak dan jubah hijau pucat. Jubah itu sesuai dengan tubuh moleknya.
Setiap garis jubahnya terbuat dari Holy Source Biksu. Mereka memancarkan cahaya saintly, hingga membentuk awan saintly yang melingkupi tubuh cantiknya.
Jubah ini dikenal sebagai Ten Thousand Saint Blouse.
Artinya, jubah itu diproduksi dari 10.000 Holy Source Biksu.
Setelah mengenakannya, maka penggunanya dapat menyerap Energi Chi dan mengubahnya menjadi kekuatan sendiri.
Kecepatan penyerapan energi itu 10.000 kali lipat lebih besar dibandingkan proses penyerapan para Biksu biasanya.
Pada dasarnya, selama wanita Luosha mengenakan Ten Thousand Saint Blouse, maka dia tidak akan pernah kehabisan Chi Suci, walaupun dia terus melepaskan Ten Thousand-lines of Destruction.
Wanita Luosha merentangkan jarinya dan menuding tubuh Xu Fang. Secercah Chi merah gelap terbang dari tangannya.
Tubuh Xu Fang kembali ke warna yang semula.
"Terima kasih, Putri, atas berkahnya."
Semua Biksu yang berada di dekat sana membungkuk ke arah Putri Luosha.
Wanita itu sama cantiknya seperti peri. Kulitnya seputih salju, dengan kedua mata yang sangat memikat. Ketika itu, dia melirik sekitar 30 Biksu dari Daratan Blade Hell.
Seakan baru saja kehilangan kendali diri, tiba-tiba ekspresi para Biksu itu berubah menjadi kebingungan, atau tertawa genit dengan mata penuh nafsu.
Saat berkedip, bulu mata Putri Luosha sempat bergetar.
Thud, thud.
30 Biksu tangguh langsung tersungkur ke tanah dan tak lagi bernyawa.
Semua Biksu Luosha yang hadir merasa tertegun. Mereka sama sekali tidak paham bagaimana Putri Luosha ini mampu membunuh semua lawan-lawannya.
Alhasil, mereka pun mulai menundukkan kepala. Mereka tidak berani lagi menatap mata sang Putri, karena mereka juga takut tiba-tiba terbunuh seperti itu.
"Kenapa kalian semua masih berdiri di situ?" tanya Putri Luosha. "Cepat bunuh para Biksu dari Daratan Blade Hell!"
Para Biksu Luosha langsung mengejar pasukan Daratan Blade Hell yang melarikan diri.
Putri Luosha menyentuh pipinya sendiri. Dia tersenyum elegan namun licik. "Rupanya Pertempuran Merit Dunia Langit telah resmi dimulai. Semua kultivator di bawah level Marquis sudah tidak perlu lagi berada di Daratan Zuling."
Ada dua orang Biksu setinggi 2 meter di belakang Putri Luosha. Mereka sangat kuat tapi sudah tua.
Elder berjubah hitam di sisi kiri membungkuk dan berkata, "Putri, sekarang ini Anda adalah Jendral pemimpin di Daratan Zuling. Perintah Anda akan segera kami laksanakan."
"Dua perintah milier," kata sang putri. "Pertama, tarik pasukan Luosha untuk mundur dari Daratan Zuling. Sisakan para figur yang sudah berada di level Marquis.
"Kedua, Black Feather, kembalilah ke Great Tower Star dan sampaikan pada Kaisar Feng agar beliau mengirim tiga juta Marquis. Dunia Langit sedang menyelenggarakan pertempuran merit di Daratan Zuling. Aku juga ingin bersenang-senang dengan mereka. Selama dua bulan ke depan, biarkan para Biksu dari Tujuh Dunia Shatuo berkumpul di dunia ini!"
"Ya."
Elder bernama Black Feather itu beringsut pergi.
Putri Luosha mengamati pertempuran sengit di kejauhan, lantas tersenyum samar. "White Feather, kau adalah Marquis Kedua, kan?"
"Ya," kata elder berjubah putih.
"Aku mendengar kabar dari Whale River Basin," kata Putri Luosha. "Dinding Catatan Merit di sisi selatan baru saja ditemukan. Aku penasaran seperti apa bentuk dinding Catatan Merit itu. Kalau menarik, maka aku ingin mengambilnya. Jadi, aku akan menyerahkan wilayah ini kepadamu. Saat berita mengenai dinding itu tersebar luas, maka para Biksu itu akan datang kemari untuk melewati lubang cacing. Bila kau menjaga tempat ini, maka kau akan mendapatkan banyak hadiah."
"Tapi saya khawatir bila Anda pergi ke Whale River Basin sendirian," kata elder berjubah putih.
"Aku jauh lebih tangguh dibandingkan dirimu. Kenapa aku masih perlu perlindunganmu?"
Putri Luosha memutar bola matanya. Lantas, dia terbang dan mendarat di atas kepala burung biru berkepala sembilan, lalu bergerak melewati lubang cacing.
Seraya ditarik oleh sembilan naga, Kereta Naga Emas melintasi daratan bagaikan secercah cahaya emas.
Bahkan seandainya para Biksu Dunia Langit atau kultivator Luosha menemukan Kereta Naga Emas itu, tapi mereka tidak akan bisa mengejarnya. Mereka hanya bisa melihatnya menghilang di ujung cakrawala.
Pedang Kuno Abyss telah memurnikan semua senjata. Pada akhirnya, ada lebih dari 10.000 inskripsi di dalamnya. Sekarang ini, pedangnya sudah menjadi Pedang Saint Sepuluh Ribu Inskripsi.
Zhang Ruochen menggenggam gagang pedang dan tersenyum. "Tanpa mengaktifkan inskripsi, kini beratnya sudah mencapai 5.000 kilogram. Aku sudah tidak sabar lagi ingin menguji kekuatan Pedang Saint Sepuluh Ribu Inskripsi."
Kemunculan Kereta Naga Emas terlalu mencolok. Hal itu akan menarik perhatian pasukan Luosha yang menjaga lubang cacing.
Yang jelas, berhadapan langsung dengan pasukan Luosha bukanlah ide yang bijak.
Oleh karena itu, Zhang Ruochen menghentikan keretanya di jarak lebih dari 30.000 mil dari lubang cacing.
Setelah menyimpan keretanya, Zhang Ruochen melepaskan Kekuatan Batin untuk menginvestigasi lubang cacingnya.
Kaboom.
Chi Suci yang dahsyat melesat dari kejauhan. Energi itu menghancurkan gunung di sisi kanan Zhang Ruochen.
Apa yang terjadi?
Zhang Ruochen kembali menarik Kekuatan Batin-nya. Kemudian, dia melompat dan terbang ke awan. Lalu, dia mengamati ombak pertempuran di kejauhan. Di sana, terdapat sekelompok Biksu Luosha yang sedang mengejar lebih dari 100 Biksu Dunia Langit.
"Para pertapa itu... sepertinya berasal dari Daratan Blade Hell."
Zhang Ruochen tersenyum. Tak disangka, rupanya ada pasukan lain yang menyerang pasukan Luosha penjaga lubang cacing sebelum dirinya tiba di sini.
Akan tetapi, para pertapa dari Daratan Blade Hell sepertinya telah meremehkan kemampuan pasukan Luosha. Sehingga, mereka terbunuh dengan cara yang sangat tragis. Para Biksu terus berjatuhan dan berubah menjadi kubangan darah.
Zhang Ruochen mengeluarkan Clear Sky Bow dan Shining Sun Arrow. Setelah memasang anak panahnya, dia sontak menarik busurnya...
Whoosh—
Shining Sun Arrow terlepas dengan 60 kali lipat kecepatan suara. Karena jauh lebih cepat dari kecepatan suara, maka anak panahnya menembus awan dan mengenai salah satu Marquis Luosha.
Dengan suara boom, tubuh marquis itu meledak dan berubah menjadi kabut darah.