Kaisar Dewa

Membunuh Marquis Ketiga



Membunuh Marquis Ketiga

0Clear Sky Bow dan Shining Sun Arrow adalah senjata penjaga Ras Qingtian. Semakin tangguh seorang pertapa, maka semakin besar pula kekuatan yang dapat dilepaskan oleh senjatanya.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen masih belum sanggup melepaskan kekuatan maksimal pada busur tersebut.     

Setelah Shining Sun Arrow terbang kembali ke arahnya, Zhang Ruochen kembali menarik busurnya. Lantas, anak panahnya melesat dengan 60 kali lipat kecepatan suara.     

Bang!     

Dia menarik busurnya 8 kali dan membunuh 8 Marquis Luosha.     

Terdapat lebih dari 200 Marquis Luosha yang mengepung para Biksu dari Daratan Blade Hell.     

Selain itu, terdapat beberapa jejak energi saintly di kejauhan, yang terus memanipulasi Energi Chi di sekitarnya dengan Kekuatan Batin. Mereka melepaskan mantra-mantra suci untuk menyerang para Biksu dari Daratan Blade Hell.     

Para Biksu dari Daratan Blade Hell merasa putus asa, dan mengira kalau hari ini mereka akan mati, tapi mereka tidak menyangka bila masih ada master arrow yang membantu mereka. Tiba-tiba, mereka seakan kembali mempunyai harapan.     

Ada tiga orang Marquis Ketiga di antara para Biksu Ras Luosha. Salah satu dari mereka berwajah singa dengan rambut perak, persis seperti Sphinx.     

Setelah melihat 8 Marquis terbunuh, Sphinx berambut perak itu berteriak, "Ni Yue, bunuh pemanah itu terlebih dahulu."     

Beberapa saat kemudian, awan petir berdiameter 500 mil mulai terbentuk, dengan naga-naga petir yang bergerak kesana-kemari.     

"Ternyata dia adalah Biksu Petir Kekuatan Batin. Dia mampu mengubah petirnya menjadi naga..."     

Zhang Ruochen adalah Biksu Petir Kekuatan Batin, sehingga dia paham betapa luar biasanya "mengubah petir menjadi naga". Maka dari itu, dia tidak menghadapi naganya secara langsung.     

Tepat ketika naga petir itu hendak menyerangnya, Zhang Ruochen tiba-tiba menghilang dari tempatnya berdiri dengan menggunakan Pergerakan Ruang.     

Boom!     

Lebih dari 10 naga petir menghantam tanah, dan membuat daratannya dipenuhi oleh asap.     

Serangan itu sama kuatnya seperti Biksu mutlak.     

Seribu mil jauhnya...     

Di padang rumput – tempat rumput Ziyin bertumbuh – di sana ada seorang gadis Luosha. Dia adalah Marquis Ketiga – Ni Yue – dengan Kekuatan Batin di level 54.     

Tidak jauh dari posisi Ni Yue, di sana ada puluhan gadis Luosha lainnya. Mereka semua terlihat cantik dan sedang membawa tongkat sihir.     

Wanita Luosha berumur 30 tahunan berkata, "Aura milik sang pemanah itu sudah hilang. Kurasa dia telah mati..."     

"Tunggu..."     

Ni Yue merasa terkejut.     

Dia memiliki Kekuatan Batin yang tinggi, hingga membuatnya mampu mendeteksi riak-riak ruang tipis. Seketika itu juga, dia mengayunkan tongkat sihir dan melepaskan seekor naga petir, dengan menyerang langit di atas wanita Luosha yang baru saja bicara.     

Whoosh!     

Zhang Ruochen sedang mengenakan Ten Saint Blood Armor. Dia membawa busur dan mengenggam Pedang Kuno Abyss – bak Dewa Kematian – yang baru saja keluar dari ruang hampa. Di waktu yang sama, Zhang Ruochen menyabetkan pedangnya dan berbenturan dengan naga petir tersebut.     

Boom!     

Naga petirnya hancur dan berubah menjadi ratusan pecahan petir, yang memenuhi udara di sekitarnya.     

Wanita Luosha itu gagal bertahan dari gelombang kejut yang dihasilkan oleh benturan serangan tersebut. Sehingga, tubuhnya langsung terbakar. Walau dia masih berdiri di sana, tapi tubuhnya sudah gosong dan berubah menjadi batu bara.     

Zhang Ruochen menginjak tubuh – yang sudah menjadi batu bara itu – dan kembali menyabetkan pedangnya ke arah gadis lain.     

"Tidak, ternyata kultivasinya cukup tinggi. Ayo bekerja sama untuk membunuhnya," teriak Ni Yue.     

Semua gadis Luosha – yang notabene merupakan Biksu Kekuatan Batin atau Marquis dari Ras Luosha – memiliki kekuatan yang mengerikan.     

Akan tetapi, Biksu Kekuatan Batin tidak akan sanggup bertarung dari jarak dekat. Sehingga, saat Zhang Ruochen berhasil mendekati mereka – sebagai kultivator Seni Bela Diri – mereka pun tidak bisa berbuat banyak.     

Zhang Ruochen menggunakan teknik bergerak andalannya, dengan memecah tubuhnya menjadi puluhan bayangan.     

Beberapa detik kemudian, bayangan-bayangan itu kembali berkumpul ke dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Bang!     

Semua gadis Luosha terkulai di tanah. Beberapa dari mereka tertusuk pada bagian hati biksunya, sedangkan yang lain tubuhnya telah dihancurkan.     

Biksu Kekuatan Batin hanya memiliki Hati Biksu, bukan Holy Source.     

Hati Biksu adalah sumber kekuatan dan vitalitas Biksu Kekuatan Batin.     

Hanya Ni Yue – sang Marquis Ketiga – yang masih hidup. Akan tetapi, ada luka tipis pada bagian wajah cantiknya.     

"Ternyata kau masih selamat dari seranganku. Pantas saja bila kau adalah Biksu Petir Kekuatan Batin level 54. Rupanya kemampuanmu setara dengan Biksu mutlak Seni Bela Diri," kata Zhang Ruochen.     

Ni Yue menatap pria manusia yang mirip seperti Dewa Kematian tersebut.     

"Rapid Wind and Lightning."     

Ni Yue melepaskan segenap Kekuatan Batin dan melancarkan teknik petir, berusaha melarikan diri dari sana.     

Whoosh!     

Gadis itu menghilang bagaikan sambaran petir.     

"Kau tidak akan bisa melarikan diri."     

Zhang Ruochen bergerak lebih cepat. Dia kembali muncul di samping petir itu, sambil menyabetkan pedang ke arahnya. Beberapa detik kemudian, darah menyembur kemana-mana.     

Tubuh Ni Yue terbelah menjadi dua dan terjatuh ke tanah.     

Zhang Ruochen mengayunkan tangannya, sambil memobilisasi Kekuatan Batin dan melepaskan energi petir untuk menyerang mayat tersebut.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen baru saja meremehkan kemampuan Biksu Kekuatan Batin di level 54, karena secercah jiwa suci tiba-tiba keluar dari kepala gadis tersebut.     

Jiwa suci itu berteriak, "Aku adalah Marquis Ketiga. Apa kau pikir sanggup membunuhku dengan begitu mudah?"     

Jiwa suci itu menyerap Energi Chi di sekitarnya, hingga membentuk wilayah petir.     

Wilayah itu diselimuti oleh petir, dengan ratusan ribu sambaran petir di sekitarnya.     

Petir-petir itu menyambar Zhang Ruochen.     

"Tak kusangka bila jiwa sucinya akan sekuat ini."     

Zhang Ruochen merasa agak terkejut saat berada di tengah wilayah petir. Meski begitu, dia sama sekali tidak takut. Dia mengenggam Pedang Kuno Abyss dan mendongakkan kepalanya.     

10 ribu inskripsi menyala dan bermunculan pada bilah pedangnya.     

Pedang Chi mengerikan berubah menjadi pilar cahaya yang membumbung ke langit.     

Zhang Ruochen menyabetkan pedangnya, sambil merobek wilayah petir dan memusnahkan jiwa sucinya.     

Boom!     

Jejak pedang tercipta di daratan, bagaikan jurang pedang Chi tak bertepi.     

Mungkin dibutuhkan waktu sampai bertahun-tahun mendatang sampai pedang Chi itu hilang.     

Selama kehendak pedang itu masih berada di sana, maka pedang Chi-nya masih terjaga.     

Seperti itulah dahsyatnya kehendak pedang Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen baru saja menciptakan zona terlarang hanya dengan satu gerakan. Para pertapa di bawah Alam Setengah-Biksu tidak akan berani masuk ke dalam jurang pedang tersebut.     

Zhang Ruochen melirik Pedang Kuno Abyss dan berkata, "Aku masih mengerahkan separuh kekuatan pedang ini, tapi sudah mampu membunuh Biksu mutlak di level pertengahan. Seperti apa jadinya bila aku melepaskan kekuatan penuh?"     

Yang jelas, Marquis Ketiga masih belum layak untuk menjadi alat uji kekuatan penuh Pedang Kuno Abyss.     

Setelah mengambil hati biksu para gadis Luosha itu, Zhang Ruochen akhirnya kembali mengeluarkan Bunga Suci Karnivora.     

Bagi Bunga Suci Karnivora, tubuh gadis-gadis Luosha dan jiwa suci mereka adalah sumber nutrisi terbaik. Kekuatannya akan kembali meningkat setelah menyerap mayat-mayat tersebut.     

Zhang Ruochen melepaskan Kekuatan Batin untuk menginvestigasi medan pertempuran di jarak ribuan mil jauhnya. Lantas, dia menemukan sekitar 70 Biksu dari Daratan Blade Hell.     

Beberapa Biksu dari Daratan Blade Hell bahkan menghancurkan Holy Source-nya sendiri demi menyelamatkan Biksu lainnya.     

"Bunuh! Semakin brutal, semakin baik."     

Su Qingling pernah memberitahu Zhang Ruochen bahwa Daratan Blade Hell kerapkali menusuk rekan-rekannya dari belakang dan mereka akan melakukan apapun demi memenangkan Pertempuran Merit.     

Secara teknis, anggapan itu tidak salah. Apalagi, mereka melakukannya demi melindungi dunia mereka masing-masing.     

Zhang Ruochen telah memikirkannya dengan seksama, dan harus memberikan yang terbaik agar Daratan Guanghan dapat menduduki peringkat pertama di Catatan Merit Biksu.     

Kadang kala, dia harus bersikap kejam demi kebaikan yang lebih besar.     

Zhang Ruochen sedang bertanggung jawab atas nasib sebuah dunia – dengan tiga juta penduduk di dalamnya. Kadang kala, mungkin dia harus membunuh 10 juta orang yang tidak bersalah demi melindungi 3 juta orang tersebut.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen masih belum sepenuhnya dekat dengan para penduduk Daratan Guanghan, dan masih belum punya motivasi kuat untuk mendukung mereka. Akan tetapi, kini nasib mereka sedang berada di tangannya. Kalau sampai Daratan Guanghan yang menjadi medan pertempuran baru, maka dia akan melihat banyak orang terbunuh dan dunia raksasa yang hancur lebur. Dia juga akan menyaksikan mayat yang tergeletak di mana-mana, dengan orang tua dan anak-anak yang menangis di tengah pertumpahan darah.     

Zhang Ruochen khawatir kalau suatu hari nanti dirinya akan menyesal bila tidak membantu mereka..     

Maka dari itu, Zhang Ruochen tidak akan membantu para pertapa dari Daratan Blade Hell dalam bertempur melawan Ras Luosha. Dia hanya akan menggunakan Clear Sky Bow dan Shining Sun Arrow untuk menyerang dari jarak jauh.     

Dengan melakukan itu, setidaknya dia dapat melemahkan kekuatan Ras Luosha agar para pertapa dari Daratan Blade Hell memiliki lebih banyak harapan dan motivasi untuk bertahan hidup.     

Para pertapa di Dunia Langit, Daratan Kunlun, Daratan Guanghan, dan Daratan Blade Hell sama-sama melihat bagaimana Zhang Ruochen membunuh para gadis Luosha tersebut.     

Ratusan Biksu dari Daratan Blade Hell dan Ras Luosha sedang bertempur satu sama lain, hingga membuatnya sangat menarik perhatian.     

Banyak Biksu yang sedang mengamati pertempuran itu melalui refleksi medan pertempuran.     

"Sosok tangguh lain. Dia mengenakan Ten Saint Blood Armor, dan mampu membunuh puluhan Biksu Kekuatan Batin dalam sekejap, termasuk salah satu Marquis Ketiga."     

"Lacak dia dan temukan identitasnya."     

Beberapa pertapa dari Daratan Kunlun telah mengenal Zhang Ruochen. Mereka berkata, "Aku pernah bertemu dengannya sebelumnya. Dia menunggangi Kereta Naga Emas. Seharusnya dia adalah Zhang Ruochen. Sayangnya, Zhang Ruochen telah meninggalkan Daratan Kunlun dan bergabung dengan Daratan Guanghan."     

"Daratan Blade Hell dan Daratan Purple Mansion sedang mengincar Daratan Kunlun di Pertempuran Merit. Mereka membunuh banyak Biksu dari Daratan Kunlun. Kenapa Zhang Ruochen tidak membantu mereka? Seharusnya dia membiarkan para pertapa dari Daratan Blade Hell dibunuh oleh Ras Luosha."     

"Zhang Ruochen sangat membenci Daratan Kunlun. Rasa-rasanya, dia juga tidak akan membantu Daratan Kunlun dalam pertempuran kali ini."     

Para pertapa dari Daratan Blade Hell merasa bersemangat. Mereka berteriak, "Pria itu sangat tangguh. Kalau begini, mungkin Biksu Mutlak dengan enam tangan dan Biksu sejati Xueji akan sanggup bertahan dari kepungan Biksu Luosha."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.