Kaisar Dewa

Nine Nine To One Formation



Nine Nine To One Formation

2Pertempuran di level Biksu ini berlangsung semalaman. Gelombang energi mereka sampai menjangkau area sejauh 30.000 mil. Tanahnya berubah setelah pertempuran itu berakhir. Terdapat banyak lubang di daratan, sedangkan langitnya dipenuhi oleh debu. Di sana sama sekali tidak ada cahaya.     

Hanya beberapa Biksu Blade Hell yang masih selamat. Mereka tidak tumbang, tapi mereka sedang terluka parah.     

Biksu Mutlak yang punya enam tangan, kini tinggal satu. Dia sedang menyabetkan pedangnya, sambil terus melepaskan pedang cahaya.     

Biksu mutlak lainnya telah dipaksa untuk kembali ke wujudnya yang semula – seekor harimau merah besar. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka-luka. Darah Saintly-nya berubah menjadi garis-garis Chi Darah, yang menyeruak dari tubuhnya.     

Ada satu Biksu sejati yang juga selamat. Dia adalah seorang wanita paruh baya – yang telah tertusuk pada bagian dada dan perutnya. Kondisinya cukup tragis. "Aku akan membuat kalian mati bersamaku!" teriaknya kencang.     

Dengan ledakan energi yang besar, wanita itu melesat cepat. Dia bergerak ke arah puluhan Marquis Luosha yang sedang berkumpul.     

Tubuhnya mengalami keretakan. Lantas, cahaya menyilaukan memancar dari retakan-retakan tersebut.     

"Tidak, dia ingin meledakkan Holy Source-nya. Cepat pergi dari sini."     

Semua Marquis Luosha menggunakan kecepatan tertinggi dan berusaha melarikan diri. Bagaikan puluhan sinar laser, mereka berhamburan ke segala penjuru.     

Boom.     

Ledakan bunuh diri sang Biksu sejati sangat destruktif. Itu membuat tanahnya berlubang.     

Separuh Marquis Luosha langsung meledak begitu saja, sedangkan separuh lainnya terjatuh ke tanah dan terluka parah.     

Mata sang Biksu mutlak dengan satu tangan berubah menjadi merah. "Xue Ji!" teriaknya.     

Sekitar 850 Biksu telah mati. Hanya dua Biksu mutlak yang masih hidup. Pertempuran ini begitu tragis.     

Marquis Ketiga – dengan rambut perak dan wajah singa – melangkah keluar dari balik kabut hitam dan mencibir. "Kalian berdua telah sekarat. Apa kalian juga ingin meledakkan Holy Source masing-masing?"     

Kedua Biksu mutlak dari Daratan Blade Hell saling menukar pandangan. Lantas, mereka mengaktifkan sisa-sisa energi untuk menyerang Sphinx berambut perak.     

Boom!     

Sphinx itu mengeluarkan cambuk besi. Sambil mengibaskan tangannya, ribuan inskripsi mulai bermunculan pada cambuknya. Cambuknya mengenai dua Biksu mutlak dan menghempaskan mereka.     

Cambuknya mengandung kekuatan yang mengerikan. Cambuk itu hampir menghancurkan kedua Biksu mutlak tersebut.     

"Ha."     

Sphinx itu mendengus. Dia ingin menyerang dan menghancurkan mereka sepenuhnya, tapi tiba-tiba dia menghentikan aksinya. Dia memfokuskan pandangan matanya pada bagian belakang dua Biksu mutlak tersebut.     

Di sana, dia melihat seorang pertapa yang mengenakan Ten Saint Blood Armor. Figur itu bergerak di atas danau dan sedang mendekatinya.     

Sorot mata sang Sphinx berubah menjadi murung. Api ghostly merah gelap muncul di cambuknya. "Akhirnya kau muncul. Kupikir kau hanya akan bersembunyi di balik kegelapan."     

"Entah aku bersembunyi di balik kegelapan atau menampakkan diri di depan cahaya, tapi aku masih akan tetap berburu," kata Zhang Ruochen dengan tampang datar. "Memang apa bedanya?"     

Sang Sphinx mendengus. "Sombong sekali."     

Whoosh!     

Marquis Ketiga lain juga mulai bergerak mendekat. Dia terbang di langit, sambil membawa pagoda batu setinggi belasan meter di tangan kanannya. Terdapat lebih dari 1.000 inskripsi pada pagoda batunya.     

Marquis Luosha lainnya juga muncul. Mereka berada pada jarak 1.000 mil jauhnya, sembari mengepung Zhang Ruochen dan kedua Biksu mutlak lainnya.     

Tentu saja, para Marquis Luosha itu tidak berani mendekat. Mereka khawatir bila kedua Biksu mutlak itu akan meledakkan Holy Source dan membunuh mereka semua.     

Dalam jarak 1.000 mil jauhnya, mereka dapat menyerang maupun melarikan diri dari sana. Sehingga, mereka tidak perlu khawatir dengan ledakan bunuh diri dari kedua Biksu tersebut.     

Kekuatan Batin Zhang Ruochen telah melingkupi area selebar 1.000 mil. Dia menghitung jumlah Marquis yang datang. Setidaknya mereka berjumlah 170 Luosha. Masing-masing dari mereka melepaskan intensitas bertempur yang tinggi. Mereka dapat menyerangnya dengan senjata saint dan mantra-mantra suci kapanpun.     

Marquis Ketiga – yang berada di langit – menatapnya dengan nafsu membunuh yang kental. "Apa kau yang membunuh Ni Yue dan lainnya?"     

"Benar," kata Zhang Ruochen.     

"Kalau begitu kau harus mati!"     

Marquis Ketiga mengaktifkan separuh kekuatan pagoda batu. Pagodanya menjadi semakin besar, hingga mencapai ketinggian 100 meter, sebelum digunakan untuk menghantam lawannya.     

Bahkan sebelum pagoda itu sempat mendarat, namun permukaan tanahnya sudah lebih dulu ambles.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen dapat menghindarinya, tapi dia tidak melakukannya. Sebaliknya, dia mengeluarkan Pedang Kuno Abyss dan melepaskan separuh kekuatannya. Dia menyabetkan pedangnya ke arah langit.     

Kaboom!     

Pagoda batu – Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi – rupanya terbelah menjadi dua.     

Pedang-pedang Chi membentang di langit dan berubah menjadi Heavenly Road.     

"Bagaimana mungkin?"     

Sang Marquis Ketiga melotot. Pagoda Batu-nya baru saja dihancurkan dalam satu serangan. Pedang saint milik lawannya itu terlampau mengerikan.     

Zhang Ruochen melesat keluar dari balik pagoda yang terbelah dua. Dia berubah menjadi secercah cahaya dan mulai menusuk sang Marquis Ketiga.     

"Tujuh Pedang!"     

Pedang itu bergerak 100 kali lipat kecepatan suara. Sehingga, serangan itu mustahil untuk dihindari lawannya.     

Pagoda batu milik sang Marquis Ketiga baru saja dihancurkan. Dia telah kehilangan senjata pertahanannya. Jadi, ia hanya bisa mengaktifkan jimat harta karunnya. Lantas, lebih dari 20 tameng cahaya muncul di sekitar tubuhnya. Tameng itu melingkupi dirinya bak tembok-tembok perunggu.     

Boom, boom.     

Tameng-tameng cahaya itu terus meledak secara konstan.     

Dalam hancurnya setiap tameng cahaya tersebut, maka daya penetrasi Pedang Kuno Abyss akan semakin menurun.     

Ketika Zhang Ruochen telah berhasil menghancurkan 20 lapis tameng cahaya, sang Marquis Ketiga akhirnya berhasil menghentikan Pedang Kuno Abyss dengan melepaskan teknik pukulan.     

Zhang Ruochen melemaskan genggamannya. Lantas, dia melancarkan teknik pukulan dengan kedua tangan dan mendorong gagang pedangnya.     

Boom!     

Zhang Ruochen dan Pedang Kuno Abyss berhasil menghempaskan Marquis Ketiga.     

Dia terhempas beberapa mil jauhnya, sampai akhirnya Pedang Kuno Abyss berhasil menembus tubuhnya.     

Poof.     

Lubang sebesar ember muncul di dada sang Marquis Ketiga.     

"Mati kau!"     

Zhang Ruochen mengeluarkan bayangan pukulan besar dan menghantam kepala lawannya. Seketika itu juga, tubuh sang Marquis Ketiga berubah menjadi kolam darah.     

Pria itu hanya butuh satu tarikan nafas untuk membunuh sang Marquis ketiga. Sehingga, Marquis Luosha lain tidak sempat memberikan bala bantuan.     

Dua Biksu mutlak dari Daratan Blade Hell saling bertukar pandangan. Masing-masing dari mereka tampak terkejut.     

Dia sanggup membunuh Marquis Ketiga hanya dalam beberapa serangan, bahkan lawannya itu tidak sempat melarikan diri. Kemampuan semacam itu memang layak dilabeli sebagai sesuatu yang "mengerikan."     

Sang Sphinx juga merasa terkejut. Dia muncul di kejauhan, sambil mengeluarkan perintah, "Serang bersama-sama. Gunakan formasi menyerang untuk membunuhnya."     

Lebih dari 180 Marquis Luosha, 81 di antara mereka melesat maju dan berada di jarak 100 mil dari Zhang Ruochen.     

Mereka berdiri di 81 tempat yang berbeda-beda, sambil menangkupkan tangan ke arah depan. Chi Suci menyeruak dari tubuh mereka masing-masing. Setelah itu, mereka terhubung bersama menjadi satu formasi.     

81 Marquis itu telah terhubung bersama. Kekuatan mereka bahkan jauh lebih besar daripada Marquis Ketiga.     

Daratan Kunlun, di luar Istana Yunwu Commandery.     

Zhang Shaochu sedang mengamati pertempuran di atas langit, lantas menepuk dahinya sendiri. "Oh tidak! Oh tidak! Adik Kesembilan bertindak terlalu ceroboh. Kini dia sedang terperangkap di dalam formasi serangan para Marquis Luosha! Apa yang harus dia lakukan?"     

Para figur tangguh di Dunia Langit juga sedang menggelengkan kepala masing-masing. Mereka mengira kalau Zhang Ruochen dan kedua Biksu mutlak Daratan Blade Hell itu tidak akan berhasil melarikan diri dari sana.     

"Ini adalah Nine Nine to One Formation yang terdiri dari serangan gabungan 81 Biksu. Mungkin hanya para Ahli Waris dari beberapa dunia yang sanggup menembusnya."     

"Wu Hao, Master Pedang Dongliu, Fang Yi si Jubah Putih, dan Selir Demonic Spiritual Flame adalah orang-orang yang sanggup menembus Nine Nine to One Formation. Bahkan mungkin para senior di Daratan Kunlun tidak akan sanggup melakukannya."     

…     

Bila sudah terperangkap ke dalam formasi tersebut, artinya para pertapa itu akan mati. Karena tidak lebih dari 20 pertapa di kalangan Biksu yang sanggup melarikan diri dari sana.     

Tapi apa yang terjadi selanjutnya membuat mereka merasa terkejut, karena pria yang mengenakan Ten Saint Blood Armor itu rupanya berhasil melarikan diri dari formasi.     

"Kenapa bisa? Bagaimana mungkin dia keluar dari formasi?"     

"Apa-apaan ini? Makhluk macam apa dia itu?"     

"Apa dia adalah kultivator spirit Chi, yang sanggup menembus formasi serangan sesuka hatinya?"     

Dalam cerita legenda, beberapa Energi Chi memang dapat membentuk pikiran dan kecerdasannya sendiri, hingga mereka mampu berubah wujud menjadi manusia. Para kultivator itu dikenal sebagai kultivator spirit Chi.     

Tentu saja, jenis mereka sangat langka. Kadang kala, tidak ada satupun dari mereka yang berhasil lahir di sebuah dunia, apalagi sampai menembus Alam Biksu.     

Hanya para kultivator di Daratan Kunlun yang paham mengenai kemampuan Zhang Ruochen, karena dia baru saja menggunakan kekuatan ruang untuk keluar dari formasi tersebut.     

Setelah keluar dari formasi tersebut, Zhang Ruochen mulai membunuh mereka dan melancarkan serangan balik.     

Poof, poof.     

"Tidak, cepat menghindar dari situ... pergerakannya cepat sekali..."     

"Kau..."     

Sambil membawa Pedang Kuno Abyss, Zhang Ruochen bak sedang memotong rumput. Dalam sekejap, dia telah membunuh lebih dari 20 Luosha yang mengaktifkan formasi.     

Akan tetapi, para Marquis Luosha itu juga bereaksi cepat. Karena mereka tahu kalau formasinya telah dihancurkan, mereka pun bergegas menyerang balik.     

Tapi sayangnya, tidak ada satupun dari mereka yang sanggup bertahan dari serangan-serangan Zhang Ruochen. Dalam beberapa menit kemudian, sekitar 20 Marquis lainnya mati terbunuh. 30 sisanya mengalami luka-luka parah.     

Secara teknis, Zhang Ruochen adalah seorang pertapa yang tak terkalahkan. Sehingga, para Marquis Luosha – yang tersisa – memilih untuk melarikan diri dan tak berani lagi bertarung melawannya.     

"Dia begitu kuat. Taktik serangan kita sama sekali tidak mempan untuknya."     

"Mungkin dia sudah berada di puncak Biksu mutlak. Dia telah menjadi sosok yang tak tertandingi di bawah Alam Saint King."     

…     

Dengan kecepatan tertinggi, Zhang Ruochen mengejar para Marquis Luosha dan membunuh mereka tujuh kali berturut-turut. Ada dua Marquis yang meledakkan Holy Source mereka masing-masing dan berusaha membunuh Zhang Ruochen.     

Namun, Zhang Ruochen menggunakan Distorsi Ruang untuk memindahkan energi destruktif itu ke arah lain.     

Jadi, ledakan Holy Source mereka sama sekali bukan ancaman baginya.     

"Kuat sekali gelombang energinya."     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen merasakan datangnya aura yang berbahaya. Dia berhenti membunuh mereka dan mulai membuka Mata Langit di dahinya. Dia menatap ke arah langit di bagian timur. Ketika itu, dia menemukan beberapa Marquis Luosha – yang sedang mengaktifkan Nine Nine to One Formation – pada jarak 400 mil jauhnya.     

Di bawah kendali 81 Marquis, maka formasinya mulai aktif dan melepaskan sambaran petir.     

Sambaran petir mencapai ketebalan belasan meter. Bagaikan sungai petir, serangan itu menyambar Zhang Ruochen dengan 100 kali lipat kecepatan suara.     

Serangan itu bergerak terlampau cepat. Zhang Ruochen tidak akan sempat menggunakan kekuatan ruang.     

Sambil berteriak kencang, Zhang Ruochen mulai mengaktifkan Hundred Saint Blood Armor. Seraya membuka tangannya lebar-lebar, dia menarik tubuhnya seperti busur panah. Setelah itu, dia mengeluarkan Monument Shield dan menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya. Pria itu baru saja mengaktifkan energi pertahanan pada tameng tersebut.     

Lantas, petir api menyeruak dari tamengnya dan mulai berbenturan melawan sambaran petir di hadapannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.