Kaisar Dewa

Saling Berhadapan



Saling Berhadapan

0Catatan Penulis: Huang Yanchen tahu bahwa Zhang Ruochen adalah sang Pangeran Mahkota dari Pusat Kekaisaran Suci di masa 800 tahun silam, sehingga ia memanggilnya sebagai "Chen Ge." Ini bukan sebuah kesalahan. Terkadang, Zhang Ruochen juga masih menyebut Huang Yanchen sebagai "Kakak Senior".     

…     

Qin Yu tidak menjawab pertanyaannya, dan hanya berkata, "Kenapa masih repot-repot bertanya? Toh sebentar lagi kau akan mati."     

Bagi sosok Setengah-Biksu yang berada di tengah level kesembilan, maka ia tidak akan kesulitan untuk membunuh pertapa di Alam Setengah-Biksu di level kelima. Yang jelas, sang Putra Dewa telah ditakdirkan untuk mati di hadapan tombaknya.     

Chi chi.     

Qin Yue mengangkat tombaknya. Kemudian, semburan api tiba-tiba keluar tombak tersebut dan menyelimuti area di sekitarnya.     

Agar pertarungan itu selesai dengan cepat, maka Qin Yu telah bersiap untuk melepaskan segenap kekuatannya.     

Zoom.     

Tangannya sedikit bergetar.     

Tombak hitam itu berubah menjadi seekor naga beringas, dengan ribuan garis-garis api. Kini, tombak itu sedang mengarah ke dahi Zhang Ruochen.     

Setelah tombak itu berada di dekat kening Zhang Ruochen, maka tombak itu tiba-tiba berhenti.     

Dalam hitungan detik, waktu seakan berhenti bergerak.     

"Delapan Skala Perubahan Life-Death."     

Zhang Ruochen menggunakan teknik terkuat Delapan Skala Perubahan. Lalu, dengan kemerlip cahaya pedang, maka lengkungan cahaya itu pun terbentuk. Setelahnya, kepala Qin Yue pun langsung terlepas dari lehernya.     

Qin Yu ingin segera mengakhiri pertempuran tersebut, dan hal yang sama juga berlaku pada Zhang Ruochen.     

Kepala Qin Yu mendarat di tanah, dengan suara "poop". Ketika itu, kedua matanya masih membelalak lebar dan terlihat terkejut. Pria itu bertanya dengan suara seraknya, "Siapa... kau... sebenarnya?"     

"Kepalamu sudah terpenggal, tapi kau masih hidup?"     

Zhang Ruochen mengarahkan tangannya ke tanah. Setelah itu, ia melepaskan Chi Suci untuk meledakkan kepala Qin Yu.     

Kemudian, Zhang Ruochen melemparkan Cahaya Setengah-Biksu ke dalam Dunia Lukisan dan memberikannya kepada Monster Kera.     

Di waktu yang bersamaan, Pedang Kuno Abyss terbang dan langsung memurnikan tombak seratus inskripsi tersebut. Alhasil, puluhan inskripsi tampak bertambah di bilah pedangnya.     

Setelah membakar mayat Qin Yue sampai menjadi abu, maka Zhang Ruochen pun mengambil rune yang melayang-layang di udara dan menggenggamnya di tangan.     

Segel itu pun akhirnya langsung menghilang. Sehingga, lingkungan di sekitarnya kembali ke sedia kala.     

"Ternyata rune ini dapat menyegel sebuah lingkungan tertentu."     

Zhang Ruochen mulai menggunakan Kekuatan Batin dan menyuntikkannya ke dalam rune tersebut guna memeriksa inskripsi-inskripsi di dalamnya.     

Ternyata, rune itu tersusun dari banyak inskripsi-inskripsi kompleks. Yang jelas, benda ini diproduksi oleh seorang Sage Metafisika.     

"Dia menggunakan Inskripsi Lima Elemen untuk meniru rune yang terbuat dari inskripsi ruang. Jadi, ketika rune ini aktif, maka runenya dapat berkomunikasi dengan prinsip ruang di sekitar dan menyegel suatu tempat. Meski susunannya sedikit rumit, namun rune ini telah bekerja dengan baik," Zhang Ruochen tertawa.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen juga dapat memproduksi rune semacam itu. Lelaki itu dapat mengukir inskripsi ruang di dalam rune tersebut.     

Hal itu jauh lebih mudah, bahkan dapat bekerja lebih baik.     

Namun, ia tidak ingin membuat rune yang sama, karena ia sudah mampu menyegel ruang di sekitarnya dengan melepaskan Pola Ruang. Jadi, kenapa ia masih memerlukan sebuah rune?     

Zhang Ruochen pun menyimpan rune tersebut dan berkata pada dirinya sendiri. "Ternyata, permusuhan ini telah dimulai, bahkan sebelum kita tiba di Dunia Primitif Blue Dragon. Kalau begitu, kurasa aku tidak perlu memberinya peringatan terakhir."     

Zhang Ruochen mengirim kabar kepada Huang Yanchen dan Qing Mo terlebih dahulu. Setelahnya, ia memanggil Sun Dadi dan Zhao Shiqi secara sembunyi-sembunyi.     

Tidak lama kemudian, lima orang dan seekor kucing pun berkumpul bersama.     

"Baru saja, aku hampir dibunuh."     

Zhang Ruochen menceritakan pengalamannya kepada mereka semua.     

"Pembunuh itu dikirim oleh Saintess?"     

Zhao Shiqi memasang tampang terkejut. Sebab, ia tidak menyangka bahwa mereka akan bergerak dengan sangat cepat.     

"Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi, dia pasti ada hubungannya dengan ini," kata Zhang Ruochen.     

Sun Dadi pun tercekat, lalu berkata dengan suara bergetar, "Saintess ingin membunuhmu? Kupikir dia sungguh-sungguh mencintaimu! Apa cintanya... telah berubah menjadi kebencian...?"     

Sun Dadi menatap Huang Yanchen ketika mengatakan hal tersebut, seakan wanita itu juga terlibat ke dalamnya.     

Zhao Shiqi pun kembali tampil tenang. Setelah itu, ia bertanya, "Apa rencana Anda, Yang Mulia?"     

"Bunuh dia."     

Huang Yanchen berkata tegas. Kedua matanya memancarkan aura dingin. Sedari awal, wanita itu telah menganggap Shangguan Xianyan sebagai sosok yang merusak pemandangan, hingga ia telah bersiap untuk menyingkirkannya.     

Mendengar itu, maka Zhao Shiqi pun mulai berkeringat. Pria tua itu berusaha menjelaskan, "Kita akan dihukum oleh Sekte setelah kita membunuhnya tanpa bukti-bukti yang kuat. Apalagi, Shangguan Xianyan sedang dikelilingi para figur tangguh, serta berhubungan baik dengan Keluarga Cai dan Keluarga Shangguan. Meski kita mampu membunuhnya, tapi kita tidak akan bisa menghindar dari hukuman tersebut."     

Bahkan, Sun Dadi – yang selalu bersikap tenang – sedang memasang ekspresi serius dan berkata, "Apa yang harus kita lakukan? Bukankah lebih berbahaya bila kita bekerja sama dengannya?"     

Pada saat itu, Sun Dadi berdiri tegak di hadapan Zhang Ruochen. Monyet itu benar-benar sedang mempertimbangkan sudut pandang Zhang Ruochen.     

Sekarang ini, tampaknya hanya tinggal satu pilihan yang tersisa untuk Zhang Ruochen, yakni segera menghindar darinya.     

Zhang Ruochen melirik mereka dan tertawa. "Ayo. Mari kita temui Saintess."     

Sebagai sang Putra Dewa, maka ia sama sekali tidak takut dengan seorang Saintess.     

Meski ia harus menghindar, namun ia harus menyampaikan pesan terlebih dahulu kepada Shangguan Xianyan; bahwa ia sama sekali tidak takut terhadap ancamannya.     

Karena sedang merasa ketakutan, maka seketika itu pula ekspresi Zhao Shiqi berubah menjadi pucat. Pria itu sama sekali tidak menyangka bila sang Putra Dewa akan mengeluarkan keputusan semacam itu. Apa lelaki itu tidak takut mati?     

Sebaliknya, Huang Yanchen terlihat gembira, dan langsung mengekor di belakangnya.     

...     

...     

Di halaman World Pub.     

Shangguan Xianyan sedang berdiri di tengah sembilan lapis cahaya saintly. Wanita itu mencibirnya dengan intonasi dingin, "Kau benar-benar ceroboh atas tindakanmu. Memangnya siapa yang memberimu izin untuk menyerang Gu Linfeng?"     

Wei Longxing sedang duduk di atas kursi batu. Pria itu mengenakan armor saint lima warna. Auranya yang mendominasi membuatnya terlihat seperti seorang dewa perang.     

Pria itu sama sekali tidak panik dan malah tertawa. "Gu Linfeng memiliki talenta yang luar biasa. Bila dia berhasil menemukan beberapa sumber daya di dalam Dunia Primitif Blue Dragon, maka seketika itu pula dia akan menjadi seorang lawan yang tangguh. Jika demikian, lalu siapa yang mampu menandinginya? Yang jelas, semakin cepat kita menyingkirkannya, maka itu akan semakin baik."     

Shangguan Xianyan mulai memikirkannya dengan seksama, sambil berusaha menenangkan diri. Cahaya melintas di matanya. "Lain kali, kau tidak boleh memutuskan sesuatu tanpa izin dariku."     

Tingkat kultivasi Wei Longxing hampir mampu menandingi beberapa pertapa Di Luar Ranking Setengah-Biksu. Pada saat itu, ia tidak terlalu memikirkan ancaman Shangguan Xianyan.     

Namun, ia merasa sedikit takut dengan pria tua yang berada di sebelahnya.     

Pria tua itu adalah sosok Biksu tangguh dari Sekte Dewa Darah, sekaligus sosok pelindung wanita tersebut.     

Sang Leluhur dari Sekte Dewa Darah telah menggunakan metode khusus untuk meminjam kekuatan Dewa Darah melalui suatu pengorbanan, sehingga ia dapat menyegel tingkat kultivasi sang Biksu dan membuatnya berada berada di Alam Setengah-Biksu.     

Segel itu tidak sesederhana kelihatannya. Yang jelas, itu sangat rumit dan berbahaya.     

Pada umumnya, bila pria tua itu tidak menghancurkan segelnya dan melepaskan kekuatan di Alam Biksu, maka ia tidak akan menghancurkan ruang di Dunia Primitif Blue Dragon.     

Meski pria tua itu memiliki tingkat kultivasi yang setara dengan Wei Longxing, namun pemahamannya terhadap Saintly Way dan pencapaian teknik bela dirinya benar-benar telah melampaui pencapaian Wei Longxing. Sehingga, Wei Longxing tidak akan pernah menang melawannya.     

Shangguan Xianyan bertanya, "Siapa yang kau kirimkan?"     

"Qin Yu," kata Wei Longxing.     

Shangguan Xianyan mengangguk pelan. "Seharusnya Qin Yu dapat dengan mudah membunuh Gu Linfeng."     

Faktanya, di mata Shangguan Xianyan, Gu Linfeng hanyalah seorang pria congkak yang punya talenta lebih baik. Akan tetapi, sekarang ini pria itu masih lemah dan tidak punya otak. Jadi, pria itu tidak akan sulit ditangani.     

Setelah Gu Linfeng mati, maka wanita itu pasti akan menjadi Leluhur Sekte Dewa Darah di kemudian hari.     

Apalagi, Sekte Dewa Darah tidak bisa memilih Putra Dewa yang ketiga. Mereka tidak akan pernah melakukan itu.     

Waktu berlalu, tapi selama itu Qin Yu masih belum kembali.     

"Apa terjadi kecelakaan?"     

Shangguan Xianyan sedikit mengernyitkan alis hitamnya.     

"Seharusnya tidak. Tingkat kultivasi Qin Yu masih lebih tinggi daripada Gu Linfeng," kata Wei Longxing dengan percaya diri.     

Terdengar suara dari luar pintu istana aula.     

"Kau ingin membunuhku, tapi kau cuma mengirim Qin Yu? Bukankah dengan begitu, kau sedang meremehkanku?"     

Gu Linfeng tiba-tiba muncul di dalam aula, setelah mendengar kata-kata terakhir.     

Ketika menyaksikan Gu Linfeng secara langsung, bahkan Shangguan Xianyan dan Wei Longxing sama-sama merasa tersentak.     

Tidak ada yang bisa menjelaskan hal itu kecuali satu hal; Qin Yue gagal membunuhnya.     

Jika tidak, kenapa Gu Linfeng bisa sampai di sana? Atau mungkin, lelaki itu sudah bersiap untuk berhadapan dengan mereka semua?     

Pada saat itu, Shangguan Xianyan benar-benar kesulitan untuk membaca Gu Linfeng. Sebab, apa yang dilakukan benar-benar di luar akal sehat.     

Ketika itu, aura ganas memancar dari tubuh Zhang Ruochen. Lelaki itu terlihat benar-benar berbeda dari hari-hari biasanya. Kemudian, ia mulai menatap Shangguan Xianyan dan Wei Longxing, sebelum akhirnya berkata, "Cepat katakan! Siapa yang ingin membunuhku?"     

Shangguan Xianyan terdiam dan tidak mengatakan apa-apa, sambil mengamati Gu Linfeng dengan seksama.     

Wei Longxing hanya terkejut pada mulanya. Tapi, tidak lama kemudian, ia telah mampu mengendalikan diri dan segera bangkit berdiri. Lalu, ia berkata dengan tegas, "Aku telah mengirim Qin Yu untuk membunuhmu. Kenapa? Apa kau tidak terima?"     

Bagaimanapun juga, mereka yang berani menentang Putra Dewa pasti akan dihukum.     

Karena Wei Longxing telah berani mengakuinya, maka ia pun tidak akan pernah membiarkan Gu Linfeng lolos dari tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.