Kaisar Dewa

Pangkalan Militer di Dunia Primitif Blue Dragon



Pangkalan Militer di Dunia Primitif Blue Dragon

3Kedua mata Zhang Ruochen sedang terpaku ke arah Wei Longxing. "Ternyata kau cukup bernyali."     

"Kau juga cukup bernyali. Kau tahu bahwa aku akan segera membunuhmu, tapi kau masih berani datang kemari. Apa kau memang sedang cari mati?     

Wei Longxing pun mulai mengalirkan Chi Suci-nya. Kemudian, armor saint lima warnanya langsung bersinar terang, bahkan sampai menerangi halaman depan. Sehingga, auranya mulai mendominasi ruang di sekitarnya.     

Kaboom.     

Pria itu melancarkan pukulan dengan suara gelegar guntur. Chi Suci – dengan lima warna – mulai terkonsolidasi, sebelum akhirnya membentuk bayangan tinju sebesar rumah.     

Shangguan Xianyan baru pertama kali menyaksikan serangan penuh yang dilancarkan oleh Wei Longxing. Itu benar-benar mengerikan.     

Sebab, kekuatan yang terkandung di dalam pukulan itu berkali lipat lebih kuat daripada pukulan seorang pertapa di puncak Alam Setengah-Biksu level kesembilan. Jadi, pria itu dapat melukai orang lain dengan begitu mudah.     

"Dia hampir mampu menandingi para pertapa Di Luar Ranking Setengah-Biksu?" pikir Shangguan Xianyan. "Aku bertanya-tanya, tahapan mana – tiga tahapan sebelum menembus Alam Biksu – yang telah dikuasai oleh Wei Longxing."     

Whoosh—     

Tepat pada saat itu, cahaya pedang tiba-tiba melintas dari belakang Zhang Ruochen.     

Pedang Chi yang tajam pun mulai terkondensasi – dengan lebar dan panjang mencapai 30 kaki – dan berubah menjadi sebuah bayangan pedang. Serangan itu mengandung Chi dingin, dan langsung berhadapan dengan bayangan tinju Wei Longxing.     

Dengan sebuah "boom", maka Wei Longxing pun terpental ke belakang, dan terjatuh hingga ratusan kaki jauhnya.     

Seorang wanita bertopeng emas tiba-tiba muncul di samping Zhang Ruochen. Wanita itu berdiri tegak di sana, sambil membawa senjata saint berwarna putih.     

Pedang saint itulah yang menghancurkan serangan Wei Longxing.     

"Kupikir kau adalah seorang pertapa tangguh, mengingat sikapmu yang begitu arogan," Huang Yanchen berkata dingin. "Tapi ternyata kau tidak ada apa-apanya."     

Permukaan tanah di antara Huang Yanchen dan Wei Longxing pun telah mengalami keretakan. Hal itu menegaskan betapa mengerikannya serangan tersebut.     

Sun Dadi bergegas masuk ke dalam aula. Kemudian, setelah menyaksikan sisa-sisa pedang Chi yang masih tertinggal di udara, maka seketika itu pula ia langsung berteriak, "Keren sekali!"     

Pada saat itu, elder berjubah darah – yang sedang berdiri di belakang Shangguan Xianyan – mulai melepaskan tameng cahaya selebar 30 kaki untuk melindungi wanita tersebut. Sehingga, wanita itu tidak terkena sisa-sisa pedang Chi.     

Mata cantiknya sedang menatap Huang Yanchen dan Gu Linfeng, sambil merasa terkejut. Ternyata, kekasih kecil Gu Linfeng mampu mengalahkan Wei Longxing?     

Orang-orang semacam Wei Longxing mampu membunuh sekelompok Setengah-Biksu hanya dalam satu serangan. Bahkan, seorang Biksu masih akan kesulitan untuk membunuhnya. Jadi, wanita semacam ini benar-benar sangat langka di Daratan Kunlun. Tapi, kenapa dia bersama dengan Gu Linfeng? Apa karena Gu Linfeng adalah seorang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah?     

Tangan Wei Longxing tampak bergetar. Pada saat itu, ia tersadar bahwa dirinya sedang berada di dalam masalah.     

Yang jelas, teknik pedang lawannya begitu mengerikan. Untungnya, ia masih mengenakan armor lima warna. Jika tidak, mungkin ia sudah terluka.     

Benturan serangan yang baru saja terjadi telah menimbulkan kegaduhan tersendiri. Semua pertapa di World Pub pun mulai teralihkan.     

Para kultivator dari Keluarga Shangguan, Keluarga Cai, dan Sekte Dewa Darah segera bergegas ke sana dan muncul di luar halaman. Para pemimpin dari ketiga kelompok itu pun segera masuk ke dalam.     

"Putra Dewa, apa yang terjadi? Kenapa Anda begitu marah?" Hai Lingyin berjalan mendekat sambil tersenyum. Pria itu sedang berdiri di tengah Huang Yanchen dan Wei Longxing untuk melerai pertarungan mereka.     

Tingkat kultivasi Hai Lingyin jauh lebih tinggi daripada Wei Longxing. Pria ini adalah salah satu petarung top dari Sekte Dewa Darah di bawah Alam Biksu. Jadi, ia punya kemampuan untuk menghentikan pertarungan tersebut.     

Zhang Ruochen melirik Wei Longxing. "Kakak saudara Hai, menurut aturan sekte kita, apa hukuman bagi mereka yang ingin membunuh Putra Dewa?"     

Tidak ada perubahan ekspresi apa-apa pada sosok Hai Lingyin. Oleh karena itu, sangat sulit untuk mengidentifikasi, apa pria itu tahu mengenai masalah ini atau tidak.     

"Putra Dewa, sepertinya ada yang salah paham? Bagaimana mungkin Wei Longxing berani membunuh Anda?" Hai Lingyin masih tersenyum.     

"Dia baru saja mengakuinya," kata Zhang Ruochen.     

Kali ini, bahkan Hai Lingyin pun tidak tahu harus berkata apa. Maka dari itu, ia pun beringsut mundur dan hanya kembali mengamati dari sisi samping.     

Shangguan Xianyan mengerucutkan bibir merahnya dan memperlihatkan senyuman yang menawan. "Wei Longxing hanya sedang bercanda dengan Putra Dewa. Tolong jangan menganggapnya terlalu serius. Bagaimana jika saya yang meminta maaf secara langsung?"     

Karena sedang disaksikan oleh banyak orang, meski mereka berhasil membunuh Gu Linfeng, namun mereka masih harus menanggung akibatnya. Apalagi, jika sampai berita itu tersebar di Sekte Dewa Darah, maka Shangguan Xianyan akan menderita hukuman yang berat.     

Apalagi, sebenarnya Gu Linfeng dapat dengan mudah disingkirkan. Hanya saja, wanita bertopeng emas itu telah mempersulit mereka.     

Jadi, bila mereka masih bersikukuh untuk membunuh Gu Linfeng, maka ketiga kelompok itu akan menderita kerugian yang besar.     

"Hanya bercanda? Saintess, seandainya nanti aku membuat lelucon yang sama di hadapanmu, semoga kau masih bisa tersenyum seperti itu." Zhang Ruochen kembali menatap Wei Longxing. "Sampai jumpa. Kita akan bertemu lagi di Dunia Primitif Blue Dragon."     

Shangguan Yi dan Cai Jinglun benar-benar berada di sisi Shangguan Xianyan. Lalu, bagi sosok yang berdiri di pihak netral – Hai Lingyin – siapa yang bisa menebak apa yang sedang dipikirkan olehnya?     

Ketika dihadapkan pada situasi semacam ini, maka mereka tidak mungkin membunuh Wei Longxing. Maka dari itu, Zhang Ruochen memilih pergi dari sana.     

Berita mengenai perpecahan di antara Putra Dewa dan Saintess dari Sekte Dewa Darah pun menjadi sebuah berita yang hangat untuk diperbincangkan. Berita itu menyebar dengan cepat di seluruh Gunung Chaotic Millionverse, bahkan sampai menimbulkan kegaduhan tersendiri.     

"Bukankah Putra Dewa dan Saintess selalu menjadi sepasang kekasih? Kenapa mereka harus berseberangan?"     

"Pasti mereka sedang memperebutkan posisi Leluhur di kemudian hari."     

"Bila menilai dari situasinya sekarang ini, kurasa Saintess sedikit lebih unggul, karena telah beraliansi dengan Keluarga Shangguan dan Keluarga Cai. Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah telah membuat mereka bekerja sama. Jadi, mungkin Saintess akan menjadi Leluhur di kemudian hari."     

"Sebenarnya, aku berharap agar Putra Dewa yang menjadi Leluhur. Setelah itu, dia bisa menikah dengan Saintess dan memperlakukannya dengan lembut, haha."     

…     

Ada lagi aliansi besar di Gunung Chaotic Millionverse.     

Dengan Lingxiao Heavenly Mansion dan Keluarga Wan sebagai pemimpin mereka, maka aliansi itu berisi puluhan prajurit dari para klan Biksu.     

Lima jendral Pasukan Canglong juga berada di sana.     

Setelah mendengar berita tersebut, Chi Zhongshan pun langsung merasa gembira. Bahkan, ia sempat tertawa sumringah. "Haha! Berita ini sangat memuaskan. Setelah Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah keluar dari kampnya, maka dia akan menjadi seperti seekor anjing kampung. Jadi, itu adalah kesempatan terbaik untuk membalaskan dendam."     

Zhang Ruochen membawa Huang Yanchen, Qing Mo, Zhao Shiqi dan Sun Dadi keluar dari World Pub. Setelah itu, mereka naik ke atas Kapal Dunia Primitif.     

Lelaki itu tidak pernah berniat untuk beraliansi dengan ketiga kelompok tersebut. Jadi, alangkah lebih baik jika ia punya kesempatan untuk pergi dari sana.     

Blackie melompat keluar dari sakunya dan terkekeh. "Akhirnya aku tidak perlu lagi bersembunyi. Setelah kita tiba di Dunia Primitif Blue Dragon, aku akan kembali ke wujud semula."     

Zhang Ruochen dan kawan-kawannya telah naik ke atas Kapal Dunia Primitif, dan bersiap menuju ke Dunia Primitif Blue Dragon.     

Ini adalah dunia yang besar. Tempat itu sangat jauh dari Daratan Kunlun. Tempat itu berada di semesta yang gelap, luas, dan dingin. Sambil duduk di atas kapal tersebut, maka mereka mulai mengamati kejauhan. Rasa-rasanya, Chi biru sedang melingkupi planet tersebut.     

Bola Chi biru itu berbentuk seperti telur. Ada banyak planet di sekitarnya. Setiap planet itu sama seperti butiran debu, bila dibandingkan dengan Dunia Primitif Blue Dragon.     

Ketika Kapal Dunia Primitif melintas di lapisan atmosfer, saat itu terjadi guncangan yang hebat. Setelah itu, terdengar suara "boom" yang kencang, dan mereka pun melesat seperti bola api. Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di daratan.     

Menteri Peperangan telah membangun lima kamp militer di dalam Dunia Primitif Blue Dragon. Salah satu kamp yang digunakan untuk pendaratan kapal ini berada di tengah padang pasir. Tempat itu disebut sebagai Markas Kota Yingsha.     

Setelah melalui perkembangan selama bertaruh-tahun, maka padang pasir ini telah menjadi markas yang indah, dengan tembok tinggi yang mengelilinginya.     

Di dalam kota itu, terdapat banyak pertama manusia. Mereka adalah para elit yang baru-baru ini tiba di sana. Yang pasti, Kota Yingsha tidak pernah seramai ini sebelumnya.     

Ketika Zhang Ruochen melewati seorang prajurit Dunia Primitif, maka ia berhenti dan bertanya kepadanya, "Kenapa orang-orang masih berkumpul di markas dan tidak segera mencari harta karun?"     

Prajurit itu tertawa getir. "Apa kau baru saja tiba?"     

"Ya," kata Zhang Ruochen.     

Prajurit itu mendesah. "Markas Kota Yingsha telah dikepung oleh 12 jenis binatang buas. Kita tidak bisa pergi dari sini. Dalam beberapa hari belakangan, ribuan pasukan elit kita telah dibantai habis-habisan, dan mereka semua berakhir di dalam perut para binatang buas tersebut."     

"Baru-baru ini, lebih dari 100 pertapa dari Keluarga Biksu berusaha menghancurkan kepungan itu, namun mereka semua malah terbunuh. Tidak ada satupun yang selamat."     

Mendengar itu, maka Sun Dadi pun langsung merasa frustasi. "Bagaimana para binatang buas itu bisa sampai di tempat ini?" teriaknya.     

"Kudengar ada banyak lubang cacing di Wilayah Savage Barren yang mengarah langsung menuju ke Dunia Primitif Blue Dragon." Prajurit di markas Kota Yingsha itu telah lama berada di sana. Jadi, ia mengetahui banyak rahasia.     

Sun Dadi pun mulai berkacak pinggang. "Seandainya kita tahu mengenai hal ini sebelumnya, mestinya kita mendaratkan Kapal Dunia Primitif di tempat lain. Seharusnya kita tidak mendarat di tempat ini."     

Prajurit itu tertawa dingin. "Bila kalian tidak mendarat di markas, maka kalian malah lebih cepat mati. Sebab, sebelum Kapal Dunia Primitif itu sempat mendarat, maka kalian akan langsung diserang oleh para binatang buas."     

Zhang Ruochen menyentuh pipinya pelan. "12 ras binatang buas itu telah bersatu. Apa mereka sedang memasang perangkap untuk para pertapa manusia di tempat ini dan hendak menguasai sumber daya Dunia Primitif Blue Dragon?"     

"Meski aku hanya mendengarnya, tapi aku benar-benar marah. Kita harus segera menghancurkan mereka." Sun Dadi mulai menggosok-gosok tangannya. Di waktu yang bersamaan, ia mulai memancarkan intensitas pertempuran yang kental.     

Prajurit Dunia Primitif itu mulai melirik Sun Dadi dengan jijik. "Beberapa waktu yang lalu, Sky-swallowing Demonic Dragon sempat terlihat di dekat markas. Ukurannya sama seperti gunung. Bahkan, auranya saja telah mampu membuat para pertapa bergidik ngeri."     

Setelah mendengar nama "Sky-swallowing Demonic Dragon," maka seketika itu pula kedua kaki Sun Dadi langsung gemetar. Sambil tersenyum malu-malu, ia berkata, "Lagipula, berkelahi itu tidak ada gunanya. Jadi, kupikir kita masih bisa menikmati pemandangan di sekitar Kota Yingsha."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.