Kaisar Dewa

Ujian



Ujian

0Karena luka-lukanya yang bertambah parah, maka kedua mata Zhang Ruochen lama kelamaan menjadi berat, hingga akhirnya lelaki tersebut mulai kehilangan kesadaran.     

Ketika ia mendapatkan kesadarannya kembali, maka saat itu adalah siang hari di hari berikutnya.     

Phoof.     

Sambil menekan tangannya di tepian, saat ini Zhang Ruochen berusaha bangkit dari ranjang.     

Kemudian, ia mulai mengamati tangannya sambil menggerak-gerakkannya. Tidak lama setelahnya, ia menemukan kalau tangannya telah benar-benar sembuh.     

Akan tetapi, ekspresi wajahnya langsung mengeras, sesaat setelah ia melihat bahwa Cincin Ruang dan Gelang Ruang-nya telah hilang.     

Bagaimana tidak, ada banyak harta karun yang terdapat di dalam cincin dan gelang ruang tersebut.     

"Apa yang terjadi?"     

Zhang Ruochen menggosok pelipisnya, sambil berusaha mengingat apa saja yang terjadi sebelum dirinya pingsan. Kemudian, saat itu ia segera mengingat siluet Biksu Pedang Feiyu.     

Seketika itu juga, kedua matanya langsung membelalak lebar, "Apa mungkin dia telah mengambil barang-barangku?"     

Kemudian, ia cepat-cepat masuk ke dalam gua dan menemukan wanita itu di sana.     

Biksu Pedang Feiyu sedang duduk di sebelah mata air suci dengan mengenakan blus berwarna lilac. Rambut hitam berkilaunya diikat bundar, dengan tiga tongkat kecil yang disematkan, hingga mirip seperti gaya rambut China klasik.     

Kali ini, wanita itu tidak sedang menyelimuti dirinya dengan Chi Suci, sehingga Zhang Ruochen dapat melihatnya dengan jelas.     

Meskipun itu hanya bagian punggung, namun hal tersebut menawarkan pemandangan yang sangat indah; leher putih bersih dengan pinggul yang ramping, sebuah pemandangan yang benar-benar mampu menggugah gairah pria dan nafsu mereka.     

Zhang Ruochen mulai berjalan mendekat, namun ia masih berada pada jarak puluhan mil jauhnya dari wanita tersebut.     

Saat itu, blus berwarna lilac-nya tiba-tiba memancarkan kilatan-kilatan petir berwarna ungu, yang berubah menjadi ratusan petir berbentuk pedang, dan mulai menyerang Zhang Ruochen dari atas dan bawah.     

Bam!     

Zhang Ruochen menangkis serangan tersebut dengan kedua tangannya, namun ia masih terhempas ke belakang.     

Lelaki itu mundur sejauh tujuh langkah sebelum akhirnya mampu mengendalikan diri.     

Itu bukan karena Biksu Pedang Feiyu sedang menyerangnya. Sebaliknya, hal itu disebabkan oleh mekanisme bertahan di blus lilac-nya.     

"Kalau dilihat-lihat, tidak ada Biksu manapun yang mampu mendekati Biksu Pedang Feiyu, meskipun wanita itu hanya duduk diam di sana. Sebab, hal itu terjadi karena perlindungan yang diberikan oleh blus lilac-nya," pikir Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen mengamati blus lilac tersebut dan bertanya, "Apa itu merupakan Lightning Goddess Lilac Blouse?"     

"Karena kau pernah mendengar tentang Lightning Goddess Lilac Blouse, maka sebaiknya kau segera menjauh dariku, jangan menyakiti dirimu sendiri."     

Biksu Pedang Feiyu berkata dengan intonasi datar, tanpa perlu menoleh ataupun berdiri.     

Ternyata benar, itu adalah Lightning Goddess Lilac Blouse.     

Menurut legenda, pernah ada seorang dewi di Abad Pertengahan – yang mampu mengendalikan kekuatan petir dan guntur. Maka dari itu, akhirnya ia disebut sebagai "Dewi Petir."     

Seperti namanya, maka Lightning Goddess Lilac Blouse merupakan blus yang dikenakan oleh sang dewi.     

Jadi, blus itu mengandung kekuatan petir dan guntur, bersamaan dengan kesadaran milik sang dewi tersebut. Maka dari itu, blus ini juga disebut sebagai "Goddess' Blouse."     

Zhang Ruochen pernah membaca catatan mengenai blus yang legendaris tersebut. Namun, ia sama sekali tidak menyangka kalau ternyata ada orang yang seberuntung ini dan berhasil mendapatkan harta warisan sang dewi.     

Setelah beberapa saat, Biksu Pedang Feiyu bangkit berdiri, sambil memegang Pedang Kuno Abyss dengan satu tangan, lalu membelai bilah pedangnya dengan tangan yang lain. Kemudian, ia menatap pedang itu dengan takjub, sambil berkata, "Di Daratan Kunlun, ada pedang lain yang pernah ditempa dengan Godly Steel dan banyak orang yang tidak tahu mengenainya. Maka dari itu, tidak heran kenapa sang Permaisuri sampai ingin menangkapmu. Sepertinya kalian berdua memang pernah ditakdirkan bersama." Biksu Biksu Pedang Feiyu tidak bertanya mengenai asal-usul Pedang Kuno Abyss maupun alasan kenapa sang Permaisuri ingin menangkapnya.     

Sebab, ia juga paham kalau Zhang Ruochen tidak akan menjawabnya, meskipun ia bertanya kepada lelaki tersebut.     

"Pedang yang bagus. Saat pedang ini telah berkembang sempurna, mungkin dia dapat menandingi Pedang Divine Blood-nya sang Permaisuri. Tapi sayangnya, pedang ini sudah mengenal tuannya. Jadi, ini kukembalikan kepadamu."     

Biksu Pedang Feiyu menggerakkan dua jarinya dan memperagakan keterampilan pedang. Setelah itu, terdapat awan pedang Chi yang keluar dari jari-jarinya.     

Pedang Kuno Abyss berubah menjadi cahaya abu-abu ketika wanita itu menggerakkan jarinya. Setelah itu, cahaya tersebut berputar cepat ke arah Zhang Ruochen, dan kembali berubah menjadi pedang ketika sudah berada di hadapan lelaki tersebut.     

Zhang Ruochen tidak mengambil pedangnya, namun hanya terus mengamati Biksu Pedang Feiyu. Kemudian, ia bertanya, "Bagaimana dengan Pedang Taotian?"     

"Sampai kau terbukti tidak bersalah, jika belum, maka aku yang akan menyimpan Pedang Taotian untuk sementara waktu. Bahkan, meskipun Biksu Pedang Xuanji yang datang kemari dan membuat kesalahan yang sama seperti dirimu, maka aku masih akan memperlakukannya sama sepertimu," kata Biksu Pedang Feiyu.     

Seandainya orang lain yang mengatakan hal tersebut kepada Zhang Ruochen dengan intonasi arogan semacam itu, maka lelaki tersebut pasti akan merasa kesal, dan mungkin ia akan merebut Pedang Taotian dengan paksa.     

Namun, Biksu Pedang Feiyu sama sekali tidak terdengar arogan, sebab ia berkata dengan suara yang lembut. Akibatnya, hal ini membuat lelaki itu merasa semakin penasaran dengannya, hingga bertanya-tanya sebenarnya wanita ini jenis orang yang seperti apa.     

Setelah itu, Biksu Pedang Feiyu mengambil sebuah kotak dari meja batu, salah satu kotak tersebut menyimpan Sarira milik Kaisar Buddha.     

Saat itu, ia merobek segel kotak tersebut dengan menggunakan jari. Lalu, sebagaimana tutup kotak itu telah terbuka, maka seketika itu pula terdapat cahaya emas yang memancar dari dalam kotak tersebut, hingga menerangi seluruh gua.     

"Ternyata Sarira Kaisar Buddha selama ini benar-benar berada di tanganmu."     

Biksu Pedang Feiyu tersenyum tipis, lalu menggunakan kedua jarinya dan mengambil Sarira itu dengan hati-hati, dan mulai mengamatinya dengan seksama.     

Faktanya, ia sedang mengobservasi ekspresi Zhang Ruochen dengan menggunakan Kekuatan Batin-nya.     

Namun, ekspresi Zhang Ruochen sama sekali tidak berubah, selain lelaki tersebut hanya sedang mengepalkan tangannya erat-erat. Kemudian, lelaki itu berkata, "Anda telah berhasil menghancurkan segel Cincin Ruang – Inskripsi Kepemilikan?"     

Sarira Kaisar Buddha itu disimpan di dalam Cincin Ruang, dan dilindungi oleh segel inskripsi, yakni Inskripsi Kepemilikan. Jadi, orang lain yang ingin membuka kotak tersebut pasti akan membuat cincinnya rusak.     

Maka dari itu, Zhang Ruochen merasa terkejut setelah menyaksikan Biksu Pedang Feiyu membawa Sarira Kaisar Buddha di jarinya.     

"Apa susahnya menghancurkan Inskripsi Kepemilikan? Terutama bagi seorang Biksu Pedang?" Biksu Pedang Feiyu berkata datar.     

Sarira Kaisar Buddha adalah harta karun yang berharga dan bernilai tinggi. Bahkan, pertarungan untuk memperebutkan harta karun tersebut bisa saja menciptakan pertumpahan darah di antara para Biksu. Sekarang ini, Sarira telah jatuh ke tangan Biksu Pedang Feiyu. Maka dari itu, tidak mungkin wanita tersebut dapat dengan mudah mengembalikannya kepada Zhang Ruochen.     

Lagipula, sekarang ini lelaki itu juga tidak sanggup bertarung melawan Biksu Pedang Feiyu, dan kalaupun dipaksa, maka itu sama sekali tidak ada gunanya.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen berusaha menenangkan diri dan menarik kembali Chi Suci-nya. Kemudian, ia berkata sarkastik, "Sebagai seorang Biksu Pedang dan seorang Pemimpin di Sekte Setan, lalu apa Anda masih perlu mengambil barang-barang milik seorang junior?"     

Nama aslu Biksu Pedang Feiyu adalah Ling Feiyu. Wanita itu pernah menjadi seorang Biksuni Sekte Setan, lalu sekarang ini telah menjadi sang Permaisuri Kerajaan di Istana Biksuni, salah satu dari sembilan istana di Sekte Setan. Sejak saat itu, maka wanita ini diberi julukan sebagai Biksuni Pertama.     

Zhang Ruochen pernah mendengar namanya dari Mu Lingxi. Selain itu, hanya terdapat sedikit Biksuni di seantero Daratan Kunlun. Jadi, sama sekali tidak sulit untuk menebak identitasnya.     

"Bagi yang lainnya, Sarira Kaisar Buddha adalah harta karun yang bernilai tinggi. Tapi bagiku, ini sama sekali tidak menarik."     

Ling Feiyu kembali memasukkan Sarira Kaisar Buddha ke dalam kotaknya, lalu mengembalikan kotak tersebut ke dalam Cincin Ruang.     

"Cincin Ruang yang dapat digunakan untuk menyimpan benda-benda sangat sulit ditemukan. Aku bisa mengembalikan Cincin Ruang ini kepadamu, beserta benda-benda yang terdapat di dalamnya, tapi aku ingin menyimpan Gelang Ruang-nya. Ini akan menjadi kesepakatan pertama kita."     

Ling Feiyu sedikit menjentikkan jarinya dan Cincin Ruang tersebut langsung terbang ke arah Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menangkap cincin itu dan bertanya, "Kesepakatan pertama? Apa maksud Anda?"     

"Kalau aku tidak memberimu Withered Pil, apa mungkin luka-lukamu dapat sembuh secepat itu? Gelang Ruang ditukar dengan sebuah Withered Pil, bukankah itu kesepakatan yang adil?" Ling Feiyu mengangguk pelan, sebagaimana ia sedang bergumam kepada dirinya sendiri.     

Kala itu, Zhang Ruochen segera melepaskan Kekuatan Batin untuk memindai barang-barang di dalam Cincin Ruang-nya.     

Kaisar Buddha, Buku Misteri Ruang dan Waktu, Buah Shenwan, Ruyi Treasure Bottle, dan sebotol darah dewa, semuanya masih utuh di dalam Cincin Ruang. Jadi, Biksu Pedang Feiyu tidak mengambil apa-apa di dalamnya.     

Setiap barang yang terdapat di dalamnya dapat menyebabkan pertumpahan darah jikalau sampai diketahui oleh dunia luar. Lalu, bagaimana mungkin wanita itu tidak tertarik memilikinya?     

Jadi, sebenarnya wanita ini adalah sosok yang punya integritas tinggi atau wanita itu sedang merasa bahwa Zhang Ruochen benar-benar sudah berada di dalam kendalinya?"     

"Baiklah, lalu apa kesepakatan yang kedua?" tanya Zhang Ruochen.     

"Ya."     

Ling Feiyu mengangguk, dan membalas, "Aku ingin mendapatkan satu botol darah dewa di dalam Cincin Ruang-mu. Katakan harganya."     

Sebenarnya, sebagian besar darah dewanya berada di dalam Dunia Lukisan. Selain itu, Zhang Ruochen hanya menyimpan satu botol darah dewa tersebut di dalam Cincin Ruang-nya untuk berjaga-jaga.     

Meskipun hanya ada satu botol, namun satu botol darah dewa hampir menyimpan ribuan tetes.     

"Kenapa Anda masih tertarik dengan sebotol darah dewa setelah tidak tertarik kepada Sarira Kaisar Buddha?" tanya Zhang Ruochen.     

Ling Feiyu menjawabnya santai. "Sarira Kaisar Buddha memang sangat bernilai. Namun, masih ada beberapa peninggalan yang pernah ditinggalkan oleh orang-orang yang lebih bertalenta – yang telah mencapai Alam Supreme Saint – setelah Abad Pertengahan berakhir. Selain itu, masih ada banyak spirit-spirit dewa yang lahir selama Abad Pertengahan dan abad-abad setelahnya. Jadi, beberapa peninggalan itu masih tersimpan di Daratan Kunlun."     

Zhang Ruochen langsung merasa terkejut. "Anda memiliki barang peninggalan Supreme Saint? Atau bahkan peninggalan spirit dewa?"     

"Kau tidak perlu tahu mengenai hal ini. Cukup katakan kepadaku berapa harga satu botol darah dewa?"     

Ling Feiyu berdiri anggun dan menoleh ke arah Zhang Ruochen. Saat itu, kedua mata cerahnya terpaku ke arah lelaki tersebut, sambil memperlihatkan tatapan yang tenang, seakan wanita itu telah lulus dari semua godaan di dunia.     

Kedua mata cantiknya, bersamaan dengan suaranya yang lembut, benar-benar merupakan sesuatu yang mampu mencuri jiwa para pria.     

Satu-satunya hal yang kurang adalah fakta bahwa wanita itu sedang mengenakan penutup kepala untuk menutupi wajahnya.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen hampir tergoda olehnya, namun ia cepat-cepat mengosongkan kepalanya. "Saya bersedia menukar darah dewa, namun saya harus meminta waktu kepada Anda untuk menentukan harganya. Untuk sekarang, saya masih tidak tahu harganya berapa."     

Setelah menyelesaikan kalimatnya, maka ia segera mengambil Pedang Kuno Abyss dan berjalan keluar dari gua tersebut.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen ingin menguji Biksu Pedang Feiyu. Sebab, ia ingin tahu apakah wanita itu benar-benar merupakan orang yang penuh integritas atau punya maksud lain.     

"Tenang dan misterius, sederhana dan percaya diri, dan cukup kebal terhadap godaan. Kepribadian semacam itu ditambah dengan talentanya... masa depan pria ini pasti cerah."     

Ling Feiyu membelai Gelang Ruang-nya dan membatin, "Tampaknya aku harus membawanya menuju ke makam para leluhur Pedang Taotian, supaya aku bisa membongkar motifnya, dan menemukan apakah dia mata-mata Immortal Vampir atau bukan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.