Pemakaman Pedang yang Misterius
Pemakaman Pedang yang Misterius
Sementara itu, di dalam istana tersebut.
Otot-otot biru sedang bermunculan di wajah Wang Jie. Pria itu benar-benar sedang merasa kesal, "Ayah, Ling Feiyu terlampau arogan! Aku adalah putra tertua Pemimpin Klan, dan aku sudah meminta maaf kepadanya, tapi dia tidak menerimanya. Aku sama sekali tidak keberatan dengan hal tersebut, namun dia berani bertindak sopan kepadamu, hingga menjatuhkan reputasi dan kehormatanmu di depan publik. Aku tidak bisa menerima ini, Ayah."
Wang Jie tidak mendapatkan ampunan dari Ling Feiyu, meskipun pria itu sudah berlutut di hadapannya sepanjang malam.
Bagaimanapun juga, ia adalah seorang Setengah-Biksu dan merupakan putra tertua Pemimpin Klan. Ling Feiyu boleh saja merupakan seorang Biksu Pedang, namun hal ini benar-benar telah mempermalukan pria tersebut.
Jadi, semua anggota Prison Guardian pasti sedang menertawakannya. Di waktu yang bersamaan, Shi Ren pasti sedang membuat lelucon mengenai dirinya.
Yang jelas, pria itu sama sekali tidak tahan dipermalukan. Maka dari itu, ia segera pergi menuju ke Istana Pedang dan menggerutu kepada ayahnya.
Sang Pemimpin Klan Prison Guardian, Wang Beilie, sedang menatap Wang Jie dengan tatapan dingin. "Kesabaran adalah kunci. Sekarang ini, kau sudah mencapai Alam Setengah-Biksu, bagaimana mungkin kau masih bertingkah impulsif seperti itu? Kapan kau akan belajar dewasa?"
"Ling Feiyu adalah salah satu di antara Sembilan Pemimpin di Sekte Setan. Tiga ratus tahun silam, dia pernah mencapai Tingkatan Tertinggi dari Alam Surga ketika masih berusia sembilan belas tahun. Setelah itu, dia dianggap sebagai sosok yang paling bertalenta di generasinya, dan dikenal sebagai seorang Biksuni. Sejak saat itu, tidak ada satupun yang bisa mengalahkannya."
"Dan sekarang ini, tingkat kultivasinya sudah terlampau tinggi, ditambah dengan kekuatan dan teknik pedangnya yang tinggi. Bahkan aku sendiri – sebagai sang pemimpin klan – masih harus menghormatinya."
"Selain itu, Ling Feiyu datang ke Pemakaman Pedang Pluto untuk menuntaskan tanggung jawabnya sebagai seorang Penjaga Pedang Zangtian dan bertarung melawan para Immortal Vampir. Jadi, setelah para Vampir berhasil dikalahkan, maka dia akan segera pergi."
"Jadi, musuhmu bukanlah Ling Feiyu, tapi Shi Ren. Kalau kau ingin menjadi Pemimpin Muda Klan, maka kau harus lebih baik daripada Shi Ren. Selain itu, kau juga harus mencari aliansi sebanyak-banyaknya agar bisa menjadi Pemimpin Klan selanjutnya."
Wang Jie tidak akan pernah menghapuskan dendamnya kepada Ling Feiyu, namun ia juga tidak berani mengatakan hal itu di hadapan ayahnya.
Sementara itu, nama "Shi Ren" membuat Wang Jie mendengus. "Aku sudah mencapai Alam Setengah-Biksu di level kelima, namun Shi Ren masih berada di level kedua. Jadi, aku benar-benar tidak paham apa yang dinilai oleh para tetua mengenai dirinya. Mereka semua bertindak irasional dengan mendukung Shi Ren dan bukannya diriku."
Setelah itu, tiba-tiba ia mendongakkan kepala dan menatap ayahnya, seperti baru saja teringat tentang sesuatu. "Shi Ren dan Zhang Ruochen berhubungan sangat dekat, selain itu, Zhang Ruochen juga dicurigai sedang bekerja sama dengan para Immortal Vampir. Kalau kita bisa membuktikan ini, maka kita bisa mengalahkan Shi Ren."
Wang Beilie mengangguk sebagai tanda setuju, namun kedua matanya masih terlihat menimbang-nimbang, "Zhang Ruochen memang bermasalah. Seorang buronan dan sosok yang dicurigai sebagai mata-mata Immortal Vampir. Seandainya Biksu Pedang Xuanji benar-benar sudah mati, maka aku pasti telah menendangnya keluar dari Pemakaman Pedang Pluto."
Biksu Pedang Xuanji adalah pendukung Zhang Ruochen. Yang jelas, tidak ada satupun yang berani menantang lelaki tersebut tanpa berpikir ulang. Jadi, Wang Beilie juga paham mengenai hal ini.
Di sisi lain, Wang Jie, tidak terlalu mempedulikannya. Baginya, Shi Ren adalah potensi ancaman yang membuatnya gagal menjadi Pemimpin Klan. Maka dari itu, ancaman tersebut harus segera disingkirkan.
Wang Jie kembali mendengus. "Semua bukti-bukti telah menunjukkan bahwa Zhang Ruochen adalah mata-mata Immortal Vampir. Seandainya Ling Feiyu tidak membelanya, mungkin malam itu kepalanya sudah dipenggal."
Wang Jie bisa menilai kalau Ling Feiyu sedang membela Zhang Rucohen. Wang Beilie pun juga berpikir demikian.
"Meski begitu, Zhang Ruochen adalah sang Penjaga Pedang Taotian. Jadi, kalau kita ingin membunuhnya, maka biarkan orang lain yang melakukannya. Jika tidak, maka orang-orang akan menganggap kita tidak tahu diri," kata Wang Beilie.
Kedua mata Wang Jie bersinar aneh, sebelum akhirnya bertanya, "Ayah, apa maksudmu kita harus menggunakan tangan orang lain untuk membunuhnya?"
Ekspresi Wang Beilie sama sekali tidak berubah. Namun, ia menjawab, "Dalam dua hari mendatang, sang Little Saint God Wan Zhaoyi dan Lady Saint akan berkunjung ke Pemakaman Pedang Pluto. Mereka akan mendiskusikan strategi-strategi untuk mengalahkan para Immortal Vampir. Jadi, kau harus menyambut mereka selama mereka berada di tempat ini." Wang Beilie tidak bicara banyak, namun Wang Jie sudah paham mengenai apa yang dimaksud oleh ayahnya.
Menangani Zhang Ruochen dengan menggunakan pengaruh istana kekaisaran adalah rencana yang bijak.
Itu sama saja seperti sedang menyuruh orang lain untuk bertarung melawan musuhmu.
Bahkan Ling Feiyu tidak berani menghadapi istana kekaisaran. Kalau sampai hal itu terjadi, maka Zhang Ruochen pasti akan tereliminasi dari permainan. Jadi, akan jauh lebih baik kalau Shi Ren juga terseret ke dalamnya.
...
Sementara itu, gua Ling Feiyu berada di gunung suci di dekat Pemakaman Pedang Pluto, tempat yang disebut sebagai Bamboo Mountain. Yang jelas, tempat ini penuh dengan Energi Chi.
Zhang Ruochen juga sedang berada di tempat ini, mengingat ia tidak bisa pergi dari sana.
Meskipun Ling Feiyu telah mengetahui beberapa rahasia besar Zhang Ruochen, namun ia sama sekali tidak tahu mengenai Grafik Kayu Yin Yang.
Tentu saja, Zhang Ruochen tidak akan pernah menunjukkan lukisan itu kepadanya.
Jadi, lelaki itu tidak bisa masuk ke dalam lukisan dan harus tinggal di Bamboo Mountain untuk berlatih Pukulan Naga dan Gajah Pranja. Selama berlatih, ia harus menyerap Darah Dewa yang masih tersimpan di dalam darah dan otot-ototnya.
Hanya dalam kurun waktu satu hari, Zhang Ruochen telah melepaskan 1.300 pukulan berturut-turut. Setiap pukulannya sangat keras, hingga ledakannya dapat didengar sampai ratusan mil jauhnya.
Pukulan Naga dan Gajah Prajna merupakan sebuah jenis pukulan yang sangat brutal dan kuat, yang membakar energi maskulin di dalam tubuh. Sementara itu, Zhang Ruochen telah berhasil menguasainya sampai gerakan kesembilan. Sehingga, energi yang membakar tubuhnya terlihat membara seperti matahari.
Setiap kali pukulan itu dilepaskan, maka hawa panas selalu menyeruak di sekitarnya, hingga sampai melelehkan permukaan tanah.
Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam dan perlahan-lahan mulai menarik kembali semua energinya. Di waktu yang bersamaan, hawa panas itu juga mengikuti gerakannya seperti ombak.
"Aku telah menyerap separuh energi darah dewa yang tersisa. Seharusnya aku mampu menyerap semuanya selama dua hari mendatang."
Zhang Ruochen bisa merasakan bahwa kekuatannya sedikit meningkat.
"Dengan berhasil menguasai gerakan kesembilan di usia yang masih sangat muda seperti itu, maka kau benar-benar jauh lebih unggul daripada pemuda-pemuda lain di generasimu."
Entah darimana, Ling Feiyu tiba-tiba saja muncul di hadapan Zhang Ruochen, pada jarak sekitar 10 meter jauhnya.
Wanita itu sedang mengenakan blus lilac dan penutup kepala di wajahnya. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya suci, yang membuatnya terlihat cantik sekaligus misterius.
Zhang Ruochen sama sekali tidak gentar meski harus berhadapan dengan seorang Biksu Pedang. Lelaki itu masih terlihat tenang dan percaya diri seperti biasanya. "Saya terkejut saat mendapatkan pujian dari Biksu Pedang Feiyu."
"Tidak ada yang perlu dikejutkan. Sebab, kalau bukan karena talentamu, maka aku tidak akan pernah menyelamatkan nyawamu malam itu." Ling Feiyu membalas datar.
Zhang Ruochen membalasnya dengan tersenyum.
Hal itu memang benar. Seandainya Ling Feiyu tidak menyelamatkannya dari Pemakaman Pedang Pluto, maka sekarang ini lelaki itu pasti telah mati.
Ling Feiyu berkata, "Ikutlah bersamaku, aku akan menunjukkan sebuah tempat kepadamu."
"Ke mana?" tanya Zhang Ruochen.
"Kau akan tahu setelah kita tiba di sana."
Balasan wanita itu berakhir dengan suara "swoosh". Ling Feiyu telah berubah menjadi cahaya berwarna ungu dan terbang dari hutan bambu.
Zhang Ruochen mengejarnya dengan menggunakan Jejak Dewa Kecepatan Luan Phoenix. Terdapat kobaran api di bawah kakinya, yang membuat lelaki itu terlihat seperti sedang menunggangi seekor Phoenix.
Ling Feiyu sedang menguji Zhang Ruochen, jadi ia tidak terbang dengan kecepatan tertingginya.
Mereka berdua terus bergerak hingga melintasi wilayah dua ribu mil jauhnya, sebelum akhirnya Ling Feiyu mendarat di dalam hutan.
Tidak lama setelah itu, Zhang Ruochen juga mendarat di sana.
Hutan hitam ini benar-benar dingin. Bagaimana tidak, jika ada seember air yang ditumpahkan pada permukaan tanahnya, maka seketika itu pula air tersebut akan langsung berubah menjadi es batu.
Akan tetapi, terdapat sebuah gunung berapi di dalam hutan tersebut.
Jadi, terdapat dua kekuatan – es dan api – yang sedang saling melengkapi satu sama lain.
Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya untuk menatap langit. Kemudian, ia menyaksikan bahwa gugusan awan gelap tampak sedang menyelimuti langit, sementara kilatan-kilatan petir dapat terlihat dari balik awan tersebut, hingga menciptakan sambaran-sambaran petir di tanah. Pemandangan semacam ini adalah mirip seperti bagaimana dunia ini dibentuk pada mulanya.
"Di mana ini?"
Zhang Ruochen terlihat serius.
"Ini adalah Pemakaman Pedang."
Ling Feiyu berjalan ke dalam hutan hitam tersebut dan berkata, "Sejak era kuno, tempat ini selalu menjadi makam untuk berbagai macam jenis pedang. Di bawah sini, tersimpan banyak pedang dan para ahli pedangnya."
"Tidak ada yang tahu bagaimana tempat ini terbentuk, sebab orang-orang hanya tahu kekuatan macam apa yang tersimpan di dalam sini."
"Kekuatan apa?" tanya Zhang Ruochen.
Ling Feiyu menatap Zhang Ruochen. "Di tempat ini, kekuatanmu sebagai seorang kastria pedang akan meningkat dua kali lipat. Namun, untuk para pertapa lainnya, maka mereka akan merasa seperti sedang berada di dalam penjara."
Zhang Ruochen merasa terkejut dengan kekuatan yang tersimpan di tempat ini.
Kemudian, ia menghentikan langkahnya dan mulai memindai situasi di sekitarnya dengan menggunakan Jejak Mata Dewa. Lalu, ia merasa terkejut ketika menyaksikan banyak prinsip-prinsip pedang di tempat ini, yang bahkan sepuluh kali lipat lebih besar daripada di dunia luar.
Selain itu, prinsip-prinsip tersebut adalah satu-satunya prinsip yang dapat dipelajari, karena di sekitar sana tidak ada prinsip-prinsip Saintly Way lainnya.
Jadi, Zhang Ruochen dapat membayangkan kalau kemampuan pedangnya akan meningkat berkali-kali lipat jika ia berlatih di tempat ini.
Zhang Ruochen berseru, "Sekarang saya mengerti! Sejak Abad Pertengahan, kekuatan spesial yang terdapat di sini membuat orang-orang berpikir kalau sebuah penjara sedang dibangun di Pemakaman Pedang."
Kalau Lord Pluto saja tidak dapat melarikan diri, bagaimana dengan yang lainnya?
Ling Feiyu menjawab, "Selain itu, Pemakaman Pedang juga memiliki kekuatan lain, yakni kekuatan regenerasi."
"Apa maksud Anda?" tanya Zhang Ruochen sambil merasa kebingungan.
"Kalau kau mengubur pedang yang hancur di Pemakaman Pedang selama satu abad, seribu tahun, atau bahkan ratusan ribu tahun, maka pedang itu akan beregenerasi menjadi seperti sedia kala, atau bahkan kembali ke kondisi puncaknya. Tentu saja, pedang dengan kualitas yang lebih tinggi akan membutuhkan waktu regenerasi lebih lama. Sederhananya, semakin tinggi kualitas pedang tersebut, maka regenerasinya juga akan menjadi semakin lama." Jawab Ling Feiyu.
Kalau orang lain yang mengatakan itu, tampaknya hal tersebut terdengar seperti sesuatu yang mustahil.
Namun, kata-kata ini berasal dari Ling Feiyu. Jadi, apa yang dikatakan wanita tersebut tampaknya merupakan sebuah kebenaran.