Pembantaian
Pembantaian
Di Red Willow Height, di sana sudah ada begitu banyak Ksatria Jahat yang sedang berkumpul di istana – tempat tinggal Serene Blue Emissary – sambil membawa hadiah di tangan masing-masing.
Sebagian besar dari mereka adalah para pertapa dari Alam Fish-dragon, dan beberapa superior di tingkatan Puncak dari Alam Surga. Yang jelas, mereka merepresentasikan para master kelas top di Red Willow Height.
Kala itu, Serene Blue Emissary membuka pintunya dan berjalan keluar. Kemudian, sambil mengamati begitu banyak Ksatria Jahat yang sedang menunggunya di luar, maka seketika itu pula ia memahami apa maksudnya. Namun, saat itu ia memperlihatkan senyuman sarkastik, sebelum akhirnya pura-pura bertanya, "Mengapa kalian semua datang kemari?"
Di antara mereka, di sana ada seorang pria tua yang sudah mencapai Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon, yang mulai melangkah maju. Setelah itu, ia tersenyum dengan patuh, "Kami datang kemari untuk menunjukkan hormati kami kepada Anda."
Serene Blue Emissary pun mulai tertawa terbahak-bahak.
Meskipun ia sedang memandang rendah orang-orang ini, namun ekspresinya masih terlihat menimbang-nimbang. Kemudian, ia mulai mendongakkan kepalanya – dengan cara yang arogan – sebelum akhirnya berkata lantang, "Uh, uh! Kalian semua sungguh pintar, kalian semua benar-benar pandai membaca situasi! Sekarang, kalian semua datang untuk memberi salam kepadaku, jadi siapa lagi yang masih ingin memberi salam pada Red Wish Emissary?"
"Bagaimana mungkin Red Wish Emissary bisa dibandingkan dengan Serene Blue Emissary? Dia hanyalah seorang wanita biasa! Di masa depan, kami tidak akan bisa mencapai apa-apa bila kami terus mengikutinya."
Perlahan-lahan, Ji Gui mulai muncul dari balik kerumunan para Ksatria Jahat. Lalu, dengan kedua tangannya yang ditangkupkan ke arah depan, maka ia langsung membungkuk taat di hadapan Serene Blue Emissary.
"Red Wish Emissary akan meninggalkan Cyan Cloud County. Mulai hari ini, kami semua membutuhkan Anda untuk mengambil kendali atas Mansion God Failing."
"Red Wish Emissary masih terlampau muda, dan dia masih seorang junior Anda."
...
Dengan Ji Gui sebagai perwakilan dari mereka semua, maka terdapat begitu banyak Ksatria Jahat yang mulai berkumpul di sekitar Serene Blue Emissary – seperti jutaan bintang yang sedang mengelilingi bulan. Mereka semua mulai mengeluarkan kata-kata pujian untuk menunjukkan loyalitasnya.
Mereka semua tahu bila Red Wish Emissary sudah menentang otoritas Di Yi, sang master muda dari Aula Excellence Pasar Gelap. Akibatnya, wanita itu pun harus kehilangan semua kekuasaannya dan dipaksa mundur ke Kota Kaisar Evil.
Apakah pernah ada seseorang yang berakhir bahagia ketika ia sudah berani mengusik Di Yi?
Orang-orang sudah menduga jikalau Red Wish Emissary sampai benar-benar kembali ke Kota Kaisar Evil, maka wanita itu pasti akan dipenjara, atau bahkan dibunuh dengan cara yang tidak lazim.
Maka dari itu, hanya sebagian kecil Ksatria Jahat yang masih patuh terhadap Red Wish Emissary, sementara para ksatria sisanya mencoba untuk bersikap realistis. Yang jelas, mereka paham betul bagaimana caranya bertahan hidup. Maka dari itu, mereka akhirnya memilih untuk berada di bawah sayap Serene Blue Emissary demi mendapatkan jaminan perlindungan.
Bagaimanapun juga, segala sesuatunya yang berlaku di tempat ini adalah berdasarkan pada keuntungan.
Siapa yang betah berlama-lama dengan orang lain bila mereka tidak menguntungkan?
Tepat pada saat ini, terdengar suara kegaduhan di sisi luar. Saat ini, Red Wish Emissary, sedang berjalan anggun dari istana dengan kedua tangannya yang berada di belakang pinggul. Wanita itu pun mulai mengamati sekitar, sebelum akhirnya berkata, "Kalian semua berkumpul pagi-pagi sekali! Apa-apaan ini? Apa kalian sedang mencari perlindungan dari Serene Blue Emissary? Apa kalian tidak takut bila kalian ternyata sudah mengecewakan aku?"
Zhang Ruochen mengikuti wanita itu dari belakang. Lalu, ketika ia melihat peristiwa tersebut, maka ia pun langsung menyadari satu hal; di Pasar Gelap, siapa yang memiliki tinju paling kuat, maka ia akan menjadi penguasa. Jika tidak, maka orang-orang di sekitarnya akan pergi meninggalkannya.
Sementara itu, ketika mereka melihat kemunculan Red Wish Emissary yang tiba-tiba tersebut, maka seketika itu pula para Ksatria Jahat – yang berada di sekeliling Serene Blue Emissary – akhirnya mulai terlihat ketakutan, hingga mereka pun langsung melangkah mundur, satu persatu.
Meskipun wanita itu sudah kehilangan kekuasaannya, namun tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengusiknya.
Lalu, ketika melihat para Ksatria Jahat itu mulai terintimidasi, maka seketika itu pula Red Wish Emissary dapat semakin menegaskan suatu perbedaan yang sangat mendasar, yakni antara mereka dan Zhang Shengming. Yang jelas, wanita itu hanya sanggup menggelengkan kepala.
Pecundang akan selalu menjadi pecundang, dan mereka tidak akan pernah mencapai apa-apa.
Meski Zhang Shengming tidak bisa dianggap sebagai seorang pahlawan, namun setidaknya ia masih merupakan sosok pria yang ambisius, yang bahkan jauh lebih kuat daripada para Ksatria Jahat tersebut.
Ketika ia melihat Red Wish Emissary, maka saat itu Serene Blue Emissary mulai mendengus dan berkata, "Aku sudah cukup toleran terhadapmu dan memberimu waktu satu malam untuk memikirkannya. Sekarang, bukankah kau harus segera meninggalkan Cyan Cloud County?"
Tak disangka, saat itu Red Wish Emissary terlihat menganggukkan kepala dan berkata, "Bagaimana mungkin aku berani menentang perintah master muda? Hari ini, aku akan kembali ke Kota Kaisar Evil."
Di dalam hatinya, maka Serene Blue Emissary mulai tertawa, sambil meyakini bahwa seorang wanita, hanya akan selalu menjadi wanita.
"Master muda sudah tahu ambisimu; sebuah perangkap telah disiapkan untuk perjalananmu ke sana."
"Kau sangat naif ketika dirimu masih berani kembali ke Kota Kaisar Evil!"
Pria itu memaku pandangan matanya ke arah sosok wanita pemikat tersebut, sambil merasa sedikit kasihan. Setelah itu, ia mulai penasaran terhadap seperti apa rasanya – menghabiskan waktu satu malam dengannya – sebelum wanita itu mati.
Namun, ia sudah diperintahkan untuk mengendalikan Mansion God Failing dan menunggu kedatangan para master dari Pasar Gelap ke Tanah Evil Wilayah Timur.
Di sisi lain, Di Yi sendiri juga sudah mengutus orang lain untuk menyingkirkan Red Wish Emissary. Yang jelas, Serene Blue Emissary pun tidak yakin siapa sosok yang beruntung tersebut – yang ditugaskan untuk menghabisi wanita seksi dan sangat memikat ini.
Kala itu, Red Wish Emissary terlihat menghela nafasnya, seperti seorang wanita yang kesepian. Setelahnya, ia mulai berpaling dan beranjak pergi.
Sambil menatap punggungnya, maka seketika itu pula Serene Blue Emissary langsung merasa liar dan terstimulasi.
Setelah hanya mengambil dua langkah, namun Red Wish Emissary kembali menoleh ke arah belakang. Saat itu, wajah cantiknya sedang terlihat sedang sedih, sebagaimana ia mulai berkata, "Aku akan pergi ke Kota Kaisar Evil sekarang juga. Serene Blue Emissary, apa kau tidak ingin mengucap selamat tinggal untukku?"
Ketika menyaksikan perawakan tubuhnya yang seksi dan menggoda, maka seketika itu pula Serene Blue Emissary bisa merasakan sesuatu sedang bergerak di bagian perut bawahnya.
"Aku bukanlah seorang pria yang keji. Baiklah, aku akan mengantarmu," kata Serene Blue Emissary.
"Tidak diragukan lagi bila Red Wish Emissary pasti akan mati di perjalanan menuju Kota Kaisar Evil. Jadi, mengapa aku tidak menggunakan kesempatan ini untuk mencicipinya terlebih dahulu? Aku bisa membunuhnya setelah aku bersenang-senang dengannya, lalu mengirimkan kepalanya pada master muda di Kota Kaisar Evil. Mungkin saja aku juga bisa mendapatkan penghargaan atas ini."
Pria itu tidak berani membunuhnya di Red Willow Height karena ada begitu banyak mata dan telinga di sekitar sana. Bagaimanapun juga, bila berita itu sampai terdengar di telinga Biksu Phantom, maka saat itu Serene Blue Emissary pasti tidak akan pernah bisa lolos dari amukannya.
Namun, bila ia bisa pergi dari Red Willow Height dan sampai di tengah-tengah hutan... maka sangat mudah baginya untuk membunuh wanita tersebut, terutama dengan kekuatannya yang sekarang.
Sebagaimana ia mulai berjalan di belakang wanita tersebut, maka saat itu ia mulai mengamati pinggulnya yang ramping dan gerakan kakinya, hingga membuat nafsunya menjadi semakin liar.
Pada siang hari, sinar mentari terasa sangat menyengat seperti sebuah tungku, dimana hal tersebut membuat sekitarnya terasa panas dan kering.
"Bang!"
Sebuah kapal berbentuk sabit, yang panjangnya mencapai 100 meter, mulai keluar dari Red Willow Height, dan berangsur-angsur terbang di angkasa. Kapal itu menciptakan suara yang berisik, sebagaimana kapal tersebut mulai terbang kencang ke arah utara.
Hanya tujuh orang yang pergi bersama dengan Red Wish Emissary, termasuk beberapa Ksatria Jahat dan Zhang Ruochen. Mereka semua sudah mencapai Alam Fish-dragon.
Setelah terbang sekitar 1.500 kilometer jauhnya, maka kapal berbentuk sabit itu mulai masuk ke dalam area pegunungan tandus.
Serene Blue Emissary sedang berdiri di sudut kapal dengan menyilangkan tangannya. Kemudian, ia melirik ke arah Zhang Ruochen dan keenam Ksatria Jahat lainnya. Setelah itu, ia menggelengkan kepala dan tersenyum, sambil membatin, "Mereka adalah orang-orang yang masih mau pergi ke Kota Kaisar Evil dengannya. Mereka pasti sudah terpengaruh oleh kecantikannya hingga sampai hilang kendali dan ingin bertindak senonoh. Jika demikian, maka aku harus membunuh ketujuh orang ini terlebih dahulu."
"Swish!"
Serene Blue Emissary pun merasa bahwa ini adalah saat yang tepat. Oleh karena itulah, ia langsung melancarkan serangan saat itu juga. Di waktu yang bersamaan, ia menggerakkan kakinya dan melesat sampai 33 meter jauhnya, sebelum akhirnya muncul di samping seorang Ksatria Jahat di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon, hingga ia pun cepat-cepat menghabisinya.
"Serene Blue Emissary... bagaimana mungkin..."
Ksatria jahat itu berteriak memilukan. Yang jelas, ia sama sekali tidak menduga serangan yang tiba-tiba dilancarkan oleh Serene Blue Emissary.
Dengan suara berdentum, maka kepala seorang Ksatria Jahat itu langsung terbelah menjadi dua seperti sebuah semangka. Saat itu, serpihan-serpihan tengkorak kepalanya – yang berdarah – sampai terbang kemana-mana, sebelum akhirnya berjatuhan di lantai kapal.
Tidak lama kemudian, ada rentetan teriakan dan jerit memilukan yang bisa didengar oleh Serene Blue Emissary, sebagaimana ia baru saja berhasil membunuh enam orang dalam dua tarikan nafas.
Serene Blue Emissary pun mulai menyeka darah di tangannya sendiri, sebagaimana ia mulai melirik ke arah mayat-mayat tersebut. Kemudian, ia mendengus dan berkata, "Kacau sekali!"
Meski demikian, ia menjadi terkejut saat kembali menatap lantai, lalu mulai menghitung mayatnya.
Bagaimana mungkin hanya ada enam mayat?
Seharusnya tujuh mayat. Mana yang satunya?
Sial! Dia pasti seorang master!
Seketika itu pula, ekspresi wajah Serene Blue Emissary langsung berubah dramatis, sebelum akhirnya ia mulai merasakan jantungnya berdegup-degup kencang, sambil menyadari sesuatu yang ganjil.
Orang yang bisa menghilang sampai terlepas dari pandangan matanya pasti adalah sosok yang tangguh, dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan enam "kentang" yang sudah tergeletak di lantai tersebut.
"Boom!"
Diam-diam, Zhang Ruochen kembali muncul di belakang Serene Blue Emissary dengan membawa Bola Petir di tangan kirinya, lalu melepaskan Jari Petir dan Angin – dari Seni Magis Level Satu – dengan menggunakan tangan kanannya. Seketika itu juga, jari tengahnya mulai memancarkan cahaya petir, dimana petir itu mulai menyambar punggung Serene Blue Emissary.
Kekuatan yang terkandung di dalam Jari Petir dan Angin tidak sekuat Seni Magis Level Dua, namun serangan itu masih mengandung kecepatan yang tinggi, yang mana sangat cocok bila digunakan untuk serangan kejutan.
Serene Blue Emissary sedang lengah ketika Zhang Ruochen melepaskan serangannya. Maka dari itu, Serene Blue Emissary pun terkena serangan tanpa sempat mempersiapkan diri.
Bagaimanapun juga, Serene Blue Emissary tidak mudah untuk ditangani. Jadi, ketika ia menyadari bahwa situasi tersebut sudah tidak lagi menguntungkan baginya, maka ia pun berlari ke sisi samping untuk menghindari serangan.
"Puff!"
Kekuatan yang dilepaskan oleh Jari Petir dan Angin berhasil menciptakan lubang berdarah – sebesar gelas wine – di punggung Serene Blue Emissary, hingga bagian bawah perutnya juga terkena.
Sementara itu, organ-organ viseral yang berada di bagian perut bawahnya juga terluka parah, sehingga berubah menjadi berwarna hitam.
Meskipun sudah mendapat luka yang seperti itu, namun Serene Blue Emissary – secara teknis – sudah berhasil lolos dari serangan tersebut, hingga serangan itu tidak mengenai tulang belakangnya. Jika tidak, maka serangan Jari Petir dan Angin itu pasti mampu membelah tubuhnya hingga menjadi dua bagian.
"Bagaimana mungkin dia berhasil menghindar dari serangan tersebut?"
Zhang Ruochen sedikit mengernyitkan dahinya. Tanpa ragu, maka ia segera melepaskan serangan kedua dan menggunakan Seni Magis Level Dua, yakni Wrath of Thunder God, hingga berhasil menciptakan sebuah bayangan ilusi raksasa berukuran 10 meter.
"Howl!"
Raksasa petir itu mengeluarkan auman yang seakan-akan sanggup menggetarkan bumi. Saat itu, ia sedang menggunakan tangannya untuk menggenggam palu raksasa, dimana palu tersebut langsung diayunkan ke arah kepala Serene Blue Emissary.
Serene Blue Emissary pun memilih untuk menahan rasa sakitnya. Dalam sekejap, maka ia mulai mengeluarkan sebuah pedang raksasa dari balik punggungnya, lalu berguling di lantai, sebelum akhirnya menangkis palu tersebut sambil menyilangkan pedangnya ke arah atas.
"Boom!"
Karena terkena ledakan raksasa petir, maka kapal berbentuk sabit – berukuran panjang 100 meter – mulai hancur dengan suara berdentum yang kencang, yang mana kapal tersebut akhirnya terbelah menjadi dua.
Setelahnya, dua puing kapal raksasa itu terjatuh dari langit dan mendarat di atas tanah.
Sementara itu, petir berwarna ungu masih bergemuruh di balik awan, sambil mengeluarkan suara-suara sambaran petir, dimana hal tersebut memancarkan nuansa yang mengerikan.
Ternyata, Seni Magis Level Dua, Wrath of Thunder God, benar-benar jenis mantra tangguh. Meski demikian, Zhang Ruochen masih bisa melihat dengan jelas - ketika palu itu sedang menghantam tubuh lawannya - maka seketika itu pula terhadap bayangan seperti pagoda yang muncul dan langsung menyelimuti tubuh Serene Blue Emissary.
Jadi, tampaknya Serene Blue Emissary sedang melindungi dirinya sendiri dengan menggunakan sebuah jimat harta karun, sehingga ia masih dapat bertahan dari serangan palu petir tersebut.