Kaisar Dewa

Langkah-langkah Pembalasan Dendam



Langkah-langkah Pembalasan Dendam

2"Sial, bagaimana mungkin Zhang Ruochen bisa mengejarku begitu cepat?"     

Sambil tergesa-gesa, maka Di Yi sekali lagi melepaskan Hell Ghost King Claw, dengan aliran udara dingin yang muncul di tangannya, dan menghantam Pedang Kuno Abyss.     

"Puffet!"     

Pedang Kuno Abyss berhasil menembus tangan kanan Di Yi dengan kekuatan yang besar, hingga membuat separuh pedang itu mengenai dadanya.     

Akibatnya, darah merah mulai keluar dari tangan dan dada Di Yi, yang mana darah itu mengucur ke bawah, seiring dengan Holy Soft Leather Armor-nya yang tampak meredup.     

"Bagaimana... mungkin ini bisa terjadi..."     

Saat itu, ekspresi wajah Di Yi sangat pucat. Meskipun ia tahu bahwa Pedang Kuno Abyss teramat tangguh, namun ia masih tidak bisa menerima realitas ini.     

Bagaimanapun juga, mustahil bagi sebuah Senjata Suci Seratus Inskripsi untuk mampu menembus Holy Soft Leather Armor-nya. Jadi, apakah pedang Zhang Ruochen sudah mencapai level Pedang Inscribed Suci?     

Faktanya, Pedang Kuno Abyss belum mencapai level Pedang Inscribed Suci, melainkan hanya karena bilah pedang itu terbuat dari Besi Suci Alami, hingga membuatnya benar-benar tajam. Selain itu, pedang tersebut juga sudah memurnikan begitu banyak Senjata Suci Bela Diri dan Senjata Suci lainnya. Oleh karena itulah, pedang tersebut tidak bisa disejajarkan dengan Senjata Suci Seratus Inskripsi biasa, terutama pada ketajamannya.     

Sambil melayang di udara, saat itu Zhang Ruochen menyatukan jari telunjuk dan jari tengahnya, seraya memperagakan sebuah keterampilan pedang. Kemudian, ia mengendalikan Pedang Kuno Abyss dan memberi perintah untuk menyerang ke depan dengan beringas.     

Pedang Kuno Abyss pun kembali menusuk tubuh Di Yi, dengan pancaran cahaya pedang yang lebih kuat, hingga membuat tubuh lawannya terdorong di kejauhan.     

Bilah pedangnya yang tajam terus menusuk tubuh lawannya, hingga ujung Pedang Kuno Abyss sampai menembus keluar di bagian punggung Di Yi.     

Pedang Kuno Abyss masih terus mendorong tubuh Di Yi sampai ribuan mil jauhnya, hingga membuat Di Yi mengeluarkan begitu banyak darah.     

"Puffet!"     

Pada akhirnya, Pedang Kuno Abyss benar-benar berhasil menembus tubuh Di Yi, dan terbang dari balik punggungnya.     

Zhang Ruochen merentangkan tangannya dan menggenggam pegangan pedang tersebut. Lalu, sebagaimana ia mengayunkan pedangnya, maka saat itu bercak darah mulai mengucur dari ujung pedangnya.     

Sambil membawa Pedang Kuno Abyss, saat itu Zhang Ruochen berjalan mendekati Di Yi dan berkata dingin, "Apa kau pikir dirimu bisa melarikan diri? Aku baru saja menusukmu karena aku sudah pernah berjanji pada teman wanitaku; bahwa aku akan membalaskan dendam kepadamu atas kematian kakak laki-lakinya."     

Jika para pertapa lain menderita luka-luka yang parah seperti itu, maka mereka pasti sudah mati.     

Namun, Di Yi sendiri belum mati dan masih bisa berdiri tegak di tempatnya, dengan kebencian yang memancar dari kedua matanya. Saat itu, Chi Suci berwarna hitam di dalam tubuhnya kembali memancar dan mulai menyembuhkan luka-luka di dada dan tangannya, dimana hal tersebut menimbulkan suara "Ch-ch".     

Luka-luka itu pun akhirnya sembuh dengan cukup cepat.     

Tubuhnya seperti tubuh immortal.     

Zhang Ruochen hanya mengamatinya dalam diam, dan menunggu sampai luka-luka Di Yi sembuh sebanyak 70-80%, sebelum akhirnya ia kembali menebas lehernya.     

Karena sedang merasa sangat marah, ditandai dengan kedua matanya yang terbuka lebar, saat itu Di Yi merentangkan tangan guna mencengkeram Pedang Kuno Abyss.     

Akan tetapi, jemarinya langsung terpotong, tepat pada saat ia menyentuh bilah pedang tersebut, hingga semua jarinya pun harus terlempar ke udara.     

Lalu, dengan suara berdentum, Di Yi baru saja dipenggal menggunakan Pedang Kuno Abyss.     

Akan tetapi, meskipun kepala Di Yi sudah menggelinding di tanah, namun bayangan iblis yang berada di sana, akhirnya berubah menjadi bayangan gelap dan cepat-cepat melarikan diri ke suatu tempat yang berada pada jarak 99 meter jauhnya.     

"Chh!"     

Saat itu, api hitam mulai membakar kepala dan tubuh Di Yi, hingga membuat mayatnya berubah menjadi abu. Setelah itu, aliran Chi Hitam dan Ruh Darah-nya yang berwarna merah mulai meledak.     

Chi Suci dan Ruh Darah itu pun akhirnya terbang menuju ke tempat dimana bayangan iblis tersebut melarikan diri sebelumnya, lalu kembali menciptakan tubuh Di Yi, tanpa luka-luka yang berarti.     

Meskipun Di Yi sudah berhasil mendapatkan tubuhnya kembali, namun Zhang Ruochen bisa melihat kalau aura Di Yi sudah menjadi lebih lemah, bahkan tingkat pengolahannya pun juga menurun.     

Maka dari itu, hal ini menunjukkan; kalau apa yang disebut sebagai tubuh immortal, sebenarnya tidak selalu menunjukkan bahwa tubuh itu benar-benar abadi.     

Zhang Ruochen berkata dingin, "Serangan kedua adalah untuk menenangkan ribuan jiwa yang sudah melayang dari keluarga kerajaan di Yunwu Commandery. Sampai sekarang ini, aku benar-benar masih mengingat semua peristiwa itu, dan hari ini aku akan membunuhmu demi mereka semua."     

"Zhang Ruochen, kau tidak akan mampu membunuhku."     

Di Yi menggertakkan giginya dan berteriak kencang.     

Zhang Ruochen berkata, "Apa kau yakin? Jika aku membunuhmu satu kali lagi, maka aku khawatir kalau tingkat pengolahanmu akan menurun sampai di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon."     

Kedua mata Di Yi pun berubah menjadi berwarna merah. Lalu, sambil mengatupkan kedua tangannya ke arah depan, maka saat itu sebuah Tanda Suci mulai muncul di keningnya. Kemudian, dengan tanda suci sebagai titik pusatnya, maka ia pun mulai menciptakan sebuah pusaran kecil dari sana.     

Kekuatan Chi yang dilepaskan oleh pusaran itu semakin lama berubah menjadi semakin besar, hingga akhirnya terus meluas dan berhasil melingkupi Zhang Ruochen di dalamnya.     

Dari tengah-tengah dahi Di Yi, di sana terdapat cahaya merah yang memancar dan membentuk sebuah segel kuno.     

Crimson Ancient Seal akhirnya mulai melayang di atas kepala Di Yi dan berotasi kencang. Sementara itu, dalam setiap rotasinya, maka segel kuno itu akan terus membesar, hingga kekuatan fluktuasinya pun menjadi lebih ganas.     

Dalam beberapa detik, maka Crimson Ancient Seal itu sudah membesar hingga mencapai tinggi 30 meter. Segel itu tampak diselimuti oleh nyala api, dan memancarkan Aura Suci yang agung.     

Crimson Ancient Seal itu sendiri disebut sebagai "Red Copper Brahma Seal," yang mana levelnya sudah mencapai puncak Senjata Suci Seratus Inskripsi. Jadi, kalau sampai senjata itu dilepaskan, maka sebuah gunung juga pasti langsung rata dengan tanah.     

Yang jelas, level dari senjata ini benar-benar mengungguli Pedang Kuno Abyss.     

Kala itu, Di Yi menggunakan Red Copper Brahma Seal agar ia mampu memberikan tekanan kepada Zhang Ruochen.     

Di waktu yang bersamaan, bayangan iblis yang berada di tanah mulai melesat ke arah Zhang Ruochen dan berusaha untuk menyerang kakinya.     

Alhasil, sekarang ini Di Yi mencoba menyerangnya dari dua arah yang berbeda, satu dengan menggunakan Red Copper Brahma Seal yang berada di udara, sementara yang lain dengan menggunakan bayangan iblisnya, dari arah bawah. Tampaknya, sekarang ini Di Yi sedang mempertaruhkan nyawanya sendiri dalam pertempuran melawan Zhang Ruochen.     

Sementara itu, Aura Suci dari Red Copper Brahma Seal tampaknya mampu membuat ruang di sekitarnya mengalami tekanan yang berat. Akibatnya, hal itu membuat Zhang Ruochen kesulitan untuk bergerak, dan tampaknya ia tidak bisa menggunakan Ruang Pergerakan untuk melarikan diri.     

Meski demikian, ini bukan pertama kalinya Zhang Ruochen bertarung melawan Di Yi, hingga ia sangat akrab dengan kartu andalan lawannya.     

Jadi, pada saat Di Yi melepaskan Red Copper Brahma Seal, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung mengeluarkan Grafik Kayu Yin Yang, dan melemparkannya ke udara. Kemudian, gulungan lukisan itu langsung terurai, hingga akhirnya terdapat sebuah pintu ruang yang mulai terbuka dari sana. Lukisan itu pun akhirnya menelan dan menyerap semua kekuatan Red Copper Brahma Seal.     

"Tidak..."     

Di Yi menyadari bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres, hingga ia cepat-cepat memobilisasi Tenaga Chi-nya untuk menarik kembali Red Copper Brahma Seal-nya.     

Akan tetapi, segala sesuatunya langsung musnah begitu saja. Bahkan, tingkat pengolahan Di Yi akhirnya menjadi satu tingkat lebih rendah daripada Zhang Ruochen, dimana hal tersebut membuatnya berada pada situasi yang tidak menguntungkan. Lagipula, bagaimana mungkin Red Copper Brahma sanggup menandingi Grafik Kayu Yin Yang?     

Beberapa saat kemudian, Red Copper Brahma Seal sudah berada di dalam Dunia Lukisan, hingga akhirnya benar-benar terlepas dari kendali Di Yi sepenuhnya.     

Ketika Zhang Ruochen melemparkan Grafik Kayu Yin Yang, saat itu ia juga memobilisasi Kekuatan Batin untuk membentuk sebuah bola petir. Sehingga, bola petir itu menghujam turun ke arah tanah dan menyerang bayangan iblis lawannya.     

Lalu, dengan suara bergemuruh, maka asap hitam mulai membumbung dari atas tanah.     

Bayangan iblis itu sedang terluka parah dan – entah bagaimana – tiba-tiba ia tampak meredup, hingga bayangan itu cepat-cepat melarikan diri ke arah belakang.     

Ketika menyaksikan Red Copper Brahma Seal yang sudah menghilang, maka seketika itu pula ekspresi Di Yi berubah menjadi sangat pucat. Setelah itu, ia mulai bergumam, "Jenis Senjata Suci apa itu...? Bagaimana mungkin senjata itu bisa menghilangkan Red Copper Brahma Seal?"     

Zhang Ruochen menyimpan kembali Grafik Kayu Yin Yang, dan menggenggamnya di tangan. Kemudian, ia menatap Di Yi yang berada di hadapannya, dan berkata, "Ini hanya sebuah lukisan. Jika kau masih punya Senjata Suci lain yang belum dikeluarkan, maka aku juga bisa menyimpannya."     

Sambil membawa pedang, Zhang Ruochen mengambil satu langkah ke arah Di Yi. "Di Yi, serangan ketigaku adalah demi membalaskan dendam ibuku. Sungguh kesalahan yang fatal saat kau harus melibatkan beliau ke dalam pertempuran kita. Aku tidak akan lagi menyiksamu terlalu lama. Aku akan membuatmu langsung mati, yang nantinya juga akan menutup segala dendam yang terjadi di antara kita."     

Setelah dua serangan pertama, maka Zhang Ruochen sudah menemukan beberapa petunjuk lainnya.     

Jadi, selama ia bisa memisahkan Chi Suci hitam dan Ruh Darah yang terdapat di dalam tubuh Di Yi, maka ia pasti mampu membunuh Di Yi.     

"Tap! Tap!"     

Setiap langkah yang dipijak terdengar seperti halnya sebuah lonceng kematian.     

Di Yi akhirnya menyadari tujuan utama Zhang Ruochen dalam mengunjungi Tanah Evil Wilayah Timur, yakni untuk membalaskan dendam kepadanya.     

Potongan-potongan dendam sedang diperhitungan dalam langkah demi langkah.     

Hanya Di Yi yang bisa memahami bagaimana rasa sakit itu, karena harus dibunuh berkali-kali. Hal itu terasa sungguh menyakitkan dan sesuatu yang tidak tertahankan, bahkan jauh lebih menyakitkan daripada kematian itu sendiri.     

Pada mulanya, Di Yi merasa lega ketika ia mendengar tentang kematian Zhang Ruochen. Sehingga, ia langsung mengklaim dirinya sendiri sebagai sosok yang paling tangguh di antara semua orang di Wilayah Timur, bahkan ia juga mulai memandang rendah semua orang.     

Meskipun ia tahu bahwa Red Wish Emissary juga tertarik untuk menempati posisi master muda, namun ia hanya melihat wanita itu sebagai sebuah "kentang". Jadi, ia pun berpikir bahwa selama dirinya tiba di Cyan Cloud County, maka ia pasti dapat mengubah wanita itu menjadi abu, tanpa kesulitan yang berarti.     

Akan tetapi, munculnya Zhang Ruochen kembali di dalam hidupnya, telah benar-benar mampu mengguncang rasa percaya diri dan kebangaannya.     

Pada saat ini, Di Yi akhirnya menyadari satu hal. Ia sudah terkecoh pada kemenangannya sendiri, hingga sampai lupa kalau tetap harus bersikap waspada. Akan tetapi, meskipun Zhang Ruochen sudah bekerja sama dengan Red Wish Emissary, namun bagaimana mungkin mereka bisa menandingi dirinya?     

"Zhang Ruochen, kau adalah seperti sebuah cermin bagi diriku. Sebab, hanya dengan bertarung melawanmu, maka aku bisa menemukan kelemahan-kelemahanku sendiri," Di Yi tidak marah, sebaliknya, ia malah tertawa.     

Zhang Ruochen berkata, "Belum terlambat bagimu untuk menyadarinya, namun sudah terlambat bagimu kalau kau ingin mengubahnya!"     

"Belum terlambat, belum terlambat." Di Yi menggelengkan kepalanya.     

Pria itu tidak panik ataupun marah, hingga ia pun kembali ke perangai aslinya.     

"Oh! Apa kau pikir dirimu masih bisa melarikan diri?" tanya Zhang Ruochen.     

"Tidakkah kau penasaran mengapa aku malah berlari menuju Belantara God Failing, dan bukannya menuju ke Kota Kaisar Evil?" Di Yi bertanya balik.     

"Mengapa?" balas Zhang Ruochen.     

Di Yi tersenyum sambil mendongakkan kepalanya untuk mengamati langit Belantara God Failing.     

Di atas sana, terlihat sebuah awan merah api yang sedang datang mendekat, dan ada begitu banyak bayangan emas di balik gugusan awan, dengan mengeluarkan suara "quack" yang khas.     

Zhang Ruochen mengaktifkan Mata Langit dan mengamatinya dengan tampang tak berdosa. Setelah itu, ia melihat bahwa awan merah api tersebut telah berubah menjadi ribuan Flaming Red Crow.     

Flaming Red Crow adalah jenis burung buas kelas superior level tiga, dan memiliki darah meridian yang berasal dari burung kuno immortal, yakni sang Golden Crow. Sehingga, kekuatan burung itu setara dengan para ksatria yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Bumi.     

Semejak berdirinya Kekaisaran Pusat Pertama, maka istana kekaisaran mulai membunuh ras binatang buas dalam skala besar. Sehingga, semua binatang buas yang berada di Daratan Kunlun sudah berhasil ditaklukkan. Yang jelas, itu merupakan fenomena langka saat bisa menemukan Flaming Red Crow dalam jumlah yang sebanyak itu.     

Di antara gagak-gagak tersebut, maka di sana ada seekor Flaming Red Crow Prince. Pangeran gagak itu memiliki tubuh raksasa dan memancarkan nyala api yang mengerikan. Itu hampir terlihat seperti seekor Golden Crow yang legendaris.     

Ketika diamati dari kejauhan, maka Flaming Red Crow Prince itu tampak seperti sebuah matahari yang tersembunyi di balik awan merah, hingga memancarkan aura yang sangat mengintimidasi.     

"Quack-quack!"     

Para gagak itu terbang di atas Zhang Ruochen dan Di Yi. Setelah itu, mereka mulai menukik turun dan mendekat ke arah mereka berdua, hingga mengubah area di sekitarnya menjadi sebuah zona api.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.