Kaisar Dewa

Pertarungan Paling Sengit di Bawah Alam Setengah-Biksu



Pertarungan Paling Sengit di Bawah Alam Setengah-Biksu

2Zhang Ruochen melihat bahwa ia baru saja berhasil menakuti dua Cao bersaudara. Saat itu, ia langsung tersenyum dan melihat ke arah empat orang Master Array yang berada di altar. Lalu, dengan suara dingin, maka ia berkata, "Empat Master, apa kalian masih tidak ingin mengaktifkan formasi taktisnya?"     

Empat orang Master Array tersebut tidak bisa melihat Zhang Ruochen. Mereka hanya tahu bila orang ini tidak dapat diprediksi dan tingkat pengolahannya benar-benar tinggi. Bahkan, ia hanya perlu membatin kalau ia benar-benar ingin membunuh mereka berempat.     

Oleh karena itulah, mereka tidak berani menentang perintahnya, sehingga mereka mulai mengaktifkan formasi taktis tersebut.     

Empat orang Master Array menggelengkan kepala, sebelum akhirnya mulai merentangkan telapak tangan pada waktu yang bersamaan, sambil mengaktifkan Inskripsi Array yang berada di bawah tanah.     

Di atas altar, terdapat garis-garis inskripsi yang menyala dan memanjang, seperti halnya otot-otot di tubuh manusia. Kemudian, dengan sangat cepat, maka inskripsi-inskripsi itu mulai menyelimuti seisi ruang bawah tanah.     

"Crash!"     

Petir-petir berwarna ungu dan halilintar merah mulai menyembur keluar dari formasi taktis tersebut. Mereka membentuk naga-naga petir dan ular-ular api yang melesat ke arah Cao Xu dan Cao Ling.     

Meskipun formasi taktis yang berada di bawah tanah tidak mampu membunuh para master seperti mereka, namun itu masih mampu memperangkap mereka berdua di dalam sana.     

Bagaimanapun juga, mereka berdua adalah dua orang master andalan Di Yi. Jadi, bila mereka terus terperangkap di dalam sana, maka tidak ada satupun dari mereka yang bisa berada di sisi Di Yi.     

Di ruang bawah tanah, saat itu empat orang Master Array dan dua Cao bersaudara sendiri sama sekali tidak tahu bila Zhang Ruochen ternyata sudah pergi meninggalkan ruang bawah tanah tersebut dan kembali ke atas permukaan.     

...     

...     

Hanya dalam lima belas menit, maka kekuatan formasi taktis telah berhasil mengubah Red Willow Height sampai menjadi tempat yang sulit dikenali. Sebab, ada begitu banyak dinding yang hancur dimana-mana dan kobaran api yang telah membakar pohon, serta rumah-rumah, hingga akhirnya berhasil mengubah semua itu menjadi abu.     

Para ksatria jahat yang cukup beruntung dan masih mampu bertahan hidup akhirnya mulai melarikan diri dari sana.     

Sementara itu, langit perlahan-lahan menjadi gelap, sementara Red Willow Height sendiri juga masih terbakar. Akibatnya, tidak terhitung jumlah teriakan memilukan dari para prajurit yang saling menyerang, dan suara-suara pembunuhan lainnya.     

Purple Wind Emissary sendiri menyadari bahwa dua Cao bersaudara belum kembali, dan juga tidak ada tanda-tanda kalau formasi taktis di manor itu akan berhenti. Saat itu, ia berkata, "Master muda, situasinya tidak bagus. Haruskah kita pergi meninggalkan Red Willow Height?"     

Sebenarnya, Di Yi juga merasa bila segala sesuatunya seperti sedang tidak beres. Meskipun ia benar-benar cerdas, namun saat ini, ia masih kesulitan untuk membaca situasi tersebut dengan jelas.     

Siapa yang mampu mengendap-endap dan menyelinap masuk ke dalam Red Willow Height, hingga akhirnya berhasil mengambil alih formasi taktis manor?     

Sejak kapan Red Wish Emissary mempunyai kekuatan untuk mampu menghindar dari serangan Cyan-robed Emissary, Ice Demon, dan para master lainnya, lalu akhirnya kembali pulang dengan selamat ke Red Willow Height setelah bertempur dengan mereka?     

Ada begitu banyak hal-hal yang meragukan dan sesuatu yang tak pasti - Di Yi bahkan sampai kewalahan.     

Jadi, semenjak ia tidak bisa menilai situasinya dengan jelas, maka tetap tinggal di Red Willow Height adalah sama halnya seperti sedang menanti bencana.     

Kala itu, ekspresi wajah Di Yi terlihat muram, hingga akhirnya ia mulai menyerah. "Baiklah, mari kita keluar dari sini terlebih dahulu."     

"Kalian ingin pergi? Pergi kemana?" terdengar suara yang lantang.     

Sebuah bulan purnama berwarna perak mulai muncul di atas langit. Di waktu yang bersamaan, garis tepi dari bulan itu semakin lama menjadi semakin besar, sebelum akhirnya mendarat di atas atap istana yang sudah hancur.     

Silvermoon muncul di tengah jantung bulan purnama perak tersebut. Lalu, sambil berdiri di atas atap berwarna emas, saat itu setiap inci tubuhnya memancarkan cahaya perak. Kemudian, sambil menatap ke arah bawah, maka saat itu, kedua mata dinginnya sedang berfokus ke arah Di Yi dan Purple Wind Emissary.     

Seketika itu juga, Red Wish Emissary berusaha menghabisi ksatria jahat di sekitarnya dan segera bergerak mendekat. Kemudian, sambil muncul di seberangnya, maka ia dan Silvermoon sudah sama-sama berada di dua posisi yang berbeda, dan telah bersiap melancarkan serangan dari dua arah.     

Red Wish Emissary sedang menatap Di Yi dan tertawa. "Master muda, aku tidak pernah menyangka kalau kau ternyata akan berada di kondisi yang menyedihkan seperti ini."     

Dragonhead Long Spear milik Purple Wind Emissary - yang berada di belakang punggungnya - akhirnya mulai bergetar hebat dan terbang dengan sendirinya, lalu mulai menghantam tanah di hadapannya dengan suara berdentum, sambil mengeluarkan suara auman naga.     

Pria itu menggenggam tombaknya dengan satu tangan dan mendengus dingin. "Red Wish Emissary, kau sangat berani sampai-sampai harus berkolusi dengan para penghianat Pasar Gelap untuk mengalahkan master muda. Seandainya hal ini sampai diketahui oleh para Elder, apa kau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?"     

Kala itu, Red Wish Emissary tersenyum jijik. "Silvermoon datang kemari adalah untuk membalas dendam kepada Di Yi, apa hubungannya denganku? Purple Wind Emissary, apa kau berusaha menjadikanku sebagai kambing hitam pada saat-saat yang seperti ini?"     

Di Yi berangsur-angsur menenangkan diri dan berkata dingin, "Ye Honglei, apa kau pikir kalau dirimu sudah benar-benar berhasil mengendalikan situasi? Apa kau yakin tidak sedang meremehkanku?"     

Seketika itu juga, senyuman yang berada di wajah Red Wish Emissary langsung menghilang, dimana ia mulai menatap dingin ke arah Di Yi. "Di Yi, sejujurnya, orang-orangku sudah berhasil membunuh anak buahmu. Ice Demon, Cyan-robed Emissary, Zhao Hanhu, dan Zhangsun Lan… jadi, tanpa mereka semua, bagaimana kau bisa bertarung melawanku?"     

Red Wish Emissary pun akhirnya melemparkan kepala Cyan-robed Emissary, Zhao Hanhu, dan Zhangsun Lan.     

"Thud!"     

"Thud!"     

"Thud!"     

Tiga buah kepala berdarah itu menggelinding layaknya bola, hingga akhirnya berhenti di depan kaki Di Yi.     

Mereka bertiga adalah para master kelas pertama - para jendral perang Di Yi. Maka dari itu, sulit membayangkan kalau mereka semua akan mati dengan tragis di hari yang sama.     

Ketika menyaksikan tiga kepala berdarah tersebut, maka kemarahan di hati Di Yi mulai menyeruak sampai pada batas tertingginya. Saat itu, ia cepat-cepat berkata, "Mustahil kalau kau dan Silvermoon adalah orang yang membunuh mereka semua. Siapa dia? Katakan padaku siapa yang merencanakan semua ini dan memberi saran kepadamu?"     

Di mata Di Yi, Red Wish Emissary selalu menjadi pemain kecil yang sama sekali tidak berbahaya.     

Namun, ketika ia sudah melihat tiga buah kepala tersebut, maka seketika itu pula ia menjadi tercengang. Sehingga, kemarahan di dalam tubuhnya seperti hampir membuat dirinya sendiri terbakar.     

Zhang Ruochen pun mulai datang mendekat - tanpa tergesa-gesa - sambil menapakkan kakinya di udara, sementara ia sedang membawa sebuah Bola Petir di satu tangan. Kala itu, ia melihat ke arah Di Yi, sebagaimana lelaki tersebut mulai mendarat di sisi Red Wish Emissary.     

Ketika ia menyaksikan ekspresi Di Yi yang sedang marah, maka seketika itu pula terdapat rasa puas atas pembalasan dendam yang mulai muncul di dalam hatinya. Lalu, dengan suara dingin, ia berkata, "Di Yi, apa kini kau sudah paham seperti apa rasanya ketika harus melihat orang-orang di sekitarmu mati terbunuh?"     

Di Yi memaku pandangan matanya ke arah Zhang Ruochen. "Siapa kau?"     

"Aku adalah Great Guardian-nya Red Willow Height, aku rasa kau pasti sudah mendengarku." Zhang Ruochen menjawab ringan.     

"Mengapa aku sampai merasa… kalau kita sudah pernah bertemu sebelumnya?"     

Kelima indera Di Yi benar-benar sangat sensitif. Sehingga, meskipun hanya satu kali memandang Zhang Ruochen, namun itu sudah berhasil meninggalkan kesan yang familier.     

"Tidak penting antara kita sudah pernah bertemu atau tidak sebelumnya. Sebab, apa yang lebih penting lainnya, adalah dendam di antara kita harus diselesaikan hari ini," kata Zhang Ruochen.     

Red Wish Emissary melirik ke arah Zhang Ruochen. Sekarang, karena Di Yi sudah mengatakannya, maka ia pun mulai merasa bahwa Great Guardian yang berada di hadapannya ini adalah sangat mirip dengan seseorang, sebagaimana ia sudah sejak lama mengenalnya.     

Hari ini, Great Guardian-nya tampak berbeda, sebab aura yang dipancarkan oleh tubuhnya tidak seperti biasanya.     

Mungkinkah selama ini ia sengaja menyembunyikan auranya?     

Purple Wind Emissary mulai mengaktifkan semua Chi Suci yang berada di lima Holy Meridian-nya. Lalu, sambil menggenggam Dragonhead Long Spear, maka seketika itu pula ia langsung melesat ke arah depan, dan hendak menyerang Red Wish Emissary.     

Bagaimanapun juga, tingkat pengolahan Red Wish Emissary adalah yang terlemah di antara orang-orang yang hadir sekarang ini. Oleh karena itu, kalau ia berhasil membunuhnya, maka ia akan mampu membalikkan keadaan dan mendapatkan kembali momentumnya.     

Meski demikian, saat itu Silvermoon langsung menukik turun dan berhenti di hadapan Zhang Ruochen dan Red Wish Emissary. Kemudian, jemarinya yang ramping mulai bergerak cepat di pergelangan tangan, sambil mengeluarkan sebuah pisau perak kuno berbentuk sabit.     

Setelah itu, dengan satu ayunan tangannya, maka pisau perak kuno itu menebas ke arah depan. Kemudian, terdapat Kekuatan Biksu yang menyembur keluar dari bilah pisaunya dan membentuk sebuah energi pisau - berbentuk sabit - raksasa.     

Di sisi lain, kedua mata Purple Wind Emissary mulai menyipit, dan ia cepat-cepat mengayunkan Dragonhead Long Spear-nya.     

"Wind Dragon Absorbing Soul."     

Terdengar suara pekikan naga yang berasal dari dalam tombak tersebut. Kemudian, seiring dengan Dragonhead Long Spear-nya yang mulai bergetar hebat, maka seketika itu pula terdapat seekor bayangan naga ungu - berukuran panjang lebih dari 30 meter - mulai muncul dari tombaknya.     

Dragonhead Long Spear sendiri juga dikenal sebagai "Dragon Soul Fright Spear". Itu merupakan sebuah Senjata Suci Seratus Inskripsi kelas top. Bahkan, seekor naga dan jiwa naga sama-sama sudah disegel di dalamnya.     

Jiwa naga itu adalah Vessel Spirit-nya tombak tersebut.     

"Howl!"     

Bayangan naga ungu dan Dragon Soul Fright Spear pun akhirnya terbang pada waktu yang bersamaan. Seketika itu juga, keduanya mulai menerbangkan pasir dan kerikil yang terdapat di Red Willow Height, hingga akhirnya menciptakan kekuatan pisau yang tajam.     

Setelah itu, dua pertemuan kekuatan besar tersebut berhasil menciptakan suara yang benar-benar mampu memekakkan telinga.     

Kekuatan itu bahkan memancar di kedua sisi, hingga membuat Zhang Ruochen, Red Wish Emissary, dan Di Yi, sama-sama harus terhempas ke arah belakang.     

Saat itu, Zhang Ruochen adalah orang pertama yang berhasil menemukan pijakannya kembali. Kemudian, ia melihat sebuah lubang hitam - tak berujung - yang berhasil diciptakan oleh Silvermoon dan Purple Wind Emissary.     

Di sekitar lubang raksasa tersebut, maka di sana terdapat begitu banyak celah retakan yang mulai menyebar, layaknya jaring laba-laba. Bahkan, batu-batuan besar yang berada di sekitar sana akhirnya harus berubah menjadi debu.     

Silvermoon berdiri angkuh dan memancarkan aura heroiknya. Kala itu, ia berkata dingin, "Terakhir kalinya kita bertempur, maka saat itu kita belum menentukan siapa pemenangnya. Jadi, bagaimana kalau kita mencobanya lagi?"     

Tanpa perlu menunggu Purple Wind Emissary menjawab pertanyaan itu, maka seketika itu juga Silvermoon sudah melepaskan teknik broadsword-nya dan mulai menyerang.     

Silvermoon dan Purple Wind Emissary sama-sama merupakan para pertapa di puncak Alam Fish-dragon. Sehingga, mereka sama-sama hanya kurang satu langkah lagi, sebelum akhirnya berhasil menembus Alam Setengah-Biksu. Yang jelas, mereka berdua memiliki kekuatan yang setara.     

Di sisi lain, pertarungan yang terjadi di antara mereka berdua langsung berubah menjadi semakin sengit. Pada akhirnya, mereka sendiri sampai kesulitan untuk menghentikan pertarungan tersebut.     

"Swoosh!"     

"Swoosh!"     

Satu bayangan perak dan satu bayangan ungu sedang saling bermanuver di atas langit. Di balik gugusan awan, di sana mereka sedang saling melepaskan Jiwa Bela Diri masing-masing, sambil memicu konsentrasi Energi Chi dari langit dan bumi sampai pada batas maksimalnya. Mereka bertarung tanpa sama sekali mengambil jeda.     

Sementara itu, para ksatria yang berada di Cyan Cloud County pun sedang menatap ke arah Red Willow Height. Dari kejauhan, mereka bisa melihat setengah langit sedang diselimuti oleh sebuah awan berwarna ungu. Akibatnya, awan raksasa tersebut pun terlihat seperti lautan suci berwarna ungu.     

Akan tetapi, di sana terdapat sebuah bulan purnama berwarna perak, dan sedang menyerang lautan suci berwarna ungu itu dengan beringas, dimana hal tersebut akhirnya menciptakan ledakan-ledakan yang seakan mampu menggetarkan bumi.     

…     

"Sungguh ledakan energi yang kuat. Apakah dua orang Setengah-Biksu sedang bertarung satu sama lain?"     

"Jika pertarungan mereka sampai mengenai Cyan Cloud County, maka seketika itu pula ledakan energi dari pertempuran mereka akan mampu menghancurkan separuh kota. Kita harus mengaktifkan Pertahanan Array sekarang juga."     

...     

Para ksatria yang berada di Cyan Cloud County akhirnya mulai merasa ketakutan dan tidak nyaman. Sementara itu, bagi warga biasa yang tidak mempelajari Seni Bela Diri, maka mereka semua hanya bisa berlutut di tanah karena tekanan Chi Suci yang kuat tersebut.     

Di sisi lain, ketika harus bicara tentang talenta alami, maka sebenarnya Silvermoon jauh lebih unggul daripada Purple Wind Emissary. Akan tetapi, setelah ia keluar dari Pasar Gelap, maka ia tidak punya pilihan lain, selain harus berjuang sendiri, yakni mendapatkan Kristal Suci dengan cara menyelesaikan misi-misi di dalam kelompok tentara bayaran, hingga akhirnya ia bisa mendapatkan pemasukan dan sanggup membeli sumber daya latihan.     

Sebaliknya, hal itu benar-benar berbeda dengan Purple Wind Emissary. Sebab, pria itu mendapatkan dukungan penuh dari Aula Excellence Pasar Gelap. Jadi, ia bukan hanya memiliki sumber daya latihan yang tak habis-habis, melainkan juga dapat mempelajari teknik-teknik bela diri kelas top, sekaligus mendapatkan bimbingan langsung dari seorang Biksu.     

Oleh karena itulah, mereka berdua akhirnya berkembang menjadi sama-sama seimbang. Yang jelas, kini sangat sulit untuk menentukan pihak mana yang lebih unggul.     

"Pertarungan antara Silvermoon melawan Purple Wind Emissary mungkin akan berlangsung selama beberapa saat. Jadi, sebaiknya kita bergerak cepat," kata Zhang Ruochen.     

Red Wish Emissary adalah orang yang melepaskan gerakan lebih dulu. Kemudian, sambil mengangkat tongkat kristal suci di tangannya, maka seketika itu pula Batu Suci - yang menempel pada ujung tongkat tersebut - langsung memancarkan cahaya yang cemerlang.     

Wanita itu mulai mengaktifkan kekuatan tongkat kristal sucinya sampai batas maksimal, sebelum akhirnya berteriak, "Colorless Illusory World."     

Seketika itu juga, terdapat cahaya berwarna pink yang keluar dari tongkat suci tersebut, dimana cahaya itu akhirnya langsung melingkupi Red Willow Height sepenuhnya.     

Hanya Zhang Ruochen, yang Kekuatan Batin-nya berada di level 44, yang bisa melihat cahaya pink tersebut. Lalu, untuk para ksatria jahat yang Kekuatan Batin-nya lebih rendah dari Red Wish Emissary, maka mereka sama sekali tidak bisa melihat adanya cahaya. Di waktu yang bersamaan, kekuatan sihir - tanpa warna dan tanpa bentuk - akhirnya mulai bekerja di tubuh mereka masing-masing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.