Kaisar Dewa

Praktisi Pedang



Praktisi Pedang

0Meskipun Orange Star Emissary sudah bersumpah kepada dewa dan mengklaim bahwa dirinya tidak akan pernah membongkar identitas Zhang Ruochen. Akan tetapi, dengan membiarkannya kembali ke Pasar Gelap, maka Zhang Ruochen juga paham kalau semua itu sangat beresiko.     

Tentu saja, Zhang Ruochen punya caranya sendiri.     

Skenario terburuk adalah Orange Star Emissary akan menyebarkan berita mengenai identitasnya, sang Keturunan Ruang dan Waktu, yang ternyata belum mati. Namun, jika ia tidak pernah menampakkan dirinya di muka publik, maka berapa banyak orang yang masih percaya pada perkataannya yang tak berdasar?     

Bagaimanapun juga, Orang-orang pasti lebih percaya kepada Wan Zhaoyi daripada seorang wanita pemikat dari Pasar Gelap. Apalagi, Wan Zhaoyi sudah menyaksikan sendiri bagaimana Biksu Pedang Nine Serenity datang untuk membunuh Zhang Ruochen.     

Sekarang, mana yang lebih punya kredibilitas, Wan Zhaoyi atau Orange Star Emissary?     

Oleh karena itulah, bahkan skenario terburuk masih tidak akan membuatnya berada pada posisi yang merugikan.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen dapat menggunakan kesempatan ini untuk menguji loyalitas Orange Star Emissary. Kalau wanita itu benar-benar setia, maka Zhang Ruochen tidak perlu khawatir lagi ketika hendak berkunjung di keluarga Murong, di kemudian hari.     

Jika wanita itu sampai membongkar identitas Zhang Ruochen, maka ia pasti akan menemukan cara untuk menanganinya. Yang jelas, ia akan membuat wanita itu mendapatkan ganjaran yang setimpal.     

Pada akhirnya, Orange Star Emissary pun pamit undur diri. Lalu, setelah hampir setengah hari, maka Blackie dan Kelinci Rakus akhirnya membawa mayat pemuda ke dalam sana.     

"BAM!" Kelinci Rakus melemparkan mayat tersebut di atas tanah.     

Meskipun mayat itu sudah hancur, namun samar-samar Zhang Ruochen masih sanggup mengenali wajahnya. Ia bisa menilai kalau itu benar-benar merupakan mayat Lin Yue, seorang murid dari Sekte Yin Yang.     

Zhang Ruochen memeriksa tubuhnya, dan menemukan token berbentuk oval yang terbuat dari permata putih.     

Di salah satu sisinya tertulis, "Sekte Yin Yang."     

Di sisi yang lain, "Lin Yue."     

Itu adalah token untuk murid inti dari Sekte Yin Yang.     

Meskipun Blackie sudah mampu menebak maksud Zhang Ruochen, namun ia masih ingin mendapatkan suatu konfirmasi. Jadi, ia pun bertanya, "Zhang Ruochen, apa yang ingin kau lakukan dengan mayat ini?"     

Zhang Ruochen mencengkram token itu erat-erat dan bibirnya tampak tersungging tipis, "Ketika aku sudah berhasil menembus Perubahan Keempat dari Alam Fish-dragon, maka aku akan memberitahumu. Guoguo, bawalah mayatnya, dan carilah sebuah makam dengan fengshui yang baik, lalu kuburkan dia di dalamnya. Lagipula, kematiannya masih ada hubungannya denganku."     

Kelinci Rakus mengangkat mayat Lin Yue dan langsung melesat pergi. Setelah itu, ia mulai menggali lubang dan menguburkan mayat tersebut.     

Zhang Ruochen menatap Blackie dan berkata, "Aku sudah berada di puncak Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon. Sekarang, aku ingin menembus Perubahan Keempat. Jadi, aku harus membuka Holy Meridian-ku yang pertama. Blackie, tingkat pengolahanmu di dalam Grafik Kayu Yin Yang sangat tinggi, karena kekuatanmu tidak di segel ketika berada di dalam sini, benarkan? Bisakah kau membimbingku dan membantuku untuk membuka Holy Meridian yang pertama?"     

Jika ia mengandalkan kekuatan Mutiara Naga, maka sebenarnya Zhang Ruochen bisa membuka Holy Meridian pertamanya dengan kemampuan sendiri. Akan tetapi, di sana juga ada resiko besar yang sudah menanti. Bahkan, ia dapat dengan mudah membahayakan nyawanya sendiri kalau ia tidak bersikap hati-hati.     

Sementara itu, ketika ada seorang master seperti Blackie yang berada di sana, lalu mengapa tidak memanfaatkannya?     

Kala itu, kedua mata Blackie tiba-tiba terbuka lebar, sebelum akhirnya ia mengambil dua langkah ke belakang. Setelah itu, ia terlihat sedikit malu, dan terbatuk-batuk sebanyak dua kali. "Sebenarnya... sebenarnya.. tingkat pengolahanku... tentu saja sangat kuat. Akan tetapi, tingkat pengolahanku sudah terhubung dengan Dunia Lukisan. Jadi, ketika berada di dalam Dunia Lukisan, maka aku bisa mengendalikan segenap kekuatan yang ada di seluruh dunia ini. Namun, kekuatanku sendiri... belum mencapai Alam Setengah-Biksu."     

Zhang Ruochen langsung mengernyitkan dahinya untuk waktu yang sangat lama. "Apa maksudmu?"     

"Tingkat pengolahanku yang sekarang sama seperti dirimu. Aku tidak bisa membantumu," balas Blackie.     

Alis yang berkerut di dahi Zhang Ruochen menjadi semakin intens. "Jadi, selama ini kau hanya sedang membual? Bahkan kau sampai menyebut dirimu sendiri sebagai sang Raja Pembunuh! Apa-apaan."     

"Zhang Ruochen, kuperingatkan padamu untuk tidak bicara omong kosong seperti itu. Aku memang sangat tangguh ketika berada di dalam Dunia Lukisan. Bahkan, aku juga bisa mengendalikan kekuatannya dengan sangat mudah. Selain itu, hanya dengan memikirkan hal tersebut, maka aku sudah bisa membalik posisi lautan, dan menghentakkan kakiku untuk menghancurkan bumi. Dulu, aku memang sangat tangguh. Jika bukan karena Biksu tua botak... hey, dengarkan aku dulu sebelum pergi!" Blackie mulai mengoceh.     

Zhang Ruochen langsung pergi begitu saja dan berjalan menjauh. Ia sama sekali tidak perlu memperdulikan Blackie, dan hanya tersenyum pada dirinya sendiri. "Pada akhirnya, kau hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri."     

Ketika Blackie mendengar kata-kata Zhang Ruochen, maka seketika itu pula ia langsung naik pitam. Akibatnya, ia langsung menggertakkan giginya keras-keras, sambil berguling-guling di atas tanah, lalu mulai menggigit rumput, dan menendang batu-batu. Di waktu yang bersamaan, ia terus menerus mengeluarkan suara "meong".     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen memahami sesuatu – bahwa Blackie ternyata hanyalah Vessel Spirit-nya Grafik Kayu Yin Yang.     

Ketika Vessel Spirit itu berada di dalam sebuah Pedang Suci, maka jiwa pedang tersebut pasti memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Akan tetapi, ketika jiwa itu dikeluarkan dari tempatnya, maka kekuatannya akan bergantung pada pemilik senjata tersebut.     

Alhasil, semakin kuat pemilik senjata tersebut, maka semakin kuat pula Vessel Spirit yang terkandung di dalamnya.     

Sebaliknya, jika sang pemiliknya lemah, maka jiwa yang terdapat di dalam benda tersebut juga akan menjadi lemah.     

Semenjak Blackie adalah sebuah Vessel Spirit, maka ia tidak akan pernah bisa membantu Zhang Ruochen untuk membuka Holy Meridian pertamanya. Jadi, Zhang Ruochen hanya bisa mengumpulkan segenap kekuatannya, sampai ia mampu menembus Perubahan Keempat dari Alam Fish-dragon, dengan mengandalkan kekuatannya sendiri.     

"Kurasa ini akan menjadi sedikit kemunduran dalam progres dan membutuhkan waktu latihan yang lama."     

Sekarang ini, Zhang Ruochen sedang berada di Pohon Suci Utama dan duduk di bawahnya dengan kaki bersila. Setelah itu, ia mulai mengalirkan Tenaga Chi di dalam tubuhnya, berdasarkan pada keterampilan olah raga yang direkam di dalam Kitab Empryan Kaisar Ming.     

Semenjak ia sudah berada di puncak Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon, maka Zhang Ruochen tidak perlu lagi meningkatkan pengolahannya. Di satu sisi, ia hanya perlu memperkukuh tingkat pengolahan yang sekarang, lalu memurnikan Tenaga Chi-nya, dan membuatnya bersatu dengan daging, darah, tulang, serta organ-organ inti.     

Zhang Ruochen menghabiskan waktu selama enam jam setiap harinya hanya untuk memperkukuh tingkat pengolahannya dan memurnikan Tenaga Chi.     

Lalu, ia menghabiskan waktu sisanya untuk berlatih Tao pedang – mencoba untuk mengungkap misteri-misteri yang terkandung di dalam buku "Satu Pedang", sambil berlatih Swift Swordsmanship.     

Waktu cepat berlalu. Tiga bulan pun terlewati.     

Zhang Ruochen sudah berhasil menguasai 900 gerakan Swift Swordsmanship dan mencapai puncaknya. Di waktu yang bersamaan, pemahamannya terdapat Tao pedang juga telah mencapai level yang baru.     

Zhang Ruochen mengeluarkan buku "Satu Pedang"– yang pernah diberikan oleh Biksu Pedang Xuanji kepadanya – lalu mulai meletakkannya di atas tanah. Setelah itu, ia kembali berusaha memahami apa-apa yang terkandung di dalamnya.     

Satu Pedang bukanlah sebuah buku pedang yang sesungguhnya. Sebab, buku itu hanya merangkum suatu pemahaman tertentu, yang pernah dikuasai oleh Biksu Pedang Xuanji.     

Dalam kata lain, seorang praktisi Tao pedang tidak akan pernah mampu menuliskannya. Alhasil, semua orang harus mengungkap misteri yang terkandung di dalamnya, sendiri-sendiri.     

Akan tetapi, tanpa buku manual pedang, maka segala sesuatunya hanya akan terlihat gelap. Maka dari itu, sebagian besar ahli pedang tidak akan pernah mampu menjadi seorang praktisi pedang.     

Sementara itu, bila diperbandingkan dengan ahli pedang yang lain, maka Zhang Ruochen sendiri punya begitu banyak kelebihan. Sebagaimana misal, alam Tao pedangnya sudah berada di Tingkatan Menengah dari Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang. Selain itu, ia juga sudah berhasil menguasai Time Swordsmanship sampai pada level tinggi tertentu.     

Oleh sebab itulah, segala sesuatu akan menjadi lebih mudah baginya ketika ia hendak mempelajari Satu Pedang.     

Di sisi lain, menurut buku tersebut, maka Satu Pedang tidak lain adalah melambangkan diri sendiri.     

Seorang ksatria harus benar-benar memahami hubungan antara dirinya sendiri dan Tao pedang tersebut. Setelah itu, maka ia pasti mampu menembus suatu pembatas tertentu, hingga akhirnya dapat menguasai Satu Pedang.     

Selama tiga bulan belakangan, Zhang Ruochen tidak hanya berlatih Swift Swordsmanship, tetapi juga membaca buku Satu Pedang. Kadangkala, ia merasa kalau saat itu ia sudah berhasil menangkap sebuah ide tertentu, namun ia juga selalu merasa kalau dirinya hanya satu langkah lagi sebelum berhasil menembus batasan tersebut. Entah, semua itu selalu terasa seperti ada sesuatu yang kurang. Yang jelas, ia masih belum mampu mengungkap misteri yang diperlukan untuk naik ke level satu.     

Zhang Ruochen akhirnya berhasil menguasai Swift Swordsmanship dengan baik, dan Pemahaman Pedang-nya juga sudah mencapai puncak. Sehingga, ia kembali berusaha untuk mengungkap misteri di dalam buku Satu Pedang, dan menggunakan kesempatan ini untuk menembus batasan tersebut, agar ia mampu menjadi seorang praktisi pedang.     

Zhang Ruochen sedang duduk bersila. Tanpa sama sekali bergerak, saat itu ia benar-benar tampak seperti patung. Kala itu, seluruh perhatiannya sedang terfokus pada satu hal.     

Di sekelilingnya, hanya terdengar desau angin, dan suara yang tercipta ketika sedang membolak-balik halaman buku.     

12 hari terlewati. Pada akhirnya, ada perubahan yang cukup berarti. Sekali lagi, Zhang Ruochen merasa seperti baru saja berhasil mengungkap misteri-misteri Tao pedang.     

"Hooo."     

Angin-angin yang berada di sekitarnya, semakin lama menjadi semakin dingin.     

Angin yang berkecamuk itu sepertinya sedang berubah menjadi bayangan-bayangan pedang, yang berputar-putar di sekelilingnya tubuhnya.     

Bayangan pedang itu mulai mengenai tubuh Zhang Ruochen, sebelum akhirnya timbul dan menghilang. Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak merasakan sakit. Entah bagaimana, tubuhnya seperti sudah menyatu dengan pedang Chi tersebut.     

"Konsentrasikan jiwa dan pikiran."     

Tiba-tiba, tubuh Zhang Ruochen seolah menjadi sangat ringan. Kala itu, tubuhnya sedikit terangkat, dan ia seperti sedang mencengkram udara, untuk menangkap aliran pedang Chi tersebut.     

Dengan Chi sebagai pedangnya, maka seketika itu pula ia langsung mempraktekkan gerakan Satu Pedang.     

"SWOOSH!"     

Gerakan-gerakan pedangnya memiliki pola yang tidak lazim. Ia hanya menggerakkan pedangnya berdasarkan pada intuisi – menusuk, menebas, mencungkil, atau memenggal.     

Gerakan-gerakan pedang itu tampaknya tidak beraturan, akan tetapi, kekuatan yang terkandung di dalamnya benar-benar sangat mendalam.     

Sebab, ia merasa kalau siapapun yang mendekatinya di saat-saat yang seperti ini, maka orang itu pasti langsung mati.     

"Satu Pedang" tidak punya gerakan pasti. Itu adalah alam Tao pedang, yang mengancam lawan hanya dalam satu gerakan. Di sisi lain, Satu Pedang ternyata mampu menembus belenggu dari gerakan-gerakan pedang normal, hingga menjadikannya benar-benar spesial.     

Setelah berlatih selama empat jam, maka Zhang Ruochen akhirnya sudah banjir oleh keringat. Bahkan, Tenaga Chi di dalam tubuhnya juga nyaris terkuras habis, hingga ia benar-benar harus menghentikan latihannya.     

"Swoosh!"     

Pedang di tangannya, yang berhasil diciptakan dari Chi, akhirnya langsung menghilang.     

"Ternyata aku berhasil menembus batasan Satu Pedang. Sekarang ini, aku bisa dianggap sebagai seorang praktisi pedang."     

Seketika itu juga, ekspresi wajah Zhang Ruochen terlihat bercahaya, dan jantungnya sedang berdegup kencang.     

Sementara itu, Satu Pedang sendiri memiliki jumlah 10 level.     

Jadi, menguasai Satu Pedang harus juga memahami 10 level tersebut. Akan tetapi, dalam 1.000 tahun terakhir, hanya 34 orang di Daratan Kunlun yang sanggup menguasai Satu Pedang. Mereka sudah mencapai Puncaknya ketika masih berada di Alam Fish-dragon.     

Zhang Ruochen baru saja berhasil mencapai level satu di Satu Pedang.     

Sampai pada batasan tertentu, maka Satu Pedang sudah mampu mengungguli semua gerakan pedang, dan masuk ke dalam alam Tao pedang. Oleh karena itulah, hanya para Setengah-Biksu – yang punya hubungan mendalam dengan langit dan bumi – yang sanggup memahaminya.     

Meski demikian, hanya sedikit dari para Setengah-Biksu, yang sanggup menembus batasan Satu Pedang dan menjadi seorang praktisi pedang sejati.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen sudah berhasil menembus batasan Satu Pedang pada saat ia masih berada di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon. Secara natural, maka ia merasa cukup senang, karena telah berhasil mencapai level satu. Itu artinya, berlatih Tao pedang adalah sesuatu yang sudah sesuai dengan bakatnya. Sekarang ini pun, ia sudah pantas disebut sebagai seorang praktisi pedang.     

Bagi para ahli pedang, maka itu merupakan suatu kehormatan yang tinggi ketika mereka mampu menyandang gelar sebagai seorang praktisi pedang.     

Akan tetapi, bagi Zhang Ruochen sendiri, maka semua itu hanyalah permulaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.