Benar-benar Cantik
Benar-benar Cantik
Mereka berdua adalah para pertapa yang berada di Perubahan Ketiga dari Alam Fish-dragon. Jadi, selama mereka menggunakan teknik bergerak dan teknik bela diri masing-masing, maka mereka seperti sedang menapak pada wajan yang panas. Sebab, setiap langkah yang mereka pijak, maka seketika itu pula mereka sudah berpindah sampai jarak 33 meter jauhnya.
Namun, kedua pertapa jahat itu tiba-tiba menghentikan langkah kaki masing-masing.
Keduanya sedang memaku matanya ke arah depan, sambil merasa waspada.
Sambil mengenakan topeng logam dan berjubah putih, saat itu Zhang Ruochen turun dari angkasa dan mendarat pelan di permukaan tanah, sebelum akhirnya bertanya, "Siapa yang berada di dalam peti mati tersebut?"
Dua orang pertapa jahat sedang bersitatap satu sama lain, sebelum akhirnya menurunkan peti mati tersebut. Setelah itu, mereka mengeluarkan Senjata Suci Bela Diri kelas sebelasnya masing-masing dan melancarkan serangan ke arah Zhang Ruochen dari dua arah yang berbeda-beda.
Gerakan mereka sangat cepat, dan hanya meninggalkan dua bayangan di permukaan tanah.
Meski demikian, Zhang Ruochen tampak seperti tidak sedang melepaskan serangan, sebagaimana ia hanya berjalan lurus ke arah mereka. Namun, tiba-tiba ada dua kilauan pedang yang melintas.
"Swish!"
"Swish!"
Ketika dua kilauan pedang itu melintas di hadapan mereka, maka kedua pertapa jahat itu masih terlihat sedang menggenggam Senjata Suci Bela Diri di tangan masing-masing, namun mereka berdua sama-sama tidak bergerak.
Tidak ada apa-apa yang terjadi, sampai Zhang Ruochen akhirnya sudah berada di depan peti mati tersebut, barulah saat itu terdengar suara tubuh yang sedang tersungkur dari arah belakangnya.
Sekali lagi, Pedang Kuno Abyss mulai melayang ke arah dua mayat tersebut untuk memurnikan Senjata Suci Bela Diri level sebelas mereka, sebelum akhirnya kembali lagi ke dalam Cincin Ruang.
Zhang Ruochen pun merentangkan tangannya ke sudut penutup peti mati tersebut. Setelah itu, ia mendorongnya ke atas dan melemparkan penutup peti itu sampai 33 meter jauhnya.
Itu tampak seperti sebuah peti mati yang masih baru, dan sama sekali tidak berdebu ataupun bau. Sebaliknya, aroma peti itu sangat wangi.
Zhang Ruochen menahan nafasnya sendiri ketika ia melihat ke dalam peti mati tersebut. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang melihat seorang dewi, yang anggun dan menggemaskan, sedang tergeletak di dalam peti mati, sambil mengenakan gaun biru yang rapi dengan mata tertutup, dan memperlihatkan dua bulu matanya yang panjang dan melengkung.
Wanita itu benar-benar sangat cantik. Rambut hitamnya terurai di dalam peti mati; ia mempunyai kulit berwarna seputih salju, dua alis yang tebal, hidung yang mancung, dan bibir yang elegan. Sederhananya, hampir setiap bagian di tubuhnya terlihat cantik.
"Tidak kusangka, dua orang pertapa jahat dari Pasar Gelap itu sedang membawa mayat seorang wanita."
Meskipun ia sudah pernah melihat begitu banyak wanita cantik, namun Zhang Ruochen masih merasa takjub dengan kecantikan mayat wanita ini. Sebab, wanita itu terlihat seperti seorang dewi yang baru saja turun dari langit, yang mampu membuat hatinya tergerak.
"Jika dia masih hidup, maka dia pasti akan menjadi wanita yang benar-benar cantik! Bahkan seorang pria yang paling cuek di dunia ini tidak akan pernah mampu bertahan dari pesonanya, hingga pasti rela menghempaskan diri mereka sendiri untuk menyembah kakinya."
Zhang Ruochen pun hanya bisa menghela nafas, dan berusaha mencari penutup peti yang sudah terlempar tersebut, karena ia hendak menutup petinya.
Namun, setelah hanya beberapa langkah, maka seketika itu pula ia mendengar suara detak jantung.
Setelah itu, ia pun langsung menghentikan langkahnya dan kembali menatap mayat wanita cantik yang berada di dalam peti mati. Di waktu yang bersamaan, ia mulai mendengarkannya baik-baik, namun sial, kali ini ia tidak mendengar apa-apa. Jadi, ia pun meyakini bahwa hal itu hanyalah sebuah ilusi.
"Apa dia adalah sebuah perangkap yang sengaja dipasang oleh Pasar Gelap?" Zhang Ruochen pun mulai merasa waspada.
Akan tetapi, ketika ia melepaskan Kekuatan Batin untuk memindai wanita tersebut, saat itu ia tidak menemukan aura, detak jantung, maupun nafasnya, bahkan tubuh ramping wanita tersebut sudah terasa sedingin es.
Bagaimanapun juga, bila wanita itu masih hidup, maka ia tidak akan pernah bisa terlepas dari penglihatan Kekuatan Batin-nya, tidak peduli seberapa cerdiknya ia dalam menyembunyikan hal tersebut.
Kecuali jika wanita itu adalah seorang Setengah-Biksu.
Jika ia benar-benar seorang Setengah-Biksu, maka sebenarnya, wanita itu tidak perlu sampai harus berpura-pura seperti ini di hadapannya, apalagi ketika punya maksud untuk membunuhnya.
Ini sungguh aneh.
Kala itu, awan gelap yang berada di atas langit mulai menghilang, hingga sinar rembulan mulai terlihat di angkasa. Setelahnya, sinar bulan itu mulai menyinari area gelap dan menerangi wajah cantiknya.
Di waktu yang bersamaan, sinar bulan itu langsung membuat wanita tersebut menjadi jauh lebih cantik. Setiap inci kulitnya tampak seperti kilau permata, hingga setiap lekukan di tubuhnya terlihat sempurna. Wanita ini sungguh memikat.
"Dengan kulit sehalus itu dan pakaiannya yang berkilauan, bagaimana mungkin dia sampai dikubur di bawah tanah?"
Zhang Ruochen pun mulai merasa horor, lalu sambil menggelengkan kepala, maka ia kembali mengambil penutup peti guna menutup peti mati tersebut.
"Dup-dup!"
Terdengar suara detak jantung yang lainnya.
Kali ini, ia sangat yakin bahwa ia tidak salah dengar. Benar, ada suara detak jantung yang berasal dari dalam peti mati. Itu artinya bahwa seorang wanita cantik yang berada di dalamnya mungkin masih hidup. Mungkin, wanita itu sedang masuk ke dalam suatu alam misterius tertentu.
Zhang Ruochen pun kembali membuka penutup petinya dan berpindah ke sisi peti mati tersebut. Setelah itu, ia mulai merentangkan tangan ke arah pergelangan tangan wanita itu – yang dingin – guna memeriksa apakah ia masih hidup atau tidak.
Saat itu, ia bisa merasakan bila kulit wanita tersebut sangatlah halus, seperti kain sutra putih, dimana hal itu sanggup membuatnya terdistraksi.
Namun, tidak lama setelahnya, ia pun berusaha sekuat tenaga agar tetap terkendali, dan mulai mengalirkan Tenaga Chi ke dalam pergelangan tangannya guna memeriksa apakah wanita itu sedang terluka atau tidak.
Setelahnya, Tenaga Chi itu mengalir ke dalam tubuh wanita tersebut, sebelum akhirnya kembali lagi ke dalam Lautan Chi-nya sendiri.
"Bagaimana mungkin? Bagaimana caranya dia bisa berubah menjadi mayat hidup tanpa sama sekali menderita luka-luka dalam atau bahkan cedera luar?"
Karena merasa kebingungan, maka perlahan-lahan ia mulai menurunkan tangannya. Saat itu, ia sudah bersiap untuk memeriksa Jalur Aliran Chi Suci yang berada di punggung wanita tersebut.
Jalur Aliran Chi Suci merupakan saraf pusat dari setiap meridian, jadi ia hanya perlu memeriksa apakah di sana terdapat Tenaga Chi atau tidak, sehingga ia bisa memastikan apakah wanita ini benar-benar sudah mati atau belum.
Lelaki itu pun langsung menurunkan kepalanya dan bersiap mengangkat tubuh wanita tersebut.
"Swoosh!"
Tiba-tiba, tangan yang seputih salju itu cepat-cepat bergerak untuk melepaskan topengnya, hingga langsung berhasil membongkar identitasnya.
Dengan jantungnya yang berdegup kencang, maka Zhang Ruochen tahu bahwa saat itu ia sedang masuk ke dalam perangkap. Jadi, ia pun segera mendorong tangannya dan hendak bergerak mundur.
Ia bereaksi dengan sangat cepat, namun wanita cantik itu masih jauh lebih cepat lagi. Bahkan, wanita itu mulai melingkarkan kedua tangan rampingnya ke arah leher lelaki tersebut, dan langsung menciumnya pada bagian bibir.
Zhang Ruochen pun cepat-cepat melangkah mundur, namun lehernya sudah dipeluk erat-erat oleh wanita cantik tersebut. Alhasil, wanita itu pun akhirnya terangkat keluar dari dalam peti mati, dengan rambut panjangnya yang terurai. Kala itu, tubuhnya terasa seperti tanpa tulang, hingga pinggul rampingnya langsung terhempas begitu saja ke dalam pelukan lelaki tersebut.
Pemandangan yang terjadi di depannya ini adalah kombinasi antara wanita cantik dan sesuatu yang menakutkan, sebagaimana mayat wanita itu tiba-tiba bangun dan langsung menghisap Chi Yang-nya.
Kala itu, Zhang Ruochen sudah bersiap untuk menghantamnya dengan dua pukulan, namun ternyata wanita itu sudah lebih dulu membuka matanya. Saat itu, kedua matanya tampak seperti dua bola permata berwarna hitam, yang sedang digunakan untuk menatapnya dengan sungguh-sungguh.
Mata yang berbeda, namun dengan perasaan familier yang sama.
Ternyata dia!
Zhang Ruochen pun menarik kembali tangannya dan menatap wanita itu sambil merasa kebingungan. Saat itu, perasaannya sedang campur aduk, antara merasa bingung dan pasrah, bahkan ia juga sedikit menyeringai.
Wanita itu sedang menggunakan lidah kecil dan lincahnya untuk membuka mulut Zhang Ruochen, dengan cepat dan ganas. Meskipun ia bukan sosok yang ahli berciuman, namun wanita itu perlahan-lahan berhasil menghancurkan pertahanannya, hingga lidahnya pun berhasil masuk ke dalam sana.
Ciuman itu bertahan sampai waktu yang sangat lama. Bahkan, Zhang Ruochen sampai merasa bila lidahnya terasa kelu, sebelum akhirnya wanita cantik itu berhenti menciumnya, dan kembali menarik nafas.
Meski demikian, wanita itu masih tetap memeluknya erat. Bahkan, ia sedang membenamkan wajahnya sendiri di pelukannya dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang, apa kau masih ingin menyembunyikan identitasmu? Apa kau masih ingin menyembunyikannya dariku dan kembali meninggalkanku?"
Kala itu, Zhang Ruochen menutup kedua matanya, lalu mulai menghela nafas yang panjang, "Jadi, kau sengaja memancingku agar aku datang kemari?"
Ada senyum menyeringai di wajah cantik tersebut, sebagaimana ia mulai berkata, "Mengapa kau harus bersembunyi? Aku tidak bisa menemukanmu. Akan tetapi, aku yakin bahwa kau pasti akan muncul dan menyelamatkan aku, apalagi saat aku sedang berada di dalam bahaya."
Sambil menggelengkan kepalanya dengan perasaan tidak percaya, saat itu Zhang Ruochen akhirnya tersadar bila ia sudah terjatuh ke dalam lubang, yang sudah dipersiapkan baik-baik oleh Mu Lingxi.
Semestinya ia juga paham bila wanita itu tidak akan pernah bisa dilukai oleh Ice Demon ataupun Cyan-robed Emissary, mengingat wanita tersebut adalah sosok yang cerdas, yang juga dilindungi oleh begitu banyak harta karun.
Meski sudah terpikirkan tentang hal tersebut sebanyak dua kali, namun ia masih datang ke Belantara God Falling, meskipun ia juga mengerti bila Mu Lingxi pasti sedang berencana untuk mengelabuhinya, yakni memanfaatkan rasa khawatirnya.
Saat itu, Zhang Ruochen pun bertanya, "Mengapa kau berpura-pura mati di dalam peti?"
"Jika tidak, bagaimana mungkin aku bisa menghancurkan kewaspadaan-mu? Selain itu, hanya ketika kau secara aktif ingin mendekatiku, maka seketika itu pula aku bisa membuka topengmu, supaya kau juga tidak terus-menerus berpura-pura tak mengenaliku."
Perlahan-lahan, senyuman di wajah Mu Lingxi pun berangsur menghilang. Sebaliknya, matanya yang berkedip-kedip itu seperti sedang tertutupi oleh lapisan kabut.
Meski demikian, Zhang Ruochen seperti tidak menyadari perubahan ekspresi tersebut, dan hanya berkata, "Bagaimana mungkin kau bisa yakin bila itu adalah aku? Bukankah kau juga tahu bila semua orang sudah menganggapku mati?"
"Aku hanya mampu... memastikan." Katanya.
Waktu itu, perasaannya sangat kompleks. Meskipun ia sedang mengenakan topeng logam dan bertemu dengan Mu Lingxi untuk pertama kalinya, namun sejak saat itu wanita tersebut sudah bisa mengenalinya.
Sebaliknya, penampilan Mu Lingxi benar-benar sudah berubah. Yang jelas, ia sama sekali tidak bisa mengenalnya, meskipun wanita itu sudah terbaring lemah di hadapannya. Lelaki itu tidak bisa mengenalinya, sampai momen dimana wanita itu membuka matanya, dan membuatnya semakin yakin bahwa ia adalah orang yang sama.
Itu bukan kesalahan Zhang Ruochen. Apalagi, segel Mu Lingxi diciptakan oleh sang High Priest Sekte Sesat, yang berarti bahwa sosok tersebut pasti mampu mengubah penampilan sekaligus kepribadian wanita tersebut.
Bahkan, para Biksu di Akademi Saint tidak akan pernah bisa menemukan bahwa Mu Lingxi dan Duanmu Xingling sebenarnya adalah orang yang sama, alih-alih Zhang Ruochen.
Kala itu, Zhang Ruochen menemukan bila dadanya terasa sedikit basah, yang mana aliran hangat mulai menembus kulitnya. Kemudian, ia melihat ke arah bawah dan menemukan bila saat itu Mu Lingxi sedang menangis, hingga kedua matanya sudah banjir oleh air mata.
"Saudari senior seperguruan Duanmu, semenjak kita sulit bertemu satu sama lain, tidakkah kau ingin merasa bahagia?" kata Zhang Ruochen tanpa ragu-ragu.
Bibir Mu Lingxi tampak berkedut-kedut, lalu sambil menekan lembut dada lelaki tersebut, maka saat itu ia berkata getir, "Itu hanyalah pertemuan lain bagimu, tapi bagiku, rasanya itu seperti ketika aku sudah tidak bertemu denganmu dalam satu kali siklus kehidupan."
"Apa kau tidak tahu seperti apa hancurnya hatiku saat aku mendengar bahwa kau sudah dibunuh oleh Biksu Pedang Nine Serenity? Saat itu, aku merasa tidak mampu lagi hidup, rasa-rasanya seperti langit hendak runtuh dan aku sedang tertimpa di bawahnya. Aku sangat bodoh ketika memutuskan untuk pergi ke tempat dimana kau mati, hanya untuk menemukan tulang-belulangmu yang tidak lengkap. Bahkan, aku sampai harus menguburkan tulang-tulang itu dan mendirikan nisan untukmu.
"Aku sedang pingsan di samping nisanmu, sebelum akhirnya ditemukan oleh orang-orang yang sudah dikirimkan tante untuk mencariku.
"Orang itu datang dan bermaksud untuk menjemputku, tapi aku tidak mau pergi. Aku hanya ingin mati. Namun, orang itu berkata padaku bila aku harus tetap bertahan hidup, supaya aku bisa membalaskan dendam untukmu, dimana itu akhirnya mampu menularkan secercah semangat pada diriku, dan juga keberanian untuk kembali melanjutkan hidup."