Kaisar Dewa

Penegak Hukum



Penegak Hukum

3Demonic Dragon berubah menjadi kelinci raksasa. Dia merentangkan cakarnya, yang berselimutkan Chi Demonic, dan menghancurkan tubuh Bloodhunt Hongdong, sambil memperlihatkan ekspresi garangnya. "Master Chen, saya sudah menaklukkannya. Kita apakan dia?"     

"Cough, cough."     

Organ-organ dalam Bloodhunt Hongdong nyaris hancur, termasuk meridian dan Saintly Meridian-nya.     

Dia terbatuk dan muntah darah.     

Namun, rasa sakinya tidak terlalu signifikan. Sebab, ada yang membuatnya lebih geram dan depresi, yakni fakta bahwa dirinya merupakan Master Muda Istana Warhammer, namun dia baru saja dikalahkan oleh seekor kelinci. Apabila kabar ini sampai tersebar luas, maka dia akan menjadi bahan lelucon di Istana Warhammer.     

Tentu saja, pada saat ini, dia harus mencari cara untuk menyelamatkan diri.     

Zhang Ruochen mencengkram udara dan mengambil gelang ruang di tangan Bloodhunt Hongdong. Sambil menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya, dia menemukan banyak sumber daya kultivasi di dalam gelangnya.     

Beberapa sumber dayanya tidak bisa ditemukan di pasaran.     

"Bunuh dia," kata Zhang Ruochen dengan tampang datar.     

"Tidak, Zhang Ruochen, kau tidak boleh membunuhku. Aku adalah Master Muda dari Istana Warhammer. Bila kau membawaku ke Istana Warhammer, maka kau bisa menukarkanku dengan banyak sumber daya kultivasi. Aku adalah cucunya Grand Elder di Istana Warhammer," kata Bloodhunt Hongdong.     

"Tak berminat. Aku masih akan tetap membunuhmu," kata Zhang Ruochen.     

Para kultivator di Kediaman Pedang adalah anak buahnya kakak senior keenam - Lu Yuanzi - sedangkan Lu Yuanzi merupakan salah satu pengikut setia Pusat Kekaisaran Suci. Oleh karena itu, Zhang Ruochen harus membalaskan dendamnya.     

"Tidak, tidak…"     

Wajah Bloodhunt Hongdong memucat. Kepalanya blank. Dia tidak pernah menyangka akan berada di posisi seperti ini.     

"Bila kau membunuh kultivator lain, mestinya kau juga siap dibunuh. Aku meyakininya, begitu pula denganmu," kata Zhang Ruochen dengan suara pelan.     

Boooom!     

Aura supreme turun dari langit dan mengguncang awan dalam radius ribuan mil.     

Di tempat itu, semua Biksu mendadak mengubah ekspresinya dan mendongak ke angkasa.     

Di langit, ada sosok berarmor perak. Jaraknya sangat jauh dari Daratan Kunlun, mungkin lebih dari jutaan mil. Cuma para Saint King yang mengaktifkan Mata Langit yang dapat melihatnya.     

"Salam, Penegak Hukum."     

Semua kultivator memberi salam kepada Penegak Hukum berarmor perak.     

Penegak Hukum adalah seorang Supreme Saint, yang dikirim oleh Dunia Langit untuk mengawasi Pertempuran Merit.     

Jika para kultivator dari Dunia Langit ketahuan bertempur satu sama lain, maka Penegak Hukum akan menghentikannya dan menghukum pelanggarnya.     

Tentu saja, jika mereka menemukan Supreme Saint dari Dunia Neraka yang melanggar aturan Pertempuran Merit, maka mereka akan langsung melaporkannya, atau mengalahkan Supreme Saint tersebut.     

Seorang Penegak Hukum tidak boleh memasukkan tubuh aslinya ke Daratan Kunlun. Namun, mereka masih bisa mengirimkan bayangannya.     

Itu adalah pertama kalinya Zhang Ruochen melihat Penegak Hukum. Ketika dia melihat tiga pasang sayap putih di punggungnya, ekspresinya pun mendadak murung.     

"Sosok Angel, ternyata dia berasal dari Daratan Heaven."     

Penegak Hukum berarmor perak mengirimkan energi Supreme Saint-nya. "Zhang Ruochen, dilarang berperang saudara pada Pertempuran Merit. Berani-beraninya kau melanggar aturan Dunia Langit dan membunuh kawan seperjuanganmu. Hari ini, aku harus menghukummu."     

Zhang Ruochen tidak takut dengan tekanan Supreme Saint tersebut. Sebaliknya, dia langsung meninggikan suaranya. "Apa kau sengaja menuduhku?"     

"Aku menuduhmu?" tanya Penegak Hukum.     

Bahkan Penegak Hukum pun tidak bisa bertindak semena-mena. Jika mereka dilaporkan kepada pihak yang lebih tinggi, mereka akan kehilangan segalanya.     

Lagipula, ada beberapa kelompok di Dunia Langit yang siap menghancurkan Daratan Heaven dan orang-orangnya.     

Ada banyak kultivator di daratan. Karena Zhang Ruochen adalah Priest-nya Dewi Bulan, maka identitasnya luar biasa. Bahkan Penegak Hukum berarmor perak tidak akan berani menghukumnya.     

Zhang Ruochen pun mengumpat di dalam hatinya. Saat Kediaman Pedang dibantai habis-habisan, kemana para Penegak Hukum? Ketika East Region Saint Mansion diserang besar-besaran, kemana mereka?     

Namun, Zhang Ruochen tidak ingin berdebat dengan mereka, karena semua itu tidak ada gunanya.     

Zhang Ruochen berkata, "Bloodhunt Hongdong pernah membantai banyak kultivator di Kediaman Pedang. Dia memang pantas dibunuh. Para kultivator di Kediaman Pedang adalah keturunannya kakak seniorku. Aku punya hak untuk membalaskan dendamnya. Seandainya aku tidak membunuhnya, Dunia Langit masih perlu melakukannya."     

"Omong kosong. Jika Bloodhunt Hongdong melanggar aturan Dunia Langit, maka cuma Daratan Heaven yang boleh menghukumnya. Jika kau membunuhnya, maka kau sudah melanggar aturan dan harus dihukum," kata Penegak Hukum berarmor perak dengan geram.     

"Kalau begitu, aturan di Dunia Langit harus diubah! Mestinya aturan itu dibuat lebih ketat, terutama bagi para anggota Dunia Langit." mata Zhang Ruochen terlihat tajam.     

"Kau…"     

Tiba-tiba, awan hitam berkumpul di langit, yang dipenuhi dengan sambaran petir.     

Aura saint yang memancar dari Penegak Hukum sangat kuat dan dominan. Kelihatannya dia sedang mengumpulkan kekuatan, yang dapat menghancurkan dunia. Auranya membuat kultivator lain merasa tertekan. Mereka semua sedang ketakutan. Bahkan beberapa di antara mereka sampai berlutut ke tanah.     

Zhang Ruochen mengeluarkan Azuresky Pagoda dan mengaktifkan energi supremenya. "Kau tidak boleh semena-mena menjatuhkan hukuman langit kepadaku. Kenapa kau ingin membunuhku, bahkan sebelum aku membunuh Bloodhunt Hongdong? Bukankah kau juga melanggar aturan langit?"     

Penegak Hukum berarmor perak terdiam sejenak, dan sadar kalau dia sedikit tergesa-gesa.     

Pada saat itu, di sana ada beberapa kultivator dari Daratan Pangu atau Daratan Ruiya. Mereka bisa menggunakan alasan ini untuk melayangkan komplain ke dunia langit. Jangankan mempertahankan posisi, bila sampai Dewi Bulan datang ke sana untuk membunuhnya, maka dia tidak akan bisa menyelamatkan diri.     

Padahal, kedatangannya kemari bukan hanya untuk menghentikan Zhang Ruochen, tapi juga menyelamatkan seseorang.     

Setelah menyelamatkan orang itu, belum terlambat untuk menangani Zhang Ruochen.     

Penegak Hukum berarmor perak menarik sambaran petirnya dan melepaskan bayangannya di atas Daratan Kunlun. Dia berada di jarak ratusan kaki jauhnya.     

Walau itu cuma bayangan, tapi auranya sangat kuat, bahkan bisa membunuh Saint King biasa.     

"Katamu, Bloodhunt Hongdong telah membantai para kultivator dari Daratan Kunlun di Kota Suci Wilayah Timur. Apa kau punya buktinya? Kalau tidak, maka aku akan menghajarmu dan membawamu ke Dunia Langit untuk dihukum," kata bayangan tersebut.     

"Tentu saja, aku punya buktinya."     

Walau Zhang Ruochen tidak takut dengannya, namun dia juga tidak ingin melanggar aturan Dunia Langit.     

Sehingga, dia pun mengeluarkan scroll.     

Di scrollnya, di sana ada gambar Bloodhunt Hongdong sedang melakukan pembantaian di Kediaman Pedang. Bisa dibilang, itu adalah bukti yang konkrit.     

Penegak Hukum memicingkan matanya. "Bloodhunt Hongdong ini benar-benar menggali makamnya sendiri. Walau dia ingin mengambil Kitab Heavenly Works, namun dia tidak perlu membantai mereka."     

Dengan scroll sebagai alat buktinya, meskipun Bloodhunt Hongdong diserahkan ke Dunia Langit untuk menerima hukuman, tapi akhirnya dia masih akan dibunuh.     

"Zhang Ruochen, kau adalah Priest-nya Dewi Bulan. Mestinya kau paham, bahwa aturan di Dunia Langit sudah tidak bisa diganggu gugat. Meski kau punya bukti, tapi kau tidak boleh membunuhnya, karena kau juga akan melanggar aturan. Kau bisa dibunuh," kata bayangan Penegak Hukum.     

Mata Zhang Ruochen bergerak-gerak, sambil memikirkan cara untuk membalas perkataannya.     

Sederhananya, dia tidak akan menyerahkan Bloodhunt Hongdong kepada Penegak Hukum. Sebab, kelihatannya Istana Warhammer juga terlibat dalam peristiwa ini. Mereka ingin menyelamatkan Bloodhunt Hongdong. Kalau begitu, bagaimana Zhang Ruochen menjelaskannya kepada para kultivator dari Kediaman Pedang?     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen berkata, "Terima kasih atas peringatannya."     

Melihat Zhang Ruochen mau berkompromi, Penegak Hukum berarmor perak pun mengangguk puas dan kembali berkata serius. "Aku baru saja menerima pesan dari Priest Istana Bloody War. Katanya, kau menangkap Tian Chen. Benar begitu?"     

"Tidak."     

Zhang Ruochen menambahkan, "Kalau menilai dari kekuatan Tian Chen, bagaimana mungkin aku bisa mengalahkannya? Anda bercanda, bukan?"     

"Bercanda?"     

Suara Penegak Hukum berarmor perak muncul di benak Zhang Ruochen. "Sebutkan harganya, Zhang Ruochen. Aku akan membayarnya demi kebebasan Tian Chen."     

"Bahkan Penegak Hukum sampai bernegosiasi denganku. Kelihatannya Daratan Heaven benar-benar sudah memperhatikanku." Zhang Ruochen menertawakan dirinya sendiri.     

Lebih tepatnya, Daratan Heaven sedang memperhatikan Tian Chen.     

Lagipula, Tian Chen punya potensi besar untuk menembus Alam Supreme Saint.     

Zhang Ruochen membalasnya dengan pesan telepati, "Serahkan Tuan Godcliff, atau King Daxi kepadaku."     

Aura dingin memancar dari tubuh Penegak Hukum berarmor perak, hingga menimbulkan es dalam radius ratusan mil. "Omong kosong."     

"Kau memintaku menyebutkan harganya. Itu hargaku," kata Zhang Ruochen.     

Penegak Hukum berarmor perak pun merasa terancam. "Sebagai seorang Penegak Hukum, aku punya banyak cara untuk membunuhmu. Bahkan aku tidak perlu menggunakan hukuman langit. Jika kau bersedia menyerahkan Tian Chen sekarang juga, mungkin kau bisa hidup lebih lama."     

"Kau pikir aku tidak tahu perilaku Daratan Heaven? Sampai saat ini pun, apa aku pernah hidup dengan tenang? Sampaikan pesanku kepada Shang Ziyan, bila dia ingin menyelamatkan Tian Chen, dia harus datang kemari dan bertempur melawanku. Jika dia menang, maka aku akan menyerahkan Tian Chen kepadanya. Jika dia kalah, maka nyawanya akan menjadi milikku," kata Zhang Ruochen.     

Tatapan mata Penegak Hukum berarmor perak menjadi semakin serius. "Apa ini adalah deklarasi perang?"     

"Ya. Ini adalah deklarasi perang. Pertempuran sengit di antara kita akan segera dimulai."     

Shang Ziyan adalah musuh besarnya, karena dia berada di level yang sama dengan Zhang Ruochen. Sekarang ini, karena Zhang Ruochen sudah berada di Alam Saint King level delapan, maka dia sudah bisa membalaskan dendam kakak-kakak seniornya. Secara natural, dia ingin bertempur melawan Shang Ziyan…     

Dalam pertempuran hidup dan mati.     

Zhang Ruochen berjalan menghampiri Bloodhunt Hongdong, langkah demi langkah.     

Penegak Hukum berarmor perak bisa memahami maksud Zhang Ruochen. Seketika itu juga, bayangannya terbang dan berusaha menangkap Bloodhunt Hongdong.     

"Ruang Celah."     

Sambil menjentikkan jarinya, Zhang Ruochen mengirimkan Celah Ruang dan memaksa bayangannya bergerak mundur.     

Whoosh.     

Kemudian, Zhang Ruochen muncul di samping Bloodhunt Hongdong dan melancarkan pukulan.     

"Zhang Ruochen, berani-beraninya kau."     

Penegak Hukum berarmor perak berteriak kencang. Dia merentangkan tangannya ke udara. Pedang putih terbang dari langit dan mendarat di tangannya.     

Bagaikan meteor, pedang itu melesat ke arah Zhang Ruochen.     

Pukulan Zhang Ruochen masih belum mendarat di tubuh Bloodhunt Hongdong. Sebaliknya, dia malah mencengkram pundak kanan Bloodhunt Hongdong dan mengangkatknya ke udara. Dia menggunakannya untuk menangkis serangan tersebut.     

Dushh!!     

Pedang di tangan bayangan Penegak Hukum menembus dahi Bloodhunt Hongdong.     

Lagipula, itu cuma bayangannya, bukan Supreme Saint yang asli. Oleh karena itu, kecepatannya tidak akan bisa menandingi Zhang Ruochen.     

Melihat pedangnya menusuk Bloodhunt Hongdong, Penegak Hukum berarmor perak pun mengalami syok.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.