Divine_Gate

Chapter 34



Chapter 34

0Beberapa hari sebelum kejadian tersebut, Ryouichi tengah menunggu kepulangan Rose dari medan perang.     

"Ketua, apa yang anda lakukan? Mengapa anda terlihat kesepian seperti itu? " ucap Enzo yang datang dari belakang.     

Terlihat Ryouichi sedang berdiri di atap gedung markas provinsi barat.     

"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya sedang menunggu kepulangan Rose, sudah beberapa hari terlewati tanpa ada kabar darinya." ucap Ryouichi dengan ekspresi cemas.     

"Sebaiknya anda makan terlebih dahulu, ketua." ucap Enzo yang khawatir dengan kondisi Ryouichi.     

"Tidak perlu, aku tidak lapar. Kau bisa kembali ke bawah dengan yang lainnya, tinggalkan aku sendiri." ucap Ryouichi.     

"Ta-tapi ketua…" ucap Enzo.     

"Tolong, Enzo." ucap Ryouichi.     

"Baiklah, ketua." ucap Enzo lirih.     

Enzo pun melangkah pergi meninggalkan Ryouichi. Terlihat Enzo yang berjalan di koridor dan menemui anggota lainnya.     

"Bagaimana dengan ketua, Enzo ?" tanya Akari khawatir.     

"Ketua tidak mau makan dan terlihat begitu khawatir dengan Kolonel Rose " ucap Enzo.     

"Nampaknya ketua sungguh khawatir dengan kondisi Kolonel Rose." ucap Natsumi.     

"Apakah saya harus menghibur tuan Ryouichi? " ucap Tiara.     

"Mungkin master akan senang jika Chloe memakai pakaian renang lagi ? " ucap Chloe.     

"Lebih baik kau tidak melakukan hal itu" ucap Enzo.     

"Lalu apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan membiarkan ketua seperti itu ? " ucap Akari.     

"Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang, lebih baik kita menunggu hingga Kolonel Rose. Aku yakin ketua akan kembali normal setelah Kolonel Rose kembali." ucap Enzo.     

"Omong-omong dimana Reina ? " tanya Akari.     

"Benar juga, aku tidak melihat dia dimanapun." ucap Natsumi.     

Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang mengejutkan mereka.     

"Lepaskan aku ! " teriak Reina yang tengah di kelilingi banyak prajurit dan menarik tangannya.     

Enzo dan yang lainnya pun berlari dengan cepat menuju arah suara itu.     

"Reina! Apa yang kalian lakukan terhadapnya ?" teriak Enzo.     

"Kami akan mengamankan monster ini, kami takut dia akan menyerang salah satu dari prajurit kami." ucap salah satu prajurit.     

"Dia bukanlah monster, dia adalah [Elemental Beast] milik ketua kami ! " seru Tiara.     

Tiba-tiba datang seorang prajurit yang nampak memiliki pangkat tinggi dan ikut dalam pembicaraan mereka.     

"[Elemental Beast] juga dapat dianggap sebagai monster, kami tidak ingin ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi dimarkas ini." ucap prajurit itu.     

"Kau? Bukankah kau adalah pria yang menyelamatkanku dan Chloe dipantai waktu itu ? " ucap Tiara.     

"Benar sekali, saya adalah Mayor Phillips. Dan saya adalah orang yang dipercayai oleh Kolonel Rose untuk mengurus segala hal disini selama beliau pergi." ucap Phillips.     

"Kalau kau memang adalah orang yang dipercaya oleh Kolonel Rose maka seharusnya kau tahu bahwa Reina adalah bagian dari kami." ucap Natsumi.     

"Sayang sekali, namun saya beranggapan bahwa makhluk ini adalah monster yang sewaktu-waktu dapat membahayakan kami. Jadi saya harus mengamankan makhluk ini." ucap Phillips.     

"Reina tidak akan membahayakan seseorang, Reina adalah milik master. Reina tidak akan melukai siapapun, jadi tolong biarkan Reina bersama master." ucap Reina.     

"Lepaskan Reina, sialan ! " teriak Enzo.     

"Kalau anda bertingkah seperti itu maka kami tidak ada pilihan lain selain menganggap kalian adalah teman dari monster ini." ucap Phillips.     

"Hentikan Enzo, kita tidak bisa berbuat banyak ketika Kolonel Rose tidak ada disini." ucap Akari yang menahan Enzo.     

"Beritahu ketua tentang hal ini segera." bisik Natsumi kepada Tiara.     

Tiara pun mengangguk dan pergi untuk memberitahu Ryouichi tentang hal ini.     

"Anda mau kemana?" ucap Phillips sembari memerintah prajurit untuk menahan Tiara yang hendak pergi.     

"Biarkan aku lewat, ketua harus tahu soal ini." ucap Tiara.     

"Sepertinya benar bahwa kalian adalah teman dari monster ini dan berusaha untuk menghancurkan markas ini." ucap Phillips.     

"Apa maksudmu? Semua perkataanmu tidak masuk akal sama sekali." ucap Enzo.     

"Tangkap mereka semua dan masukkan mereka kedalam penjara." perintah Phillips kepada seluruh prajurit yang berada disitu.     

Namun tiba-tiba seorang prajurit datang dan membawa sebuah berita buruk kepada mereka.     

"Maaf Mayor Phillips, nampaknya seluruh prajurit yang berada di medan perang telah mati. Dan Kolonel Rose juga telah gugur di medan perang. Hanya benda ini yang dapat saya temukan disana." ucap prajurit itu sembari memberikan sebuah gelang yang terdapat noda darah kepada Phillips.     

Terlihat Phillips tersenyum kecil, dan menerima gelang itu.     

"Sayang sekali, namun nampaknya Kolonel Rose telah gugur di medan perang. Dan saya yang akan mengambil alih pemimpin di markas provinsi ini." ucap Phillips.     

Tiba-tiba datanglah Mayor Milly yang melihat seluruh pasukan Ryouichi akan ditangkap.     

"Apa yang anda lakukan Mayor Phillips? Mengapa anda menangkap mereka semua ? " ucap Mayor Milly.     

"Ah, Mayor Milly. Nampaknya mereka adalah prajurit yang bekerja sama dengan monster untuk menghancurkan markas ini." ucap Phillips.     

"Apa maksudmu? Mereka semua adalah teman dari Kolonel Rose, kau tidak bisa berbuat seperti ini kepada mereka tanpa perintah dari Kolonel Rose." ucap Milly.     

"Sayang sekali, Mayor Milly. Kolonel Rose telah gugur di medan perang, dan akulah yang akan mengambil alih kepemimpinan di markas ini." ucap Phillips.     

"Apa?! Kolonel Rose gugur di medan perang? Itu pasti hanya sebuah kesalahan informasi, tidak mungkin Kolonel Rose gugur semudah itu." ucap Mayor Milly.     

"Lihatlah gelang ini, Mayor Milly. Apa anda kenal dengan gelang ini?" ucap Phillips sembari menunjukkan gelang yang bernoda darah itu kepada Mayor Milly.     

"I-itu adalah gelang yang selalu dipakai oleh Kolonel Rose, tidak mungki semua ini terjadi…" ucap Mayor Milly dengan ekspresi sedih.     

"Dan begitulah, aku akan menjadi pemimpin sementara di markas ini. Perintah pertama dariku adalah untuk menangkap Letnan Dua Ryouichi dan seluruh pasukannya!" seru Phillips.     

"Chloe, cepat pergi dan beritahu ketua tentang hal ini ! " teriak Enzo.     

Dengan cepat Chloe mengambil gelang yang berada di pegang oleh Phillips dan berlari untuk menemui Ryouichi yang berada diatap gedung.     

"Sialan, tangkap dia!" teriak Phillips.     

"Tidak semudah itu, langkahi dulu mayat kami ! " ucap Enzo.     

"Cepat kalahkan dan tangkap mereka semua!" teriak Phillips dengan ekspresi marah.     

"Majulah kalian semua! Akan ku hadapi siapapun yang akan melukai teman kami" teriak Enzo sembari memanggil senjata roh miliknya.     

Di sisi lain, Chloe sudah berada di atap gedung dan memanggil Ryouichi.     

"Master ! " teriak Chloe.     

"Ada apa Chloe? Aku sedang tidak ingin diganggu. Pergilah bermain bersama Natsumi atau Tiara." ucap Ryouichi.     

"Para prajurit hendak menangkap kami dan juga Reina. Dan Kolonel Rose telah dinyatakan gugur di medan perang " ucap Chloe.     

Ryouichi pun berbalik badan dan terlihat sangat terkejut dengan ucapan Chloe.     

"Apa kau bilang? Bisakah kau ulangi lagi ?" ucap Ryouichi sembari berjalan pelan mendekati Chloe.     

Ryouichi pun memegang pundak dari Chloe dengan tatapan depresi dan tidak percaya.     

"Kolonel Rose sudah gugur di medan perang" ucap Chloe.     

Ryouichi pun duduk berlutut dan memasang ekspresi sedih.     

"Ti-tidak mungkin, ini semua hanyalah mimpi bukan?" ucap Ryouichi sembari tertunduk.     

"Ini adalah gelang milik Kolonel Rose, apa anda mengenali gelang ini master?" ucap Chloe sembari menunjukkan gelang itu.     

Ryouichi pun mengambil gelang yang dipegang oleh Chloe. Terlihat Ryouichi yang memandangi gelang itu dengan ekspresi sedih mendalam.     

"Master ? " ucap Chloe lirih.     

"Rose, jadi semua yang kau katakan kepadaku sebelumnya hanya sebuah kebohongan? Bahwa semua akan baik-baik saja? Bahwa kau akan kembali ke pelukan ku lagi? Semua itu hanyalah kebohongan saja?" ucap Ryouichi menahan tangisnya.     

Ryouichi menaruh gelang itu di dadanya dan memeluk gelang yang ada di genggamannya.     

Terlihat tatapan sedih yang sangat mendalam dari Ryouichi.     

"Aku bahkan tidak sempat untuk mengucapkan selamat tinggal kepadamu dan satu-satunya kenangan yang kau tinggalkan adalah gelang yang pernah kuberikan padamu." ucap Ryouichi.     

Ryouichi mengingat berbagai macam kenangan yang telah dia lalui bersama Rose. Ryouichi mengingat bagaimana senyuman manis , ekspresi wajah cemberutnya, dan segala hal lainnya.     

"AAAAAAA…! Rose, tolong jangan tinggalkan aku !" Ryouichi berteriak dengan keras sembari menangis.     

Chloe hanya dapat melihat Ryouichi yang begitu terpuruk oleh kematian dari Rose, orang yang sangat dicintai olehnya. Chloe tidak pernah melihat Ryouichi dalam keadaan terpuruk seperti itu.     

Tiba-tiba muncul lima orang prajurit yang datang ke atas atap gedung itu.     

"Itu dia, tangkap mereka " ucap salah satu prajurit itu.     

Para prajurit itu lalu menangkap Chloe dan menyentuh Ryouichi.     

"Lepaskan aku, sialan ! " teriak Ryouichi.     

Perlahan Ryouichi mengeluarkan aura hitam besar yang mengejutkan seluruh prajurit itu.     

"Aura aneh apa ini? Mengapa aura ini sangat kuat? " ucap salah satu prajurit itu.     

Ryouichi pun berdiri dan terus mengeluarkan aura yang besar.     

"Dimana kalian menemukan gelang ini" ucap Ryouichi.     

"Tangkap dia! Jangan takut, dia hanya seorang diri." ucap salah prajurit itu.     

"Jawab pertanyaan ku, bangsat ! " teriak Ryouichi.     

Aura yang dikeluarkan oleh Ryouichi semakin besar dan gelap.     

"Dasar monster!. Asal kau tahu saja, Kolonel Rose sudah mati! Sudah saatnya Mayor Phillips yang memimpin markas ini !" ucap salah satu prajurit itu.     

Dalam sekejap mata, Ryouichi hilang dari pandangan mereka. Tiba-tiba saja seluruh prajurit itu jatuh.     

"Eh ? "     

Tiba-tiba saja para prajurit itu menyadari bahwa mereka telah kehilangan kedua kaki mereka masing-masing.     

"Ka-kaki ku ! " jerit salah satu prajurit.     

Terlihat darah mengucur dengan deras dan menggenangi lantai.     

"Aku akan bertanya kepada kalian untuk yang terakhir kalinya, dimana kalian menemukan gelang ini " ucap Ryouichi.     

"Ge-gelang itu ditemukan di tengah hutan dimana para prajurit lainnya dan Kolonel Rose bertarung dengan para demon itu. " ucap salah satu prajurit itu.     

Ryouichi pun berbalik badan dan berjalan pelan menuju Chloe.     

"Mayor Phillips akan mencari dan membunuh monster sepertimu! Sudah saatnya Mayor Phillips menggantikan Kolonel Rose yang lembek itu" teriak salah satu prajurit itu.     

"Membunuhku? Aku bahkan berani membunuh Tuhan. Kalian pikir orang yang bernama Phillips itu bisa membunuhku? Aku akan menyelesaikan urusanku dengan dia nanti. Dan jangan pernah menyebut nama Rose dengan mulut kotor kalian." ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun menjetikkan jarinya , dan para prajurit itu terbakar habis oleh api hitam.     

"Chloe…" ucap Ryouichi kepada Chloe yang terdiam melihat Ryouichi.     

"A-ada apa master ?" tanya Chloe ketakutan.     

"Kau tidak perlu takut seperti itu, aku akan pergi ke tempat dimana Rose terakhir berada. Kalian bisa bertarung sesuka hati kalian dengan prajurit lain yang ingin menangkap kalian. Dan katakan kepada Enzo untuk menjadi pemimpin sementara [Saint Wolf] jika terjadi sesuatu kepadaku." ucap Ryouichi.     

Ryouichi terlihat mengeluarkan sayap hitam dan langsung terbang pergi.     

"Sa-sayap itu? Bukankah itu sayap demon?" ucap Chloe terkejut.     

Ryouichi terbang dengan kecepatan penuh menuju hutan yang merupakan tempat ditemukannya gelang milik Rose. Di satu sisi, pasukan [Saint Wolf] sedang bertarung dengan prajurit dari markas provinsi barat yang hendak menangkap mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.