Divine_Gate

Chapter 39



Chapter 39

3Setelah mereka sampai di markas provinsi barat, Ryouichi dan yang lainnya pun keluar dari mobil jeep. Rose langsung pergi meninggalkan Ryouichi tanpa mengatakan sepatah kata pun.     

"Rose…" ucap Ryouichi lirih.     

"Ketua, ada apa?" tanya Enzo.     

"Tidak apa-apa" ucap Ryouichi.     

"Kalau begitu, apa yang anda ingin lakukan selanjutnya, ketua?" tanya Enzo.     

"Aku masih ada hal yang ingin aku lakukan. Namun sebelum itu, apakah kau tahu prajurit yang bisa menyembuhkan luka selain Natsumi?" tanya Ryouichi.     

Natsumi pun tersentak, seakan telah tahu apa yang akan di lakukan Ryouichi kepada Phillips nantinya.     

"Saya tidak tahu, ketua. Maaf" ucap Enzo.     

Tiba-tiba dari arah belakang Ryouichi muncullah Mayor Milly yang mendengar percakapan Ryouichi dan Enzo.     

"Saya bisa menyembuhkan luka, namun kemampuan penyembuhan saya tidak terlalu bagus. Untuk apa anda menanyakan hal itu?" ucap Mayor Milly.     

"Aku ingin meminta bantuanmu untuk menginterogasi Phillips" ucap Ryouichi.     

"Tentu saja, saya bersedia membantu anda" ucap Mayor Milly dengan tatapan tegas.     

"Master! Apa anda baik-baik saja?" teriak Chloe yang langsung berlari menghampiri Ryouichi.     

"Ah, Chloe. Apa kau baik-baik saja ? Dimana Tiara dan Reina ? " tanya Ryouichi sembari mengelus kepala Chloe.     

Tiara dan Reina pun berlari kearah Ryouichi, dan langsung memeluknya.     

"Tuan Ryouichi, anda baik-baik saja?" tanya Tiara khawatir.     

"Master, Reina sudah membantu teman-teman master untuk mengalahkan prajurit yang akan menangkap kami" ucap Reina yang memeluk Ryouichi manja.     

"Terima kasih atas kerja keras kalian berdua, kalian bisa beristirahat terlebih dahulu. Aku ada sesuatu yang perlu ku urus" ucap Ryouichi dengan tatapan tegas.     

Tiara pun melihat Ryouichi dengan ekspresi khawatir, dia sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh Ryouichi selanjutnya. Tiara sudah pernah melihat tatapan itu sebelumnya, itu adalah tatapan haus akan balas dendam yang sebelumnya pernah Ryouichi tunjukkan ketika akan menyiksa seseorang.     

"Enzo, tunjukkan jalan ke tempat pria bajingan itu ditahan" ucap Ryouichi dengan nada dingin.     

"Baiklah kalau begitu, kami akan beristirahat dan merawat prajurit lain yang sedang terluka. Sampai bertemu lagi, ketua" ucap Akari.     

Natsumi pun berjalan pelan dan berhenti disamping Ryouichi.     

"Ketua, aku harap kau tidak berlebihan seperti sebelumnya" ucap Natsumi.     

"Apa kau mengkhawatirkan diriku, Natsumi?" tanya Ryouichi sembari tetap memandang kedepan.     

"Aku mengkhawatirkan Kolonel Rose, aku yakin dia tidak ingin melihatmu dalam kondisi seperti ini" ucap Natsumi.     

"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja" ucap Ryouichi.     

"Bukan itu yang kumaksud, ketua. Lihatlah tatapanmu sekarang ini, itu adalah tatapan yang tidak ragu sedikitpun untuk membunuh seseorang" ucap Natsumi.     

"Lebih baik kau istirahat dan tidak perlu memperdulikan aku" ucap Ryouichi.     

Natsumi terdiam untuk beberapa saat, dirinya berusaha untuk mengatakan sesuatu namun membatalkan niatnya. Natsumi pun hanya melangkah pergi bersama Reina, Akari, Chloe, dan juga Tiara.     

"Ketua?" ucap Enzo.     

"Ayo kita pergi" ucap Enzo.     

Enzo, Ryouichi, dan juga Mayor Milly pun menuju penjara bawah tanah tempat dimana Phillips ditahan. Sesampainya disana, Enzo langsung membuka kunci dari pintu penjara itu. Ryouichi pun langsung masuk kedalam penjara itu.     

"Tampaknya dia belum sadar, ketua. Apa yang akan anda lakukan?" tanya Enzo.     

Ryouichi pun keluar dari ruangan itu dan mencari sesuatu. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Ryouichi pun kembali ke ruangan penjara itu dengan membawa dua buah kursi besi.     

"Ah, ketua apa anda ingin duduk ? Mengapa anda tidak menyuruh saya untuk mengambil kursi itu saja tadi?" tanya Enzo.     

Ryouichi hanya diam dan melangkah pelan kearah Phillips yang masih tidak sadarkan diri.     

"Letnan Dua Ryouichi?" ucap Mayor Milly yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Ryouichi.     

Ryouichi pun menaruh satu kursi dan berjalan kembali kearah Phillips membawa satu kursi lainnya.     

Tanpa menunggu lama, Ryouichi langsung memukul tubuh Phillips dengan kursi besi itu dengan keras.     

"Bangun kau pria brengsek!" teriak Ryouichi.     

Phillips tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun, melihat hal itu Ryouichi kembali memukul Phillips dengan kursi besi itu berkali-kali hingga akhirnya Phillips bangun dan merintih kesakitan.     

"Ahhh ! Sakit" rintih Phillips.     

"Akhirnya kau bangun juga, sialan" ucap Ryouichi dengan nada dingin.     

Enzo dan Mayor Milly hanya bisa terdiam melihat perlakuan Ryouichi kepada Phillips.     

"Kau! Apa yang ingin kau lakukan kepadaku?" tanya Phillips ketakutan.     

Ryouichi pun duduk dikursi yang telah dia sediakan sebelumnya dan menatap Phillips dengan dingin.     

"Siapa yang memerintahmu untuk berkhianat kepada Rose?" tanya Ryouichi dengan tatapan tajam.     

"Aku tidak akan mengatakan hal apapun kepadamu!" seru Phillips.     

Ryouichi pun bangkit dari duduknya dan kembali menghantamkan kursi besi itu ke Phillips secara brutal. Hantaman demi hantaman terdengar sangat keras, suara rintihan dan tangisan memohon Phillips terdengar sangat jelas memenuhi seluruh penjara bawah tanah yang sepi. Beberapa prajurit yang menjaga penjara itu hanya bisa menahan rasa gemetar ketika mendengar rintihan itu.     

"Apa kau masih tidak mau berbicara?" tanya Ryouichi.     

Terlihat seluruh tubuh Phillips di penuhi lebam dan darah mengucur dari kepalanya.     

"Mayor Milly, sembuhkanlah dia" ucap Ryouichi.     

"Ta-tapi aku tidak bisa menyembuhkan luka separah ini" ucap Mayor Milly ketakutan.     

"Justru disitulah bagian terbaiknya, aku ingin membuatnya merasakan apa yang telah dirasakan Rose ketika ditahan oleh demon di reruntuhan itu" ucap Ryouichi.     

Mayor Milly pun dengan ragu berjalan pelan ke arah Phillips dan mulai menyembuhkannya. Namun hanya beberapa bagian yang dapat disembuhkan, namun itu tidak sembuh dengan sempurna.     

"Dia sudah saya sembuhkan, lalu apa selanjutnya?" tanya Mayor Milly.     

Ryouichi kembali menghantam Phillips dengan kursi besi itu dengan keras berulang kali hingga kursi besi itu bengkok. Hantaman terakhir dari Ryouichi menyebabkan rusuk, tangan dan juga kaki dari Phillips patah.     

"Tolong… Hentikan" rintih Phillips memohon belas kasih dari Ryouichi.     

"Aku hanya ingin mendengar dari mulutmu sendiri, untuk siapa kau bekerja? Mengapa kau mengkhianati Rose? " tanya Ryouichi dengan nada dingin.     

"Aku…" ucap Phillips lirih.     

"Kulihat kau masih ingin dihantam dengan kursi ini sampai seluruh tulang ditubuhmu hancur berkeping-keping" ucap Ryouichi.     

"Letnan Dua Ryouichi, bukankah itu sudah cukup? Dia sudah cukup tersiksa" ucap Mayor Milly dengan ekspresi kasihan.     

"Apa maksudmu, Mayor Milly? Apakah kau bisa memaafkan pria ini? Pria yang sudah hampir membuat Rose mati!?" teriak Ryouichi.     

Mayor Milly yang mendengar teriakan itu langsung terdiam ketakutan. Enzo hanya melihat kejadian itu sembari menghisap rokok miliknya dan berdiri di pintu ruangan itu.     

Ryouichi kembali menghantamkan kursi besi itu, setiap hantaman itu di lakukan oleh Ryouichi dengan seluruh tenaga miliknya. Hingga akhirnya kursi besi itu hancur menjadi beberapa bagian.     

"Am-ampuni aku…" ucap Phillips sembari menyentuh kaki Ryouichi dan memohon belas kasihan.     

Melihat hal itu Ryouichi langsung menjadi marah dan menendang wajah Phillips hingga beberapa giginya rontok. Darah dan serpihan gigi Phillips tersebar di seluruh lantai, baju milik Ryouichi pun juga menjadi kotor karena terkena cipratan darah Phillips.     

"Mayor Milly, sembuhkanlah dia" ucap Ryouichi     

Mayor Milly nampak tidak bergeming dan hanya terdiam ketakutan.     

"Mayor Milly!" teriak Ryouichi.     

"Ba- baik" ucap Mayor Milly.     

Mayor Milly kembali menyembuhkan Phillips, terlihat tatapan kasihan dari Mayor Milly kepada Phillips yang sudah hampir mati.     

"Bagus, sekarang menyingkirlah Mayor Milly" ucap Ryouichi.     

Mata Ryouichi perlahan menjadi merah. Ryouichi tetap menanyakan hal yang sama, namun Ryouichi kembali menghantam Phillips dengan kursi besi lainnya ketika Phillips hendak menjawabnya. Hal ini terus terjadi hingga belasan kali, hingga akhirnya Ryouichi terdiam.     

"Nampaknya ini masih kurang, Enzo kemarilah" ucap Ryouichi.     

Enzo pun menghampiri Ryouichi.     

"Ada apa ketua?" tanya Enzo.     

"Keluarkan pisau belatimu dan kuliti dia" ucap Ryouichi sembari menunjuk kearah Phillips yang sudah sangat tidak berdaya.     

"Ta-tapi ketua…" ucap Enzo.     

"Ini perintah!" seru Ryouichi.     

Enzo pun dengan terpaksa mengikuti perintah dari Ryouichi, dan mulai menguliti Phillips.     

Rintihan kesakitan dan tangisan kembali terdengar dengan sangat keras yang membuat prajurit yang berjaga menaruh simpati dan rasa kasihan terhadap Phillips. Setelah Enzo selesai menguliti Phillips, Ryouichi pun berjalan kearah Phillips.     

"Mayor Milly, sembuhkan dia lagi" ucap Ryouichi.     

"Ma- maaf Letnan Dua Ryouichi, namun aku sudah tidak kuat lagi melihat hal ini!" teriak Mayor Milly lalu berlari keluar dari ruangan itu.     

Terlihat Phillips yang sudah tidak dibalut oleh kulit lagi, seluruh wajah dan tubuhnya telah remuk. Gigi dan rahangnya sudah lepas dan darah tergenang dimana-mana.     

"Cih, Enzo panggillah Natsumi sekarang" ucap Ryouichi.     

Enzo pun berjalan kearah Ryouichi dan menyentuh pundak Ryouichi.     

"Ketua, kumohon berhentilah. Phillips sudah mendapat balasan pantas" ucap Enzo dengan tatapan memohon.     

"Apa maksudmu? Aku belum puas sebelum dia memohon untuk dibunuh" ucap Ryouichi dengan kesal.     

"Lihatlah dirimu ketua! Kau telah berubah menjadi sosok monster, tolong kembalilah menjadi sosok Ryouichi yang kukenal. Ketua yang selalu tersenyum dan bahagia…" ucap Enzo dengan nada lirih.     

Ryouichi pun melihat kedua tangannya yang penuh dengan darah, setelah melihat hal itu tatapan Ryouichi yang semula penuh kebencian dan dendam berubah menjadi normal kembali.     

"A-aku… Kenapa aku menjadi seperti ini?" ucap Ryouichi lirih.     

Ryouichi pun terdiam sejenak hingga akhirnya meneteskan air mata.     

"Ketua?" ucap Enzo.     

"Maaf Enzo, sepertinya aku sangat berlebihan kali ini. Bisakah kau mengurus hal ini ? Aku perlu menenangkan diri terlebih dahulu" ucap Ryouichi.     

Ryouichi lalu berjalan pelan keluar dari penjara bawah tanah itu dengan seluruh seragamnya yang penuh dengan darah.     

"Ketua…" ucap Enzo lirih.     

Setelah Ryouichi pergi, Rose datang dengan terburu-buru dan sangat terkejut melihat Enzo yang sedang membersihkan sisa-sisa dari tubuh Phillips.     

"Enzo, ada apa ini?" tanya Rose.     

"Ini…" ucap Enzo lirih.     

"Dimana Ryouichi sekarang?" tanya Rose.     

" Ketua sudah pergi keluar, aku tidak tahu kemana dia pergi" ucap Enzo.     

Rose pun langsung berlari untuk menyusul Ryouichi dengan perasaan yang campur aduk.     

"Ryouichi… Maafkan aku karena tidak berada disampingmu ketika kau sedang dalam kondisi seperti itu" gumam Rose dengan nada bersalah.     

Rose pun terus mencari Ryouichi tanpa henti dan akhirnya dirinya pun menemukan Ryouichi yang sedang duduk sendiri di atas tebing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.