Divine_Gate

Chapter 142 : Putri dari Hayate



Chapter 142 : Putri dari Hayate

0"Mengapa mereka lama sekali? Apakah terjadi sesuatu yang gawat disana?" gumam Hayate sembari melihat arloji di tangannya.     

"A-anda tidak perlu khawatir, Letnan Jendral Hayate. Saya yakin semua akan baik-baik saja jika Kolonel Ryouichi ada disana" ucap Alice disamping Hayate.     

Hayate lalu mengalihkan pandangannya kearah Alice dan mengerutkan alisnya.     

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hayate heran.     

"Ma-maaf?" Alice terlihat bingung dengan pertanyaan Hayate.     

"Bukankah kau adalah bagian dari pasukan [Saint Wolf]? Kenapa kau tidak pergi bersama mereka? Apa ada sesuatu yang membuatmu seperti itu?"      

Alice terlihat terdiam dan memikirkan sesuatu.     

"Saya hanya merasa bahwa saya tidak pantas berada di sisi mereka. Maksud saya adalah mereka adalah pasukan yang sudah menyelesaikan banyak misi berbahaya dan mendapat penghargaan langsung dari Jendral. Sedangkan saya hanyalah seorang prajurit yang baru didalam militer dan masih belum pantas bersanding dengan mereka…"     

Hayate membakar rokoknya dan memukul kepala Alice dengan pelan.     

"Letnan Jendral Hayate, kenapa anda memukul kepala saya?" ucap Alice bingung.     

"Dasar prajurit bodoh, bukankah kau sendiri yang memutuskan untuk ikut dengan pasukan Ryouichi? Lalu kenapa sekarang kau merasa seperti terkucilkan seperti itu?"     

"Alice, apakah kau sudah tahu bagaimana kepribadian dari Kolonel Ryouichi yang sebenarnya?" tanya Christopher yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan.     

"Tidak, saya baru beberapa bulan berkenalan dengan Kolonel Ryouichi. Jadi saya tidak tahu persis bagaimana kepribadian darinya" ucap Alice.     

"Dengarlah, Alice. Kolonel Ryouichi adalah orang yang lembut dan baik hati, dia bukanlah tipe orang yang mementingkan pangkat dan jabatan. Jika dia adalah orang yang seperti itu, maka sudah dari dulu aku dan pasukan [Three Disaster] mati ditangan Kolonel Ryouichi. Meskipun begitu, dia adalah orang sangat keras kepala dan pantang menyerah. Hal itulah yang membuatku menghormatinya dan segan kepadanya" ucap Christopher sembari tersenyum.     

Alice lalu melihat ke arah Whiz dan Fortune yang ikut tersenyum kepadanya seakan membenarkan perkataan Christopher kepadanya.     

"Be-begitukah, baiklah. Lain kali aku akan berusaha untuk akrab dengan pasukan [Saint Wolf] yang lainnya" ucap Alice bersemangat.     

Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki menghampiri Alice.     

"Kolonel Ryouichi! Anda sudah kembali?" ucap Alice dengan riang.     

Namun sosok yang di sapa Alice tidak membalas ucapan itu dan tetap diam.      

"Aku tidak mengira akan kedatangan tamu secepat ini" ucap Hayate.     

"Alice! Mundurlah! Orang itu berbahaya, dia bukanlah Kolonel Ryouichi" seru Christopher lalu menarik Alice.     

"A-apa maksud anda? Bukankah sudah jelas dia adalah Kolonel Ryouichi?" tanya Alice heran.     

"Nona Alice, lihatlah dengan jelas. Aura yang dimiliki oleh orang itu berbeda dari Kolonel Ryouichi! Tidak perduli dia bisa menirukan wajah Kolonel Ryouichi, namun aura adalah salah satu hal yang tidak mungkin dapat ditiru dari seseorang" ucap Fortune.     

"Di-ditiru?! Jadi dia benar-benar bukan Kolonel Ryouichi?"      

Alice memperhatikan dari jauh sosok yang menyerupai Ryouichi dan tetap tidak percaya dengan ucapan dari Fortune.     

Hayate dengan santai berjalan menuju Ryouichi palsu dan menguhunuskan pedang kearahnya.     

"Aku tidak perduli bagaimana bisa kau menirukan wajah Ryouichi, namun aku hendak menanyakan siapa dirimu dan apa maumu?" tanya Hayate dengan nada mengintimidasi.     

Sosok itu menunjuk ke arah Alice dan memasang raut wajah datar. Dengan secepat kilat, sosok itu menyerang Alice dengan sihir besar.      

Namun Hayate yang melihat hal itu dengan cepat menghadang serangan itu dan menghempaskan serangan itu.     

"Dengarkan aku bajingan, jangan membuatku marah. Berani-beraninya kau menyerang rekanku tepat di depan mataku, apa kau sudah bosan untuk hidup?" geram Hayate.     

Sosok itu lalu tersenyum dan seakan menantang Hayate.     

"Serangan tadi hanyalah sapaan hangat dariku, cepat kalian pergi dari tempat ini. Tempat ini bukanlah tempat yang bisa kalian datangi, manusia"      

"Terima kasih atas peringatannya, tapi aku menolaknya. Kau pikir siapa dirimu?" ucap Hayate.     

"Kau… Manusia yang cukup merepotkan, kekuatanmu bukanlah sebuah candaan. Jika ada salah satu dari kalian yang mati di tempat ini, maka jangan salahkan aku" ucap sosok itu.     

Setelah mengucapkan hal itu, sosok itu menghilang dengan cepat meninggalkan Hayate yang masih bingung dengan identitas asli sosok itu.     

"Sialan, kenapa sedaritadi muncul sosok yang kuat di tempat ini? Kekuatan mereka sungguh di luar nalar manusia" gumam Hayate.     

"Apa yang kalian lakukan?"      

Hayate terkejut ketika melihat sosok Ryouichi lagi di hadapannya dan langsung menyerangnya.     

"A-apa yang anda lakukan?! Kenapa tiba-tiba menyerangku seperti itu?" seru Ryouichi terkejut.     

Alice yang mendengar hal itu langsung berlari menghampiri Ryouichi.     

"Anda benar-benar Kolonel Ryouichi, bukan?" tanya Alice ragu-ragu.     

Ryouichi mengerutkan alisnya dan terlihat bingung.     

"Hah?! Apa yang kalian bicarakan? Apa kepala kalian terbentur sesuatu? Tentu saja aku adalah Ryouichi, apa maksud kalian?"      

"Letnan Jendral Hayate, orang ini adalah Kolonel Ryouichi yang asli!" seru Alice.     

Hayate hanya menghela nafas dan bersandar di dinding.     

"Aku tahu, aku tidak mungkin salah mengenali seseorang. Aku menyerangnya hanya karena sedang kesal" ucap Hayate.     

"Huh? Aku bukanlah objek yang digunakan untuk melampiaskan kekesalanmu, Letnan Jendral Hayate!" seru Ryouichi kesal.     

"Ketua! Saya mendengar suara keras, apa yang terjadi?" tanya Enzo menghampiri mereka.     

"Letnan Jendral Hayate hampir saja membunuhku, kau percaya dengan hal itu?" ucap Ryouichi.     

"Huh?" ucap Enzo bingung.     

"Lupakan tentang hal itu, bagaimana dengan Erik? Apa dia baik-baik saja?" tanya Hayate.     

Ryouichi menganggukkan kepalanya dan menjelaskan kepada mereka tentang hal yang terjadi.     

"Cih, begitukah. Kita tidak punya pilihan lain selain bermalam disini, kita tidak bisa memaksakan untuk melanjutkan perjalanan kita dengan kondisi seperti ini" ucap Hayate.     

Hayate melihat kearah Erik yang tengah terbaring dengan tubuh yang diperban.     

"Akari setuju dengan paman! Akari sudah lapar dan lelah seharian ini" ucap Akari.     

"Baiklah, karena semua sudah menyetujuinya maka kita akan bermalam dan beristirahat dulu. Enzo, bisakah kau menyiapkan tenda?" ucap Ryouichi.     

"Baik, saya akan menyiapkan tenda bersama dengan Chloe" ucap Enzo.     

Enzo lalu mengajak Chloe dan mulai menyiapkan tenda untuk bermalam.     

"Baiklah, kalau begitu saya dan Akari akan menyiapkan makan malam" ucap Tiara riang.     

Ryouichi hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.     

Terlihat Hayate, Havif, dan juga [Three Disaster ] tengah mendiskusikan sesuatu.     

"Aku ingin kalian bertiga berjaga untuk malam ini. Tidak perlu berjaga terlalu jauh, kalian hanya perlu membuat perimeter dan mengawasi sekitar" ucap Hayate.     

"Saya mengerti, kami bertiga akan berjaga untuk malam ini" ucap Christopher.     

Christopher lalu mengajak Whiz dan juga Fortune untuk berjaga malam, sementara Hayate masih membicarakan sesuatu dengan Havif.     

"Bagaimana menurutmu tentang tempat ini, Hayate?" tanya Havif.     

"Sesuai seperti yang kubayangkan. Tempat ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang prajurit, jika tidak mempunyai keahlian bertarung maka kemungkinan besar tempat ini akan membunuh kita semua" ucap Hayate.     

"Kau benar,  ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Jika di kategorikan, maka tempat ini masuk kedalam tempat berbahaya peringkat S, aku akan segera memperbarui kategori tempat ini setelah kita kembali dari misi ini" ucap Havif.     

Hayate lalu merogoh kantongnya untuk mengambil rokok, namun tiba-tiba raut wajahnya menjadi kesal.     

"Sialan, aku kehabisan rokok" ucap Hayate.     

"Ambillah" ucap Ryouichi sembari menyodorkan sekotak rokok kepada Hayate.     

"Terima kasih" Hayate lalu menerima rokok itu dan membakarnya.     

"Ryouichi, apa ular Jormungand itu sudah menghubungimu?" tanya Havif.     

"Belum ada kabar darinya…" ucap Ryouichi sembari menghembuskan asap rokok.     

"Begitukah, aku hanya berharap kita bisa menyelesaikan misi ini tanpa ada korban jiwa" ucap Havif.     

Hayate dari kejauhan memperhatikan Natsumi yang masih mengecek kondisi dari Erik.     

"Ryouichi, bisakah aku meminta sesuatu darimu" tanya Hayate.     

"Sesuatu?"      

"Benar, bisakah kau berjanji padaku untuk melindungi Natsumi dan memastikan bahwa dia tidak akan kesepian?"      

"Ke-kenapa anda tiba-tiba meminta hal seperti itu?" tanya Ryouichi heran.     

"Jika kau tidak bisa, maka aku tidak akan memaksamu" ucap Hayate.     

"Anda bahkan tidak perlu memintaku melakukan hal itu. Natsumi adalah salah satu orang yang berharga dalam hidupku, aku akan dengan sukarela melindunginya" ucap Ryouichi sembari tersenyum.     

Hayate yang mendengar ucapan dari Ryouichi pun tersenyum.     

"Semuanya! Makanan sudah siap, kemarilah untuk makan" seru Tiara dari kejauhan.     

"Baiklah, kami datang! Bergabunglah, Letnan Jendral Hayate" ucap Ryouichi.     

"Kalian bisa duluan, aku akan menyusul kalian" ucap Hayate.     

Ryouichi menganggukkan kepalanya dan pergi bersama dengan Havif meninggalkan Hayate yang masih melamunkan sesuatu.     

"Lily, aku berjanji akan melindungi anak kita. Natsumi, maafkan aku karena selama ini meninggalkanmu. Kali ini, aku berjanji untuk membuatmu bahagia. Aku tidak akan membiarkan kejadian yang menimpa ibumu terjadi padamu juga, Natsumi" gumam Hayate sembari meremas tangannya.     

Malam itu, seluruh pasukan [Saint Wolf] beristirahat dan bersiap keesokan harinya untuk melanjutkan misi mereka dalam menginvestigasi reruntuhan kuno. Satu hal yang tidak mereka ketahui adalah sosok bertopeng yang menyebut dirinya sebagai Sylvatica sudah mengawasi mereka semenjak mereka memasuki jalan menuju reruntuhan kuno.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.