Chapter 131 : Ego yang terhapus dan kesalahan yang dimaafkan
Chapter 131 : Ego yang terhapus dan kesalahan yang dimaafkan
Emosi Ryouichi kembali terpancing oleh kata-kata dari Kolonel Erik.
"Ja-jangan bercanda denganku, bajingan! Kau pikir dengan meminta maaf, semua dosa-dosamu akan ku maafkan?" teriak Ryouichi.
"Aku tidak mengharapkan hal itu, tapi setidaknya aku benar-benar tulus meminta maaf kepadamu" ucap Kolonel Erik.
Ryouichi yang mendengar jawaban dari Kolonel Erik menjadi semakin emosi, Ryouichi memandang Kolonel Erik dengan urat-urat yang menonjol di kepala dan lehernya menandakan bahwa Ryouichi masih marah dengan perbuatan Kolonel Erik dulu.
"KAU PIKIR AKU TIDAK MENDERITA? MESKIPUN SEMUA ITU SUDAH BERAKHIR, NAMUN AKU MASIH TIDAK BISA MEMAAFKANMU, ERIK! BAJINGAN SIALAN! AKU SUNGGUH BERHARAP AKU BISA MEMBUNUHMU SAAT INI!" ucap Ryouichi dengan emosi yang meledak-ledak dan menahan air matanya.
Ayumi yang melihat kondisi Ryouichi pun langsung mengusap punggung Ryouichi dengan lembut.
"Apa kau sudah mengeluarkan semua emosimu, Ryouichi?" tanya Ayumi.
Ryouichi hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Ayumi. Ayumi yang melihat hal itu langsung berjalan menuju Kolonel Erik yang masih dalam kondisi bersujud.
"Bangunlah…" ucap Ayumi.
Kolonel Erik yang mendengar ucapan Ayumi langsung berdiri dan melihat Ayumi. Tanpa kata-kata, Ayumi langsung menendang Kolonel Erik dibagian perut hingga Kolonel Erik terpental jauh keluar dari mansion Hayate dan mengenai air mancur di halaman hingga hancur.
Kolonel Erik yang terpental jauh mencoba untuk berdiri, namun tidak lama setelah dirinya berdiri, Ayumi sudah berada tepat dihadapannya. Ayumi langsung memukul Kolonel Erik berulang-ulang kali di bagian perut hingga Kolonel Erik muntah darah.
Ayumi menarik tangan Kolonel Erik dan membantingnya dengan keras ketanah hingga tanah disekitarnya retak.
"Kau tidak ada niat untuk melawan balik?" ucap Ayumi.
Kolonel Erik menggelengkan kepalanya dan berdiri kembali.
"A-aku tidak mengharapkan bahwa Ryouichi akan langsung memaafkanku. Dan aku juga tidak keberatan jika aku dipukuli seperti ini, semua ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan perbuatanku dulu kepada Ryouichi" ucap Kolonel Erik.
"Jadi kau benar-benar menyesali perbuatanmu dulu terhadap Ryouichi?" tanya Ayumi.
"Jika Ryouichi benar-benar menginginkannya, maka aku bersedia untuk dibunuh olehnya. Namun… Aku harap dia bisa menunggu hingga misi ini selesai, karena aku sudah berjanji kepada Letnan Jendral Hayate untuk menjadi pemandu jalan di reruntuhan kuno. Jika misi ini sudah selesai maka aku sama sekali tidak keberatan menyerahkan nyawaku kepadanya" ucap Kolonel Erik dengan penuh luka.
Ayumi yang mendengar ucapan dari Kolonel Erik langsung berbalik badan.
"Kau bukan sepenuhnya orang yang jahat, aku bisa merasakan itu semua dari dirimu. Aku hanya ingin menguji dirimu saja, apakah kau benar-benar menyesal dengan perbuatanmu atau kau hanya berbohong tentang hal itu. Dan aku juga tahu tentang perbuatanmu dulu terhadap Ryouichi dan Rose, mereka adalah anak-anak yang sangat kusayangi… Karena itulah anggaplah ini sebagai pelajaran untukmu, jangan pernah menyentuh anak-anak yang sangat kusayangi lagi atau selanjutnya tidak akan berakhir baik untukmu. Dan aku juga melakukan hal ini karena hal ini adalah hal yang sangat ingin dilakukan oleh Ryota jika dirinya masih hidup saat ini" ucap Ayumi.
Kolonel Erik menganggukkan kepalanya tanpa menjawab. Ayumi pun berjalan menuju Ryouichi dan lainnya yang melihat hal itu dari kejauhan.
"Ryouichi, orang itu benar-benar tulus untuk meminta maaf kepadamu. Ibu tidak akan memintamu untuk memaafkan dirinya sekarang, namun ibu ingin agar kau perlahan membuka hati untuk memaafkannya jika nanti saatnya sudah tiba" ucap Ayumi.
"Ibu…" ucap Ryouichi.
"Baiklah kalau begitu, ibu akan kembali menuju dimensi pedang Ro-chan. Ibu sudah membuatnya menunggu terlalu lama. Sampai berjumpa lagi, Ryouichi" ucap Ayumi.
Sebelum Ayumi benar-benar pergi, Ayumi mengalihkan pandangannya kepada Hayate dan menatapnya untuk sesaat.
"Dan untukmu Letnan Jendral Hayate, aku harap kau tidak melupakan janjimu kepada Lily" ucap Ayumi.
Hayate yang mendengar ucapan Ayumi pun tersentak.
"Tu-tunggu! Kenapa kau bisa tahu nama Lily?! Apa hubunganmu dengan Lily?" tanya Hayate.
Namun Ayumi sudah menghilang tanpa bekas, meninggalkan Hayate yang masih bingung dengan perkataan darinya.
"Da-darimana dia tahu tentang janjiku dengan Lily?" gumam Hayate.
Enzo berjalan menuju Ryouichi dan menepuk pundaknya.
"Ketua, apa anda sudah tenang?" tanya Enzo dengan wajah khawatir.
Pasukan [Saint Wolf] lainnya mengelilingi Ryouichi dan mencoba menghiburnya kembali.
"Anda bisa tenang, ketua. Akari pasti akan selalu ada untuk ketua" ucap Akari dengan senyuman.
"Reina dan Chloe juga akan selalu membantu master" ucap Reina.
"Kalian semua, terima kasih" ucap Ryouichi terharu.
Ryouichi pun berjalan menuju Letnan Jendral Hayate.
"Maaf tentang yang tadi, Letnan Jendral Hayate. Aku benar-benar berniat untuk membunuh anda tadi" ucap Ryouichi.
Hayate tertawa setelah mendengar ucapan Ryouichi.
"Benar-benar menarik, aku rasa misi ini tidak akan membosankan dengan adanya dirimu dan pasukanmu" ucap Hayate.
"A-ano, apakah kita tidak perlu membantu Kolonel Erik disana? Dia tampak kesulitan untuk berjalan kemari" ucap Christopher sembari menunjuk kearah Kolonel Erik yang tengah tidak berdaya dan hanya bisa menyeret kakinya dengan susah payah untuk berjalan.
Kolonel Erik masih kesulitan untuk berjalan menuju Ryouichi dan yang lainnya, hingga akhirnya dia tidak kuat berjalan dan merasa akan jatuh.
"Kekuatan fisik wanita itu sungguh kuat sekali, bahkan dia sama sekali tidak menggunakan sihir ketika memukulku tadi… Sial, aku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan"
Disaat dirinya merasa akan jatuh, dirinya merasa ada yang menopang dirinya dan membantunya untuk berjalan.
"Huh? Si-siapa yang—?!"
Kolonel Erik terkejut ketika melihat bahwa orang yang membantu dirinya adalah Chloe.
"Diamlah, jangan mengatakan hal apapun. Chloe membantumu seperti ini, bukan berarti Chloe memaafkan semua perbuatanmu kepada master. Chloe ingin bertanya sesuatu kepadamu, Kolonel Erik" ucap Chloe.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"A-apakah benar bahwa Chloe adalah kloning dari anakmu yang sudah meninggal?" tanya Chloe.
Kolonel Erik tampak tidak terkejut dengan pertanyaan Chloe.
"Apakah kau ingin mendengar jawaban yang jujur dariku?"
Chloe menganggukkan kepalanya dengan antusias.
"Memang sudah waktunya aku mengatakan hal sejujurnya kepadamu, anakku tidak pernah meninggal sama sekali. Dia masih hidup dan berbicara kepadaku saat ini" ucap Kolonel Erik.
"A-apa maksudmu? Chloe tidak mengerti sama sekali"
"Chloe, kau bukanlah kloning. Kau adalah anakku yang asli… Alasan mengapa aku sangat terobsesi dengan relik kuno adalah karena relik itu bisa memindahkan jiwa seseorang ke tubuh lain. Dengan kata lain, aku memindahkan jiwamu dari tubuhmu yang lama ke tubuh seorang half-demon. Dan tubuh half-demon itu adalah tubuh adik dari seorang half-demon yang bernama Nero. Aku melakukan hal itu karena tubuh aslimu sudah hampir rusak karena penyakitmu, dan kau bisa tenang karena half-demon yang kujadikan sebagai tubuhmu itu memang sudah mati dan aku juga sudah meminta izin darinya sebelum dia meninggal. Namun efek samping dari pemindahan jiwa itu adalah kehilangan ingatan, dan karena hal itulah kau tidak ingat siapa dirimu sebelumnya" ucap Kolonel Erik.
"Su-sudah Chloe duga. Hal itu juga menjelaskan mengapa half-demon yang bernama Nero itu memanggil Chloe sebagai adiknya" ucap Chloe.
"Ma-maaf jika tidak pernah memberitahukan hal ini kepadamu sebelumnya. Aku hanya tidak ingin kau tahu bahwa orang jahat sepertiku adalah ayahmu yang sesungguhnya, aku sungguh malu kepada diriku sendiri. Namun kau bebas untuk tidak menganggapku sebagai ayahmu, lagipula aku memang tidak pantas untuk diakui sebagai ayahmu" ucap Kolonel Erik.
Chloe melepas Kolonel Erik dan menangis.
"Kolonel Erik bukanlah orang jahat. Chloe tahu tentang itu karena setiap malam Chloe selalu memimpikan hal yang tidak pernah Chloe lakukan sebelumnya. Mimpi tentang Chloe yang sedang berada di ruang tamu bersama seorang pria yang sangat menyayangi Chloe dan mengusap kepala Chloe dengan lembut. Orang itu adalah dirimu, Kolonel Erik"
Kolonel Erik yang melihat Chloe yang menangis pun langsung memeluknya.
"Ma-maafkan aku, aku selalu ingin mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Namun aku terlalu takut jika nantinya kau malah membenciku, aku tidak sanggup jika anakku sendiri mengatakan bahwa dia membenciku" ucap Kolonel Erik dengan air mata yang terus menerus jatuh ketanah.
Chloe yang awalnya terkejut dengan pelukan Kolonel Erik, langsung mendekapnya dengan erat dan menangis.
"Chloe senang, Chloe sangat senang bertemu lagi dengan pria yang ada di mimpi Chloe. Pria yang selalu menyayangi Chloe dan selalu tersenyum kepada Chloe" ucap Chloe.
Kolonel Erik dan Chloe hanyut dalam kehangatan dan terus berpelukan hingga akhirnya Ryouichi mendatangi mereka berdua.
Chloe yang melihat kedatangan Ryouichi langsung berusaha melindungi Kolonel Erik karena dirinya takut bahwa Ryouichi masih menyimpan dendam dan sangat ingin membunuh Kolonel Erik.
"Chloe…" ucap Ryouichi.
"Ma-master! Ja-jangan memukulnya lagi, Kolonel Erik sudah menyesali semua perbuatannya. Chloe bisa menjamin hal itu, jadi tolong jangan—" ucap Chloe.
"Chloe…" ucap Ryouichi menyela ucapan Chloe.
"Ch-Chloe akan ikut meminta maaf kepada master, Chloe akan bersujud kepada master. Jadi tolong… Tolong… Jangan pukul ayah Chloe" ucap Chloe mengiba dan memohon.
"Chloe, kau…" ucap Ryouichi.
Tanpa banyak kata, Chloe langsung membuktikan ucapannya dengan bersujud dihadapan Kolonel Erik. Kolonel Erik yang melihat hal itu terkejut dan ikut bersujud dihadapan Ryouichi.
"Ryouichi aku mohon kepadamu, semuanya adalah kesalahanku, tolong jangan libatkan Chloe dalam masalah ini. Dia hanya ingin melindungiku" ucap Kolonel Erik memohon.
"Master, jika ini semua tidak cukup maka Chloe rela dikeluarkan dari pasukan [Saint Wolf] untuk menebus kesalahan Kolonel Erik" ucap Chloe.
"Kalian berdua, cukup!" seru Ryouichi.
Wajah Chloe memancarkan ketakutan yang luar biasa, dirinya merasa Ryouichi saat ini sangat marah kepada dirinya dan juga Kolonel Erik.
"Bangunlah, kalian berdua. Aku tidak ingat pernah memerintahkan kalian untuk bersujud seperti itu" ucap Ryouichi.
Chloe dan Kolonel Erik yang mendengar ucapan Ryouichi langsung berdiri.
"Erik, aku dengar bahwa kau sudah dipecat dari militer, bukan?" tanya Ryouichi.
"Benar, aku sudah bukan prajurit [The Saviour] lagi. Aku sekarang tidak lebih dari orang biasa" ucap Erik.
"Apakah kau benar-benar ingin menebus kesalahanmu sebelumnya?" tanya Ryouichi dengan nada serius.
"Apapun akan aku lakukan untuk menebus kesalahanku pada masa lalu" ucap Erik.
"Kalau begitu, serahkan hidupmu kepadaku" ucap Ryouichi.
Chloe yang mendengar ucapan Ryouichi langsung terkejut dan hendak mengatakan sesuatu kepada Ryouichi. Kolonel Erik langsung menghentikan Chloe dan menggelengkan kepalanya seakan mengatakan bahwa untuk tidak berbuat apa-apa lagi.
"Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan anakku untuk yang terakhir kalinya" gumam Kolonel Erik dengan senyuman penuh kelegaan dan kepuasan.
Chloe hanya bisa meremas kepalan tangannya dengan putus asa, tatapan matanya kosong karena dirinya membayangkan harus berpisah kembali dengan ayah yang sangat ingin dia temui.
"Kalau begitu, kau bisa membunuhku sekarang" ucap Kolonel Erik.
Ryouichi mengerutkan alis dan menatap Erik dengan heran.
"Huh? Membunuhmu? Untuk apa aku melakukan itu?" tanya Ryouichi.
"Bu-bukankah tadi kau menyuruhku menyerahkan hidupku?" ucap Kolonel Erik.
Ryouichi menghela nafas dan membakar rokoknya.
"Memang benar aku mengatakan hal itu, tapi yang aku inginkan bukan nyawamu. Erik, aku ingin kau bekerja untukku. Aku memiliki sebuah panti asuhan yang berada di bawah kendali markas provinsi timur, aku ingin kau menjadi kepala panti asuhan disana. Awalnya aku meminta Enzo untuk bekerja disana, namun karena Enzo akan sibuk dengan urusan militer maka aku memintamu untuk bertanggung jawab disana sendirian. Dan tentu saja kau juga akan digaji dan menjadi bawahanku"
Kolonel Erik tidak percaya dengan ucapan Ryouichi dan matanya berkaca-kaca. Dirinya jatuh terduduk dan menangis.
"Te-terima kasih sudah memberikan kesempatan kedua untukku. Aku sangat bersyukur, aku sangat bersyukur" ucap Kolonel Erik.
"Dan untukmu, Chloe. Aku tidak ingin lagi mendengar ucapanmu tentang keluar dari [Saint Wolf], kau paham? Kau adalah rekan dan temanku yang sangat berharga sama seperti yang lainnya" ucap Ryouichi.
"Ja-jadi, master sudah memaafkan Kolonel Erik?" tanya Chloe.
Ryouichi menghembuskan asap rokoknya lalu tersenyum.
"Dia adalah ayahmu, bukan? Aku mendengar semuanya dari kejauhan, dan aku juga mendengar semua ucapan dari Erik. Seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya bukanlah orang yang jahat. Oleh karena hal itulah, aku memutuskan untuk membuang semua ego yang kupunya dan memaafkan Erik serta tidak menyimpan dendam lagi kepadanya. Dan aku juga harap kau tidak keberatan jika Erik bekerja untukku" ucap Ryouichi.
Chloe langsung berlari kearah Ryouichi dan memeluknya.
"Terima kasih, master. Chloe sangat menyayangi master, master adalah orang paling keren" ucap Chloe.
"Terima kasih, Kolonel Ryouichi" ucap Erik.
"Kau bisa berbicara kepadaku seperti biasanya, aku tidak terlalu suka dengan hal formal" ucap Ryouichi.
Dari kejauhan, Hayate diam-diam tersenyum.
"Sungguh tidak diduga, aku sangat menantikan disaat dimana dirimu akan menjadi pemimpin [Empire] nantinya, Ryouichi" ucap Hayate dalam hati.
"Senyuman paman terlihat menakutkan" celetuk Akari.
"Diamlah atau kupukul kepalamu nanti" ucap Hayate kesal.
Setelah semua masalah antara Ryouichi dan Kolonel Erik diselesaikan, pasukan [Saint Wolf] dan yang lainnya bersiap untuk misi sesungguhnya. Di sisi lain, Rose masih dalam pencariannya mencoba untuk mencari dan menyelamatkan Kolonel Ray yang keberadaannya masih tidak diketahui di [Great Border].