Divine_Gate

Chapter 123 : Sweet and Wholesome Moment



Chapter 123 : Sweet and Wholesome Moment

0Pada pagi harinya, seluruh pasukan [Saint Wolf] dikumpulkan oleh Ryouichi di ruangan rapat yang sebelumnya telah dia pinjam kepada Kolonel Elizabeth.     

"Ketua, ada masalah penting apa hingga memanggil kami sepagi ini?" ucap Enzo sembari menguap lebar.     

"Benar ketua, padahal Akari masih ingin berpelukan dengan Enzo di pagi yang dingin ini" ucap Akari dengan wajah yang masih mengantuk dan rambut yang masih terlihat kusut.     

"Akari, rambutmu masih berantakan. Kemarilah, akan aku rapikan rambutmu itu" ucap Enzo.     

Akari menuruti ucapan Enzo dan duduk dipangkuan Enzo dengan manis.     

"Bisakah kalian jangan memulai pagi dengan mesra seperti itu?" ucap Natsumi ketus.     

"Booo, Natsumi hanya iri melihat ku dengan Enzo bukan?" ucap Akari dengan nada mengejek.     

Natsumi hanya menghela nafas dan membuang pandangannya dari mereka berdua.     

"Tiara, dimana Chloe dan Reina? Bukankah seharusnya mereka bersamamu?" tanya Ryouichi.     

"Ah, mereka berdua bilang akan menyusul. Seharusnya sebentar lagi mereka akan datang" ucap Tiara.     

"Ara, apakah kau biasanya bangun sepagi ini, Ryouichi?"     

Ayumi terlihat membawa nampan yang terdiri dari teko dan beberapa gelas dan mulai menuangkan minuman ke masing-masing gelas lalu memberikannya kepada seluruh orang.     

"Ah, tidak juga. Aku hanya bangun sepagi ini karena ada yang ingin kuberitahukan kepada anggota pasukanku" ucap Ryouichi sembari menerima gelas yang diberikan oleh Ayumi kepadanya.     

"Begitukah, tampaknya ada berita yang cukup penting…" ucap Ayumi sembari melihat kearah Rose dan tersenyum.     

"Ro-chan, apakah Asuka ada bersamamu?" gumam Ryouichi.     

"Ada apa? Mengapa kau memanggilku sepagi ini? Asal kau tahu saja, aku baru tidur beberapa jam sehabis membaca komik kesukaanku"     

"Bisakah kau dan Asuka kemari? Ada sesuatu hal penting yang ingin aku umumkan"     

"Merepotkan, baiklah… Aku akan mengajak Asuka jika kau membuatkanku 10 puding cokelat kesukaanku"     

"10 puding?! Apa kau hendak merampokku? Lagipula aku tidak membawa bahan-bahan untuk membuat pudding, dasar loli nakal" gumam Ryouichi.     

"Kalau begitu aku tidak akan kesana, hmppph…"     

"Dasar loli sialan, baiklah. Aku akan membuatkanmu 5 puding cokelat dengan krim spesial saat kita kembali ke markas timur"     

Dalam sekejap Ro-chan dan Asuka sudah berada diruangan itu dan berada disamping Ryouichi.     

"Yo, Ryouichi bodoh. Aku sudah datang, mana pudingku?" ucap Ro-chan.     

"Bukankah sudah kubilang akan kubuatkan di markas timur nanti!" ucap Ryouichi kesal.     

"Cih"     

"Oh, Asuka. Bagaimana kabarmu?" ucap Enzo dengan nada bersahabat.     

"Selamat pagi semuanya, terima kasih atas bantuannya dalam menjaga kakak selama ini" ucap Asuka ramah sembari membungkukkan badannya.     

"I-imut sekali!" seru Ayumi.     

"Ma-maaf?" Asuka terlihat kaget dengan keberadaan seseorang yang belum dia kenal sebelumnya.     

"Ryouichi, dia adalah adik yang pernah kau ceritakan sebelumnya bukan?" tanya Ayumi antusias.     

"Benar, dia adalah adikku yang paling imut dan cantik" ucap Ryouichi bangga.     

"Kakak! Jangan mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu" ucap Asuka sembari mencubit pipi Ryouichi.     

"Hahaha, maaf maaf. Asuka, dia adalah nona Ayumi. Dia adalah—"     

"Ayumi adalah ibu Ryouichi dan Asuka!" seru Ayumi bersemangat.     

"Eh?! Kakak? Apa maksudnya?"     

Ayumi langsung memeluk Asuka dan mengelus rambutnya dengan wajah bahagia.     

"Hanya perasaanku saja, atau nona Ayumi mempunyai fetish anak kecil yang imut? Bahkan Chloe dan Reina tidak dapat menolak pelukan darinya" gumam Ryouichi.     

"I-ibu?"     

"Benar! Panggil Ayumi dengan sebutan ibu" ucap Ayumi.     

"Asuka tidak sepenuhnya paham, tapi kalau kakak sudah menganggap nona Ayumi sebagai ibu, maka Asuka juga akan memanggil nona Ayumi dengan panggilan ibu" ucap Asuka sembari tersenyum.     

Senyuman Asuka yang manis dapat melelehkan hati semua orang yang melihatnya, bahkan mungkin [Great Demon Emperor] tidak dapat menahan keimutan dari Asuka.     

"Selamat pagi master!" seru Reina dan Chloe bersamaan dengan nada bersemangat.     

"Oh, selamat pagi Chloe, Reina. Duduklah, karena kalian sudah datang maka aku akan mengumumkan suatu hal yang penting"     

Setelah semua orang duduk di kursi mereka masing-masing, Ryouichi langsung memasang wajah serius yang membuat seluruh orang menjadi khawatir dan tegang.     

"Ada apa ini? Mengapa ketua tiba-tiba memasang wajah seperti itu? Siapa lagi yang sudah membuat ketua menjadi marah besar seperti ini? Kurang ajar, setelah rapat akan kucari orang itu dan kucincang dia" ucap Enzo dalam hati.     

"Masih ada orang yang berani membuat Ryouichi yang bodoh ini marah? Sungguh malang sekali nasib orang itu. Tenang saja Ryouichi yang bodoh, aku akan membantumu membunuh orang itu hingga tidak tersisa apapun darinya" ucap Ro-chan dalam hati.     

"Aku harap Tuan Ryouichi tidak berlebihan saat marah nantinya. Aku akan membuat orang itu mati dengan satu pukulan" ucap Tiara dalam hatinya.     

"Berani mencari masalah dengan master dari Chloe? Orang itu pasti memang mencari mati" ucap Chloe dalam hati yang diam-diam sudah memegang senjata di balik punggungnya.     

"Reina akan membuat orang itu hangus menjadi abu!" seru Reina dalam hati.     

"Ryouichi, siapa lagi yang mau kau bunuh? Tatapanmu itu seperti akan membunuh ratusan orang sendirian" gumam Natsumi.     

"Ah, Enzo sungguh sangat tampan hari ini" gumam Akari sembari terus memandangi wajah Enzo.     

"Ah, maaf. Sebelumnya aku akan menunggu orang-orang yang berkaitan dengan pembahasan ku kali ini" ucap Ryouichi.     

Bersamaan dengan hal itu, Kolonel Ray masuk kedalam ruangan itu dan melihat suasana tegang didalam ruangan itu.     

"Ah, itu dia orangnya…" ucap Ryouichi dengan tatapan aneh dan tajam kepada Kolonel Ray.     

Seluruh pasukan [Saint Wolf] langsung melihat kearah Kolonel Ray dengan tatapan aneh dan tajam.     

"A-ada apa dengan suasana ini? Kenapa masing-masing dari mereka terlihat mengeluarkan aura membunuh yang luar biasa kepadaku? Apa mereka berniat membunuhku di tempat ini? Sial, aku jelas tidak mau mempertaruhkan nyawa di ruangan mengerikan ini" ucap Kolonel Ray dalam hati.     

"Jadi Kolonel Ray yang sudah membuat ketua marah sampai seperti itu? Tidak buruk, meski mustahil untuk membunuhnya sekarang setidaknya aku masih bisa memotong lengan atau kakinya meskipun dia adalah salah satu dari [Guardian]" ucap Enzo dalam hati.     

"Ah, tampaknya kalian masih membicarakan sesuatu yang serius. Kalau begitu, aku akan membiarkan kalian menyelesaikan pembicaraan kalian" ucap Kolonel Ray dengan raut wajah takut.     

Di saat Kolonel Ray berbalik badan dan hendak pergi, sebuah tangan menepuk pundaknya dan mencengkramnya.     

"Anda mau kemana, Kolonel Ray? Duduklah disini bersama kami, ayo kemarilah. Setidaknya kami akan tetap membiarkan jasad anda tetap utuh dan tidak menghancurkannya" ucap Enzo dengan nada yang membuat setiap orang yang mendengarnya menjadi merinding.     

"Ti-tidak!" teriak Kolonel Ray ketakutan.     

Setelah kesalahpahaman itu, akhirnya Ryouichi meluruskan kesalahpahaman itu dan memerintahkan semuanya untuk tenang.     

"Kenapa kalian malah mengira aku hendak membunuh orang? Apakah wajahku ini terlihat seperti pembunuh berdarah dingin yang bisa membunuh siapapun?" tanya Ryouichi yang tidak habis pikir.     

"Aku pun tidak akan kaget jika bahkan Jendral takut dengan tatapanmu, sialan!" seru Kolonel Ray dalam hati.     

"Begitukah, kami kira Kolonel Ray sudah membuat ketua marah dan ketua memanggilnya kesini untuk membunuhnya ramai-ramai" ucap Enzo santai.     

"Sialan, tidak ada prajurit yang memanggil atasannya ke sebuah ruangan dan berniat membunuhnya beramai-ramai! Sudah kuduga, mereka semua sudah gila!" jerit Kolonel Ray dalam hati.     

"Ara ara, bukankah kalian terlalu kejam? Bahkan sampai ingin membunuh Ray seperti itu" ucap Ayumi.     

"Ayumi… Sudah kuduga yang paling baik diantara mereka hanyalah Ayumi" gumam Kolonel Ray lega.     

"Meskipun begitu, jika Ray benar-benar membuat Ryouichi marah besar maka Ayumi sendiri yang akan membuat Ray hilang dari dunia ini" ucap Ayumi dengan senyuman khas Yandere.     

"Megumi, tolong aku!" jerit Kolonel Ray dalam hati.     

"Kalian tolong berhentilah! Meski kalian sudah kenal dekat dengan Kolonel Ray, tapi tolong tetap jaga perilaku kalian! Kolonel Ray juga salah satu dari [Guardian], jika kalian berbuat seperti itu maka sama saja seperti mengejek [Guardian] yang lainnya! Terlebih sekarang aku juga salah satu dari [Guardian]" ucap Ryouichi.     

Mendengar ucapan dari Ryouichi, seluruh pasukan menjadi sadar kembali dan memberi hormat kepada Kolonel Ray.     

"Maafkan sikap kami kepada anda, Kolonel Ray. Kami tidak bermaksud mengejek anda" ucap Enzo mewakili permintaan maaf semuanya.     

"Ba-bagus, sekarang mari kita duduk dan mendengarkan apa yang ingin di umumkan oleh Ryouichi" ucap Kolonel Ray.     

Setelah semuanya tenang, Ryouichi menarik nafas dalam dan melihat kearah Rose. Rose yang merasa bahwa Ryouichi sedang meminta kode darinya pun menganggukkan kepalanya.     

"Semuanya, hari ini aku mengumumkan bahwa aku sudah menjadi ayah" ucap Ryouichi dengan wajah serius.     

Semua pasukan [Saint Wolf] saling berpandangan satu sama lain seakan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Ryouichi.     

"Ketua, maaf. Bukankah anda memang sudah menjadi ayah? Bukankah Aiko adalah putri anda?" ucap Enzo bingung.     

"Benar, master. Apa maksud master?" tanya Chloe yang masih bingung.     

"Ah, maaf. Mungkin aku kurang jelas dalam menjelaskan, Rose hamil" ucap Ryouichi bahagia.     

"….."     

"….."     

"….."     

"….."     

"HEEEEEEE?!" seru seluruh orang bersamaan.     

"Yah, aku pun awalnya terkejut dengan hal ini. Hahahaha…" ucap Ryouichi.     

Tidak lama seluruh pasukan [Saint Wolf] berdiri dari kursi mereka dan berlari menuju Kolonel Rose untuk memberi selamat.     

"Selamat, Kolonel Rose!" ucap Enzo antusias.     

"Selamat, Kolonel Rose! Saya harap bayi anda sehat hingga kelahiran nanti" ucap Akari bahagia.     

Seluruh orang nampak bahagia dengan kabar gembira itu, namun satu-satunya yang terlihat kurang bahagia dengan kabar itu adalah Natsumi. Jika yang lain langsung memberi selamat kepada Rose, maka Natsumi memberi selamat kepada Ryouichi.     

"Ryouichi, selamat atas kehamilan istrimu" ucap Natsumi dengan nada aneh.     

"Hahaha, terima kasih Natsumi" ucap Ryouichi.     

Setelah mengucapkan selamat kepada Ryouichi, barulah Natsumi memberi selamat kepada Rose.     

"Selamat atas kabar gembira kehamilan anda, Kolonel Rose" ucap Natsumi.     

"Te-terima kasih, Natsumi" ucap Rose.     

Suasana diantara mereka berdua menjadi canggung, Akari yang melihat hal itu pun sadar dan mencoba untuk mencairkan suasana.     

"Natsumi, apakah kau baik-baik saja? Aku lihat wajahmu pucat sedari pagi, jika kau merasa tidak enak badan kau bisa istirahat terlebih dahulu" ucap Akari.     

Natsumi yang menyadari niat baik dari Akari pun hanya mengangguk pelan dan berjalan pelan keluar dari ruangan itu. Tidak ada yang menyadari bahwa sebenarnya Natsumi sedang menahan tangisnya setelah keluar dari ruangan rapat itu.     

Setelah beberapa langkah Natsumi mulai menangis dan tetap berjalan, namun dia tidak menyangka bahwa dirinya akan berpapasan dengan Hayate.     

"Natsumi? Ada apa denganmu? Mengapa kau menangis?" tanya Hayate.     

"Ti-tidak ada, saya hanya merasa tidak enak badan. Maaf, saya akan kembali kekamar saya dulu untuk beristirahat sejenak" ucap Natsumi sesegukan sembari menyeka air matanya lalu pergi meninggalkan Hayate yang masih bingung dengan tingkah Natsumi.     

"Ada apa dengan dia?" gumam Hayate heran.     

Hayate pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan rapat dimana Ryouichi berada.     

"Ah, Letnan Jendral Hayate. Saya kira anda tidak akan datang" ucap Ryouichi sembari berjabat tangan dengan Hayate.     

Hayate pun meraih sebungkus rokok dari sakunya dan mulai membakarnya.     

"Tidak mungkin aku tidak datang jika kau sendiri yang mengundangku, terlebih Akari memaksaku untuk datang kemari karena dia bilang ada hal penting yang ingin kau umumkan. Tapi tampaknya kau sudah mengumumkan hal itu, bukan? Lalu hal penting apa yang ingin kau umumkan?" ucap Hayate.     

"Hahaha, bukan masalah besar. Aku hanya ingin mengumumkan bahwa Rose hamil" ucap Ryouichi bahagia.     

"Hamil? Dengan siapa?" tanya Hayate.     

"Tentu saja denganku! Anda pikir dia hamil dengan siapa?!" ucap Ryouichi.     

"Hahaha. Aku hanya bercanda, tidak perlu setegang itu" ucap Hayate santai sembari menepuk pundak Ryouichi.     

"Candaan anda tidak lucu, Letnan Jendral Hayate" ucap Ryouichi sembari menghela nafas.     

"Ah, paman!" seru Akari.     

"Yo, Akari. Aku terkejut kau bisa bangun sepagi ini, bukankah biasanya kau selalu bangun siang ketika di mansionku?' ucap Hayate.     

"Mooo, paman! Jangan mengatakan hal yang membuat Akari malu seperti itu" ucap Akari cemberut.     

"Jadi hadiah apa yang kau berikan kepada ketuamu?" tanya Hayate.     

Akari dan yang lainnya pun tertegun.     

"Jangan bilang kalian tidak menyiapkan hadiah sama sekali untuk ketua kalian? Sungguh anak buah yang jahat" ucap Hayate.     

Enzo yang mendengar ucapan Hayate pun menjadi bingung dan langsung berlari kearah Ryouichi.     

"Ketua! Saya minta maaf karena tidak menyiapkan hadiah apapun untuk merayakan hari ini" ucap Enzo.     

"Ah, tidak apa-apa. Bukankah aku juga baru memberitahu kalian tentang hal ini? Tidak perlu dipikirkan" ucap Ryouichi.     

"Ba-bagaimana dengan paman sendiri? Akari yakin paman tidak membawa apapun sebagai hadiah kepada ketua, bukan?" ucap Akari.     

"Hmphh, aku berbeda dengan kalian semua. Aku selalu menyiapkan hadiah kemanapun aku pergi. Ruthy! Kemarilah" seru Hayate.     

Sesaat setelah Hayate meneriakkan nama Ruthy, seorang wanita cantik dengan pakaian maid tiba-tiba langsung muncul entah darimana dan menyerahkan secarik kertas kepada Hayate.     

"Hmmm… Ini saja mungkin tidak cukup sebagai hadiah. Ruthy ambil koper kelas 1 dari [Spatial Storage]" ucap Hayate.     

Setelah mendengar perintah dari Hayate, maid itupun langsung merapal mantera [Spatial Storage]. Perlahan setelah maid itu merapal sihir [Spatial Storage], muncullah sebuah lubang hitam berukuran besar. Sihir ini merupakan sihir non-atribut yang dapat digunakan untuk menyimpan segala macam hal kecuali makhluk hidup, dan kapasitas dari [Spatial Storage] sendiri sangatlah besar dan tidak terukur. Maid itu lalu memasukkan tangannya kedalam lubang hitam [Spatial Storage] dan mengambil koper berwarna putih lalu memberikan nya kepada Hayate.     

"Let-Letnan Jendral Hayate?"     

Ryouichi terlihat bingung dengan tingkah Hayate.     

"Baiklah, mungkin untuk sekarang ini sudah cukup sebagai hadiah. Terimalah ini, Ryouichi. Anggap saja ini sebagai hadiah kecil untuk perayaan kehamilan istrimu. Untuk hadiah selanjutnya akan kuberikan beberapa hari sebelum misi kita dimulai."     

Hayate pun memberikan koper putih dan secarik kertas kepada Ryouichi.     

"Ba-baiklah…"     

Ryouichi tampak sangat terkejut ketika melihat isi dari secarik kertas itu.     

"I-ini!" seru Ryouichi.     

Ekspresi Ryouichi membuat yang lainnya menjadi penasaran dengan apa yang diberikan oleh Hayate kepadanya.     

"Ryouichi, ada apa denganmu?" tanya Rose yang perlahan mendekati Ryouichi dan ikut membaca isi dari secarik kertas itu.     

"Let-Letnan Jendral Hayate! Bukankah ini terlalu berlebihan jika diberikan sebagai hadiah?" ucap Rose tidak percaya dengan yang dia lihat.     

"Apa maksudmu berlebihan? Barang seperti itu tidaklah terlalu berharga untukku, maka dari itu bukankah sudah kubilang bahwa aku akan memberikan hadiah lain nantinya?" ucap Hayate dengan wajah santai sembari menghembuskan asap rokoknya.     

"Paman, hadiah apa yang paman berikan kepada ketua?" tanya Akari penasaran.     

"Hanya hadiah kecil, aku memberi mereka sebuah mansion kecil berlantai 6 di Central dan satu mansion kecil lantai 4 yang kubangun di markas provinsi timur. Tidak lupa dua mansion itu sudah kusiapkan beberapa maid dan butler yang siap bekerja jika Ryouichi dan Rose memang berniat untuk pindah kesana. Hanya hadiah kecil tidak ada yang spesial, bukankah menurutmu begitu?" ucap Hayate tanpa beban.     

"A-Apa?! Paman memberi hadiah sebesar itu kepada ketua? Di Central hanya ada 3 mansion berlantai 6 dan masing-masing dari mansion itu berharga 30 koin platinum! Dan lagi di markas provinsi timur hanya ada satu mansion berlantai 4 yang bahkan mansion itu berharga 20 koin platinum!" seru Akari dengan ekspresi tidak percaya.     

"Berisik, untuk apa kau menjelaskan harga dari mansion-mansion itu? Aku bisa membeli mansion lain jika aku memang ingin, lagipula mansion ku di Central jauh lebih bagus dibanding dua mansion yang kuberikan kepada kepada Ryouichi" ucap Hayate.     

"Let-Letnan Jendral Hayate, apakah anda benar-benar yakin ingin memberikan dua mansion ini kepada ku? Berdasarkan penjelasan dari Akari, mansion ini sepertinya sangat mahal" ucap Ryouichi ragu-ragu.     

"Mengapa kau malah ragu-ragu? Kau bahkan belum melihat isi dari koper putih yang kuberikan padamu" ucap Hayate.     

Ryouichi lalu membuka koper putih yang diberikan Hayate kepadanya.     

"Koin? Tapi kenapa aku tidak pernah melihat koin ini?" gumam Ryouichi sembari mengerutkan alisnya.     

Akari yang penasaran pun kembali melihat hadiah yang diberikan Hayate kepada Ryouichi.     

"Pa-paman! Kesampingkan dua mansion yang paman berikan kepada ketua, paman juga memberikan 5 koin platinum putih kepada ketua?! Paman, Akari tidak akan kaget jika paman mempunyai adalah manusia terkaya di dunia" ucap Akari.     

"Koin platinum putih? Mengapa aku baru mendengarnya?" tanya Ryouichi bingung.     

"Apa kau baru kali ini mendengar tentang koin ini, Ryouichi? Dengarlah, jadi di Empire memiliki beberapa tingkatan mata uang. Yang pertama adalah koin perunggu, koin perak, koin emas, koin platinum, dan terakhir adalah koin platinum putih. Satu keping koin platinum putih setara dengan 100 koin platinum. Rata-rata gaji dari petinggi atas adalah 1 koin platinum yang dimana setara dengan 1000 koin emas. Gaji Jendral saja hanya 5 koin platinum, jika dibandingkan dengan apa yang diberikan oleh Letnan Jendral Hayate maka tidak diragukan lagi… Kau termasuk dalam jajaran orang kaya di [Empire]" ucap Rose     

"Ber-berarti aku sekarang adalah orang terkaya kedua di Empire?!" seru Ryouichi.     

"Ketua… Saya akan terus setia melayani dan menjadi prajurit anda yang paling setia. Oleh karena itu saya ingin meminta kenaikan gaji sekarang!" seru Akari sembari berlutut kepada Ryouichi.     

"Ber-berhentilah, Akari. A-aku jadi bingung melakukan apa saat ini…"     

"Tidak perlu ragu-ragu, aku sudah memberikan hadiah itu kepada kalian berdua. Aku tidak mungkin berubah pikiran dan mengambil kembali apa yang sudah kuberikan kepada orang, jadi tenanglah"     

Mata Akari langsung berbinar dan mendekati Hayate dengan manja.     

"Paman… Akari adalah keponakan paman yang paling paman sayangi, bukan?" ucap Akari.     

"Katakan saja apa yang kau mau, tidak perlu bermanja seperti itu kepadaku. Apa yang kau mau? Mansion? Aku akan membelikannya untukmu nanti setelah misi nanti selesai" ucap Hayate.     

"Ketika misi nanti berakhir, Akari berniat untuk menikah dengan Enzo" ucap Akari tiba-tiba.     

Hayate pun hanya bisa menghela nafas.     

"Berhentilah bercan—"     

Ucapan Hayate berhenti setelah melihat raut wajah dan tatapan mata dari Akari. Tatapan mata Akari adalah tatapan serius tanpa candaan sedikitpun.     

"Kau… Benar-benar ingin menikah dengan Enzo?" tanya Hayate dengan wajah serius.     

Akari menganggukkan kepalanya dan menarik Enzo ke hadapan Hayate.     

"Akari sudah lama ingin mengatakan hal ini kepada paman untuk meminta restu, tapi Akari masih bingung mencari momen yang tepat untuk mengatakan hal ini. Jadi sekarang, Akari meminta restu dari paman untuk pernikahan Akari dengan Enzo" ucap Akari dengan yakin.     

"Enzo!" seru Hayate.     

"Ha-hadir, Letnan Jendral Hayate" ucap Enzo spontan.     

"Tidak perlu memanggilku seperti itu, aku sudah mengakuimu sebagai pasangan yang cocok untuk Akari. Aku hanya ingin meminta satu hal kepadamu… Akari dari dulu adalah anak yang bodoh dan ceroboh, bahkan aku sendiri sudah terlalu lelah untuk berurusan dengannya. Aku meminta ini bukan sebagai atasan kepada bawahan, tapi sebagai seorang ayah kepada calon pasangan putrinya"     

Hayate membungkukkan badannya dan nada bicaranya pun semakin lembut.     

"Enzo aku minta tolong kepadamu, tolong jagalah Akari selama sisa hidupnya dan buatlah dia bahagia. Jangan membuatnya kecewa karena sudah memilihmu sebagai pasangan hidupnya, dan meskipun jika nantinya aku sudah tiada tetaplah berada disampingnya untuk menjaganya" ucap Hayate.     

Mata Akari berkaca-kaca mendengar ucapan dari Hayate. Dirinya memandangi seorang pria yang selalu bersama dengannya dari kecil, merawatnya, dan membesarkannya selayaknya putri sendiri.     

Akari pun menarik lengan baju dari Hayate dan memandanginya.     

"Paman, jangan pernah katakan lagi jika seandainya paman akan meninggal. Membayangkan hal itu aja sudah membuat Akari takut… Akari yakin bahwa Enzo akan menjaga Akari nantinya, tapi Akari juga berharap paman akan selalu ada untuk Akari" ucap Akari sesegukan menahan tangisnya.     

Hayate pun berbalik badan dan hanya menghisap rokoknya.     

"Anak bodoh, aku tidak mungkin selamanya akan hidup. Aku hanyalah manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa mati… Tapi aku bisa janjikan satu hal padamu, pamanmu ini akan selalu menjagamu dan melindungimu selama pamanmu ini masih hidup" ucap Hayate yang ternyata menahan tangisnya sedaritadi.     

Akari pun langsung memeluk Hayate dari belakang tanpa mengucapkan kata-kata lagi.     

Rose yang melihat hal itupun langsung menggenggam tangan Ryouichi dan tersenyum.     

"Ryouichi, aku harap kita bisa bersama selamanya. Aku mencintaimu, sayang" ucap Rose.     

Ryouichi pun membalas senyuman Rose.     

"Tentu, aku akan selalu bersamamu bahkan hingga dunia ini hancur pun aku akan tetap akan bersamamu" ucap Ryouichi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.