Chapter 116 : Battle Showdown
Chapter 116 : Battle Showdown
"Baiklah, aku akan menjelaskan aturan dari latih tanding kali ini. Kalian bebas menggunakan serangan apapun baik serangan sihir maupun serangan fisik untuk melumpuhkan lawan, namun kalian tidak boleh membuat luka serius atau membuat mati lawan. Jika kalian sudah paham maka aku nyatakan latih tanding ini dimulai!" seru Kolonel Ray sebagai wasit sembari melihat kearah Ryouichi.
Seluruh prajurit yang berada ditempat itu tahu bahwa kata-kata dari Kolonel Ray hanya ditujukan untuk Ryouichi.
"Kolonel Ryouichi, bisakah anda mendengarkan kami dulu?" ucap Alice.
"[Forbidden Techique : Maximize Storm]!"
Ryouichi langsung merapal skill tingkat menengah kepada regu Alice. Regu Alice yang melihat hal itupun langsung menghindar dan mencoba bertahan dari serangan Ryouichi yang sudah tidak mungkin untuk mereka hadapi.
"Seth, serang dari arah kanan dan buat Kolonel Ryouichi sibuk untuk 2 menit. Mikoto, persiapkan sihir support untuk membantu Seth. Zul, segera rapal sihir untuk pertahanan terhadap elemen non-atribut kepada semuanya. Norn, aku ingin kau membuat medan ilusi kepada Kolonel Ryouichi. Kita tidak bisa terus menerus dipojokkan seperti ini!" perintah Alice.
"Dimengerti!" ucap seluruh regu Alice serentak.
Ryouichi pun tersenyum kecil.
"Bagus, lebih baik kalian satukan kekuatan kalian dan hadapi aku dengan segala yang kalian punya, jika tidak maka aku akan menginjak-injak kalian semua!" teriak Ryouichi.
Dari deretan kursi penonton, terlihat pasukan [Saint Wolf] tengah berbincang dengan Kolonel Ray dan Rose.
"Kolonel Rose, saya tidak menyangka anda akan datang secepat ini. Bukankah disurat yang anda tulis, anda akan datang paling cepat besok?" tanya Enzo.
"Ah, aku hanya ingin cepat bertemu dengan Ryouichi. Oleh karena itu aku menyetir dengan kecepatan tinggi" ucap Rose
"Ja-jadi hanya karena anda rindu dengan ketua, yah" ucap Enzo sembari tertawa.
"Benar, dan salah satu alasan lainnya adalah karena aku ingin memberitahukan sesuatu yang penting kepada kalian terkait misi kalian nanti dengan Letnan Jendral Hayate" ucap Rose serius.
"Jadi kedatangan Kolonel Ray kemari juga karena masalah itu?" tanya Akari.
"Benar, Letnan Jendral Hayate mengirim surat kepadaku dan juga Kolonel Rose tentang misi yang akan kita jalani. Tampaknya ada beberapa petinggi yang tidak setuju dengan misi yang akan kita jalani… Mereka masih tidak setuju dengan Jendral yang akan menjadikan Ryouichi sebagai pemimpin dalam misi kali ini" ucap Kolonel Ray.
"Kolonel Ray, simpan dulu hal itu untuk nanti. Mari kita nikmati saja dulu pertarungan Ryouichi, meski tampaknya pertarungan ini sudah akan berakhir" ucap Rose.
Sementara itu disisi lain, regu Alice nampak kesusahan meski hanya untuk bertahan dari serangan Ryouichi yang tidak masuk akal.
"Ada apa dengan kalian? Bukankah kalian bangga menyebut diri kalian bagian dari pasukan [Saint Wolf]? Sungguh memalukan! Entah apa yang dipikirkan oleh Enzo ketika menerima kalian sebagai pasukan [Saint Wolf]!" seru Ryouichi.
"Mikoto, apa sudah selesai?" ucap Alice.
"Sudah selesai!" seru Mikoto.
"Bagus, sekarang!" teriak Alice.
Tanpa disadari, Ryouichi terkena ilusi dari Mikoto yang memperlihatkan Alice yang akan menyerangnya. Ryouichi pun menghindar dari serangan ilusi Alice dan tidak disangka Alice yang asli berada di belakang Ryouichi.
"Dengan ini, kami menang!" seru Alice.
Kolonel Ray yang melihat hal itu dari kursi penonton pun menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya.
"Sudah berakhir, tampaknya pertandingan ini akan berakhir lebih cepat dari yang ku pikirkan" ucap Kolonel Ray.
Tidak disangka, sosok Ryouichi yang diserang oleh Alice adalah sebuah ilusi juga.
"Ba-bagaimana bisa?!"
Ryouichi yang asli pun muncul dari dalam tanah dan mencengkram kaki Alice lalu melemparnya ke tembok arena.
"Alice!"
Seluruh regu Alice pun berlari menghampiri Alice dan memeriksa kondisinya.
"Medan ilusi, yah. Bukan rencana yang buruk, tapi aku sungguh kecewa dengan kalian yang mengira bahwa dengan ini saja sudah cukup untuk mengalahkanku. Kalian pikir bisa melukaiku hanya dengan ilusi rendahan seperti itu? Kolonel Ryota akan tertawa habis-habisan jika melihat ilusi rendahan seperti ini" ucap Ryouichi.
Seluruh regu Alice yang kehabisan kesabaran pun menyerang Ryouichi secara membabi buta.
"Berhenti, kalian tidak bisa mengalahkan Kolonel Ryouichi dengan taktik sembarangan seperti itu!" seru Alice yang masih terkapar ditanah.
"Mikoto, rapal [Strenght Enhanced] kepadaku! Aku akan berhadapan dengan Kolonel sekarang!" teriak Seth.
Mikoto dengan cepat merapal sihir penguatan tubuh kepada Seth. Seth pun melayangkan tinjuan demi tinjuan kepada Ryouichi. Namun dengan cepat Ryouichi menghilang dan langsung menyerang Mikoto yang tengah focus merapal sihir kepada Seth.
"Jika kalian ingin menggunakan taktik ini, maka seharusnya kalian memfokuskan pertahanan kepada support kalian!" seru Ryouichi.
Ryouichi pun menendang Mikoto hingga terpental jauh.
"Zul! Segera rapal sihir [Physical Shield] kepada Mikoto sebelum terlambat!" teriak Seth.
Melihat hal itu, Ryouichi langsung mengeluarkan skill sihirnya.
"[Skill : Reversal Thrust]!"
Serangan Ryouichi langsung mengeluarkan gelombang sihir yang mengerucut dan menghancurkan [Physical Shield] yang melindungi Mikoto.
"Jika kalian ingin merapal sihir pertahanan, jangan hanya menggunakan satu lapis sihir pertahanan! Kalian terlalu ceroboh dan tidak menganalisa setiap seranganku" ucap Ryouichi.
Mikoto pun tumbang, tersisa Zul, Norn dan Seth yang masih bisa bertahan. Alice yang melihat hal itupun memaksakan diri untuk berdiri dan ikut bertarung.
"Norn, bisakah kau merapal mantera [Pain breaker illusion] kepadaku?" ucap Alice.
"Alice, jangan memaksakan dirimu. Sihirku hanyalah berbasis ilusi, meskipun aku merapalkan padamu, bukan berarti seluruh lukamu akan menghilang. Sihirku hanya membuat ilusi kepada otakmu bahwa dirimu baik-baik saja dan menghilangkan rasa sakit dari lukamu untuk sesaat. Efek balik dari sihir ini sungguh berbahaya bagimu" ucap Norn.
"Aku tahu, tapi kita tidak punya pilihan lain lagi. Satu-satunya harapan untuk mengalahkan Kolonel Ryouichi adalah dengan membiarkan dirinya berpikir bahwa dia sudah menumbangkan kita semua" ucap Alice.
Norn yang semula keberatan pun memutuskan untuk mengikuti perkataan dari Alice dan merapal sihir [Pain Breaker Illusion] kepadanya.
"Terima ini, terima ini!" teriak Seth yang menyerang Ryouichi tanpa memberi Ryouichi kesempatan untuk menyerang balik.
"Merepotkan" gumam Ryouichi.
"[Skill : Flash Step]" rapal Ryouichi.
Kecepatan Ryouichi pun bertambah menjadi dua kali lipat dan membuat Seth kebingungan untuk melancarkan serangan kepadanya. Hingga pada suatu kesempatan, Ryouichi dapat mencengkram kepala dari Seth dan membantingnya dengan keras ke tanah. Dentuman keras terdengar ketika Ryouichi membanting Seth, dan seketika Seth tidak sadarkan diri.
Ryouichi pun berbalik menatap Alice, Zul, dan Norn.
"Zul, segera rapal sihir [Unbreakable Fortress] kepadaku!" seru Alice.
Skill Zul langsung menyelimuti tubuh Alice, dan membuat Alice hanya menerima serangan setengah dari kekuatan sihir Ryouichi.
"Menarik, seorang prajurit yang rela mengorbankan dirinya sendiri dengan semua sihir support itu" gumam Ryouichi.
"Sekarang giliranku menyerang! Aku akan mempertaruhkan semuanya pada serangan ini : [Ultimate Skill : Breaker Lotus]!" teriak Alice.
Alice menyerang Ryouichi dengan senjata rohnya yang berupa tombak panjang dengan kecepatan tinggi. Hampir tidak mungkin bagi seseorang untuk menghindari serangan ini tanpa terluka.
Debu pun beterbangan setelah serangan Alice berbenturan dengan Ryouichi.
"Tam-tampaknya sudah selesai" ucap Alice.
Alice yang merasa dirinya sudah menang pun berbalik dan berjalan menuju Norn dan Zul.
"Alice! Kolonel Ryouichi masih berdiri!" teriak Norn.
Perlahan kepulan debu itu menipis dan memperlihatkan Ryouichi yang masih berdiri.
"Ti-tidak mungkin, ini bohong bukan? Aku mempertaruhkan seluruh kekuatan sihirku di serangan itu" ucap Alice tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Sudah cukup bermain-mainnya" ucap Ryouichi.
Seketika Ryouichi mengeluarkan aura hitam pekat dengan hawa nafsu membunuh yang besar.
"[Ultimate Skill : Dark Scorching Armor]"
Tubuh Ryouichi terselimuti armor hitam pekat dengan api hitam yang membakar seluruh armornya.
Alice yang melihat ini langsung menjatuhkan tombaknya dan jatuh terduduk.
"Se-seperti inikah kekuatan dari ketua pasukan [Saint Wolf]? Perbedaannya sungguh sangat jauh, jika saja Kolonel Ryouichi mengeluarkan kekuatan itu dari awal maka kami tidak perlu susah payah melawannya. Kolonel Ryouichi sejak awal hanya ingin mengetes kemampuan bertarung dan kerja sama kami" gumam Alice penuh keputusasaan.
Alice pun jatuh terduduk menyadari perbedaan kekuatan yang sangat jauh diantara Ryouichi dan dirinya.
Kolonel Ray pun menghentikan pertarungan latih tanding mereka dan menyatakan Ryouichi sebagai pemenangnya. Sementara regu Alice sangat terpukul karena kekalahan mereka yang sudah di pastikan dari awal pertandingan.